Anda di halaman 1dari 15

1.

1 Pengertian Anjak Piutang

Anjak Piutang atau disebut juga Factoring apabila dilihat secara leksikal
terdiri dari dua kata yaitu Anjak dan Piutang. Anjak artinya berpindah atau
bergerak sedangkan Piutang artinya uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih
dari seseorang), tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan
akan dilunasi dalam waktu paling lambat satu tahun sejak tanggal keluarnya
tagihan. Sehingga secara leksikal anjak piutang adalah suatu transaksi keuangan
sewaktu suatu perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan
memberikan suatu diskon. Terdapat tiga perbedaan antara anjak piutang dan
pinjaman bank. Pertama, penekanan anjak piutang adalah pada nilai piutang
bukan kelayakan kredit perusahaan. Kedua, anjak piutang bukanlah suatu
pinjaman, melainkan pembelian suatu asset (piutang). Ketiga, pinjaman bank
melibatkan dua pihak sedangkan anjak piutang melibatkan tiga pihak.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.021/2006


Tentang Persahaan Pembiayaan pasal 1 (e) bahwa Anjak Piutang (Factoring)
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka
pendek suatu perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Sedangkan
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 61 Tahun 1988 Tentang Ketentuan dan
Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan bahwa perusahaan Anjak Piutang
adalah Badan Usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dan transaksi perdagangan dalam atau luar neger.

Menurut Kasmir, S.E.,M.M. dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan


Lainnya menyatakan bahwa Perusahaan Anjak Piutang atau Factoring adalah
perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan atau pembelian, atau
pengambilalihan atau pengelolaan utang piutang suatu perusahaan dengan
imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan.

Dari keseluruhan pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa perusahaan


anjak piutang merupakan perusahaan yang membantu dalam mengelola masalah

1
utang-piutang, baik pengambilalihan atau pembelian piutang yang bertujuan
memperlancar kegiatan perusahaan dan menghindari kredit macet agar perusahaan
yang mempunyai masalah utang-piutang dapat melaksanakan kegiatan
operasionalnya dengan baik dan lancar. Perusahaan anjak piutang tersebut juga
akan mendapatkan diskon atau fee tertentu dari perusahaan yang mempunyai
masalah utang-piutang.

2.2 Sejarah Anjak Piutang

Konsep pranata lembaga Anjak Piutang (Factoring) tidak dikenal dalam


system “Civil Law” sebagaimana yang dianut dalam system hukum
Indonesia. Factoring yang dikenal dewasa ini pertama kali tumbuh di Amerika
Serikat tahun 1889, kemudian menyebar di Kanada sekitar tahun 1930-an sampai
kemudian meluas ke Negara-negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru,
Jepang, Filipina, dan akhirnya Indonesia mulai mengenal lembaga ini pada akhir
tahun 1988 sejak berlakunya Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1988 tanggal
27 Desember 1988. Di Amerika Serikat Anjak Piutang (Factoring)merupakan
pembelian piutang jangka pendek oleh factor dari Clien sebagai penjual, disertai
pengalihan hak dan pemberitahuan kepada debitor tagihan
tersebut. Factor biasanya membeli tanpa recourse dan membayar di muka 90
persen dari nilai invoice, dan sisanya ditahan untuk diperhitungkan dengan jumlah
yang dibayar oleh factor untuk piutang tersebut.

Anjak Piutang (Factoring) merupakan institusi finansial yang tergolong


baru, tetapi sebenarnya cikal bakalnya sudah lama yang dimulai dalam bentuk
sederhana pada masa kekaisaran Romawi.

Menurut David Hawkins, ketentuan yang dibuat di tahun 1623


oleh Common Council di kota London sebagai awal dikembangkannya anjak
piutang yang dilakukan oleh para pembuat pakaian dan pembantunya yang telah
menjual dagangan (pakaian) kepada para pedagang atau pemakainya atas laba
penuh yang diterimanya sendiri.

2
Dengan demikian sejarah anjak piutang (Factoring) di Inggris ini ditandai
oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Anjak piutang tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan


berkembangnya perdagangan tekstil. Dan hal ini bertahan cukup lama
sebelum bisnis anjak piutang merambah juga ke bidang-bidang lain di luar
perdagangan tekstil.
2. Pihak perusahaan anjak piutang (Factor) terdiri dari para pedagang dalam
hal ini pedagang tekstil, bukan para banker.

Selanjutnya di awal abad ke 17 anjak piutang dibawa ke Amerika Serikat


bersama-sama oleh gelombang hijrahnya orang-orang Inggris atau orang-orang
Eropa lainnya, karena diantara mereka yang hijrah terdapat pengusaha-pengusaha
anjak piutang, karena itu tidak mengherankan jika di Amerika Serikat anjak
piutang itu berkembang cukup pesat.

Dalam tahun 1890, perusahaan di New York, Oelberman, Dommerich &


Co, berkonsentrasi dalam pemberian jasa-jasa yang sebenarnya merupakan anjak
piutang dalam arti modern, yaitu berupa penataan bukuan (ledging) terhadap
administrasi pengontrolan kredit dan penagihan.

Menjelang dekade 1930-an perusahaan-perusahaan anjak piutang (Factor)


di Amerika Serikat telah beroperasi dengan dasar-dasar yang persis sama dengan
anjak piutang yang dibicarakan saat ini, yakni piutang dialihkan oleh penjual
piutang (Clien) kepada perusahaan anjak piutang (Factor) yang akan melakukan
tagihan kepada nasabah (Costumer) atas notifikasi atau pemberitahuan dari
adanya pengalihan piutang.

Menjelang dekade 1940-an anjak piutang (Factoring) sudah sedemikan


maju di Amerika Serikat, sementara di Eropa tidak terjadi perkembangan yang
berarti dari lembaga anjak piutang ini, kecuali perkembangannya di London.

3
Perkembangan anjak piutang pada akhirnya menjalar ke Asia bahkan di
seluruh dunia. Di Jepang kegiatan anjak piutang pertama sekali dikenal sekitar
tahun 1972, yang sebagian besar dilakukan oleh bank-bank komersil, umumnya
oleh Citibank-citibank yang beroperasi di Jepang. Hanya saja kegiatan anjak
piutang di Jepang tersebut lebih banyak berupa pembelian promisory
notes dengan diskonto tertentu. Sebab orang-orang Jepang merasa bonafiditasnya
akan menurun jika sempat menjual piutangnya kepada perusahaan anjak piutang.

Dalam perkembangannya ada variasi anjak piutang dari suatu negara ke


negara lainnya. Jika di Amerika Serikat anjak piutang dimulai dari anjak piutang
untuk tekstil, maka kelahiran anjak piutang di negara Belanda dimulai dari anjak
piutang yang bergerak dibidang pelayaran.

Sejarah Anjak Piutang ini telah dikenal luas di dunia internasional,


terutama di daerah Inggris dan Amerika Serikat. Pertama kali
sebutan Factoring sudah dikenal sejak 2000 tahun yang lalu dipergunakan di
Mesopotania dalam bentuk yang sangat sederhana, yakni pihak Factor biasanya
bertindak sebagai agen penjual yang sekaligus sebagai pemberi perlindungan
kredit yang kemudian lazim dikenal sebagai “general Factoring”. Hal ini
kemudian berkembang pesat di daratan Inggris yang banyak membantu para
pedagang di Playmoud (Amerika) untuk mengageni penjualan mereka di daratan
Eropa, juga untuk membeli barang-barang dagangan dari Inggris untuk di Impor
ke Amerika.

Pada abad 19, lembaga Factoring ini telah meninggalkan sifat


keagenannya dan mulai beralih dan berkosentrasi pada pengelolaan kredit
bagi Clien-nya, yaitu menjamin kredit, merupakan embrio dari bisnis Anjak
Piutang modern yang dikenal saat ini dan karenanya tidak heran sistem hukum
yang digunakan berasal dari sistem Common Law.

Di Indonesia lembaga Anjak Piutang secara resmi dimulai dan


dikembangkan dengan dikeluarkannya Keppres No. 61 Tahun 1988 Tentang

4
Lembaga Pembiayaan, yang ditindaklanjuti oleh Keputusan Menteri Keuangan
No. 1251/KMK.013/1988, tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan. Sejak keluarnya peruturan yang termasuk dalam Paket
Kebijaksanan Desember 1988 (Pakdes 1988) tersebut, maka mulailah
bermunculan perusahaan-perusahaan anjak piutang (Factor). Peta bisnis anjak
piutang di Indonesia sampai tahun 1997 cukup banyak yaitu terbanyak nomor dua
di dunia setelah Italia. Namun dalam hal omzet, masih tertinggal dari lima negara
maju lainnya.

