Anda di halaman 1dari 10

TEORI AKUNTANSI

BLACK TUESDAY DAN TITIK


BALIK AKUNTANSI :
REALITA DAN SOLUSI

Ivone Gabriella Stirman


Nim. 18061104049
1. Praktek akuntansi di masa Mesir

 Gudang penyimpanan harta

 Kisah Yusuf yang mengelolah Mesir pada masa


kelimpahan dan kelaparan

 Penggunaan Daun sebagai alternative kertas.


Pencatatan rugi-laba sudah dilakukakan melalui
perhitungan persediaan saat kabal berlayar dan
sandar
2. Praktek akuntansi di masa Yunani

 Pendistribusian barang yang merata

 Penemuan gulungan papyrus zenon, di mesir (1915)


yang berisi kegiatan-kegiatan perekonomian pada adab
ke 3 SM

 Dalam catatannya terdapat catatan atas transaksi kas,


pembayaran gaji dan persediaan
3. Praktek akuntansi di masa Romawi

 Penggunaan tablet lilin sebagai alternative kertas.


Benda ini mudah rusak sehingga tidak banyak
bukti jelas yang ditemukan. Namun terdapat
catatan yang berisi pemasukkan dan pengeluaran
kas

 Penggunaan angka Romawi, membuat system


akuntansi belum terorganisir dengan baik.

 1300-1500 perdagangan semakin meluas dan


mulai mengadopsi angka arab dan dari situ tahun
1494 mulai muncul pencatatan double-entry (oleh
Luca pacioli)
 Abad ke-19 ada masa revolusi industry di Inggris mulai terjadi. Dan
kebutuhan akan penyajian laporan keuangan semakin meningkat.

 Akuntansi pertanggung-jawaban

 Saat revolusi industry mulai berkembang di Eropa dan Amerika,


pencatatan akuntansi biaya mulai dipraktekkan

 Sampai pada awal abad ke-19 akuntansi ditetapkan menjadi cabang ilmu
pengetahuan yang independen.

 Munculnya kebijakan pajak penghasilan di Amerika,


setiap perusahaan mulai melakukan perhitungan
terhadap laba

Memasuki abad ke-19 & 20


The Great Depression  (1929-1939) adalah masa
keterpurukkan perekenomian terbesar sepanjang abad 20.
Dimana pada decade sebelumnya Amerika mengalami
peningkatan pesat dalam berbagai sector tapi harus anjlok dan
mempengaruhi perekonomian Amerika bahkan dunia setelah
kejadian Stock Market Crash pada tahun 1929.

Momentum Black Penyebab Utama terjadinya masalah ini adalah munculnya


satu kebiasaan baru dari masyarakat yaitu “kredit bank” atau
Tuesday dan berhutang kepada bank. Yang mulai merembes kemasyarakat
Amerika sejak tahun 1920. Saat itu bank menurunkan suku bunga
The great dan siapa saja dapat meminjam uang dibank. Tujuan utama bank
sentral menurunkan tingkat suku bunga adalah untuk
Depression membangkitkan perekonomian Amerika yang saat itu melemah
akibat kejadian beruntun mulai dari perang dunia 1.

