Anda di halaman 1dari 11

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN GAP

Gap adalah selisih atau perbedaan antara Rate Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive
Liabilities (RSL). Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan
kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode yang sama, meliputi
kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan
antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match). Atau dengan kata lain menejemen
GAP adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga
(Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive
Liabilities/RSL).

B. BEBERAPA ISTILAH DI DALAM MANAGEMENT GAP

1. GAP sama artinya dengan mismatch

2. Interest Margin Sensitivity

3. Rate Sensitive Asset (RSA) adalah aktiva dapat berubah setelah :

• Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan, contoh :surat-surat berharga dan
pinjaman yang tingkat bagi hasil tertentu atau tetap, seperti sukuk ijarah.

• Tangal jatuh waktu peninjaun bagi hasilnya (re-pricing date), contoh: surat-surat
berharga yang tingkat bagi hasil yang mengambang.

4. Rate Sensitive Liability (RSL) adalah pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah setelah:

• Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan, contoh: deposito berjangka

• Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana yang interestnya dikaitkan dengn
SIBOR/LIBOR.

• Tanggal tertentu sesuai keinginan bank, contoh jasa giro


C. TUJUAN GAP MANAGEMENT

Untuk mempersempit kesenjangan antara RSA dan RSL, karena gap antara RSA dan RSL akan
berdampak pada net interest margin. Adapaun tujuan lainnya sebagai berikut:

a. Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga.

b. Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu.

c. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.

d. Mengelola risiko serendah mungkin.

e. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga
yang wajar.

Dengan demikian GAP management merupakan:

• Manajemen pengaturan Gap yang disebabkan naik turunnya asset yield dan liability cost rates
yang dipengaruhi oleh naik turunnya tingkat bunga pasar (market rates) yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi pendapatan.

• Manajemen pengaturan Gap yang disebabkan tingkat sensitivitas dari masing-masing pos asset
maupun masing-masing pos liabilities yang berbeda-beda.

D. CARA MEMPERSEMPIT GAP

a. Duration Analysis, yaitu analisis terhadap periode (jangka waktu) antara rate sensitive assets
dengan rate sensitive liabilities.

b. Melakukan hedging :

• Transaksi interest rate swap

• Transaksi Options

• Future Financial Market atau Kontrak Berjangka


• Forward dengan menggunakan Future Rate Agreement

E. PENGGOLONGAN ASSETS

a. Sensitives Assets

Penggolongan aset dengan jangka waktu penempatan yang relatif pendek. Akibatnya perubahan
suku bunga berpengaruh langsung pada kelompok aset ini. Bila penempatan aset lebih dari satu
tahun dan menggunakan fixed rate, maka dikelompokkan ke dalam Fixed Rate Asset.

Rate sensitive assets, misalnya adalah :

1) Secondary Reserve : Call Money Placement, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Saham/obligasi

2) Short-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun seperti
Kredit Modal kerja (KMK), atau kredit cerukan untuk menutup saldo rekening nasabah yang
kalah clearing.

b. Fixed Rate Assets, terdiri atas :

1) Long-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Misalnya Kredit Investasi.

2) Investment/Participation, yaitu penyerahan baik langsung atau tidak langsung, dimana


surat berharga dalam investasi ini tidak untuk diperdagangkan, tetapi digunaka untuk tujuan
investasi jangka panjang.

F. PENGELOMPOKKAN BANK LIABILITIES

Penggolongannya didasarkan atas krtiteria penarikan dan jangka waktu (maksimal 1 tahun).

a. Variable Rate Liabilities

Diantaranya : Giro, Demand On Call (DOC), Tabungan, Simpanan berjangka sampai dengan 12
bulan, Kewajiban segera lainnya, Call Money atau SBPU
b. Fixed Rate Liabilities, terdiri atas :

- Simpanan berjangka lebih dari 12 bulan

- Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI)

- Dana sendiri

G. POSISI GAP

❖ Posisi Zero Gap

Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga sama dengan jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga

RSA/RSL = 1

❖ Posisi Positive Gap

Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga lebih besar dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga

RSA/RSL > 1

❖ Posisi Negative Gap

Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga lebih kecil dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga

RSA/RSL < 1
H. DAMPAK SUKU BUNGA TERHADAP PENDAPATAN

Trend suku bunga dan dampaknya terhadap pendapatan bunga

1. Posisi Zero Gap:

Jika tingkat bunga naik maka pendapatan tetap, jika tingkat bunga turun pendapatan tetap juga

2. Posisi Positive Gap:

Jika tingkat bunga naik pendapatan juga naik, jika tingkat bunga turun pendapatan juga akan
turun

3. Posisi Negative Gap:

Jika tingkat bunga naik pendapatan akan menurun, jika tingkat bunga turun pendapatan akan
naik

Bila kondisi suku bunga cenderung naik, maka bank akan menerapkan positive gap strategy
dengan cara meningkatkan RSA dan mengurangi RSL, dan sebaliknya.

I. PENETAPAN ATAS BUNGA YANG WAJAR DAPAT DILAKUKAN DENGAN CARA

1) Interest differential approach

2) Real interest rate approach

3) Open market approach

4) Pasar, yaitu tingkat bunga yang ditawarkan oleh bank lain

5) Kebutuhan bank akan dana

• Interest differential approach

Pendekatan dengan menggunakan perbandingan suku bunga yang berlaku di dalam dan di luar
negeri.
Contoh :

USD Libor 3 bulan : 3,37%

Perkiraan depresiasi Rp/USD : 4,48%

Jumlah : 7,85%

Margin (asumsi) : 2,00%

Jumlah : 9,85%

Pajak 15% : 1,74%

Tingkat bunga : 11,59%

• Real interest rate approach

Pendekatan ini menggunakan tingkat inflasi dan Gross Domestic Product (GDP) yang
menunjukkan penurunan/panguatan nilai uang dan kegairahan/kelesuan investasi di suatu negara.

Contoh :

Jika tingkat inflasi suatu negara adalah 6,75% dan tingkat GDPnya 5,50% maka besarnya tingkat
bunga wajar adalah 11,25%.

• Open market approach

Yaitu penetapan suku bunga dengan menggunakan pendekatan yang mengacu kepada suku
bunga deposito yang berada diantara SBI rate dengan SBPU rate.

Contoh:
Jangka Waktu SBI rate SBPU rate Suku Bunga
Deposito yang
Wajar
1 bulan 10,50 - 11,00 11,50 - 12,00 + 11,25%

3 bulan 10,00 - 11,50 12,00 - 12,50 + 11,50%

6 bulan 11,50 12,25 - 12,75 + 12,00%

12 bulan 11,50 12,25 - 12,75 + 12,00%


J. HAMBATAN DALAM MELAKUKAN GAP STRATEGI

a. Sulit melakukan matching antara struktur interest sensitive asset dengan interest sensitive
liabilities, karena kebijakan bank sulit untuk tidak memenuhi keinginan nasabah.
Bila suku bunga naik, bank akan menerapkan positive gap strategy dengan cara : meningkatkan
rate sensitive assets dan mengurangi rate sensitive liabilities atau kombinasi keduanya.
Sedangkan cara menetapkan posisi gap adalah dengan cara menstimulir Borrower atau debitur
untuk membayar bunga dengan floating rate, sedangkan suku bunga deposito berjangka adalah
fixed rate.
b.Gap management mengandung permasalahan yang sangat komplek, hal ini disebabkan adanya
interaksi antara interest rate risk dengan credit risk atau default risk.
Ini hanya bisa dilakukan bila bank berhasil menetapkan positive gap dengan membebankan
floating rate pada debitur ketika suku bunga meningkat.
K. MENENTUKAN BREAK EVEN ANALYSIS DALAM RANGKA
MEMAKSIMUMKAN RETURN

1. Breakeven Analysis

Jika investor memiliki kelebihan dana kas selama 6 bulan.

Alternatif penempatan dana yang dapat dilakukan adalah sbb :

a. Langsung selama 6 bulan

b. 1 bulan dan roll-over untuk 5 bulan berikutnya

c. 3 bulan dan roll-over untu 2 bulan berikutnya

Tingkat bunga yang berlaku pada saat itu adalah

:
1 bulan : 7,50% p.a

3 bulan : 7,625% p.a

6 bulan : 8,00% p.a

Menempatkan langsung selama 6 bulan, maka akan diperoleh tingkat bunga 8,00%

2. Gapping Strategies

Breakeven Analysis dapat juga digunakan untuk melakukan gapping strategies dalam
memaksimalkan return, dengan cara pemberian kredit selama jangka waktu tertentu sementara
sumber dananya dipenuhi dari berbagai jangka waktu.

CONTOH :

Bank ABC mempunyai loan 6 bulan dengan suku bunga 8,625 per tahun. Funding dana ini
sangat tergantung pada proyeksi suku bunga yang akan datang.

Alternatif funding dapat dilakukan dengan cara sbb :

1. Pinjam untuk 6 bulan langsung

2. Pinjam kurang dari 6 bulan, misalnya :

Pinjam 1 bulan, sisanya 5 bulan

Pinjam 2 bulan, sisanya 4 bulan

Pinjam 3 bulan, sisanya 3 bulan

L. CASE GAP MANAGEMENT

GAP management dan pengaruh interest rate sensitivity terhadap performance. Contoh kasus atas GAP.
Diketahui data neraca bank ABC sebagai berikut :

Aktiva Jumlah Rate

RSA 600.000 14%

Fixed rate asset 300.000 19%


Non earning asset 100.000 0%

Total 1.000.000

Passiva Jumlah Rate

RSL 700.000 11%

Fixed rate liabilities 120.000 13%

Non interest bearing liability 100.000 0%

Capital 80.000 0%

Total 1.000.000

Net interest income :

Interest income : 14% x 600.000 = 84.000

19% x 300.000 = 57.000

0% x 80.000 = 0

Total interest income = 141.000

Interest cost : 11% x 700.000 = 77.000

13% x 120.000 = 15.600

Total interest cost = 92.600 -

Net Interest Income = 48.400

Net interest margin = (48.400/900.000) x 1005 = 5,38%

GAP = RSA – RSL


= 600.000 – 700.000

= - 100.000

Berdasaran hasil perhitungan di atas, ternyata RSA lebih kecil dibanding RSL (-70.000). Ini
berarti Posisi Gap dalam kondisi negatif.

Anda mungkin juga menyukai