2.3 Dasar Hukum Anjak Piutang

Aturan hukum yang ada di Indonesia mengenai hal ini hanyalah


diketemukan didalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
1988 Tanggal 20 Desember 1988 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
93 Tahun 1988 jis. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 448/KMK.
06/2002, jis. Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 172/KMK. 06/2002
mengtur mengenai perusahaan pembiayaan, sehingga aturan anjak piutang
hanyalah dtemukan sebagai salah satu hukum administrasi yang mengatur
keberadaan kegiatan-kegiatan perusahaan pembiaayaan dengan demikian terlihat
pengaturan hukum dibidang lembaga anjak piutang itu terlihat masih sangat
sederhana dan belum lengkap.

Pengertian yang ada mengenai anjak piutang atau factoring masih dalam
bentuk Keputusan Mentri Keuangan Nomor 1251/ KMK. 013/ 1988 jis Nomor.
448/KMK. 017/ 2000 Tanggal 27 Oktober 2000 pada Pasal 1 Huruf E adalah
”kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/ atau pengalihan serta
kepengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi
perdagangan dalam atau luara negri”. Selanjutnya pengertian anjak piutang
dipertegas dengan Ketentuan Surat Keputusan Mentri Keuangan Nomor 1, yang
menyatakan kegiatan anjak piutang dilakukan dalam bentuk:

1. Pembelian dan/ atau pengalihan; serta

5
2. Pengurusan atas piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi
perdagangan dalam atau luar negeri.

Ketentuan tersebut ditujukan kepada lembaga pembiayaan yang boleh


menggunakan usaha anjak piutang ini berdasarkan Keputusan Presiden Nomor. 61
Tahun 1998 Tanggal 20 Desember 1998 pada Pasal 3 Ayat 1 yaitu jenis kegiatan
dan pembiayaan ini dapa dlakukan oleh pembiayaan, lembaga keuangan bank dan
bukan bank.

2.4 Jenis dan Mekanisme Anjak Piutang

2.4.1 Jenis Anjak Piutang

1. Dilihat dari sudut keterlibatan klien.


Jenis factoring dilihat dari sudut keterlibatan klien, dapat dibedakan menjadi :
a. Recourse Factoring, yaitu jenis factoring dengan mana apabila pihak
perusahaan factor ternyata tidak mendapatkan atau tidak penuh
mendapatkan tagihannya dari pihak customer, maka pihak klien masih
tetap bertanggung jawab untuk melunasinya. Menurut sistem KUH
Perdata, jika tidak ditentukan lain oleh para pihak, maka setiap
factoring dianggap merupakan Recourse Factoring by the operation of
the law. Sebab dalam setiap perjanjian jual beli, termasuk jual beli
piutang, apabila jual beli selesai dilakukan, maka jual beli tersebut
tidak dapat dibatalkan oleh salah satu pihak kecuali berlakunya syarat
batal dan ditentukan lain oleh para pihak.
b. Without Recourse Factoring, yaitu jenis factoring yang meletakkan
beban tagihan beserta seluruh resikonya sepenuhnya pada pihak
perusahaan factor. Jadi jika misalnya terjadi kegagalan dalam hal
penagihan piutang, hal tersebut merupakan tanggung jawab
sepenuhnya dari pihak perusahaan factor. Sementara pihak klien tidak
lagi bertanggung jawab.
2. Dilihat dari segi negara tempat kedudukan para pihak.

6
Jenis factoring dilihat dari segi negara tempat kedudukan para pihak, dapat
dibedakan menjadi :
a. Domestic Factoring, yaitu factoring di mana semua pihak berada
dalam suatu negara.
b. International Factoring, yaitu factoring di mana pihak customer berada
di luar negeri. International factoring sering disebut juga dengan
istilah Export Factoring.
3. Dilihat dari segi sarana pengalihan,
Jenis factoring dilihat dari segi sarana pengalihan, dapat dibedakan menjadi :
a. Factoring dengan Account Receivables. Dalam hal ini dokumentasi
yang dialihkan kepada perusahaan factor oleh klien adalah bukti-bukti
hutang dalam bentuk account receivables.
b. Factoring dengan Promissory Notes. Dalam hal ini pihak customer
mengeluarkan promissory notes atas hutang-hutangnya terhadap pihak
klien. Selanjutnya klien mengendorse promissory notes tersebut
kepada pihak perusahaan factor sebagai salah satu mata rantai dari
proses pengalihan hutangnya.
4. Dilihat dari segi service yang diberikan.
Jenis factoring dilihat dari segi service yang diberikan, dapat dibedakan
menjadi :
a. Maturity Factoring, yaitu jenis factoring di mana perusahaan factor
hanya memberikan jasa penatabukuan , proteksi dan pengontrolan
kredit, serta penagihan. Biasanya pembayaran kepada klien oleh
perusahaan factor baru dilakukan apabila pembayaran oleh customer
telah dilakukan atau pay as paid arrangement. Factoring yang bersifat
non financing ini sering disebut Service Factoring.
b. Financial Factoring, yaitu jenis factoring yang memberikan jasa-jasa,
di samping jasa-jasa yang diberikan oleh maturity factoring, ditambah
lagi dengan jasa pemberian bantuan finansial. Jasa finansial ini
diberikan lewat pemberian advance payment oleh perusahaan factor
kepada klien sebelum jatuh tempo atau sebelum ditagihnya hutang.

