Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN

GAP
Pengertian Manajemen Gap
Gap adalah perbedaan (Mismatch) antara Rate Sensitive Assets (RSA) dan Rate Sensitive Liability (RSL).

RSA adalah Aktiva yang dapat berubah setelah:

1. Tanggal Jatuh Tempo aktiva yang bersangkutan, contoh: Surat-surat berharga dan pinjaman yang tingkat bagi hasilnya
tertentu atau tetap, seperti Sukuk Ijarah.
2. Tanggal Jatuh waktu Pinjaman bagi hasilnya (Re-pricing date), contoh Surat-surat berharga yang tingkat bagi hasilnya
mengambang.

RSL adalah Pasiva yang imbal hasilnya dapat berubah setelah:

3. Tanggal jatuh waktu pasivanya yang bersangkutan, contoh: deposito berjangka


4. Tanggal tertentu sesuai perjanjian, contoh: dana yang interestnya dikaitkan dengan SIBOR/LIBOR
5. Tanggal tertentu sesuai keinginan Bank, contoh Jasa Giro.

GAP = RSA - RSL

Positif gap terjadi apabila RSA > RSL dalam satu periode tertentu, dan sebaliknya Negatif Gap terjadi jika RSA dan RSL tidak
dikelola dengan baik, maka dapat mengakibatkan Turunnya pendapatan bank (NET Interest Income). Oleh karena itu
manajemen Gap mengusahakan peraturan struktur RSA dan RSL berdasarkan Jatuh Tempo bagi hasilnya dengan tujuan:
Lanjutan
1. Menghindari Kerugian dari gejolak Tingkat bagi hasil yang berlaku di pasar
2. Mengusahakan pendapatan dalam batas risiko tertentu
3. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas.

Manajemen Gap adalah upaya-upaya untuk mengelola dan mengendalikan kesenjangan antara aset dengan liabilitas pada satu
periode tertentu, meliputi kesenjangan dalam jumlah dana, suku bunga, saat jatuh tempo (maturity) atau perpaduan antara
ketiganya (Mix Mismatch). Atau dengan kata lain bahwa manajemen gap merupakan upaya untuk mengatasi perbedaan antara
aset sensitif terhadap bunga (Rate sensitive Assets / RSA) dan pasiva yang sensitive terhadap bunga (Rate Sensitive Liability /
RSL)

Dalam Neraca bank hampir selalu terjadi ketidakseimbangan antara sumber daya di sisi liabilitas dengan penggunaan dana di
sisi aset. Manajemen gap juga bertujuan untuk:
4. Menghindari kerugian akibat dari gejolak tingkat bunga
5. Mengusahakan pendapatan yang maksimal dalam batas risiko tertentu
6. Menunjang kebutuhan manajemen likuiditas
7. Mengelola risiko serendah mungkin
8. Menyusun struktur neraca yang dapat meningkatkan kinerja dengan tingkat suku bunga yang wajar.
Pengukuran GAP
Pengukuran besarnya gap antara sisi aktiva dengan sisi pasiva diukur dengan menggunakan Interest maturity ladder, yaitu
berupa suatu tabel yang disusun dari aset dan liabilities yang dikelompokkan menurut periode peninjauan bunganya. besarnya
gap akan menentukan besarnya potensi keuntungan atau kerugian yang akan timbul dari perubahan tingkat bunga tersebut.
besarnya gap dapat berubah membesar atau mengecil karena transaksi-transaksi yang dilakukan.
Contoh (dalam ribuan):
Strategi Manajemen GAP
Perubahan suku bunga akan menimbulkan dampak yang tidak sedikit terhadap struktur neraca maupun kinerja bank. Oleh
karena itu timbul upaya-upaya untuk mengelola Interest rate Management, yaitu suatu kegiatan untuk menata interest rate
secara simultan atau bersamaan antara sisi asset maupun sisi liabilities sehingga dapat diperkecil dampak negatif perubahan
suku bunga terhadap target pencapaian pendapatan bersih yang stabil dan berkembang.

Strategi mana pun yang diterapkan, tujuan gap management tersebut dalah agar dapat mengelola risiko perubahan tingkat
margin/bagi hasil dalam hubungannya dengan mismatch
untuk margin repricing structure pada kedua sisi neraca (asets dan liabilities) untuk mengoptimalkan net income margin.

Pada akhirnya dalam mengoptimalkan keuntungan, bank lebih banyak tergantung pada kemampuan dalam menyalurkan dana
dan memelihara kualitas aset yang menentukan kemampuan bank dalam meningkatkan daya tariknya kepada nasabah untuk
menginvestasikan dananya melalui UUS/bank syariah yang berarti akan dapat meningkatkan protitabilirasnya. hal ini sangat
penting karena besaran bagi hasil yang akan diterima nasabah sangat tergantung pada pendapatan margin maupun pendapatan
bagi hasil yang diperoleh dari hasil operasional UUS/bank yang bersangkutan.
Hal penting dalam manajemen gap
1. Jangka Waktu
2. Repricing
3. Interest Rate
4. Acceleration of Change

Tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki struktur neraca maupun kinerja adalah:
a. Menata kembali komponen-komponen aset dan liabilitas yang sensitif terhadap suku bunga.
b. Melakukan analisis risiko gap.
c. Kebijakan besarnya limit gap.

Dalam pelaksanaan pengambilan kebijakan oleh manajemen bank, apakah akan mengambil posisi gap positif atau negatif
tergantung pada tiga hal:
d. Perkiraan arah perkembangan tingkat bunga.
e. Tingkat keyakinan manajemen terhadap prakiraan tersebut.
f. Keberanian bank untuk mengambil risiko jika tindakan yang diambil keliru.

Agar strategi gap pada suatu bank dapat efektif harus didukung oleh kebijakan pricing yang yang sesuai dan adanya
infrastruktur yang dapat memberikan data RSA dan RSL dengan cepat dan kontinyu untuk keperluan analisis.
Analisis Gap
Dalam analisis gap dasar, bank harus terlebih dahulu mengidentifikasi RSA dan RSL-nya yaitu semua
instrumen yang harganya dapat dipengaruhi oleh perubahan kurs.

Sebuah aset atau liabilitas dianggap sensitif terhadap tarif jika selama interval gap yang dipilih, terjadi :
● maturity
● mewakili pembayaran pokok sementara atau sebagian
● dapat dilakukan repricing
Contoh Kasus
Misalnya, jeda 0–30 hari mungkin akan terjadi RSA dan RSL berikut:

Instrumen yang jatuh tempo atau pembayaran pokok:


● Jika aset atau kewajiban jatuh tempo dalam waktu 30 hari, maka akan dilakukan repricing jumlah pokok.
● Semua pembayaran pokok penuh atau pembayaran pokok sebagian dalam waktu 30 hari, akan dilakukan
repricing.

Instrumen suku bunga mengambang:


● Jika indeks berubah secara kontraktual dalam 30 hari (misal, 1 minggu) maka aset atau kewajiban sensitif
terhadap nilai tukar.
Net Interest Income
Selain NII, Bank juga dapat menghitung Net Interest Margin hanya dengan cara membagi NII dengan earning asset.

Faktor-faktor yang mempengaruhi NII dan NIM, yaitu:


● Perubahan tingkat suku bunga
● Perubahan komposisi aset dan kewajiban
● Perubahan volume earning asset dan kewajiban berbunga
● Perubahan dalam hubungan antara imbal hasil atas earning asset dan tingkat yang dibayarkan pada kewajiban berbunga

Langkah-langkah yang dilakukan bank untuk mempelajari sensitivitas terhadap tingkat risiko serta NII dan NIM, yaitu :
● Mengembangkan perkiraan suku bunga.
● Memilih serangkaian "maturity bucket" atau interval untuk menentukan
ketika aset dan kewajiban akan reprice.
● Mengelompokkan aset dan kewajiban ke dalam “maturity bucket”.
● Menghitung kesenjangan untuk setiap “maturity bucket”
● Memperkirakan perubahan NII dengan asumsi perubahan dalam suku bunga.
Posisi Gap

(-) (0) (+)

Negative Gap Zero Gap Positive Gap


Jumlah RSA < Jumlah RSA = Jumlah RSA >
Jumlah RSL Jumlah RSL Jumlah RSL
Hubungan antara posisi gap, perubahan tingkat suku bunga, dan pengaruhnya terhadap pendapatan:

1. Posisi Zero Gap


Jika tingkat bunga naik maka pendapatan tetap. Jika tingkat bunga turun pendapatan tetap
juga.
2. Posisi Positive Gap
Jika tingkat bunga naik pendapatan juga naik, jika tingkat bunga turun pendapatan juga
akan turun.
3. Posisi Negative Gap
Jika tingkat bunga naik pendapatan akan menurun, jika tingkat bunga turun pendapatan
akan naik.
4. Bila kondisi suku bunga cenderung naik, makan bank akan menerapkan positive gap
strategy dengan cara meningkatkan RSA dan mengurangi RSL, dan sebaliknya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai