Anda di halaman 1dari 11

Bab.

5
RISIKO IMBAL HASIL

Level 2

1
MAP RISIKO IMBAL HASIL

1. PENGELOLAAN RISIKO
IMBAL HASIL

A. Displaced Comercial Risk

B. Pofit Equalization Reserve (PER)

2. PROSES MANAJEMEN
RISIKO IMBAL HASIL

A. Pengukuran RIsiko

B. Stress testing Risiko Imbal Hasil

2
1. PENGELOLAAN RISIKO IMBAL HASIL

Bank syariah terkena risiko imbal hasil atas keseluruhan eksposur dalam
neraca. Kenaikan benchmark rate di pasar dapat mengakibatkan meningkatnya
harapan nasabah untuk memperoleh return atau tingkat pengembalian yang
lebih tinggi.

A. Displaced Commercial Risk

Displaced Commercial Risk (DCR) didefinisikan sebagai risiko ketika bank


syariah berada dalam tekanan untuk memberikan imbal hasil (return) yang
lebih tinggi kepada investor/ deposan melebihi yang seharusnya diberikan
berdasarkan kontrak investasi sebelumnya.

Bank syariah wajib memiliki kebijakan dan kerangka kerja untuk mengelola
harapan nasabah pemegang rekening investasi (mudharib). Dalam hal ini
ketika tingkat suku bunga bank konvensional lebih tinggi dari bagi hasil bank
syariah, maka bank syariah harus mengevaluasi sifat dan tingkat harapan
dari nasabah, dan menilai besar gap antara bagi hasil yang diberikan
dibandingkan dengan ekspektasi dari nasabah.

3
1. PENGELOLAAN RISIKO IMBAL HASIL

B. Profit Equalization Reserve


Profit Equalization Reserve (PER) adalah instrumen yang digunakan untuk
mengantisipasi kerugian dari aset yang diinvestasikan, baik bagi bank maupun pemilik
rekening simpanan/ shohibul maal

Tujuan PER adalah untuk memberikan ekspektasi yang lebih tinggi atas tingkat imbal
hasil kepada nasabah dan profit bagi Bank. Bank syariah cenderung memiliki tingkat
volatilitas pendapatan yang lebih tinggi dari pada bank konvensional khususnya pada
implementasi transaksi-transaksi dengan akad mudharabah dan musyarakah

Ilustrasi
perhitungan
margin/bagi
hasil antara
Bank dan
Mudharib
menurut
IFSB

4
2. PROSES MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL

A. Pengukuran Risiko
Dalam pengukuran risiko imbal hasil parameter yang dapat digunakan antara lain
komposisi dana pihak ketiga, strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan
laba/pendapatan, dan perilaku nasabah dana pihak ketiga

5
Pendekatan Benchmark Pengukuran Risiko Imbal Hasil

Metode Ripricing Gap


Repricing gap merupakan metode dasar dan sederhana untuk menghitung eksposur
risiko suku bunga dan dampak pada pendapatan margin bersih (net income margin atau
NIM).
Perhitungan diawali dengan pengelompokkan pos-pos dalam neraca dan rekening
administratif yang sensitif terhadap suku bunga. Komponen aktiva yang sensitif terhadap
perubahan bunga disebut dengan rate sensitive assets (RSA). Komponen passiva yang
sensitif terhadap perubahan bunga disebut dengan rate sensitive liabilities (RSL)
Dengan demikian akan diperoleh 3 (tiga) jenis posisi repricing gap, yaitu :
 RSA – RSL > 0 disebut Gap
Positif ; atau aktiva
mengalami reprice lebih
cepat dari passiva.
 RSA – RSL < 0 disebut Gap
Negatif ; atau passiva
mengalami reprice lebih
cepat dari aktiva.
 RSA – RSL = 0 disebut Gap
Nol (Zero Gap) atau netral
gap. Repricing aktiva sama
dengan repricing passiva.
6
Pendekatan Benchmark Pengukuran Risiko Imbal Hasil

Dampak Repricing gap pada NIM (Net Interest Margin)

Apabila prediksi suku bunga naik, dan Repricing gap positif, maka kenaikan suku
bunga akan memperbesar NII. Sebaliknya apabila prediksi suku bunga menurun
dan Repricing gap positif, maka kenaikan suku bunga akan memperkecil NII, dan
perlu upaya tambahan untuk memperkecil gap positif, dan diarahkan menjadi gap
negatif.