7
5. Dilihat dari segi banyaknya piutang yang dialihkan.
Jenis factoring dilihatdari segi banyaknya piutag yang dialihkan, dapat
dibedakan menjadi :
a. Facultative Factoring, yaitu jenis factoring yang dalam agreementnya
diberikan hak opsi untuk perusahaan factor untuk menentukan nanti
pada saat piutangnya terbentuk, apakah piutang diterima dengan
transaksi factoring atau tidak.
b. Whole Turnover Factoring, yaitu perjanjian factoring yang dilakukan
atas seluruh turnover dari perusahaan klien, atas piutang yang telah
ada atau yang akan ada.

Selain dari jenis-jenis factoring tersebut di atas, terdapat juga berbagai


jenis khusus dari factoring, antara lain adalah :
1. Bulk Factoring, yaitu jenis factoring di mana lienlah yang bertanggung jawab
untuk melakukan penagihan tetapi penagihan-penagihan tersebut masuk ke
account pihak perusahaan factor, account tersebut ditunjukkan dalam invoice
yang bersangkutan.
2. Agency Factoring, yaitu jenis factoring dengan sistem pembayaran lewat
invoice discounting secara confidensial, atas dasar bahwa piutag dialihkan
kepada perusahaan khusus yang namanya mirip dengan perusahaan klien,
padahal perusahaan khusus tersebut adalah agennya pihak perusahaan factor.
Atau dapat juga justru pihak perusahaan factor yang bertindak sebagai agen
dari klien.

2.4.2 Mekanisme Anjak Piutang


Dilihat dari segi pemberitahuan kepada pihak customer.
Jenis factoring dilihat dari segi pemberitahuan kepada pihak customer, dapat
dapat dibedakan menjadi :

8
a. Disclosed/notification. Disclosed factoring atau juga disebut dengan
notification factoring adalah pengalihan piutang kepada perusahaan anjak
piutang dengan sepengetahuan pihak debitor (customer).Oleh karena itu
pada saat piutang tersebut jatuh tempo perusahaan anjak piutang memiliki
hak tagih pada debitor yang bersangkutan. Untuk dapat melakukan hal
tersebut di dalam faktur dicantumkan pernyataan bahwa piutang yang
timbul dari faktur ini telah dialihkan kepada perusahaan anjak
piutang. Notifikasi setiap transaksi anjak piutang kepada pihak customer
dimaksudkan antara lain:
a) untuk menjamin pembayaran langsung kepada perusahaan anjak
piutang.
b) untuk mencegah pihak customer melakukan perbuatan yang
merugikan pihak perusahaan anjak piutang misalnya, pengurangan
jumlah piutang sesuai dengan kontrak klien sebagai penjual.
c) mencegah perubahan-perubahan yang ada dalam kontrak yang dapat
mempengaruhi perusahaan anjak piutang.
d) memungkinkan perusahaan anjak piutang untuk menuntut atas
namanya apabila terjadi perselisihan.
Mekanisme anjak piutang dengan fasilitas disclosed dapat diikuti pada
Gambar dibawah ini.

Keterangan:
1) Penjualan secara kredit kepada customer (debitor).

