Anda di halaman 1dari 25

Perencanaan Audit Secara

Keseluruhan dan Memulai


Tahapan Pengujian untuk
Setiap Siklus

Katryn N. Mega 18061104018


Shintya Rinaldy 18061104020
Dwi Tasya I. Wahyuni 18061104022

Start Now
Jenis-jenis
Pengujian Audit
 Prosedur penilaian resiko (Risk assessment procedures)
• Pengujian pengendalian (Test of Control)
• Pengujian substantif atas transaksi (Substantive test of transactions)
• Prosedur analitis (Analytical procedures)
• Pengujian rincian atas saldo (Test of details of balances)
Model Prosedur Audit dan Risiko Audit
 
𝐀𝐀𝐑
=𝐏𝐃𝐑
𝐈𝐑 𝒙 𝑪𝑹

Pengujian Pengujian
Pengujian Prosedur Bukti yang tepat
Pengendalian +¿
  Substantif atas
Transaksi
+¿
 
Analitis +¿
  Rincian atas
Saldo
 
¿ dan mencukupi.
• Prosedur Penilaian Resiko (Risk Assessment Procedures)
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman
mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian
internal entitas tersebut.

• Pengujian Pengendalian (Test of Controls)


Merupakan prosedur yang digunakan untuk menguji efektivitas kebijakan dan
prosedur pengendalian yang diterapkan untuk menilai risiko pengendalian.

Pengujian ini meliputi jenis prosedur audit sebagai berikut:


 Meminta keterangan dari personil klien
 Menguji dokumen, arsip, dan laporan
 Mengamati aktivitas yang terkait dengan pengendalian
 Melaksanakan kembali prosedur klien.
• Pengujian Substantif atas Transaksi (Substantive Test of
Transactions)
Adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji moneter untuk menentukan
apakah tujuan audit terkait dengan transaksi telah terpenuhi

• Prosedur Analitis (Analytical Procedures)


Meliputi perbandingan dari jumlah yang tercatat dengan angka tertentu yang
dikembangkan oleh auditor.

Tujuan dari prosedur analitis


 Menunjukkan kemungkinan adanya salah saji dalam laporan keuangan
 Memberikan bukti substantif
• Pengujian Rincian atas Saldo (Test of Details of Balances)
Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan laba rugi.
Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran pada akun-akun
yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian substantif.
Peranan Pengujian Audit dalam Siklus Penjualan dan
Penagihan
Memilih Jenis Pengujian yang akan Dilaksanakan
Beberapa faktor dapat mempengaruhi pilihan auditor atas jenis pengujian yang dipilih,
termasuk ketersediaan delapan jenis bukti, biaya relatif dari setiap pengujian, efektivitas
pengendalian internal dan resiko inheren.
Biaya Relatif

Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang
tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang
tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya:

1. Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan.
2. Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak
semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab dan
pengamatan serta melaksanakan prosedur analitis perencanaan.
3. Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya-jawab, pengamatan, dan
inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantif.
4. Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak
mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali memerlukan rekalkulasi dan penelusuran.
5. Pengujian rincian saldo
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif
Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengidentifikasi kemungkinan salah saji yang
mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas
transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam
pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian.

Hubungan Antara Prosedur Analitis dan Pengujian


Substantif
Fluktuasi yang tidak biasa dalam hubungan antara satu akun dengan akun lainnya, atau dengan
informasi nonkeuangan, dapat mengindikasikan kemungkinan yang meningkat bahwa ada salah saji
yang material itu. apabila prosedur analitis mengidentifikasi fluktuasi yang tidak biasa, auditor harus
melaksanakan pengujian substantif atas transaksi atau pengujian rincian saldo untuk menentukan apakah
salah saji mata uang telah benar-benar terjadi. Jika auditor melaksanakan prosedur analitis dan yakin
bahwa kemungkinan salah saji yang material nilainya kecil, pengujian substantif lainnya dapat
dikurangi.           
Trade-Off Antara Pengujian
Pengendalian dan Pengujian
Substantif
Selama tahap perencanaan, auditor memutuskan apakah akan menilai
risiko pengendalian di bawah maksimum. Jika melakukannya, auditor
kemudian harus melaksanakan pengujian pengendalian untuk
menentukan apakah penilaian tingkat risisko pengendalian itu
didukung. Jika pengujian pengendalian mendukung penilaian risiko
pengendalian, risiko deteksi yang direncanakan dalam model risiko
audit akan meningkat, dan karenanya, pengujian substantif yang
direncanakan dapat dikurangi.
DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP
PENGUJIAN AUDIT

Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah besar bukti audit dalam format
elektronik, mungkin tidak praktis atau mungkin untuk mengurangi risiko deteksi
hingga tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substantif.

