SYARI’AH
Oleh:
Nining Yuningsih
Nur Azizah
Resti Annisa
Jurusan Manajemen/VII/E
2016 M/1438 H
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Shalawat serta
Salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW. Beserta keluarga dan
sahabatnya. Berkat kodrat dan iradat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
Makalah dengan judul “Strategi Pengembangan dan Pengelolaan Bank Syari’ah”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang diajukan dosen pada mata
kuliah Manajemen Perbankan Syari’ah , di program studi Manajemen Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selanjutnya penyusun mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya pada dosen mata kuliah Manajemen Perbankan Syari’ah
Bapak Deden Ibnu Suja, ME. Sy. Dan kepada rekan yang telah membantu dan
mendukung dalam menyelesaikan Makalah ini. Semoga Makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca.
Penyusun menyadari bahwa Makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu kepada dosen pembimbing penyusun meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan Makalah ini di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1 Muhammad Ibnu Soim, “Bab 1 Strategi Dan Kunci Sukses Manajemen Bank Syari’ah”, diakses dari
http://ibnu-soim.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-strategi-dan-kunci-sukses.html, Pada tanggal 02 Desember
Pukul 20:22.
1
2
Tabel 1.1
Perkembangan Bank Syari’ah di Indonesia
Indikator Tahun
2014 2015
2 Rifatin Afrilia, “Strategi dan Kunci Sukses Manajemen Bank Syari’ah” diakses dari
http://radjafamily.blogspot.co.id/2016/08/strategi-dan-kunci-sukses-manajemen.html, Pada tanggal 02
Desember Pukul 20:25.
3
3Ali Zainuddin, Hukum Perbankan Syariah. Jakarta: Sinar Grafika, 2008, hlm.1.
4Aprilia Wahyu Dini, “Analisis Preferensi Nasabah Bank Syariah Di Kota Surakarta”, Surakarta: FP
Universitas Sebelas Maret, 2007, hal.6.
4
5 Ibid, hal. 9.
6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema Insani, 2004, hlm.227.
7 Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah, Yogyakarta:UPP AMP YKPN, 2002, Hal. 437
5
6
Akan tetapi, bank syari’ah harus lebih daripada itu, terutama dalam
masalah mekanisme produk yang ditawarkan kepada calon nasabah, perlu
memperhatikan kaidah-kaidah syari’ah. Oleh karena keterbatasan para pegawai
bank syari’ah dalam memahami konsep syari’ah dalam ekonomi dan perbankan,
maka masih dijumpai kesalahan dalam menerapkan akad dalam melakukan
transaksi di bank syari’ah.
9 Rifatin Afrilia, “Strategi dan Kunci Sukses Manajemen Bank Syari’ah” diakses dari
http://radjafamily.blogspot.co.id/2016/08/strategi-dan-kunci-sukses-manajemen.html, Pada tanggal 02
Desember Pukul 20:25.
10 Cetak Biru Pengembangan Perbankan Syariah Indonesia, 2002, hlm.16.
9
ini harus dipahami betul para pengelola Bank Islam. Memang benar, oleh karena
bank Islam membawa misi itulah, ia tidak lebih rawan daripada bank
konvensional.
Dalam seluruh operasinya Bank Islam diawasi secara ketat. Para pengelola
bank Islam harus menaruhkan jiwa dan raganya untuk dunia akhirat. Bank
syari’ah membawa misi keadilan, maka untuk dapat menjalankan usaha yang
halal harus diawasi oleh Dewan Pengawas Syari’ah. Jadi, kalau ada sekelompok
orang yang mau mendirikan Bank Islam, akan dibela mati-matian jangan sampai
Bank Islam yang didirikan itu rusak atau bahkan bubar.
Dengan demikian dalam pengelolaan bank syari’ah adalah lebih rawan
dibandingkan dengan perbankan konvensional. Lalu bagaimana caranya? Ada dua
hal dalam hal tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Harus ditumbuhkan tekad yang kuat dari para pengelolaanya dalam
mengemban dan menjalankan berhasilnya pelaksanaan misi.
2. Dalam pengelolaan bank syari’ah perlu dicarikan orang-orang atau sumber
daya yang memang betul-betul professional. Artinya, adalah sumber daya yang
memahami secara konsep keagamaan (syari’ah) dan keterampilan operasional
perbankan syari’ah. Jika kedua hal tersebut diatas, dimiliki oleh para pengelola
bank Islam maka insya Allah pencapaian misi dan target operasional dapat
terwujud.
b. Sifat Istiqomah
Bisnis perbankan syari’ah merupakan suatu bisnis yang mencoba
memadukan konsep kebersamaan dalam berusaha dan menjalankan perlombaan
antara nasabah dengan para pengelola dalam mendapatkan keberuntungan dunia
akhirat. Ada beberapa hal penting dalam rangka menunjang keberhasilan
operasional perbankan syari’ah. Masalah utama keberhasilan bank Islam terletak
pada kesiapan nasabah menerima bagi hasil yang rendah atau tanpa imbalan sama
sekali pada tahap awal operasional Bank Islam.
Disinilah diperlukan nasabah-nasabah yang istiqomah terhadap praktik
penting, terutama dalam rangka mewujudkan konsistensi bisnis berdasarkan
10
syari’ah Islam. Pada tahap berikutnya, setelah bank Islam memperoleh laba riil,
maka nasabah mulai memperoleh bagi hasil. Pada saat tingkat bagi hasil setara
atau melampaui tingkat bunga tabungan/deposito (bank konvensional), maka
disinilah saat take off-nya bank syari’ah, dimana keunggulannya mulai
menunjukan hasil.
Harus dipahami, bahwa pada tahap awal, khususnya pada masa tiga bulan
pertama kondisi masih zero. Sebab pada tahap ini bank Islam mulai dengan modal
saja, tanpa tabungan. Dan mungkin baru kira-kira enam bulan. Bank Islam baru
mendapatkan tabungan. Dalam kondisi ini, para pengelola juga
harus istiqomah. Artinya, mereka harus mau menerima gaji yang mungkin lebih
rendah dairpada gajinya yang dulu.
c. Memperhatikan Likuiditas
Persoalan likuiditas merupakan persoalan umum bagi setiap bank, bukan
saja persoalan bank Islam. BPR dan bentuk umumpun akan mengalaminya.
Persoalan yang muncul adalah bagaimana caranya agar likuiditas bank tetap
terjaga. Bagi bank Islam dalam menjaga likuiditas ini sebenarnya ada kiat-kiat jitu
untuk mengamankan likuiditas paling sedikit ada dua kiat untuk hal likuiditas,
yaitu:
1. Penggalangan umat. Apabila suatu bank syari’ah berada dalam suatu wilayah
yang mayoritas umat Islam. Disini kuncinya adalah kekompakan tiga
komponen pengurus, yaitu Direksi, Komisaris dan Dewan Syari’ah. Jika
ketiganya kompak, maka masalah pasokan sumber dana dapat tertolong. Kalau
tidak kompak, maka tidak lagi terlihat kalau ini bank syari’ah.
2. Kalau misalnya terpaksanya harus memberikan imbalan bagi hasil yang
memadai, maka lebih bagus bank syari’ah jangan dulu menerima simpanan.
Pergunakan dulu dana saham. Setelah ada hasilnya, baru buka simpanan.
Itupun harus diinformasikan (pengertian) kepada nasabah mungkin yang ia
terima masih lebih kecil daripada tingkat bunga yang berlaku.
Cirri-ciri bank Islam yang melakukan praktik semacam itu dapat kelihatan
jika pembiayaan baitu bitsaman ajil, atau murabahah mahal, mark-up-nya tinggi.
11
Jika pembiayaan dengan sistem bagi hasil, mestinya banknya yang menentukan,
bukan hasil musyawarah dengan debitur.
d. Interest Oriented
Persaingan dunia perbankan ditanah air kita sekarang ini semakin ketat.
Apalagi dengan adanya depresiasi rupiah, maka masing-masing bank berusaha
memberikan suku bunga yang tinggi. Dalam kondisi ini, bagaimana sikap bank
syari’ah dalam kaitannya dengan upaya operasionalnya. Jawabannya kembali
pada ke istiqomahan. Harus disadari, oleh para pengelola bank syari’ah,
bahwa interest oriented akan menjadi masalah bagi bank syari’ah pemula, dimana
tingkat bagi hasilnya belum mampu bersaing dengan bank konvensional.
Ditambah lagi nasabah belum siap (istiqomah) terhadap praktik bagi hasil.
Sebenarnya bank syari’ah tidak perlu khawatir nasabah lari, bila bagi
hasilnya kecil. Kesalahan dari pengelola bank syari’ah adalah pada asumsinya
yang menganggap bahwa masyarakat kita adalah masih materialistis, sehingga
kebijakan imbalan bagi hasil tetap mengacu pada bunga bank konvensional.
Padahal belum tentu masyarakat kita adalah materialistic.
Adapun yang menjadi daya tarik atau keunggulan bank syariah, antara lain:
1. Karena pola konsumsi yang diajarkan islam, yaitu tidak boros dan tidk kikir,
jadi diantara keduanya, memungkinkan umat islam menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk ditabung/disimpan.
2. Ajaran islam mengharuskan umatnya untuk melakukan berbagai macam
kegiatan usaha produktif/investasi. Hal tersebut dengan mudah dilakukan
dengan menggunakan tabungan/simpanan tersebut diatas.
3. Lembaga perbankan adalah lembaga yang teapat untuk menampung kelebihan
dana (untuk ditabung), juga untuk menampung dana-dana umat lainnya seperti
zakat, infaq, shodaqoh untuk membantu umat melakukan investasi.
4. Karena bank syariah tidak menganut sistem bunga dan sebagai gantinya adalah
melalui sistem bagi hasil (profiy and loss sharing/PLS), maka
12
11
Muhammad Ibnu Soim, “Bab 1 Strategi Dan Kunci Sukses Manajemen Bank Syari’ah”, diakses dari
http://ibnu-soim.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-strategi-dan-kunci-sukses.html, Pada tanggal 02 Desember
Pukul 20:22.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan makalah yang berjudul “Strategi Pengembangan dan
Pengelolaan Bank Syari’ah” maka dapat disimpulkan bahwa bila kita mau belajar
dari pengalaman, kemungkinan bank syari’ah gagal adalah sangat tipis.
Bagaimana mungkin gagal, sebab bank syari’ah sebenarnya tidak banyak
dipengaruhi beban bunga yang telah dipastikan kepada penyimpan dana. Bank
syari’ah hanya memberikan bagi hasil sesuai dengan kemampuanya, tidak ada
paksaan.
Penabung menginginkan bunga yang tinggi, peminjam menginginkan
bunga rendah, jika demikian tidak akan ketemu. Jika kedua-duanya diikuti, maka
yang menjadi turun adalah optimalisasi spread. Akibatnya spread yang tidak
optimal menjadikan kinerja bank menjadi menurun.
Strategi adalah taktik atau rencana yang disusun untuk mencapai sasa-ran
dan tujuan yang sebelumnya telah ditentukan oleh sekelompok orang. Ada
beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengembangkan bank syari’ah,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Strategi Pengembangan : Islamic Full Branch
b. Strategi Pengelolaan : Pembiayaan
c. Strategi Pengelolaan : Persepsi Masyarakat
Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada pengelolaan Bank Islam dalam
mencapai sukses pengelolaan adalah sebagai berikut:
a. Misi Bank Syari’ah
b. Sifat Istiqomah
c. Memperhatikan Likuiditas
d. Interest Oriented
13
DAFTAR PUSTAKA
Afrilia, Rifatin. 2016. “Strategi dan Kunci Sukses Manajemen Bank Syari’ah”
diakses dari http://radjafamily.blogspot.co.id/2016/08/strategi-dan-kunci-
sukses-manajemen.html, Pada tanggal 02 Desember Pukul 20:25.
Dini, Aprilia Wahyu. 2007. Analisis Preferensi Nasabah Bank Syariah Di Kota
Surakarta. Skripsi. Surakarta: FP Universitas Sebelas Maret.
Soim, Muhammad Ibnu. 2013. Bab 1 Strategi Dan Kunci Sukses Manajemen
Bank Syari’ah. diakses dari http://ibnu-soim.blogspot.co.id/2013/05/bab-i-
strategi-dan-kunci-sukses.html, Pada tanggal 02 Desember Pukul 20:22.
14