9
2) Kontrak factoring antara supplier (klien) dengan perusahaan factoring
(factor) disertai dengan penyerahan fakturfaktur dan dokumen terkait
lainnya.
3) Pemberitahuan kepada customer mengenai kontrak factoring.
4) Pembayaran oleh perusahaan factoring yang dapat dilakukan dalam waktu
24 jam. Pembayaran tersebut berjumlah sampai 80% dari total nilai faktur.
Sisanya 20% akan dibayar apabila telah dilakukan pelunasan penuh oleh
customer atau debitor.Penagihan oleh perusahaan factoring yang disertai
dengan bukti-bukti pendukung.
5) Pelunasan utang customer kepada perusahaan fuctoring.
b. Undisclosed/non notification & Undisclosed atau juga disebut dengan non-
notification factoring adalah transaksi penjualan atau pengalihan piutang
kepada perusahaan anjak piutang oleh klien tanpa pemberitahuan kepada
debitor kecuali bila ada pelanggaran atas kesepakatan pada pihak klien; atau
secara sepihak perusahaan anjak piutang menganggap akan menghadapi
risiko.
Transaksi disclosed atau undisclosed factoring terhadap pengalihan piutang
klien kepada perusahaan anjak piutang akan memiliki dampak hukum pada
masing-masing pihak yang terkait. Mekanisme undisclosed factoring adalah
seperti gambag sbb :.

Keterangan:

10
1) Penjualan secara kredit oleh klien (supplier) kepada nasabahnya
(customer).
2) Penyerahan faktur dan bukti-bukti pendukung lainnya tanpa ada
pemberitahuan mengenai kontrak anjak piutang.
3) Tembusan atau copy faktur diserahkan kepada perusahaan anjak piutang.
4) Pembayaran kepada klien sampai 80% dari total nilai faktur. Sisanya
20% akan dibayar pada saat pelunasan utang oleh debitor (customer).
5) Pada saat jatuh tempo, debitor akan melunasi utangnya langsung kepada
supplier atau klien.
6) Klien kemudian meneruskan pelunasan tersebut (No.5) kepada perusahaan
anjak piutang. Perusahaan anjak piutang selanjutnya melunasi sisa
pembayaran 20% kepada klien.

Dengan memanfaatkan jasa anjak piutang maka perusahaan (klien) tidak


perlu membentuk bagian kredit tersendiri dalam organisasi. Lembaga anjak
piutang sudah secara otomatis telah melaksanakan fungsi bagian crediet (credit
departement) dimana lembaga anjak piutang akan memberikan laporan hasil
kerjanya secara periodik kepada perusahaan (klien).

Atas pemanfaatan jasa anjak piutang timbul suatu kewajiban bagi


perusahaan (klien) yaitu membayar biaya anjak piutang. Biaya ini terdiri dari:

1. Service charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien menggunakan


jasa untuk pengelolaan/ pembukuan penjualan (sales ledger) dari transaksi
penjualan yang dilakukan klien. Besarnya biaya berkisar antara 0,5% –
2,5% tergantung kesepakatan antara anjak piutang dan klien.
2. Discount charge yaitu biaya yang dikeluarkan karena klien memperoleh
pembiayaan (dana tunai) dari lembaga anjak piutang. Besarnya biaya
discount charge antara 2% – 3%. Biaya ini juga ditetapkan berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.

11
2.5 Manfaat Anjak Piutang

Manfaat anjak piutang bagi klien dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut:
a. Membantu administrasi penjualan dan penagihan (sales ledgering and
collection services)
Perusahaan anjak piutang memperoleh fee atau komisi sebesar
persentase tertentu dari jumlah piutang yang dianjak-piutangkan atas jasa
jasa administrasi yang diberikan sebagai bagian dari perjanjian anjak
piutang. Jasa jasa tersebut meliputi administrasi piutang yang dianjak-
piutangkan dan membantu penagihannya. Dengan mengalihkan tugas
pembukuan kepada perusahaan anjak piutang akan timbul beban biaya atas
klien.
b. Membantu beban risiko (credit inscrrance)
Kadang-kadang klien (supplier) membatasi penjualannya hanya
kepada nasabah lama saja karena alasan risiko kredit. Sehingga
kemungkinan mereka menolak menjual kredit kepada nasabah baru. Hal
tersebut berarti suatu kerugian, bukan saja semata-mata rugi materi yaitu
akibat batalnya memperoleh keuntungan yang sudah di depan mata tetapi
juga rugi secara immateriel dalam hal goodwill. Sekiranya risiko dapat
dibagi dengan perusahaan anjak piutang berarti akan meningkatkan
keuntungan karena pesanan barang dari nasabah baru tidak perlu lagi
ditolak.
c. Memperbaiki sistem penagihan
Keuntungan lain perusahaan anjak piutang adalah memperbaiki
sistem penagihan. Apabila suatu perusahaan anjak piutang membeli suatu
tagihan, tentu perusahaan tersebut mengharapkan untuk , dibayar pada saat
jatuh temponya. Hat tersebut berarti perusahaan anjak piutang akan
memantau pembayarannya dan memberitahukan kepada klien tagihan-
tagihan yang telah jatuh tempo. Klien biasanya melakukan revisi posisi
tagihan yang dianjak-piutangkan. Dalam melakukan penagihan,

