Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : Auditing II


Kode Mata Kuliah : EKSI 4310
Nama Mahasiswa : Hakkam Wardani
NIM : 043191709
UPBJJ : Ambon

No Soal dan Jawaban


1 Soal:
Keberadaan dan keterjadian piutang usaha yang mengakibatkan lebih saji piutang usaha
dipengaruhi oleh 3 transaksi, sebutkan dan Jelaskan!

Jawaban:
Keberadaan dan keterjadian piutang usaha yang mengakibatkan lebih saji piutang usaha
dipengaruhi oleh 3 transaksi yaitu:
a. Keberadaan dan keterjadian penjualan.
Penjelasan: penjualan yang mengakibatkan lebih saji piutang usaha bisa disebabkan oleh
penjualan yang diakui padahal seharusnya tidak dan salah pencatatan penjulan yang seharunya
penjulan tunai dicatat penjualan kredit.
b. Kelengkapan penerimaan kas
Penjelasan: kelengkapan penerimaan kas yang bisa mengakibatkan lebih saji piutang usaha
adalah kegagalan pencatatan penerimaan kas dari pelanggan (masalah kelengkapan). (Auditor
biasanya melakukan prosedur konfirmasi ke pelanggan)
c. Kelengkapam retur penjualan dan cadangan kerugian piutang
Penjelasan: Retur penjulalan yang belum dicatat akan mengakibatkan lebih saji Piutang Usaha
demikian pula dengan cadangan kerugian piutang yang belum dicatat atau belum dicadangkan
akan mengakibatkan lebih saji piutang usaha.
2 Soal:
Jelaskan perbedaan uji pengendalian dan uji substantif?

Jawaban:
1. uji pengendalian dirancang untuk mendukung kesimpulan tentang efektivitas rancangan
dan penerapan pengendalian internal sedangkan uji substantif dirancang untuk mendukung
kesimpulan tentang kewajaran penyajian berbagai asersi laporan keuangan;
2. Tujuan Uji Pengendalian adalah menilai efektifitas rancangan dan penerapan pengendalian
internal sedangkan tujuan Uji Substantif adalah Menilai kewajaran asersi laporan keuangan
yang signifikan;
3. Tipe Uji Pengendalian terdiri dari:
o Uji lingkungan pengendalian;
o Uji sistem penaksiran risiko klien;
o Uji sistem informasi dan komunikasi;
o Uji aktivitas pengendalian;
o Uji sistem pemantauan;
o Uji program dan pengendalian anti kecurangan;
Sedangkan Tipe Uji Substantif terdiri dari:
o Prosedur awal;
o Prosedur analitis;
o Uji detail transaksi;
o Uji detail saldo;
o Uji detail estimasi akuntansi;
o Uji substantif yang diharuskan oleh standar audit;
o Uji detail pengungkapan.
4. Penentuan Pelaksanaan uji Pengendalian dapat dilaksanakan terutama pada saat pekerjaan
interim sedangkan Penentuan Pelaksanaan uji substantif dapat dilaksanakan pertnggal
neraca atau satu atau dua bulan sebelum akhir tahun;
5. Karakteristik Pengukuran Pengujian untuk Uji Pengendalian berfokus pada Frekuansi
penyimpangan dari pengendalian yang dirancang sedangkan Uji Substantif berfokus pada
Ksalahan moneter pada transaksi da saldo;
6. Prosedur audit yang berlaku pada Uji Pengendalian adalah Penyelidikan, pengamatan,
inspeksi, pengulagan, prosedur, dan teknik audit dengan komputer sedangkan Prosedur audit
yang berlaku pada Uji Substantif adalah sama seperti Uji Pengendalian namun ada
tambahan yaitu Prosedur Analitis, penghitungan, konfirmasi, pelacakan dan penjaminan;
7. Komponen risiko audit pada Uji Pengendalian adalah Risiko Pengendalian sedangkan
komponen risiko audit pada Uji Substantif adalah Risiko Deteksi.