Selama tahun 1920-1929, Amerika benar-benar mengalami


kebangkitan ekonomi secara drastis yang dikenal sebagai “the
roaring twenties”
Namun seiring berjalannya waktu, kebiasaan Hutang Kredit
masyarakat ini menimbulkan efek negative dimana pinjaman
dipakai bukan sebagai modal usaha melainkan untuk gaya hidup
konsumtif dan banyak yang meminjam uang hanya untuk
membeli saham yang pada masa itu terus melonjak tinggi.
Bahkan diketahui harga saham perusahaan-perusaan yang
sedang berkembang diAmerika terus meningkat seiring dengan
kemajuan industry teknologi dan hiburan. Dari tahun 1922 sampai
Momentum Black tahun 1929 indeks saham di Amerika meningkat sebanyak lebih
dari 500%.
Tuesday dan Didorong oleh terus naiknya harga saham, banyak orang
memutuskan untuk membeli saham termasuk pihak Bank-bank
The great pun banyak yang membeli saham dengan menggunakan
tabungan nasabah.
Depression Sampai pada satu saat, ditahun 1929 harga saham sudah
naik sangat tinggi sampai-sampai melampaui nilai intrinsik
perusahaan itu sendiri baik dari sisi asset ataupun profit. Hal ini
menimbulkan “bubble saham” yaitu kondisi dimana harga saham
dihargai terlalu mahal dibandingkan dengan nilai wajar
perusahaannya. Sampai akhirnya beberapa investor menyadari
hal ini dan menjual saham mereka dalam jumlah yang banyak.
Pada awal Oktober 1929, harga saham di NYSE terjadi
penurunan. Tanggal 21 Oktober 1929, terjadi bank on run, yaitu
aktivitas penjualan saham secara besar-besaran karena ketakutan
akan terjadinya penurunan yang lebih besar. Di seluruh pelosok kota
New York oaring-orang mulai menjual saham mereka, akibatnya nilai-
nilai saham merosot dengan cepat. Pada 24 Oktober 1929, total
jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 13 juta saham, dengan
Momentum Black harga yang rendah yang dikenal dengan istilah “THE BLACK
THURSDAY”.
Tuesday dan Beberapa bank menyediakan dana mencapai 240 juta dolar untuk
membeli saham, demi menjaga kestabilan pasar serta melindungi
The great pinjaman dan investasi mereka. Bersamaan dengan itu upaya untuk
meredam kepanikan terus dilakukan namun tidak berhasil.
Depression Sampai 5 hari kemudian dihari selasa, 29 Oktober 1929 terjadi
penurunan saham yang jauh lebih parah dari sebelumnya dimana
harga saham turun sampai -12% dan memecahkah rekor penjualan
sebanyak 16,4 juta saham.. hari itu disebut sebagai ‘THE BLACK
TUESDAY”.
 
Saat masalah ini terjadi, Amerika Serikat ada dibawah kepemimpinan presiden Hover. Namun
rakyat menilai bahwa presiden Hover belum mampu mencegah dan menangani masalah sebesar
ini dengan baik.

Sampai pada kursi kepresidenan berpindah pada presiden Franklin Delano Roosevelt 3
tahun setelah kejadian the black Tuesday, yaitu tahun 1933. Presiden Franklin mengusung
konsep pembenahannya yaitu “New Deal” dengan meluncurkan pembangunan 30.000 proyek
pemerintah senilai 3,3 miliar doalr untuk menyerap tenaga kerja sekaligus meredam deflasi.
Proyek ini mencakup pembangunan jembatan, jalan tol, sekolah, bandara, dll.

Beberapa kebijakan The New Deal yang diangkat oleh Peresiden Franklin D
Roosevelt yaitu:
1. Menjamin tabungan semua bank di Amerika melalui
FDIC (Federal Deposit Insurance Corporation)
2. Menangguhkan Standar emas tehadap pencatatan mata
uang dolar
3. Jaminan Sosial dana Pensiun (1935)
4. Reformasi UU tenaga Kerja. (Wagner Act 1935)
Penanganan pasca
peristiwa the black tuesday
Dampak terhadap
akuntansi Setelah kejadian Black Tuesday 1929, ada banyak tuntutan yang
muncul akibat ketidakpuasan terhadap praktek akuntasi. Setiap orang
yang berada diluar struktur manajemen perusahaan tapi terlibat dalam
investasi menyadari pentingnya laporan keuangan yang terstruktur dan
dapat dipercayai keandalannya.
AIA & NYSE terus melakukan penelitian dan pengembangan teori
akuntansi sampai tercapainya akuntansi yang terstandarisasi dan bahkan
sampai sekarang pun kita menyadari akan pentingnya sebuah standar
dalam penerapan akuntansi. Terlebih untuk perusahaan yang sahamnya
dijual kepada publik.
Secara teori akuntansi terus dikembangkan melalui penelitian-
penelitian dan pembuatan kerangka konseptual serta standar-standar
akuntansi
Dan secara praktek akuntansi, selain dibuat untuk kepentingan
manajemen juga untuk kepentingan investor dan pemegang saham.
Karena itu, sejak masalah ini terjadi upaya-upaya penyeragaman laporan
keuangan mulai dikerjakan. Tujuannya agar mempermudah pengguna
laporan keuangan untuk mengumpulkan informasi sebanyak mungkin
mengenai perusahaan dan meningkatkan kepercayaan terhadap profesi
akuntan.

Anda mungkin juga menyukai