12
perusahaan anjak piutang sedapat mungkin tidak memperburuk hubungan
antara kliennya dengan nasabah atau custonrer.
d. Membantu memperlancar modal kerja
Dengan anjak piutang, setiap penjualan praktis berarti penjualan
tunai dan ini berarti terlepas dari masalah kredit. Di samping itu, klien
dapat menawarkan penjualan kredit untuk jangka waktu yang sedikit lebih
panjang untuk menarik lebih banyak nasabah. Hal tersebut akan lebih
kompetitif karena klien akan dapat meningkatkan pangsa pasarnya.
e. Meningkatkan kepercayaan
Karena arus dana bukan lagi suatu masalah maka setiap tagihan
dapat dibayar tepat waktu yang pada gilirannya akan meningkatkan
kepercayaan pihak klien. Reputasi yang baik akan mengakibatkan
mudahnya melakukan pembelian misalnya barang-barang mentah secara
kredit dengan harga yang lebih baik. Sedangkan dalam hal penjualan tunai
klien dapat memberikan discount yang lebih menarik.
f. Kesempatan untuk mengembangkan usaha
Manfaat lain anjak piutang yang cukup menarik adalah kesempatan
untuk tumbuh dan berkembang khususnya bagi usaha kecil. Sekiranya ada
permintaan atas produk atau jasa jasa dan apabila mereka menjual kepada
nasabah besar dengan reputasi baik.

Pihak-pihak yang terkait dengan anjak piutang mempunyai berbagai macam


keuntungan diantaranya :

1. Bagi Perusahaan Anjak Piutang


a. Memperoleh keuntungan berupa fee dan biaya administrasi
b. Membantu menyelesaikan pertikaian diantara kreditur dan debitur.
c. Membantu menajemen pihak kreditur dalam menyelenggarakan kredit.
2. Bagi Kreditur (Klien)
a. Mengurangi risiko kerugian tak tertagihnya piutang.

13
b. Memperbaiki sistem administrasi yang kurang baik.
c. Memperlancar kegiatan usaha.
d. Kreditur dapat lebih berkonsentrasi keusaha lain.
3. Bagi Debitur
Memberikan motivasi untuk segera membayar utang secepatnya.

2.6 Perbedaan Anjak Piutang dengan Kredit Bank


Perbedaan anjak piutang dengan kredit bank antara lain sebagai berikut:
a. Kredit bank melibatkan praktik-praktik dalam perkreditan umum termasuk
mengenai jaminan. Sedangkan anjak piutang pada prinsipnya merupakan
transaksi jual beli piutang.
b. Kredit bank dimulai dari timbulnya utang melalui
mobilisasi dana kemudian dialihkan menjadi aktiva produktif. Sementara
anjak piutang berkaitan dengan pengalihan dari suatu aktiva produktif,
yaitu tagihan menjadi kas pada saat jatuh tempo.
c. Kredit bank memberikan tambahan aktiva dalam bentuk kas pada debitor.
Anjak piutang tidak memberikan tambahan kas akan tetapi hanya
memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang yang belum jatuh
tempo.
d. Kredit bank biasanya dalam jumlah tetap clan memiliki syarat pelunasan
tetap. Sedangkan fasilitas anjak piutang mengubah penjualan kredit
menjadi uang tunai.
e. Kredit bank hampir selalu dikaitkan dengan agunan. Sementara bagi anjak
piutang agunan bukan merupakan hal mutlak.
f. Keahlian penisahaan anjak piutang dalam memelihara atau mengurus
pembukuan penjualan klien dan penyediaan informasi manajemen
menjadikan anjak piutang lebih sebagai mitra usaha.

14
BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Perusahaan anjak piutang merupakan perusahaan yang melakukan
pemberian jasa penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualn kredit
kliennya agar klien tersebut dapat lebih terfokus pada kegiatan usaha lainnya.
Berbagai macam fasilitas yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang
semuanya didasari dengan mempertimbangkan faktor risiko piutang yang
tidak dapat ditagih atau macet. Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu
sumber dana bagi perusahaan yang memang sedang membutuhkan uang
dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai dengan peraturan hukum
yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak

15

Anda mungkin juga menyukai