PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN GAP
Gap adalah selisih atau perbedaan antara Rate Sensitive Asset (RSA) dan Rate Sensitive
Liabilities (RSL). Manajemen GAP adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan
kesenjangan (GAP) antara asset dan liabities pada suatu periode yang sama, meliputi
kesenjangan dalam hal jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan
antara ketiganya (kesenjangan tercampur atau mix match). Atau dengan kata lain menejemen
GAP adalah upaya untuk mengatasi perbedaan (mismatch) antara asset sensitif terhadap bunga
(Rate Sensitive Assets /RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive
Liabilities/RSL).
• Tanggal jatuh waktu aktiva yang bersangkutan, contoh :surat-surat berharga dan
pinjaman yang tingkat bagi hasil tertentu atau tetap, seperti sukuk ijarah.
• Tangal jatuh waktu peninjaun bagi hasilnya (re-pricing date), contoh: surat-surat
berharga yang tingkat bagi hasil yang mengambang.
4. Rate Sensitive Liability (RSL) adalah pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah setelah:
• Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh dana yang interestnya dikaitkan dengn
SIBOR/LIBOR.
Untuk mempersempit kesenjangan antara RSA dan RSL, karena gap antara RSA dan RSL akan
berdampak pada net interest margin. Adapaun tujuan lainnya sebagai berikut:
e. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga
yang wajar.
• Manajemen pengaturan Gap yang disebabkan naik turunnya asset yield dan liability cost rates
yang dipengaruhi oleh naik turunnya tingkat bunga pasar (market rates) yang pada gilirannya
dapat mempengaruhi pendapatan.
• Manajemen pengaturan Gap yang disebabkan tingkat sensitivitas dari masing-masing pos asset
maupun masing-masing pos liabilities yang berbeda-beda.
a. Duration Analysis, yaitu analisis terhadap periode (jangka waktu) antara rate sensitive assets
dengan rate sensitive liabilities.
b. Melakukan hedging :
• Transaksi Options
E. PENGGOLONGAN ASSETS
a. Sensitives Assets
Penggolongan aset dengan jangka waktu penempatan yang relatif pendek. Akibatnya perubahan
suku bunga berpengaruh langsung pada kelompok aset ini. Bila penempatan aset lebih dari satu
tahun dan menggunakan fixed rate, maka dikelompokkan ke dalam Fixed Rate Asset.
1) Secondary Reserve : Call Money Placement, Surat Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat
Bank Indonesia (SBI), Saham/obligasi
2) Short-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu kurang dari 1 tahun seperti
Kredit Modal kerja (KMK), atau kredit cerukan untuk menutup saldo rekening nasabah yang
kalah clearing.
1) Long-term Loan, yaitu kredit yang diberikan dengan jangka waktu lebih dari 1 tahun.
Misalnya Kredit Investasi.
Penggolongannya didasarkan atas krtiteria penarikan dan jangka waktu (maksimal 1 tahun).
Diantaranya : Giro, Demand On Call (DOC), Tabungan, Simpanan berjangka sampai dengan 12
bulan, Kewajiban segera lainnya, Call Money atau SBPU
b. Fixed Rate Liabilities, terdiri atas :
- Dana sendiri
G. POSISI GAP
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga sama dengan jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku bunga
RSA/RSL = 1
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga lebih besar dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga
RSA/RSL > 1
Terjadi bila jumlah (dalam uang) aktiva yang mengandung unsur-unsur sensitif terhadap
perubahan suku bunga lebih kecil dari jumlah pasiva yang sensitif terhadap perubahan suku
bunga
RSA/RSL < 1
H. DAMPAK SUKU BUNGA TERHADAP PENDAPATAN
Jika tingkat bunga naik maka pendapatan tetap, jika tingkat bunga turun pendapatan tetap juga
Jika tingkat bunga naik pendapatan juga naik, jika tingkat bunga turun pendapatan juga akan
turun
Jika tingkat bunga naik pendapatan akan menurun, jika tingkat bunga turun pendapatan akan
naik
Bila kondisi suku bunga cenderung naik, maka bank akan menerapkan positive gap strategy
dengan cara meningkatkan RSA dan mengurangi RSL, dan sebaliknya.
Pendekatan dengan menggunakan perbandingan suku bunga yang berlaku di dalam dan di luar
negeri.
Contoh :
Jumlah : 7,85%
Jumlah : 9,85%
Pendekatan ini menggunakan tingkat inflasi dan Gross Domestic Product (GDP) yang
menunjukkan penurunan/panguatan nilai uang dan kegairahan/kelesuan investasi di suatu negara.
Contoh :
Jika tingkat inflasi suatu negara adalah 6,75% dan tingkat GDPnya 5,50% maka besarnya tingkat
bunga wajar adalah 11,25%.
Yaitu penetapan suku bunga dengan menggunakan pendekatan yang mengacu kepada suku
bunga deposito yang berada diantara SBI rate dengan SBPU rate.
Contoh:
Jangka Waktu SBI rate SBPU rate Suku Bunga
Deposito yang
Wajar
1 bulan 10,50 - 11,00 11,50 - 12,00 + 11,25%
a. Sulit melakukan matching antara struktur interest sensitive asset dengan interest sensitive
liabilities, karena kebijakan bank sulit untuk tidak memenuhi keinginan nasabah.
Bila suku bunga naik, bank akan menerapkan positive gap strategy dengan cara : meningkatkan
rate sensitive assets dan mengurangi rate sensitive liabilities atau kombinasi keduanya.
Sedangkan cara menetapkan posisi gap adalah dengan cara menstimulir Borrower atau debitur
untuk membayar bunga dengan floating rate, sedangkan suku bunga deposito berjangka adalah
fixed rate.
b.Gap management mengandung permasalahan yang sangat komplek, hal ini disebabkan adanya
interaksi antara interest rate risk dengan credit risk atau default risk.
Ini hanya bisa dilakukan bila bank berhasil menetapkan positive gap dengan membebankan
floating rate pada debitur ketika suku bunga meningkat.
K. MENENTUKAN BREAK EVEN ANALYSIS DALAM RANGKA
MEMAKSIMUMKAN RETURN
1. Breakeven Analysis
:
1 bulan : 7,50% p.a
Menempatkan langsung selama 6 bulan, maka akan diperoleh tingkat bunga 8,00%
2. Gapping Strategies
Breakeven Analysis dapat juga digunakan untuk melakukan gapping strategies dalam
memaksimalkan return, dengan cara pemberian kredit selama jangka waktu tertentu sementara
sumber dananya dipenuhi dari berbagai jangka waktu.
CONTOH :
Bank ABC mempunyai loan 6 bulan dengan suku bunga 8,625 per tahun. Funding dana ini
sangat tergantung pada proyeksi suku bunga yang akan datang.
GAP management dan pengaruh interest rate sensitivity terhadap performance. Contoh kasus atas GAP.
Diketahui data neraca bank ABC sebagai berikut :
Total 1.000.000
Capital 80.000 0%
Total 1.000.000
0% x 80.000 = 0
= - 100.000
Berdasaran hasil perhitungan di atas, ternyata RSA lebih kecil dibanding RSL (-70.000). Ini
berarti Posisi Gap dalam kondisi negatif.