Strategi Pengendalian
Dampak pada NIM
(Net Income Margin)
Pendekatan Benchmark Pengukuran Risiko Imbal Hasil
Strategi Positioning
 Mengurangi eksposur untuk menghindari kerugian akibat kenaikan suku
Sisi Asset bunga dengan meningkatkan eksposur RSA.
 Menjual existing fixed-rate securities jangka panjang atau jangka menengah.
Suku Bunga  Melakukan lebih banyak ekspansi kredit yang berbunga floating.
Diperkirakan  Meningkatkan adjustable-rate loan dan investasi yang bunganya didasarkan
Naik pada base-rate (indeks) yang cepat berubah, misal LIBOR jangka pendek

 Mengurangi eksposur untuk menghindari kerugian akibat penurunan suku


bunga dengan mengurangi eksposur RSA.
Suku Bunga
 Menjual securities jangka pendek yang berbunga floating dan membeli
Diperkirakan securities jangka panjang dan menengah yang berbunga fixed.
Turun  Memperbanyak kredit dengan bunga fixed.
 Mengurangi adjustable-rate loan dan investasi yang bunganya didasarkan
pada base rate (indeks) yang berubah harian, mingguan atau bulanan.

Sisi Liabilites
Suku Bunga
Mengurangi eksposur untuk menghindari kerugian akibat kenaikan suku
Diperkirakan bunga dengan menurunkan interest bearing liabilities.
Naik
Mengurangi eksposur untuk menghindari kerugian akibat penurunan suku
Suku Bunga bunga dengan meningkatkan interest bearing liabilities misalnya dengan
Diperkirakan menjual produk deposito berbunga floating.
Turun
Pendekatan Benchmark Pengukuran Risiko Imbal Hasil
 Risiko suku bunga dipantau dengan membandingkan realisasi indikator-indikator risiko suku
bunga dengan limit risiko suku bunga yang ditetapkan. Limit risiko Suku Bunga ditetapkan dengan
pertimbangan toleransi risiko yang dapat diterima Bank. Limit dapat ditentukan berdasarkan
prosentase dari variabel seperti total asset, jumlah modal dan sebagainya. Limit gap dibuat dua
sisi, baik limit untuk gap positif, maupun limit untuk gap negatif.
 Apabila Repricing gap melewati limit, maka perlu diambil tindakan sehingga Bank tidak
mengambil risiko yang berlebihan. Tindakan yang diambil disebut dengan strategi pemulihan
(restructuring strategy).

Strategi Hedging Hedging dengan Instrumen On balance sheet (Natural Hedges)

Natural hedging adalah pengelolaan volume, komposisi, rates, repricing terms, dan jatuh tempo
dari investasi Bank seperti loans, deposits atau sumber pendanaan lainnya. Cara ini juga disebut
dengan strategi restrukturisasi asset, mengubah bauran dari elemen aktiva. Misalkan meningkatkan
asset jangka pendek dan mengurangi asset jangka panjang.
Strategi restrukturisasi liabilities, mengubah bauran dari elemen passiva. Misalkan meningkatkan
liabilities jangka panjang dan mengurangi asset jangka pendek.
Strategi pertumbuhan, meningkatkan pertumbuhan neraca dengan menambah jumlah aktiva dan
passiva. Misalkan meningkatkan aset jangka pendek dengan sumber dana jangka panjang.
Strategi mengurangi volume neraca dengan mengurangi jumlah aktiva dan passiva. Misalkan
mengurangi aset jangka panjang dan melunasi dana jangka pendek.
2. PROSES MANAJEMEN RISIKO IMBAL HASIL

B. Stress Testing Risiko Imbal Hasil

 Stress testing merupakan penerapan dalam pengukuran risiko yang


dilakukan dengan cara mengestimasi potensi kerugian ekonomis Bank
pada kondisi pasar yang tidak normal atau ekstrim.
 Stress testing digunakan untuk melihat sensitivitas kinerja Bank terhadap
perubahan faktor risiko, dan mengidentifikasi pengaruh yang berdampak
signifikan terhadap portofolio, pendapatan dan permodalan Bank.
 Asumsi skenario yang digunakan dalam stress testing harus relevan
dengan kondisi portofolio Bank, dan sedapat mungkin mengkuantifikasi
besarnya potensi kerugian, yang dikembangkan secara cermat
berdasarkan pengalaman historis (large historical market moves) ataupun
secara hipotetis. Asumsi yang digunakan di-review minimal setahun sekali
oleh unit kerja terkait.

10
Terima Kasih

11

Anda mungkin juga menyukai