Start Now
Jenis-jenis
Pengujian Audit
Prosedur penilaian resiko (Risk assessment procedures)
• Pengujian pengendalian (Test of Control)
• Pengujian substantif atas transaksi (Substantive test of transactions)
• Prosedur analitis (Analytical procedures)
• Pengujian rincian atas saldo (Test of details of balances)
Model Prosedur Audit dan Risiko Audit
𝐀𝐀𝐑
=𝐏𝐃𝐑
𝐈𝐑 𝒙 𝑪𝑹
Pengujian Pengujian
Pengujian Prosedur Bukti yang tepat
Pengendalian +¿
Substantif atas
Transaksi
+¿
Analitis +¿
Rincian atas
Saldo
¿ dan mencukupi.
• Prosedur Penilaian Resiko (Risk Assessment Procedures)
Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji
yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman
mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian
internal entitas tersebut.
Ketika auditor harus memutuskan jenis pengujian mana yang akan dipilih untuk memperoleh bukti yang
tepat yang mencukupi, biaya bukti itu merupakan pertimbangan yang penting. Jenis pengujian yang
tercantum berikut ini disusun menurut peningkatan biayanya:
1. Prosedur analitis dianggap paling murah karena relatif mudah dihitung dan dibandingkan.
2. Prosedur penilaian risiko, termasuk prosedur untuk memahami pengendalian internal, tidak
semahal pengujian audit lainnya karena auditor dengan mudah dapat melakukan tanya jawab dan
pengamatan serta melaksanakan prosedur analitis perencanaan.
3. Pengujian pengendalian juga melibatkan pengajuan pertanyaan atau tanya-jawab, pengamatan, dan
inspeksi, biaya relatifnya juga lebih rendah dibandingkan dengan pengujian substantif.
4. Pengujian substantif atas transaksi lebih mahal dibandingkan pengujian pengendalian yang tidak
mencakup pelaksanaan ulang, karena sering kali memerlukan rekalkulasi dan penelusuran.
5. Pengujian rincian saldo
Hubungan Antara Pengujian Pengendalian dan
Pengujian Substantif
Suatu pengecualian dalam pengujian pengendalian hanya mengidentifikasi kemungkinan salah saji yang
mempengaruhi nilai dolar laporan keuangan, sedangkan pengecualian dalam pengujian substantif atas
transaksi atau pengujian rincian saldo merupakan salah saji laporan keuangan. Pengecualian dalam
pengujian pengendalian disebut deviasi pengujian pengendalian.
Standar auditing mengakui bahwa jika ada sejumlah besar bukti audit dalam format
elektronik, mungkin tidak praktis atau mungkin untuk mengurangi risiko deteksi
hingga tingkat yang dapat diterima dengan hanya melakukan pengujian substantif.
1. Menggunakan tujuan audit terkait transaksi terhadap kelas transaksi yang diuji,
misalnya penjualan
2. Mengidentifikasi pengendalian utama yang dapat mengurangi risiko pengendalian pada
setiap tujuan audit terkait transaksi
3. Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat disusun untuk seluruh internal
controls yang digunakan untuk mengurangi penilaian awal terhadap resiko
pengendalian dibawah maksimum (pengendalian kunci).
4. Mendesain pengujian tujuan audit terkait transaksi dengan mempertimbangkan
kelemahan internal controls dan hasil dari pengujian pengendalian dapat dilakukan
secara simultan.
Metodologi untuk merancang Pengujian Pengendalian
dan Pengujian Substantif atas Transaksi
• Prosedur Analitis
Prosedur analitis yang dilaksanakan selama pengujian substantif, seperti audit piutang
usaha, biasanya lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang dilakukan sebagai
bagian dari perencanaan. Selama tahap perencanaan, auditor dapat mengkalkulasi
persentase marjin kotor untuk total penjualan, sementara selama pengujian substantif
atas piutang usaha, auditor dapat mengkalkulasi persentase marjin kotor per bulan atau
per lini bisnis, atau mungkin keduanya.
Pengujian substantif tambahan atas saldo juga mungkin untuk tujuan audit terkait
keseimbangan lainnya, tergantung pada hasil pengujian pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
Ikhtisar Prosedur Audit
Fase I Merencanakan dan Merancang Pendekatan Audit