Dalam audit perusahaan publik, pengendalian yang dilaksanakan komputer harus


diuji jika auditor mempertimbangkan sebagai pengendalian kunci untuk mengurangi
kemungkinan salah saji yang material dalam laporan keuangan.
BAURAN BUKTI

Audit 1 – Large Company, Low Inherent Risk, Strong Internal Control


Audit 2 – Medium size Company, some Control and Few Inherent Risk
Audit 3 – Medium size, No Control, High Inherent Risk -> expect many misstatement
PERANCANGAN PROGRAM AUDIT
Umumnya audit mendesain sebuah program dalam tiga bagian:
● Pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi
● Prosedur analitis
● Pengujian rincian saldo
• Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif
atas Transaksi
Biasanya meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal yang diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko.
Program itu juga mungkin menyertakan suatu uraian tentang prosedur yang dilaksanakan
untuk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal dan penilaian tingkat risiko
pengendalian. Empat langkah pendekatan ketika auditor merencanakan untuk mengurangi
resiko pengendalian:

1. Menggunakan tujuan audit terkait transaksi terhadap kelas transaksi yang diuji,
misalnya penjualan
2. Mengidentifikasi pengendalian utama yang dapat mengurangi risiko pengendalian pada
setiap tujuan audit terkait transaksi
3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat disusun untuk seluruh internal
controls yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal terhadap resiko
pengendalian dibawah maksimum (pengendalian kunci).
4. Mendesain pengujian tujuan audit terkait transaksi dengan mempertimbangkan
kelemahan internal controls dan hasil dari pengujian pengendalian dapat dilakukan
secara simultan.
Metodologi untuk merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi
• Prosedur Analitis
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama pengujian substantif, seperti audit piutang
usaha, biasanya lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang dilakukan sebagai
bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi
persentase marjin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian substantif
atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor per bulan atau
per lini bisnis, atau mungkin keduanya.

• Pengujian Rincian atas Saldo


Untuk merancang prosedur audit pengujian rincian saldo, auditor menggunakan
metodologi yang berorientasi pada tujuan audit berkaitan dengan saldo. 
Metodologi untuk Mendesain Pengujian
Rincian atas Saldo - Piutang
Hubungan Tujuan Audit Terkait Transaksi
dengan Tujuan Audit Terkait Saldo
Kita telah membahas sebelumnya bahwa pengujian rincian saldo harus dirancang untuk
memenuhi tujuan audit terkait saldo untuk setiap akun dan sejauh mana pengujian tersebut
dapat dikurangi ketika tujuan audit terkait transaksi telah dipenuhi dengan pengujian
pengendalian atau pengujian substantif atas transaksi. Anda juga perlu memahami
bagaimana setiap tujuan audit terkait transaksi berkaitan dengan setiap tujuan audit terkait
saldo. auditor masih akan mengandalkan pengujian substantif atas saldo untuk memenuhi
tujuan audit terkait keseimbangan berikut:
• Nilai yang dapat diwujudkan
• Hak dan kewajiban

Pengujian substantif tambahan atas saldo juga mungkin untuk tujuan audit terkait
keseimbangan lainnya, tergantung pada hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
Ikhtisar Prosedur Audit
Fase I Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit

● Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal


● Memahami bisnis dan industri klien
● Menilai risiko bisnis klien
● Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
● Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat
diterima serta risiko inheren
● Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian
● Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
● Mengembangkan rencana audit dan program audit secara
keseluruhan
Ikhtisar Prosedur Audit
Melaksanakan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Fase II Transaksi

● Melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh buktu


untuk mendukung pengendalian khusus yang berkontribusi pada
penilaian risiko pengendalian oleh auditor (yaitu, bila dikurangi
di bawah maksimum) bagi audit laporan keuangan dan audit
pengendalian internal atas pelaporan keuangan perusahaan
publik.
● Melakukan pengujian subtantif atas transaksi untuk memperoleh
bukti untuk mendukung ketepatan moneter transaksi.
Ikhtisar Prosedur Audit
Fase III Melaksanakan Prosedur Analitis dan Pengujian Rincian Saldo

Tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan


yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan
catatan atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar.

Dua kategori umum:


• Melakukan prosedur analitis substantif yang menilai
kelayakan transaksi dan saldo secara keseluruhan.
• Menguji rincian saldo, yang merupakan prosedur audit untuk
menguji salah saji moneter dalam saldo laporan keuangan.
Ikhtisar Prosedur Audit
Fase IV Menyelesaikan Audit dan Mengeluarkan Laporan Audit

• Melaksanakan pengujian tambahan untuk penyajian dan


pengungkapan. 
• Mengumpulkan bukti akhir.
• Mengeluarkan laporan audit.
• Berkomunikasi dengan komite audit dan manajemen.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai