Anda di halaman 1dari 32

KONTROL

PENTINGNYA KONTROL

“Sistem kontrol sebagai


prosedur, aturan dan instruksi
yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan
sistem operasi akan tercapai.
Kontrol meningkatkan
kemungkinan tercapainya tujuan
manajemen”
STANDAR 2120-KONTROL
Pemeriksaan dan
Pelaporan
DEFINISI AICPA

KONTROL ADMINISTRATIF KONTROL AKUNTANSI


DEFINISI MODEL “COSO”
DEFINISI MODEL “COCO”

PURPOSE

MONITORING
& LEARNING COMMITMENT

ACTION
CAPABILITY
PENGGUNAAN MODEL
AUDITABILITAS SISTEM
“Sarana yang diciptakan untuk
memberikan keyakinan yang
wajar bahwa semua sasaran dan
tujuan organisasi dicapai secara
efisien, efektif, dan ekonomis.
Seperagkat proses, fungsi,
aktivitas,subsitem dan karyawan
yang dikelompokan bersama
atau secara sengaja dipisahkan
untuk memastikan pencapaian
tujuan dan sasaran secara
efektif”
Kontrol Preventif, Detektif, dan Korektif
Pengertian
Ilustrasi
Analogi dari Ilustrasi
Kapal Derek
Semua operator Petugas keamanan Jika terjadi
Kontrol preventif

Kontrol detektif

Kontrol korektif
kapal mendapat ditugaskan kecelakaan, tim
instruksi dan berkeliling pabrik khusus ditunjuk
pelatihan keamanan; untuk mencari untuk
jenjang pendidikan pelanggaran menyelidikinya,
mereka harus keamanan yang menentukan
dibuktikan dengan terjadi dan penyebab,
sertifikat dalam memastikan hanya merekomendasikan
bentuk kartu pegawai yang tindakan korektif
identifikasi pabrik. memiliki kartu untuk manajemen
sertifikat operasional, dan
mengoperasikan melaporkan hasilnya
kapal. ke manajemen
eksekutif.
“Auditor Internal harus paham bahwa tidak ada system control
yang akan menghilangkan kemungkinan terjadinya kesalahan.
Kontrol internal dipengaruhi oleh manusia. System Kontrol
Internal terdiri atas manusia dan prosedur.“.

Pahamil
ah!
Manfaat Kontrol?

Kontrol dipandang Kontrol yang baik


sebagai alat ukur tidak hanya
seseorang dalam melindungi
menentukan organisasi, tetapi
apakah standar juga melindungi
telah dicapai dan karyawannya.
apakah pekerjaan
telah diselesaikan.
Sistem Kontrol
• System tertutup (closed system) • System terbuka (open system)
Elemen Dasar Sistem

Input terdiri atas karyawan, mesin, dan bahan mentah. Kemudian Process
mengubah bahan mentah menjadi produk. Output adalah produk jadi.

“System control meliputi kontrol produksi, yang mengatur arus bahan


baku dan jasa, serta inspeksi keluaran.”
Dua Elemen Tambahan

Kontro Umpan
l Balik

Control membandingkan keluaran dengan standard, melalui inspeksi


atau pengamatan terkomputerisasi. Umpan balik
mengomunikasikan varians (penyimpangan) ke elemen
pemrosesan. Tindakan korektif membuat pemrosesan menjadi lebih
baik untuk mencapai standard yang diinginkan.
Standard
Operasi
Standard Kontrol Internal
Standard Umum Standard Rinci
• Keyakinan yang Wajar • Dokumentasi
• Perilaku yang • Pencatatan Transaksi
Mendukung dan Kejadian dengan
• Integritas dan Layak dan Tepat Waktu
Kompetensi • Otorisasi dan
• Tujuan Kontrol Pelaksanaan Transaksi
• Pengawasan Kontrol dan Kejadian
• Pembagian Tugas
• Pengawasan
• Akses dan
Akuntabilitas ke
Sumber Daya/dan
Catatan
Karakteristik Kontrol
Ciri Sistem yang Diterima
• Auditor internal dapat
mengevaluasi system control
dengan menentukan
kesesuaiannya dengan kriteria
yang ditetapkan. Ciri-ciri system
yang dapat diterima pada
umumnya adalah:
Sarana Untuk Mencapai
Kontrol
Beberapa prinsip untuk menetapkan sistem pelaporan
(reporting) internal yang memuaskan yaitu:

1.Laporan harus dibuat sesuai dengan tanggungjawab


yang diberikan

2. individu atau unit diminta melaporkan hal-hal yang


menjadi tanggungjawabnya

3. Biaya mengakumulasikan data dan menyiapkan


laporan harus sesuai dengan manfaat yang didapat
4. Laporan harus sesederhana mungkin dan konsisten

5. laporan kinerja memeperlihatkan perbandingan


dengan standar biaya, kualitas, dan kuantitas yang
ditetapkan

6. Jika kinerja tidak bisa dilaporkan secara kuantitatif,


laporan harus dirancang untuk menekankan
pengecualian

7. Laporan harus tepat waktu

8. Penerima laporan harus ditanyakan secara periodic


PERAN AUDITOR INTERNAL

Auditor internal bisa membantu menejemen dengan


mengevaluasi system control dan menunjukkan
kelemahan-kelemahan dalam control internal, Yang
harus diingat bahwa auditor internal membantu
manjemen bukan berperan sebagai manajer itu
sendiri. Auditor internal dapat mengevaluasi system
control dan dokumentasi pendukung seperti halnya
mengevaluasi aktivitas lainnya di organisasi tetapi
mereka tidak bertanggungjawab untuk memberikan
pendapat tentang ketaatan terhadap hukum.
LAPORAN AUDITOR INTERNAL TENTANG
KONTROL INTERNAL
Laporan audit harus merinci tujuan dan lingkup
pemeriksaan dan harus akurat, objektif, jelas, konstruktif,
lengkap, dan tepat waktu. Laporan juga harus merinci:
•Kekuatan dan kelemahan filosofi dan fungsi control
internal
•Mengungkapkan ketidaktaatan kepada standar

•Berisi saran tindakan perbaikan untuk menyelesaikan


kelemahan fungsional
•Menyebutkan tindakan korektif
PENDEKATAN SIKLUS UNTUK KONTROL

AKUNTANSI INTERNAL
Siklus Contoh Transaksi

Pendapatan Penerimaan pelanggan, kredit, pengiriman barang, penjualan,


penerimaan kas, piutang, dll
Pengeluaran Pembelian, gaji, pengeluaran kas, utang usaha

Produksi atau konversi Produksi, perencanaan persediaan, akuntansi peralatan dan biaya
tangguhan, serta akuntansi biaya
Pendanaan Saham dan utang, investasi, saham yang diperoleh kembali, opsi
saham, deviden
Pelaporan keuangan Penyusunan laporan keuangan dan pengungkapan-pengungkapan
eksternal terkait atas informasi keuangan lainnya seperti control atas valuasi
laporan keuangan dan kebijakan estimasi dll
PENGURANGAN KONTROL-ORGANISASI VIRTUAL

Konsep organisasi virtual didasarkan pada asas saling


percaya dan memberikan tanggungjawab dan
akuntabilitas ke organisasi yang paling baik menjalankan
fungsinya. Gibbs dan Keating telah menentukan empat
hal yang harus dipertimbangkan, yaitu:
1.Integritas
2.Pengamanan
3.Ketersediaan
4.Pemulihan
Tujuan audit control adalah untuk menentukan bahwa:
• Kontrol memang diterapkan

• Kontrol secara structural memang wajar

• Kontrol dirancang untuk mencapai tujuan


manajemen khusus atau untuk mencapai ketaatan
dengan persyaratan ditentukan, atau untuk
memastikan akurasi dan kelayakan transaksi
• Kontrol memang digunakan

• Kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut


Risiko control adalah kemungkinan bahwa control
yang telah ditetapkan tidak bisa mendeteksi adanya
penyimpangan. Auditor internal dalam menelaah
control harus mempertimbangkan aspek risiko
control. Elemen risiko ini akan mempengaruhi
rancangan proses audit karena risiko yang tinggi akan
membutuhkan audit operasi control yang lebih ketat.
Jadi, penelaah atas risiko control menjadi salah satu
dari elemen pertama dalam program audit.
MENGAPA KONTROL TIDAK
BERJALAN

Aldag dan Stearns mengidentifikasikan empat reaksi


terhadap sistem control, yaitu:

1. Dianggap sebagai permainan

2. Dianggap objek sabotase


3. Informasi yang tidak akurat

4. Ilusi control
Sedangkan menurut para ahli operasi control, penyebab
system control mengalami kegagalan yaitu:
1. Apati

2. Keletihan
3. Penolakan dari eksekutif

4. Kompleksitas

5. Komunikasi
6. Aspek Efisiensi

Anda mungkin juga menyukai