Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengertian Risiko Audit

Risiko dalam auditing berarti bahwa auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu
dalam pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk
menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material. Auditor
menyadari bahwa risiko tersebut ada karena adanya hal-hal sebagai berikut, misalnya
ketidakpastian mengenai kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, serta
ketidakpastian apakah laporan keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit
selesai.

Seorang auditor yang efektif menyadari bahwa risiko-risiko di atas ada dan akan menanganinya
dengan tepat, walaupun kebanyakan dari risiko tersebut sukar diukur dan memerlukan
penanganan yang hati-hati dan seksama. Misalkan kalau auditor menyadari bahwa bidang
industri klien mengalami perubahan teknologi besar-besaran, tidak saja akan mempengaruhi
klien tetapi juga pelanggannya. Hal ini pun dapat menyebabkan usangnya persediaan klien dan
mempengaruhi kolektibilitas piutang usaha, bahkan kesinambungan usahanya.

Dalam perencanaan audit auditor harus mempertimbangkan risiko audit tersebut serta membatasi
risiko audit serendah mungkin, artinya bahwa kemungkinan kekeliruan auditor yang telah
memberikan pendapat wajar terhadap suatu laporan keuangan padahal laporan keuangan tersebut
sebenarnya terdapat salah saji yang material, sekecil mungkin. Adapun cara auditor menangani
masalah risiko dalam tahap perencanaaan pengumpulan bahan bukti adalah dengan
menggunakan model risiko audit (audit risk model).

Untuk memudahkan pelaksanaan audit dan aplikasi model risiko audit ini, auditor biasanya
menggunakan pendekatan siklus yaitu laporan keuangan dikelompokkan dalam kelompok-
kelompok transaksi dan saldo-saldo akun yang saling berhubungan dalam suatu segmen, seperti
transaksi-transaksi penjualan, retur penjualan, transaksi penerimaan kas, merupakan satu siklus
dengan saldo piutang usaha

Laporan keuangn dibagi menjadi 5 (lima) siklus, yaitu:


1. Siklus penjualan dan penagihan (sales & collection cycle)
2. Siklus pembelian dan pembayaran (acquisition & payment cycle)
3. Siklus penggajian dan kepegawaian (payroll & personnel cycle)
4. Siklus persediaan dan pergudangan (inventory & warehousing cycle)
5. Siklus perolehan dan pembayaran kembali modal (acquisitioan & repayment cycle

Anda mungkin juga menyukai