Penjelasan diatas dapat juga dapat dilihat pada tabel berikut:

Uji Pengendalian Uji Substantif


Menilai efektifitas rancangan dan penerapan Menilai kewajaran asersi laporan keuangan yang
Tujuan
pengendalian internal signifikan
Prosedur awal;
Uji lingkungan pengendalian;
Prosedur analitis;
Uji sistem penaksiran risiko klien;
Uji detail transaksi;
Uji sistem informasi dan komunikasi;
Tipe Uji detail saldo;
Uji aktivitas pengendalian;
Uji detail estimasi akuntansi;
Uji sistem pemantauan;
Uji substantif yang diharuskan oleh standar audit;
Uji program dan pengendalian anti kecurangan.
Uji detail pengungkapan.
Karakteristik
Frekuansi penyimpangan dari pengendalian
Pengukuran Ksalahan moneter pada transaksi da saldo
yang dirancang
Pengujian

Penyelidikan, pengamatan, inspeksi, sama seperti Uji Pengendalian namun ada


Prosedur Audit Yang
pengulagan, prosedur, dan teknik audit dengan tambahan yaitu Prosedur Analitis, penghitungan,
berlaku
komputer konfirmasi, pelacakan dan penjaminan

Terutama Pekerjaan Interim


Pertnggal neraca atau satu atau dua bulan sebelum
akhir tahun
(Uji pengendalian simultan dilakukan pada
Pemilihan waktu rencana adit dengan prosedur penasiran risiko
(Uji detai transaksi dapat juga dilakukan dengan uji
untuk memahami system pengendalian internal.
pengendalian sebagai uji dua tujuan selama kerja
Uji pengendalian tambahan dilakukan selama
lapangan)
kerja lapangan interim)

Komponen risiko
Risiko Pengendalian Risiko deteksi
audit

Standar kerja
Kedua Ketiga
Lapangan utama

Diharuskan oleh Jika risiko audit tidak dapat dikurangi sampai


Ya
standar audit cukup rendah oleh uji substantif sendiri
3 Soal:
Pada saat melakukan pengambilan sampel non statistik dimana hasilnya tidak mendukung nilai
bukunya, maka apa yang harus dilakukan oleh auditor atas kondisi tersebut?Jelaskan!

Jawaban:
Ketika hasil sampel nonststistik tampaknya tidak mendukung nilai bukunya, auditor dapat
melakukan hal berikut:
1) Menguji unit sampel tambahan dan mengevaluasi kembali;
Penjelasan: jika unit sampel yang sudah periksa tidak mendukung nilai buku maka auditor
menguji kembali sampel tambahan tersebut sampai hasilnya mendukung nilai bukunya. Menguji
kembali bisa dilakukan dengan cara menelusuri laporan keuangan ke buku besar kemudian ke
jurnal apakah sudah sesuai dengan bukti-bukti transaksi yang menjadi sampel tersebut.
2) Menerapkan prosedur audit alternatif dan mengevaluasi kembali;
Penjelasan: Tujuan dari prosedur alternatif adalah menggunakan prosedur lainnya untuk
menentukan apakah akun yang tidak terkonfirmasi memang benar ada dan disajikan secara
memadai pada tanggal konfirmasi. contoh prosedur audit alternatif untuk Piutang: Jika
konfirmasi piutang yang dilakukan auditor adalah konfirmasi positif dan tidak dijawab oleh pihak
yang dikonfirmasi maka auditor dapat melakukan prosedur alternatif beriktu:
 Memeriksa penerimaan kas setelah tanggal konfirmasi;
 Memeriksa duplikasi invoice penjualan;
 Memeruksa Dokumen Pengiriman Penjulan;
 Mereviu piutang dengan cara Korespondensi dengan Klien.
3) Meminta klien untuk menginvestigasi dan jika perlu membuat penyesuaian.
Penjelasan: Investigasi disini maksudnya adalah klien mencari, menemukan, dan mengumpulkan
bukti secara sistematis yang bertujuan mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu hasil temuan
auditor dari hasil sampel nonststistik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai