Anda di halaman 1dari 39

STRATEGI MEMITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI

MASA PANDEMI COVID-19 PADA BANK SYARIAH INDONESIA (BSI)

KC BANJARBARU

PROPOSAL

OLEH

ALFI NURDIANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI

BANJARMASIN

2021 M/1442 H

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Swt., atas segala limpahan karunia, nikmat, dan
petunujuk-Nya sehingga pada akhirnya Proposal ini dapat terselesaikan. Shalawat
serta salam selalu kita tuturkan kepada panutan Nabi Muhammad Saw., keluarga,
sahabat, dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Lepas dari khilaf dan
segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan Proposal
yang berjudul “Strategi Memitigasi Risiko Pembiayaan Bermasalah di Masa
Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru ”, sebagai
salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu Sarjana Ekonomi, pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin.
Penulis menyadari sepenuhnya, telah banyak mendapatkan dukungan,
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran,
waktu, tenaga, dan sebagainya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan
setulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. H. Fathurrahman Azhari, MHI, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin.
2. H. Haris Faulidi Asnawi, Lc, M.Si, dan Yusuf Asyahri, SE.,ME.,
selaku ketua dan sekretaris program studi Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Antasari Banjarmasin.
3. Dra. Hj. Fithriana Syarqawie, MHI selaku Penasihat Akademik.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN
Antasari Banjarmasin yang telah memberikan bekal ilmu yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Bapak dan Ibu Tenaga Kependidikan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
6. Ibu dan Bapakku, terima kasih atas doa, cinta dan pengorbanan yang
tidak pernah ada habisnya, kasih sayangmu yangtidak pernah
kulupakan.
Semoga Allah SWT, membalas segala bentuk kebaikan pihak-pihak yang
terkait. Akhir kata penulis mengharapkan ampunan dan ridha dari Allah SWT,
semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
menambah khazanah pengetahuan hukum Islam, Amin.

Banjarmasin, 23 Agustus 2021


Penulis

Alfi Nurdiana

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................6
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................................6
D. Singnifikan Penelitian......................................................................7
E. Definisi Operasional..........................................................................8
F. Kajian Pustaka...................................................................................9
G. Sistematika Penulisan........................................................................12
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Strategi............................................................................14
B. Pengertian Mitigasi...........................................................................16
C. Pengertian Pembiayaan.....................................................................16
D. Tujuan Pembiayaan..........................................................................17
E. Dasar Hukum Pembiayaan...............................................................18
F. Pembiayaan Bermasalah...................................................................19
G. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah................................21
H. Mitigasi Pembiayaan Bermasalah.....................................................22
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian.......................................................28
B. Lokasi Penelitian..............................................................................29
C. Sobjek dan Objek Penelitian.............................................................29
D. Data dan Sumber Data .....................................................................29
E. Metode Pengumpulan Data...............................................................30
F. Teknik Analisis Data........................................................................31
G. Tahapan Penelitian............................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................35

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang memberikan produk

berupa jasa. Lembaga bank adalah lembaga yang aktivitasnya berkaitan dengan

masalah uang. Kegiatan dan usaha bank akan selalu terkait dengan komoditas,

antara lain: memindahkan uang, menerima dan membayarkan kembali uang dalam

rekening koran, mendiskonto surat wesel, surat order maupun surat berharga

lainnya, membeli dan menjual surat-surat berharga, membeli dan menjual cek,

surat wesel, kertas dagang, memberi jaminan[CITATION Placeholder1 \p 14 \t \l 1057

].

Perbankan syariah dalam istilah internasional dikenal sebagai Islamic

Banking atau juga disebut dengan interest-free banking, istilah ini menggunakan

kata islamic tidak dapat dilepaskan dari asal-usul sistem perbankan syariah itu

sendiri. Bank syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari

kelompok ekonomi dan praktiksi perbankan muslim yang berupaya

mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia

jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-

prinsip syariah islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan praktik riba,

kegiatan maisir (spekulasi), dan gharar (ketidakjelasan)[CITATION Muh14 \p 1 \t \l

1057 ].

1
Bank syariah, adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan

pada bunga yang dapat diartikaan juga lembaga keuangan atau perbankan yang

operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan

Hadis Nabi SAW., atau dengan kata lain, bank islam adalah lembaga keuangan

yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu

lintas pembayaran serta peredaraan uang yang pengoperasiannya disesuaikan

dengan prinsip syariat islam.

Bank Syariah merupakan lembaga keuangan yang kegiatannya adalah

menghimpun dana dalam bentuk simpanan, dan menyalurkan dana dalam bentuk

pembiayaan. Bank syariah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

wadiah dan mudharabah. Adapun bentuk-bentuk pembiayaan perbankan yang

berdasarkan prinsip syariah, yaitu pembiayaan dengan prinsip bagi hasil

(Musyarakah dan Mudharabah), pembiayaan dengan prinsip jual beli atau piutang

(Murabahah, Salam dan Isthisna), pembiayaan dengan prinsip sewa (Ijarah dan

Ijarah Muntahiya Bit Tamlik), serta pinjaman Qard[CITATION And09 \p 68 \t \l

1057 ].

Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru juga mempunyai berbagai

macam produk pembiayaan untuk menunjang kebutuhan masyarakat dalam

mengajukan pembiayaan. Produk tersebut diharapkan dapat memfasilitasi

keinginan masyarakat supaya dapat memenuhi kebutuhan barang untuk

digunakannya dan mengembangkan usaha menjadi maju dari sebelumnya.

Bank Syariah Indonesia (BSI) mengeluarkan jenis pembiayaan produktif,

konsumtif dan mikro. Pembiayaan produktif adalah pembiayaan produktif baik

2
untuk investasi maupun modal kerja. Pembiayaan konsumtif adalah pembiayaan

kebutuhan konsumtif seperti beli rumah, beli mobil, dan lain-lain, pembelian

barang ini disertai agunan berupa tanah dan bangunan. Sedangkan pembiayaan

mikro yaitu untuk usaha skala mikro tujuannya ada investasi dan modal kerja.

Saat ini perkembangan produk pembiayaan di Bank Syariah Indonesia

(BSI) KC Banjarbaru cukup pesat, banyak masyarakat khususnya kaum muslim

yang tertarik dengan pembiayaan ini, karena produk pembiayaan ini sangat

membantu dalam meningkatkan ekonomi dan mempermudah pekerjaan sehari-

hari. Namun pada tahun 2020 muncul virus mematikan yang sering disebut

Covid-19, sehingga menyebabkan ekonomi di seluruh dunia, khususnya di

Indonesia mengalami penurunan. Kemungkinan besar lembaga keuangan seperti

bank juga ikut terdampak akibat virus covid-19.

Virus 2019-nCoV atau Covid-19 (istilah terbaru) novel coronavirus yang

berasal dari Wuhan, China telah menjadi isu kesehatan global. Novel coronavirus

Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China,

sebuah kota dengan populasi lebih dari 11 juta. Virus itu terus menyebar hampir

ke setiap negara di dunia. Pada 1 Mei 2020, penyakit ini menginfeksi setidaknya

3.175.207 orang dengan kematian lebih banyak. Covid-19 ini berawal dari laporan

kasus radang paru-paru (pneumonia) yang tidak diketahui penyebabnya di Wuhan,

China pada akhir bulan Desember 2019 lalu. Pneumonia sendiri kondisi inflamasi

di alveolus paru-paru, bisa disebabkan oleh bakteri atau virus, dengan gejala khas,

batuk, demam, nyeri dada dan sulit bernapas. Pemeriksaan penunjang bisa dengan

rontgen dan pemeriksaan sputum atau dahak. Dari situ akan di ketahui bakteri atau

3
virus yang menginfeksi. Dalam kasus Wuhan, China, Virus Covid-19 kemudian

dikonfirmasi sebagai penyebab penyakit yang berpotensi menyebabkan kematian

tersebut. Pada umumnya, seperti yang dijelaskan oleh World Health Organization

(WHO), corona adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai

dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory

Syndrome (Sindrom Pernafasan Timur Tengah MERS-CoV) dan Severe Acute

Respiratory Syndrome (Sindrome Pernafasan Akut Parah SARS-CoV).

Coronavirus novel (Covid-19) adalah jenis baru yang belum diidentifikasi

sebelumnya pada manusia. Peneliti dari Amerika dan Inggris, Jonathan M. Read

dkk menyebutkan Ro (rasio reproduksi dasar) Covid-19 adalah diantara 3.6 dan

4.0 artinya, satu orang terkena Covid-19 berpotensi menularkan virus tersebut

setidaknya ke empat orang Penyebarannya cepat sekali, yaitu melalui kontak fisik

melalui hidung, mulut dan mata dan berkembang di paru. Tanda-tanda seseorang

terkena Covid-19 adalah suhu tubuh naik, demam, mati rasa, batuk, nyeri di

tenggorokan, kepala pusing, susah bernafas jika virus corona sudah sampai paru-

paru lainnya. Wabah Covid-19 telah membawa perubahan pergerakan struktur

ekonomi masyarakat mengalami penurunan secara drastis seiring mewabahnya

penyebaran Covid-19.

Penyebaran Covid-19 yang dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia

(World Health Organization) sebagai pandemi pada sebagian besar negara-negara

di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, menunjukkan peningkatan dari waktu ke

waktu dan telah menimbulkan korban jiwa, dan kerugian material yang semakin

besar, sehingga berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi, dan kesejahteraan

4
masyarakat. Efek pandemi Covid-19 memperparah kondisi siklus ekonomi,

masyarakat sempat mengalami panic buying terhadap produk tertentu (masker,

disinfektan, hand sanitizer dll) serta arus supply barang terutama yang berasal dari

barang-barang impor mulai langka, harga mulai bergeser naik dan daya beli yang

menurun sehingga penjualan anjlok.

Di Indonesia kasus pertama Covid-19 di umumkan pada tanggal 2 Maret

2020 terkonfirmasi positif Covid-19 pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang

berawal dari suatu acara di Jakarta dimana penderita kontak langsung dengan

seorang warga negara asing (WNA) asal jepang yang tinggal di malaysia. Setelah

pertemuan tersebut penderita mengeluhkan demam, batuk dan sesak napas.

Serangan Covid-19 pada awal maret 2020 tentu sangat terasa dampaknya,

menyikapi pandemi Covid-19 kebijakan mulai dimunculkan, mulai penerapan

Work From Home (WFH) diantara bentuk upaya yang diserukan dan dilakukan

oleh dunia untuk mengurangi penyebaran Covid-19 ini adalah dengan social atau

Physical Distancing, sampai diberlakukan pembatasan sosial berskala besar

(PSBB) namun sayangnya gerakan tersebut berpengaruh pada penurunan aktivitas

ekonomi secara keseluruhan [CITATION Fah20 \p 92-95 \l 1057 ].

Dalam masa pandemi ini, maka Bank Syariah Indonesia (BSI) KC

Banjarbaru harus mencoba memecahkan masalah dan mengambil tindakan-

tindakan sehingga pembiayaan bermasalah di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC

Banjarbaru dapat berkurang dan dapat terselesaikan.

Dari gambaran diatas, penulis tertarik untuk meneliti Bagaimana Bank

Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru Memitigasi Risiko Pembiayaan

5
Bermasalah Pada Masa Pandemi Covid-19 dan Apakah strategi memitigasi risiko

pembiayaan bermasalah di masa pandemi Covid-19 pada Bank Syariah Indonesia

(BSI) KC Banjarbaru sudah efektif. Oleh karena itu, penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “STRATEGI MEMITIGASI RISIKO PEMBIAYAAN

BERMASALAH DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA BANK SYARIAH

INDONESIA KC BANJARBARU”.

B. Rumusan Masalah

Masalah pokok yang akan diteliti didalam penilitian ini dirumuskan dalam

bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru memitigasi

risiko pembiayaan bermasalah pada masa pandemi Covid-19 ?

2. Apakah strategi memitigasi risiko pembiayaan bermasalah di masa

pandemi Covid-19 pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru

sudah efektif ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana Bank Syariah Indonesia (BSI) KC

Banjarbaru memitigasi pembiayaan bermasalah pada masa pandemi

Covid-19.

6
b. Untuk mengetahui apakah strategi memitigasi risiko pembiayaan

bermasalah di masa pandemi Covid-19 pada Bank Syariah Indonesia

(BSI) KC Banjarbaru sudah efektif.

2. Kegunaan Penelitian

a. Untuk menambah wawasan penulis dan sebagai pedoman penulis

dalam mengembangkan disiplin ilmu guna pengembangan ilmu

pengetahuan.

b. Sebagai bahan kajian dari informasi penulis yang berkaitan dengan

Strategi Memitigasi Risiko Pembiayaan Bermasalah di Masa

Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KC

Banjarbaru

c. Sebagai karya tulis dalam memenuhi syarat akan menyelesaikan

studi pada program Srata Satu (S1) atau Sarjana Ekonomi.

D. Signifikasi Penelitian

Peneliti berharap baik sekarang ataupun dimasa yang akan datang, hasil

penelitian ini dapat bermanfaat untuk :

1. Bahan untuk menambah sekaligus memperluas wawasan pengetahuan

tentang permasalahan yang diteliti, baik bagi penulis sendiri maupun

7
pihak lain yang ingin mengetahui secara mendalam tentang permasalahan

tersebut.

2. Menjadi bahan informasi bagi kalangan masyarakat umum dan pihak-

pihak yang berkepentingan terutama mahasiswa/i.

3. Menambah wawasan penulis dan sebagai pedoman penulis dalam

mengembangkan disiplin ilmu guna pengembangan ilmu pengetahuan.

4. Sebagai karya tulis dalam memenuhi syarat akan menyelesaikan studi

pada program Srata Satu (S1) atau Sarjana Ekonomi.

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan pemahaman yang jelas dari penelitian ini, perlu

dijelaskan beberapa definisi operasional berikut:

1. Strategi adalah suatu kesatuan rencana yang komprehesif dan terpadu

yang menghubungkan kekuatan strategi perusahaan dengan lingkungan

yang dihadapinya, semuanya menjamin agar tujuan perusahaan tercapai

[CITATION Sup98 \p 8 \t \l 1057 ].

2. Mitigasi adalah serangkaian usaha untuk meminimalisirkan potensi

terjadinya risiko atau dampak keterjadian risiko. Mitigasi risiko

merupakan implementasi tindakan terhadap risiko yang ditimbulkan dari

aktivitas perbankan atau solusi terhadap risiko. Perbankan harus

menerima risiko pada tingkat tertentu dengan melakukan tindakan

mitigasi risiko melalui peningkatan kontrol, kualitas proses, serta aturan

8
yang jelas terhadap pelaksanaan aktivitas dan risikonya [CITATION Est18 \p

8 \l 1057 ].

3. Pembiayaan bermasalah adalah debitur mengalami kondisi dimana dia

tidak mampu memenuhi kewajibannya mengembalikan modal yang

diberikan oleh bank dan ketidakmampuan debitur menyerahkan porsi

keuntungan yang seharusnya diperoleh oleh bank dan telah diperjanjikan

di awal [CITATION Wah13 \p 90 \l 1057 ].

4. Masa pandemi menurut kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi

yang luas [CITATION Dep96 \p 747 \t \l 1057 ] . Istilah pandemi artinya

persebaran virus corona/covid-19 telah menyebar secara global ke

seluruh dunia. Masa pandemi ini mengakibatkan seluruh sektor

kehidupan menjadi tidak berjalan normal.

F. Kajian Pustaka

Untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian yang ada, maka

diperlukan kajian pustaka dari penelitian terdahulu yakni :

1. Ahmad Solihin (2020) Judul: Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

Pada Akad Murabahah di BMT Khairul Amin Kota Martapura.

penelitian ini dilatarbelakangi pembiayaan bermasalah pada akad

murabahah yang terjadi di BMT Khairul Amin Kota Martapura. Tujuan

dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pelaksanaan

pembiayaan murabahah, faktor penyebab terjadinya pembiayaan

9
bermasalah pada akad murabahah dan mengetahui cara penyelesaian

pembiayaan bermasalah pada akad murabahah di BMT Khairul Amin

Kota Martapura. Hasilnya menjelaskan bahwa pelaksanaan pembiayaan

murabahah yang diterapkan di BMT Khairul Amin Martapura pada

praktiknya dapat dikatakan sudah baik, karena sudah memenuhi syarat

dan prosedur yang berlaku, faktor-faktor penyebab pembiayaan

bermasalah yaitu adanya faktor internal seperti manajemen anggota

pembiayaan bermasalah kurang tepat. Sedangkan faktor eksternalnya

adalah peraturan pemerintah, kondisi ekonomi dan bencana alam dan

bencana non alam. Penyelesaian pembiayaan bermasalah pada akad

murabahah di BMT Khairul Amin Martapura menggunakan strategi

rescheduling (penjadwalan kembali), reconditioning (persyaratan

kembali), dan langkah terakhir dengan eksekusi (penyitaan jaminan).

2. Sri Rahmawati (2019) Judul: Analisis Mitigasi Risiko Penggantian Objek

Hak Tanggungan Bagi Agunan Bermasalah di PT. BNI Syariah Kantor

Cabang Banjarmasin. Penelitian ini dilatarbelakangi adanya penggantian

objek hak tanggungan yang dikarenakan sengketa waris, duplikasi

sertifikat, kebakaran, kebanjiran dan tanah longsor. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses mitigasi risiko

penggantian objek hak tanggungan bagi agunan bermasalah di PT. BNI

Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dan untuk mengetahui bagaimana

kendala mitigasi risiko penggantian objek hak tanggungan bagi agunan

bermasalah di PT. BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin.

10
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil yaitu

pertama, proses mitigasi risiko penggantian objek hak tanggungan, yaitu

proses mitigasi risiko sebelum persetujuan pembiayaan dilakukan dengan

penilaian terhadap barang agunan yang diserahkan oleh calon nasabah

penerima fasilitas, adapun penilaian agunan yang digunakan dalam PT.

BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dapat dilakukan dengan penilai

Intern dan penilai Independen. Sedangkan proses mitigasi risiko ketika

terjadi agunan bermasalah, langkah yang dipakai dalam mengatasi

agunan bermasalah tersebut yaitu dengan Bank meminta agunan lain

yang nilainya sama dengan maksimal pembiayaan dan PT. BNI Syariah

Kantor Cabang Banjarmasin bisa meminta agunan tambahan yang

senilai. Kedua, kendala-kendala yang dihadapi dalam mitigasi risiko

penggantian objek hak tanggungan bagi agunan bermasalah di PT. BNI

Syariah Kantor Cabang Banjarmasin yakni (1) Lokasi jaminan jauh dari

jaminan asal (seperti, jaminan tersebut berada di luar daerah atau luar

provensi) dikarenakan lokasi jaminan jauh maka notarisnya juga berbeda.

(2) posisi jaminannya bukan berada di perkotaan (contohnya masih

didalam hutan).

3. Mohamad Ikvi Ubaidillah (2020) Judul: Implementasi Kebijakan

Relaksasi Pembiayaan UMKM Terdampak Covid-19 dan Manajemen

Resiko Force Majeure Pada Lembaga Keuangan Syariah. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kebijakan relaksasi pembiayaan yaitu

kebijakan memberikan kelonggaran kepada nasabah dalam melakukan

11
kredit angsuran pembiayaan, tujuannya yaitu membantu nasabah yang

bermasalah dalam kredit angsuran. Hal ini tentu ada penyebab mengapa

nasabah mengalami masalah dalam kredit, ada 2 faktor penyebabnya,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Pada kali ini penulis melakukan

penelitian mengenai nasabah pembiayaan UMKM bermasalah faktor

eksternal force majeure atau bencana alam karena pandemi Coronavirus

Disease 2019 (Covid-19). Pandemi ini dampaknya sangat mempengaruhi

sektor ekonomi, UMKM menjadi yang paling terdampak karena aktivitas

masyarakat yang dibatasi untuk keluar rumah, mengakibatkan

pendapatan pengusaha UMKM menurun drastis. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa implementasi kebijakan relaksasi pembiayaan

UMKM terdampak Covid-19 dan manajemen resiko force majeure yang

dilakukan oleh lembaga keuangan syariah khususnya BSM KCP

Ajibarang yang menjadi objek penelitian sudah cukup baik dalam

implementasi kebijakan relaksasi pembiayaan kepada nasabah, tentang

bagaimana sosialisasi mengenai relaksasi pembiayaan kepada nasabah,

memberi kemudahan proses pengajuan relaksasi, hingga manajemen

resiko yang dijalankan BSM KCP Ajibarang agar keuangan bank tetap

stabil.

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi yang dilakukan ini terdiri dari lima (5) bab, dengan

sistematika sebagai berikut :

12
Bab I adalah pendahuluan, yaitu berisi latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, singnifikan penelitian, definisi operasional, kajian

pustaka, dan sistematika penulisan.

Bab II merupakan landasan teori yang menerangkan, menguraikan, dan

menjabarkan masalah-masalah yang berhubungan dengan objek penelitian melalui

teori-teori yang mendukung dari buku, jurnal maupun skripsi terdahulu yang

berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga sumber informasi dari referensi

media lainya.

Bab III merupakan metode penelitian, yang berisi jenis dan pendekatan

penelitian, lokasi penelitian, subjek dan objek penelitian, data dan sumber data,

metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV merupakan hasil penelitian dari STRATEGI MEMITIGASI RISIKO

PEMBIAYAAN BERMASALAH DI MASA PANDEMI COVID-19 PADA

BANK SYARIAH INDONESIA (BSI) KC BANJARBARU. Dimana akan

dibahas mengenai analisis data dan hasil analisis berseta dengan pembahsan yang

telah sesuai dengan metode penelitian yang tercantum pada Bab III, sehingga

memberikan suatu perbandingan dari hasil penelitian yang telah sesuai dengan

kriteria yang ada dalam permasalahan dari rumusan masalah.

Bab V berupa penutup yang didalamnya tertuang dari kesimpulan dan saran.

Kesimpulan adalah suatu ringkasan terhadap pembahasaan yang telah dianalisis

sebelumnya. Sedangkan saran merupakan suatu kontribusi pemikiran yang

diberikan agar hasil penelitian ini berdampak positif sekaligus bermanfaat

kedepannya.

13
BAB II

TEORI TENTANG STRATEGI MITIGASI, DAN PEMBIAYAAN

BERMASALAH

A. Pengertian Strategi

Strategi secara etimologi, berasal dari bahasa Yunani “Stratagos”, strategi

berarti cara menempatkan pasukan atau menyususn kekuaatan. Jadi, strategi

adalah penyusunan dalam sebuah organisasi dalam mengatur segala keseluruhan

konsep dari perusahaan agar tercapainya suatu tujuan tertentu [CITATION Kun16 \p

15 \t \l 1057 ].

Strategi adalah keseluruhan konsep bagaimana sebuah perusahaan mengatur

dirinya sendiri dan semua kegiatan dengan tujuan agar bisnis yang dijalankan

berhasil, melakukan persaingan, dan melakukan imbal hasil kepada pemegang

saham [CITATION TPr18 \p 85 \t \l 1057 ].

Strategi juga dapat diartikan sebagai arah yang akan dituju oleh sebuah

perbankan dan menuntun pada pengalokasian sumber daya dan upaya. Strategi

dapat pula dipahami sebagai sebuah pola yang mencakup didalamnya, baik itu

14
strategi yang direncanakan (intended strategy dan deliberate strategy) maupun

strategi yanga pada awalnya tidak dimaksudkan oleh perbankan (emerging

strategy) tetapi menjadi strategi yang dipertimbangkan bahkan dipilih oleh

perbankan untuk diimplementasikan (realized strategy).

Menurut Sondang Siagian, untuk memenuhi persyaratan-persyaratan strategi

yang baik, ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi antara lain :

a. Strategi sebagai keputusan jangka panjang harus mengandung

penjelasan singkat dalam arti terlihat kejelasan dari ruang lingkup,

pemanfaatan sumber dana dan daya, serta keunggulannya, bagaimana

menghasilkan keunggulan tersebut dan strategi antara komponen-

komponen tersebut diatas.

b. Strategi merupakan keputusan jangka panjang yang mendasar sifatnya

harus memberikan petunjuk tentang bagaimana strategi akan membawa

organisasi lebih cepat dan efektif menuju tercapainya tujuan dan

berbagai sasaran organisasi.

c. Strategi organisasi dinyatakan dalam pengertian fungsional, dalam arti

jelasnya satuan kerja sebagai pelaksana utama kegiatan melalui

pembagian kerja yang jelas sehingga kemungkinan terjadinya tumpang

tindih, saling lempar tanggung jawab dan pemborosan dapat dicegah.

d. Pernyataan strategi itu harus bersifat spesifik dan tepat, bukan

merupakan pertanyaan-pertanyaan yang masih dapat diimplementasikan

dengan berbagai jenis interprestasi yang pada selera dan presepsi

individu dari pembuat interprestasi [CITATION Ana \p 15-16 \t \l 1057 ].

15
Penggunaan strategi dalam bidang pemasaran digunakan untuk menciptakan

kondisi pemasaran yang kondusif dan stabil sehingga memberikan dampak yang

positif bagi pihak yang terlibat dalam proses pemasaran baik itu produsen maupun

konsumen [CITATION Sya08 \p 293 \t \l 1057 ].

B. Pengertian Mitigasi

Mitigasi adalah serangkaian usaha untuk meminimalisirkan potensi

terjadinya resiko dan/atau dampak keterjadian resiko. Ketika suatu resiko

terjadi, terdapat beberapa kemungkinan respon dari tindakan yang dapat

dilakukan untuk menghadapi resiko tersebut. Sebagai respon untuk mengatasi

suatu resiko maka dilakukan proses mitigasi. Proses mitigasi merupakan

proses penyusunan berbagai pilihan dan aksi yang dapat digunakan bank

untuk menetralisasi, mengurangi, atau menghilangkan kerugian yang

mungkin ditimbulkan dari suatu resiko. Pada proses mitigasi, bank harus

mengenali dengan jelas sumber penyebabnya dan dampak kerugian yang

ditimbulkan karena resiko tersebut. Proses mitigasi risiko pada bank islam

bukan hanya untuk menetralisasi dan mengurangi dampak negatif resiko

tetapi juga harus memenuhi prinsip syariah sebagai landasan oprasionalnya

[CITATION Wah131 \p 74 \l 1057 ].

C. Pengertian Pembiayaan

16
Menurut UU. No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang terdapat

pada pasal 1 nomor (12) mendefinisikan pembiayaan berdasarkan

prinsip syariah adalah tersedianya uang atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu, yang mana nasabah diwajibkan untuk mengembalikan

uang tersebut dalam jangka waktu tertentu dengan bagi hasil atau imbalan

[CITATION Tri13 \p 97 \t \l 1057 ].

Pembiayaan juga diartikan sebagai suatu kegiatan pemberian fasilitas

keuanagan/finansial yang diberikan satu pihak kepada pihak lain untuk

mendukung kelancaran usaha maupun untuk investasi yang telah

direncanakan. Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu

pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak

yang merupakan deficit unit [CITATION Ant01 \p 168 \l 1057 ].

D. Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan merupakan sumber pendapatan bagi bank syariah. Tujuan

pembiayaan yang dilaksanakan perbankan syariah terkait dengan stake

holder, yakni.

a. Pemilik : Dari sumber pendapatan diatas, para pemilik

mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang

ditanamkan pada bank tersebut.

b. Pegawai : Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh

kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.

c. Masyarakat

17
1) Pemilik dana. Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan

dari dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.

2) Debitur yang bersangkutan. Para debitur, dengan penyediaan

dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya

(sektor produtif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang

diinginkannya (pembiayaan konsumtif)

3) Masyarakat umumnya konsumen, mereka dapat memperoleh

barang-barang yang dibutuhkan,

d. Pemerintah : Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu

dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan

diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang

diperoleh bank dan juga perusahaan-perusahaan)

e. Bank : Bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran

pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan

mengembangkan usahanya agar tetap survival dan meluas

jaringan usahanya, sehingga semakin banyak masyarakat yang

dapat dilayaninya [CITATION Muh05 \p 196 \l 1057 ].

E. Dasar Hukum Pembiayaan

Islam tidak melarang hubungan pinjam-meminjam dalam suatu kegiatan

ekonomi, bahkan kegiatan tersebut sangat dianjurkan karena bertujuan saling

membantu antara sesama manusia. Adapun dasar hukum dibolehkannya

18
pinjam-meminjam dalam pembiayaan tersebut berdasarkan firman Allah SWT

dalam surat Al-Baqarah (2) ayat 245.

‫ضعافًا َکث ۡيرةً وهّٰللا‬ ‫م ۡن َذا الَّذ ۡى ي ۡقر هّٰللا‬


َ َ ِ َ ۡ َ‫ض ِعفَ ٗه لَ ٗۤه ا‬
ٰ ُ‫سنًا فَي‬ ً ‫ض قَ ۡر‬
َ ‫ضا َح‬ ُ ِ ُ ِ َ

bُُۜ ‫ض َويَ ۡب‬


‫ۜصطُ َو اِلَ ۡي ِه تُ ۡر َج ُع ۡو َن‬ ُ ِ‫يَ ۡقب‬
Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,

pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan

melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.

Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepadanya lah kamu

dikembalikan” [CITATION Dep09 \p 39 \t \l 1057 ].

Bank syariah memberikan pembiayaan dengan tujuan untuk

memperoleh pendapatan dan membantu nasabah atau masyarakat lain yang

membutuhkan dana pembiayaan tersebut dalam mengembangkan berbagai

usahanya sehingga perekonomiannya menjadi sejahtera. Sebagaimana firman

Allah SWT dalam surat Al-Maidah (5): ayat 2;

ۡ
ِ ‫اونُ ۡوا َعلَى ااۡل ِ ث ِم َو ۡال ُع ۡد َو‬
‫ان َواتَّقُوا‬ َ ‫اونُو َعلَى ۡالبِ ِّر َوالتَّ ۡق ٰوى َواَل تَ َع‬
َ ‫َوتَ َع‬

َ َ ‫هّٰللا اِنَّ هّٰللا‬


‫ش ِد ۡي ُد ۡال ِعقَاب‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)

kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan

pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah

amat berat siksanya” [CITATION Dep09 \p 106 \t \l 1057 ].

19
F. Pembiayaaan Bermasalah

Pembiayaan bermasalah adalah debitur mengalami kondisi dimana

dia tidak mampu memenuhi kewajibannya mengembalikan modal yang

diberikan oleh bank dan ketidakmampuan debitur menyerahkan porsi

keuntungan yang seharusnya diperoleh oleh bank dan telah diperjanjikan di

awal [CITATION Wah131 \p 90 \t \l 1057 ].

Secara umum penggolongan pembiayaan bermasalah dibagi menjadi

empat kategori yakni, lancar, kurang lancar, diragukan dan macet.

Pembiayaan lancar tidak termasuk kategori bermasalah, sehingga

prosedurnya berlaku umum. Sedangkan kategori yang lain dijelaskan sebagai

berikut :

a. Pembiayaan Lancar (Collectibilitas I)

1) Tidak ada tunggakan angsuran pokok maupun bagi hasil.

2) Tidak termasuk kategori collectibilitas II (Pembiayaan kurang

lancar)

b. Pembiayaan Kurang Lancar(Collectibilitas II)

Pembiayaan digolongkan kurang lancar jika memenuhi kriteria

apabila tunggakan tersebut sudah melebihi batas angsuran yang telah

disepakati, tetapi masa anggsuran yang telah ditetapkan belum berakhir.

c. Pembiayaan Diragukan(Collectibilitas III)

Pembiayaan digolongkan sebagai pembiayaan yang diragukan

apabila tidak memenuhi kriteria kurang lancar, tetapi berdasarkan

penilaian dapat disimpulkan bahwa:

20
1) Pembiayaan masih bisa diselamatkan apabila agunannya bernilai

sekurang-kurangnya 75% dari total hutangnya termasuk bagi

hasil dan margin.

2) Pembiayaan tidak dapat diselamatkan, akan tetapi jaminannya

bernilai sekurang-kurangnya 100% dari total hutangnya

termasuk bagi hasil dan margin.

d. Pembiayaan Macet

Pembiayaan digolongkan menjadi pembiayaan macet apabila

anggota tidak mampunyai kemampuan lagi untuk membayar seluruh

kewajibannya [CITATION Muh06 \p 98-99 \t \l 1057 ].

Dengan terjadinya pembiayaan bermasalah, maka akan mengurangi

dan membatasi kemampuan bank untuk menyalurkan pembiayaan.

Pembiayaan yang mengalami masalah juga akan menghambat

berjalannya operasional bank karena akan mempengaruhi pendapatan

dan arus kas.

G. Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah

Sebagian besar pembiayaan bermasalah timbul karena hal-hal yang

terjadi pada pihak nasabah, antara lain :

1. Menurunnya kondisi usaha bisnis perusahaan yang disebabkan

merosotnya kondisi ekonomi.

2. Adanya kesalahan dalam pengelolaan usaha bisnis perusahaan.

21
3. Masalah pribadi nasabah, misalnya perceraian, kematian, sakit, gaya

hidup yang boros dan lainnya.

4. Nasabah memiliki banyak bidang usaha yang mengalami kegagalan

pada salah satu bidang bisnis sehingga berimplikasi pada bisnis lainnya.

5. Kesalahan nasabah dalam manajemen likuiditas di perusahaannya.

6. Faktor diluar kendali nasabah misalnya bencana alam.

7. Karakter yang buruk sehingga tidak ada kemauan untuk membayar

angsuran pembiayaan [CITATION May20 \p 41-42 \t \l 1057 ]

H. Mitigasi Pembiayaan Bermasalah

1. Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah

Penyelamatan Pembiayaan adalah upaya bank yang dilakukan

terhadap nasabah pembiayaan bermasalah yang masih mempunyai prospek

dan kinerja usaha serta kemampuan membayar untuk memperkecil

kemungkinan timbulnya kerugian bank dan menyelamatkan kembali

pembiayaan yang telah diberikan. Tindakan penyelamatan pembiayaan

dapat berupa restrukturisasi pembiayaan atau tindakan penyelamatan

lainnya, seperti pengambilalihan aset nasabah pembiayaan/agunan yang

diambil alih.

a. Penataan Kembali (Restrukturisasi) Pembiayaan Restrukturisasi

pembiayaan adalah usahabank untuk melakukan perbaikan

terhadap nasabah pembiayaan yang berpotensi atau mengalami

kesulitan dalam memenuhi kewajibannya. Restrukturisasi

22
pembiayaan dilakukan dengan tujuan memperkecil kemungkinan

timbulnya kerugian bank dan menyelamatkan kembali

pembiayaan yang telah diberikan. Restructuring is a process

that allows a private or public company or a sovereign entity

facing cash flow problems and financial distress to reduce and

renegotiate its delinquent debts to improve or restore liquidity so

thatit can continue its operations. Restrukturisasi dapat

dilakukan melalui : Penjadwalan Kembali (Rescheduling)

dilakukan dengan memperpanjang jangka waktu jatuh tempo

pembiayaan tanpa mengubah sisa kewajiban nasabah yang

harus dibayarkan kepada BUS atau UUS. Reschedulingrefers to

restructuring the terms of an existing loan. The debt can be

rescheduled as follows:Reduce payment amounts by

extending the payment period and increasing the number of

payments [CITATION May20 \p 36-37 \t \l 1057 ].

b. Persyaratan Kembali (Reconditioning) dilaksanakan dengan

menetapkan kembali syarat-syarat pembiayaan antara lain

perubahan jadwal pembayaran, jumlah angsuran, jangka

waktu dan/atau pemberian potongan sepanjang tidak

menambah sisa kewajiban nasabah yang harus dibayarkan

kepada BUS atau UUS [CITATION FDj12 \p 88 \t \l 1057 ].

Restrukturisasi dilakukan terhadap nasabah pembiayaan

yang memenuhi kriteria berikut :

23
1. Mengalami kesulitan pembayaran kewajiban pembiayaan.

2. Memiliki iktikad baik dan kooperatif.

3. Memiliki prospek usaha yang baik dan

diproyeksikan mampu memenuhi kewajiban setelah

pembiayaan di restrukturisasi.

Restrukturisasi pembiayaan harus dilakukan dengan hati-hati,

cermat, serta memperhatikan hal-hal berikut :

a. Pembiayaan yang akan di restrukturisasi wajib dianalisis

berdasarkan prospek usaha nasabah pembiayaan dan kemampuan

membayar sesuai proyeksi arus kas.

b. Keputusan restrukturisasi pembiayaan harus dilakukan atau

mendapat persetujuan pejabat yang lebih tinggi dari pejabat

yang memutuskan pemberian pembiayaan.

c. Proses analisis dan pelaksanaan restrukturisasi

pembiayaan diadministrasikan dan di dokumentasikan secara

lengkap dan tertib [CITATION Ika14 \p 235-237 \t \l 1057 ] .

Berdasarkan Q.S. al-Baqarah/2:282 :

َ ‫اِ َذا تَ َدايَ ْنتُ ْم بِ َد ْي ٍن اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم‬


ُ‫س ّمًى فَا ْكتُبُ ْو ۗه‬

“Apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang

ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya” [CITATION QSA21 \l 1057 ]

2. Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah

24
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah dapat dilakukan dengan 5 tahap

yaitu :

a. Potongan Pelunasan Tagihan Murabahah ; Potongan Pelunasan

Tagihan Murabahah adalah bank memberikan keringanan

margin bagi nasabah yang tidak mampu membayar dalam

rangka penyelesaian pembiayaan.

b. Penjualan Jaminan

1) Penjualan Sukarela adalah penjualan aset nasabah

pembiayaan dan/atau agunan yang dilakukan secara sukarela

(bawah tangan) dalam rangka penyelesaian pembiayaan.

2) Penjualan Lelang adalah penjualan barangnya itu terbuka untuk

umum, penawaran harganya itu bisa secara tetulis atau lisan

dan akan makin meningkat untuk mencapai harga paling tinggi,

yang didahului dengan pengumuman lelang. Dalam hal ini

penjualan melalui eksekusi hak tanggungan (lelang) dapat

dilakukan melalui KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang) dengan/tanpa menggunakan jasa Balai

Lelang Swasta (BLS) yang telah bekerja sama dengan bank.

c. Agunan Yang Diambil Alih (AYDA)Aset yang didapatkanoleh

bank,bisa itu melalui lelang atau selain lelang, yang dilakukan

secara sukarela oleh nasabah atau berdasarkan kuasa untuk jual

diluar lelang dari nasabah, dikarenakan nasabah tidak

memenuhi kewajibannya kepada bank.

25
d. Litigasi

1) Pailit adalah disitanya semua kekayaan nasabahpailit yang

pengurusan dan pemberesannya dilaksanakan oleh kurator

bawah pengawasan hakim pengawas.

2) Fiat Pengadilan, sesuai dalam pasal 20 ayat (1) huruf b

UUHT yaitu titel eksekutorial yang terdapat dalam

sertifikat hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam pasal

14 ayat (2), obyek hak tanggungan dijual melalui pelelangan

umum menurut tata cara yang ditentukan dalam peraturan

perundang-undangan untuk pelunasan piutang pemegang

hak tanggungan dengan hak mendahulu daripada kreditur-

kreditur lainnya.

e. Hapus Buku Pembiayaan

1) Hapus buku pembiayaan adalah tindakan administratif

menghapus pembukuan pembiayaan dari catatan

intracomptable menjadi extracomptable yang dilakukan oleh

bank atas pembiayaan macet yang belum dapat ditagih.

2) Penghapusbukuan pembiayaan tidak mengakibatkan

dihapusnya hak bank untuk melakukan penagihan kepada

nasabah pembiayaan, karena sewaktu-waktu bank dapat

menagih piutang yang telah dihapusbukukan tersebut.

26
3) Penghapus bukuan tidak dapat dilakukan terhadap sebagian

pembiayaan (partial write off), harus dilakukan terhadap

seluruh pembiayaan / kewajiban nasabah, antara lain :

a) utang Pokok

b) Margin / Bagi Hasil / Biaya Sewa

c) Tunggakan Margin / Bagi Hasil / Biaya Sewa

d) Biaya Administrasi

e) Biaya Bank, dan lain-lain [CITATION Sya20 \p 1-47 \l 1057 ].

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan, yaitu dengan

tujuan langsung kelapangan untuk menggali dan meneliti data yang berkenaan

dengan bagaimana Strategi Memitigasi Risiko Pembiayaan Bermasalah di Masa

Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

penelitian kualitatif adalah tata cara penelitian yang temuan-temuannya tidak

diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lain [CITATION Bas08 \p

21 \l 1057 ].

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data deskriptif,

yaitu data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari

pada angka-angka. Tujuan untuk melengkapi uraian yang telah dijelaskan penulis

adalah dengan membuat deskriptif dan analisis tentang Strategi Memitigasi Risiko

28
Pembiayaan Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah

Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan. Adapun lokasi penelitian ini

dilakukan di PT. Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru yang beralamat di

Jl. Ahmad Yani Km 35,5 Kec. Banjarbaru, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian yang diambil adalah dari Karyawan Bank Syariah

Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

Objek Penelitian adalah sasaran atau tujuan utama penelitian. Objek

penelitian ini adalah . Strategi Memitigasi Risiko Pembiayaan Bermasalah di

Masa Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

D. Data dan Sumber Data

Data yang didapat berupa data primer dan data sekunder, berikut

penjelasannya ;

29
Data Primer : data yang diperoleh langsung dari para Pimpinan, dan

Karyawan di Bank Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

Data Sekunder : data yang diperoleh dari riset perpustakaan dan dokumen-

dokumen yang berhubungan dengan penelitian.

sedangkan sumber data yang didapat oleh penulis adalah melalui informasi

dan dokumen, berikut penjelasannya ;

Informan adalah seseorang yang dapat memberikan informasi secara

langsung berkaitan dengan penelitian ini, baik dari pimpinan Bank Syariah

Indonesia (BSI) maupun karyawan yang bersangkutan dengan penelitian ini.

Dokumen yaitu berupa buku-buku pengarang, jurnal, dan internet yang

berkaitan dengan penelitian yang terdapat pada Pembiayaan Bermasalah.

E. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi yaitu penulis melakukan pengamatan langsung di lapangan

untuk mendapatkan gambaran secara nyata baik terhadap subjek maupun

objek penelitan.

2. Wawancara

30
Wawancara merupakan tanya jawab langsung dengan beberapa

narasumber yaitu para Karyawan Pinsi Pembiayaan atau Operasional Pada

Bank Syariah (BSI) KC Banjarbaru.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu kumpulan data yang didapat baik secara

tertulis dan tidak tertulis dari hasil buku maupun dari hasil wawancara dengan

mahasiswa/i yang telah memeberikan informasi yang terkait dengan

penelitian ini [CITATION KNN12 \p 34 \l 1057 ].

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

a. Editing (pemeriksaan data)

Editing merupakan langkah dalm meneliti data-data yang telah

diperoleh terutama dari kelengkapan jawaban, keterbacaan tulisan,

kejelasan makna, kesesuaian dan relavansinya dengan data yang lain.

Dalam penelitian ini, peneliti melakukan proses editing terhadap

hasil data wawancara dan dokumen terkait Strategi Memitigasi Risiko

Pembiayaan Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19 Pada Bank

Syariah Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

b. Classifying (klasifikasi)

31
Classifying adalah salah satu proses pengelompokkan semua data,

baik yang berasal dari hasil wawancara dengan subjek penelitian, dan

dokumen-dokumen yang diperoleh dari subjek penelitian. Seluruh data

yang didapat tersebut dibaca secara teliti dan ditelaah secara mendalam,

kemudian digolongkan sesuai kebutuhan.

Hal ini dilakukan agar data yang diperoleh menjadi mudah dibaca

dan dipahami. Serta memberikan informasi yang objektif yang

diperlukan oleh peneliti. Kemudian data-data tersebut dipilih dalam

bagian-bagian yang memiliki persamaan berdasarkan data yang

diperoleh pada saat wawancara dan dari dokumen.

c. Verifying (verifikasi)

Verifying merupakan proses pemeriksaan data dan informasi yang

didapat di lapangan, agar validitas data dapat diakui dan digunakan

dalam penelitian.

d. Concluding (kesimpulan)

Selanjutnya adalah kesimpulan, merupakan suatu langkah terakhir

dalam proses pengolahan data.

Kesimpulan inilah yang nantinya akan menjadi sebuah data terkait

dengan objek penelitian sendiri. Hal ini disebut dengan istilah concluding,

yaitu kesimpulan atas proses pengolahan data yang terdiri dari tiga proses

sebelumnya, editing, classifying, dan verifying.

32
2. Analisis Data

Analisis data adalah suatu mengelompokkan data dengan mempelajari

data memilih data-data yang telah dikumpulkan untuk mencari data-data

penting mana yang harus dipelajari.

Karena, analisa data adalah proses merinci usaha secara formal untuk

menentukan tema dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data

dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan ide itu sendiri.

Di mana data yang diperoleh dari hasil wawancara, dan dokumentasi

dibahas secara mendalam sehingga tergambar antara hubungan yang

lainnya, dengan demikian, dapat diketahui Strategi Memitigasi Risiko

Pembiayaan Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah

Indonesia (BSI) KC Banjarbaru.

G. Tahapan Penelitian

Agar penelitian ini tersusun secara sistematis di tempuh tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan ini penulis melakukan penelitian pendahuluan yaitu

mengamati dan mempelajari objek yang diteliti dan dituangkan dalam

bentuk proposal yang berjudul “Strategi Memitigasi Risiko Pembiayaan

33
Bermasalah di Masa Pandemi Covid-19 Pada Bank Syariah Indonesia (BSI)

KC Banjarbaru”.

2. Tahapan Pengumpulan Data

Pada tahapan ini penulis langsung ke lapangan untuk mengumpulkan

data-data tentang penelitian dengan pola dan teknik yang ditetapkan dalam

metode penelitian, yaitu melalui wawancara, dan dokumentasi.

3. Tahapan Pengolahan Data

Setelah data-data yang diperlukan sudah tergali dan terkumpul, maka

langkah selanjutnya mengolah data tersebut menggunakan teknik editing

yakni mengedit data yang dihasilkan dari wawancara dan dokumen, dan

mengklasifikasikan data-data tersebut yang kemudian data diperiksa, hingga

akhirnya disimpulkan dan dideskripsikan.

4. Tahapan Analisis Data

Setelah data diolah langkah selanjutnya yaitu analisis data, dimana data

yang diperoleh dari hasi observasi, wawancara, dan dokumentasi dibahas

secara mendalam sehingga tergambar antara hubungan yang satu dengan

yang lainnya.

5. Tahapan Penyusunan Akhir

Pada tahapan ini penulis melaporkan hasil penelitian yang telah diolah

dan dianalisis dengan konsultasi terlebih dahulu kepada dosen pembimbing

satu dan dua. Selanjutnya disusun dalam bentuk Skripsi.

34
DAFTAR PUSTAKA

Al-Baqarah, Q. (t.thn.). Kalam Sindonews. Dipetik Februari 16, 2021, dari


Kalam.Sindonews.com: https://kalam.sindonews.com/ayat/282/2/al-
baqarah-ayat-282
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani.
Araffi, M. (2020). Penanganan Pembiayaan Bermasalah Pada Produk Pembiayaan
Oto iB Hasanah di Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarbaru. Skripsi,
41-42.
Atmoko, T. P. (2018). Strategi Pemasaran Untuk Meningkatkan Volume
Penjualan di Cavinton Hotel Yogyakarta. Journal Of Indonesian Tourisn,
Hospitality and Recreation (Volume 1, Nomor 2), 85.
Basrowi, d. S. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
BNI Syariah. (2020). Pedoman Prosedur Pembiayaan Bermasalah. Dalam BNIS.
Banjarbaru: BNI Syariah.
Depdikbud. (1996). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta: Balai Pustaka.
Djamil, F. (2012). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank Syariah.
Jakarta: Sinar Grafika.
Fathonah, K. (2016). Strategi Pemasaran Jasa Pendidikan dalam Meningkatkan
Pelayanan Pendidikan di MAN 1 Sragen. Tesis, Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Surakarta, 15.

35
Indonesia, I. B. (2014). Memahami Bisnis Bank Syariah. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Indonesia, I. B. (2015). Mengelola Bisnis Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
K.N, N. (2012). Analisis Faktor Berpengaruh Terhadap Peningkatan Jumlah
Nasabah BNI Syariah Makasar. Skripsi, 34.
Labaso, S. (2008). Penerapan Marketing mix Sebagai Pemasaran Jasa Pendidikan
di MAN1. Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol.3 No.2, 293.
Lestari, T. (2015). Analisis Strategi Pemasaran pada Produk Tamara (Tabungan
Mandiri Sejahtera) di BMT EL- Labana Semarang. Skripsi, 14.
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Muhammad. (2014). Manajemen Dana Bank Syariah. Jakarta: Rajawali pers.
Muhammad. (2016). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Rahayu, E. (2018). Analisis Teknik Mitigasi Risiko Pembiayaan Produk Mikro 75
iB Dalam Upaya Pencegahan Pembiayaan Bermasalah di BRI Syariah
KCP Purbalingga. Skripsi, 8.
RI, D. A. (2009). Al-Qur'an dan Terjemahannya. Surakarta: Indiva Media Kreasi.
Ridwan, M. (2006). Sistem dan Prosedur Pendirian Baitul Mal Wat-Tamwil
(BMT). Yogyakarta: Citra Media.
Soemitra, A. (2009). Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Depok: Kencana.
Supriyono. (1998). Manajemen Strategi dan Kebijakan Bisnis edisi kedua.
Yogyakarta: BPFE.
Tahliani, H. (2020). Tantangan Perbankan Syariah Dalam Menghadapi Pandemi
Covid-19. Madani Syariah, Vol.3 No.2, 92-95.
Trisadini P. Usanti, A. S. (2013). Transaksi Bank Syariah. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyudi, I. M. (2013). Manajemen Resiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat.

36

Anda mungkin juga menyukai