Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

RISIKO LIKUIDITAS
Untuk memenuhi salah satu tugas Manajemen Risiko
Dosen: Rama Gita Suci, SE., M.Ak

OLEH:
1. ANNISA MAULIDA (170301119)
2. MELA AROMA SARI (170301134)
3. R. NADILA DM (170301145)
4. RIMA SARI RAMADHANI (170301155)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2019
KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkanrahmat-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “Risiko
Likuiditas” .Yang diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko.Makalah
ini berisi tentang gambaran umum tentang risiko likuiditas, sebab-sebab dan solusi untuk
mengatasinya. Yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi kita semua saat masuk kedalam
dunia kerja.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasa, atau pun penulisannya. Oleh karena itu saya mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman
bagi saya untuk lebih baik di masa yang akan datang. Penyusun mengharapkan semoga dari
makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.

Pekanbaru, 25 November 2019


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai lembaga keuangan dan seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan
internal perbankan yagnmengalami perkembanga pesat, bank syariah akn selalau
berhadapan dengan berbagai jenis resiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan
melekat pada kegiatan usahanya.resiko dalam konteks perbankan merupakan sutu kejian
yang potensial, baik yang dapt diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan yang
berdampak negative terhadap perndapatan dan permodalan bank. Resiko tersebut tidak
dapat dihindari tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Salah satu resiko yang dihadapi
oleh dunia perbankan adalah resiko likuiditas. Oleh karena itu sebagaiaman lembaga
perbankan pada umumnya bank syariah juga memerlukan serangkaian prosedur dan
metodologi yagn dpat digunakan dalam mengendaliaka dan mengelola resiko yang akan
timbul, baik resiko likuidtas maupun resko yang lainya.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa pengertian risiko likuiditas dan sebab-sebab terjadinya risiko likuidiras?
2) Apa saja kategori risiko likuiditas dari segi perbankam?
3) Apa pengaruh risiko likuiditas dan nilai saham serta reaksi investor?
4) Apa pengaruh risiko likuditas dan ratio keuangan?
5) Bagaimana solusi untuk mengatasi risiko likuditas?

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui apa pengertian risiko likuiditas dan sebab-sebab terjadinya risiko
likuidiras
2) Untuk mengetahui apa saja kategori risiko likuiditas dari segi perbankam
3) Untuk mengetahui apa pengaruh risiko likuiditas dan nilai saham serta reaksi investor
4) Untuk mengetahui apa pengaruh risiko likuditas dan ratio keuangan
5) Untuk mengetahui bagaimana solusi untuk mengatasi risiko likuditas
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi risiko likuiditas


Resiko likuiditas merupakan bentuk risiko yang dialami oleh suatu perusahaan
karena ketidakmampuan nya dalam memenuhi kewajiban jangka pendek nya, sehingga
itu memberi pengaruh kepada terjangkau nya aktivitas perusahaan ke posisi tidak
berjalan secara normal.Oleh karena itu resiko likuiditas sering disebut dengan short term
liquidity risk.Contohnya perusahaan tidak tepat waktu dalam membayar gaji karyawan,
pembayaran listrik yang terlambat, terjadi Tunggakan pergi bayaran Air ledeng ke
PDAM (Perusahaan daerah air minum), pembayaran gaji buruh yang terlambat,
pembayaran gaji teknisi konvensi yang tidak sesuai dengan kesepakatan isi kontrak yang
seharusnya setiap akhir bulan, dan lainnya sebagainya. Sehingga kondisi memberikan
arah bahwa perusahaan sudah mengalami permasalahan nya keuangan, yaitu berupa
tertundanya berbagai kewajiban jangka pendek.
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang resiko likuiditas dapat dilakukan
dengan menganalisis kondisi kemampuan sesuai perusahaan yang dapat dilihat dari segi:
a) Analisis arus kas.
b) Analisis kewajiban jangka pendek, dan
c) Melakukan analisis terhadap arus dana jangka pendek.

2.2 Sebab sebab terjadinya risiko likuiditas


Pada saat suatu perusahaan mengalami risiko likuiditas ada beberapa sebagian latar
belakangnya,yaitu:
a) Utang erusahaan yang berada pada posisi extreme leverage,extreme artinya utang
perusahaan sudah berada dalam kategori yang membahayakan perusahaan itu sendiri.
b) Jumlah utang dan berbagai tagihan yang datang di saat jatuh tempo sudah begitu
besar, banyak utang di perbankan, leasing, mitra bisnis, utang dagang, utang dalam
bentuk bunga obligasi sudah jauh dan harus secepatnya dibayar, dan berbagai bentuk
tagihan lainnya.
c) Perusahaan telah melakukan kebijakan strategi yang salah sehingga memberi
pengaruh pada kerugian yang bersifat jangka pendek dan jangka panjang.
d) Kepemilikan aset perusahaan tidak lagi mencukupi untuk menstabilkan kan
perusahaan itu sudah terlalu banyak aset yang di rasa dan tersisa tersebut masih ingin
dijual maka tidak mencukupi untuk menstabilkan perusahaan.
e) Penjualan dan hasil keuntungan yang diperoleh adalah terjadi penurunan yang
sistematis serta fluktuatif. Jika penjualan dan keuntungan diperoleh bersifat
fluktuatif,Maka artinya perusahaan harus melakukan perubahan konsep sebelum
terlambat. Karena jika terjadi keterlambatan akan menyebabkan perusahaan
Memperoleh Provit secara fluktuatif,Sementara kondisi provit yang baik adalah yang
bersifat konstan konstan bertumbuh artinya penjualan dan keuntungan perusahaan
mengalami pertumbuhan yang stabil dari waktu ke waktu tanpa mengalami fluktuatif
yang membahayakan

2.3 Pengkategorian risiko likuiditas dari segi perbankan


Menurut pedoman standar penerapan manajemen resiko bagi bank umum bahwa risiko
likuiditas dapat dikategorikan sebagai berikut:
1) Resiko likuiditas pasar, yaitu resiko yang timbul karena bank tidak mampu
melakukan offsetting posisi tertentu dengan harga pasar karena kondisi likuiditas
pasar yang tidak memadai atau terjadi gangguan di pasar(market disruption)
2) Resiko likuiditas pendanaan, yaitu resiko yang timbul karena abang tidak mampu
mencairkan Asetnya atau memperoleh pendanaan dari sumber dana lain.

2.4 Risiko likuiditas dan nilai saham serta reaksi investor


Manajemen perusahaan selalu berusaha menjadi kondisi likuiditas perusahaan yang
sehat dan terpenuhi secara tepat waktu. dilakukan dengan maksud untuk memberi reaksi
kepada para calon investor dan para pemegang saham khususnya bahwa kondisi
perusahaan selalu berada dalam kondisi yang aman dan stabil, yang Otomatis maka
harga saham perusahaan juga cenderung stabil dan bahkan diharapkan terus mengalami
kenaikan.
Dalam rangka memperkecil resiko likuiditas maka perusahaan harus memperkuat
nilai hasil likuiditas. Karena, perusahaan yang memiliki resiko likuiditas tinggi akan
diminati para investor dan akan bermbas pula pada harga saham yang cenderung akan
naik karena tingginya permintaan.
Harus diingat bahwa hampir sama investor adalah berkarakter menjauh atau
menghindari dari resiko dan mendekat pada keuntungan yang maksimal(maximality
profit) karena investor selalu menginginkan keuntungan yang maksimal dari setiap
investasi yang dilakukan, Dan mengambil keuntungan dari hasil investasi tersebut untuk
selanjutnya di investasi kan ke tempat lain dengan tingkat resiko yang kecil juga, dan
begitu seterusnya. Dengan keputusan seperti itu diharapkan perolehan keuntungan dari
berbagai investasi tersebut akan memberikan kenyamanan dan ketenangan secara Tapin
atau ke psikologis dalam keputusannya Mengelola finansia

2.5 Hubungan likuiditas dan Solvabilitas


Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka
pendek nya secara tepat waktu. Adapun sehabis bekas adalah kemampuan suatu
perusahaan dalam membayar utang utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu atau
tidak terlambat maka Pemahaman Likuiditas dan Solvabilitas ini merupakan dua ukuran
yang sering dipergunakan oleh investor dalam mengenali kondisi dan situasi kemampuan
keuangan perusahaan dalam menyelesaikan masalah secara cepat dan baik.
Dalam permasalahan di kreditkan ke sini, dalam Prespektif investor ada empat bentuk,
hubungan antara likuiditas (liquid) dan Solvabilitas (solvabel) yang dapat dijadikan
ukuran untuk melihat resiko suatu perusahaan, yaitu :
a. Liquid dan solvabel
Adalah di mana suatu perusahaan dinyatakan sehat dan dalam keadan baik,
karena ia mampu melunasi kewajiban kewajibannya yang bersifat jangka pendek
mampu melunasi utang utangnya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Adapun
saham perusahaan dilihat dalam kondisi yang baik atau konstan bertumbuh. Artinya
secara finansial dan non finansial perusahaan diangkat tidak memiliki kendala atau
permasalahan apapun.

b. Liquit dan insolvabel


Adalah suatu kondisi di mana suatu perusahaan tidak lagi memiliki
keseimbangan finansial secara baik, karena likuiditasnya dianggap sehat namun
Solvabilitas nya atau kemampuan membayar utang utangnya secara tepat waktu
dianggap berada dalam posisi bermasalah bahkan cenderung tidak lagi tepat waktu
(Insolvabel).Pada posisi ini perusahaan sudah mengalami kondisi finansial
distress(Kesulitan keuangaan), Di mana mungkin saja dana untuk membayar utang
yang sudah jadi tempat tersebut dipakai untuk membayar kewajiban jangka pendek
nya seperti membayar listrik, telepon, gaji karyawan, gaji buruh, dan lain lain.

c. Liquit dan solvabel


Adalah suatu kondisi di mana suatu perusahaan tidak mampu lagi memiliki
keseimbangan finansial secara baik, ini terjadi karena likuiditas sudah sehat lagi atau
pihak manajemen perusahaan sudah tidak mampu lagi memenuhi kewajiban
finansial nya secara tepat waktu. Namun disisi lain kemampuan perusahaan untuk
membayar utang utangnya yang jatuh tempo masih sangat baik. Ketidakseimbangan
ini terjadi karena dana jangka pendek nya berupa dari likuiditas dipakai untuk
membayar utangnya, salah satu analisis pihak manajemen adalah memindahkan
sementara dana likuiditas dari ada nama baik perusahaan Di perbankan turun bahkan
lebih Jauh memungkinkan agunan perusahaan Diambil oleh bank karena faktor
Tidak mampu lagi membayar utang utang tersebut.

d. liquid dan insolvabel


Kondisi perusahaan yang liquid dan insolvabel Adalah kondisi perusahaan yang
berada dalam Kondisi menuju kepada kebangkrutan(bankcrupty).kondisi bankruptcy
terjadi pada saat Sebuah perusahaan tidak mampu lagi melunasi Kewajiban jangka
pendek atau short term liquidity nya dan utang Utangnya yang berada di
berbagaiTempat yang jatuh tempo atau Melakukan kebijakan merger.Akuisisi adalah
Pengambilan Lihan suatu perusahaan Oleh perusahaan lain, dan merger adalah
Penggabungan satu perusahaan dengan perusahaan lainnya.

2.6 Ratio Likuiditas


a) Definsi Ratio
Rasio dapat dipahami sebagai bentuk Dari hubungan dari suatu Jumlah yang dapat
diperkirakan dengan jumlah lainnya,Dengan didasarkan pada data data yang
tersedia. menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Hubungan antara satu jumlah dengan
jumlah lainnya.dimana agnes sawr Menambahkan perbandingan tersebut dapat
Memberikan gambaran. Kondisi Keuangan Dan kondisi perusahaan.

b) Definisi Ratio Keuangan


Rasio keuangan atau financial ratio Ini sangat penting digunakan untuk
melakukan Analisis terhadap kondisi Keuangan perusahaan. Bagi Investor jangka
pendek dan jangka tengah pada umumnya Lebih banyak tertarik pada kondisi
Keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen
yang memadai. informasi tersebut dapat diketahui dengan cara yang lebih sederhana
yaitu dengan menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.
Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan laporan keuangan dasar yaitu dari
neraca (balance sheet). Perhitungan rugi laba (income statement), dan laporan arus
kas (cash flow statement). perhitungan rasio keuangan akan menjadi lebih jelas
ketika dihubungkan antara lain dengan menggunakan pola historis perusahaan
tersebut, yang dilihat perhitungan pada sejumlah tahun guna menentukan apakah
perusahaan membaik atau memberi, atau melakukan perbandingan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama.
Menurut presiden Bambang "analisis rasio keuangan merupakan instrumen
analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator
keuangan yang ditunjukkan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan
atau prestasi operasi di masa lalu membantu menggambarkan peran pola perubahan
tersebut untuk kemudian menjadikan risiko dan peluang yang melekat pada
perusahaan yang bersangkutan"
Menurut James C. Van Home dan John M. Wachowicz bahwa : "to evaluate
the financial condition and performance of firm, the financial analyst needs certain
yardstick. The yardstick frequently used is a ratio, index, relating two pieces of
financial data of to each other". jadilah shio yang merupakan perbandingan angka-
angka yang terdapat pada pos-pos laporan keuangan, gitman mengatakan bahwa,
"Ratio analysis involes method of calculating and interpreting financial Ratio to
assess the firm's performance. The basic inputs to Ratio analysis are the firm's
income statement and balance sheet."
dari pendapat di atas dapat dimengerti bahwa rasio keuangan dan kinerja
perusahaan mempunyai hubungan yang erat. Rasio keuangan ada banyak jumlahnya
dan setiap manusia itu mempunyai kegunaan masing-masing. Jika reaksi tersebut
tidak mempresentasikan tujuan dan analisis yang yang akan ia lakukan maka raja
tersebut tidak akan dipergunakan, karena dalam konsep keuangan dikenal dengan
namanya fleksibilitas artinya rumus atau berbagai bentuk formula yang
dipergunakan haruslah disesuaikan dengan kasus yang teliti.

c) Manfaat analisis rasio keuangan


Adapun manfaat yang bisa diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan yaitu :
1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi manajemen untuk perencanaan
dan pengevaluasian prestasi atau kinerja (performance) perusahaan bila
dibandingkan dengan rata-rata industri.
2) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat digunakan
untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengambilan pokok
pinjaman

d) Keunggulan analisis rasio keuangan


Menurut Sofyan Syafri Harahap analisis rasio mempunyai keunggulan sebagai
berikut :
a. rasio merupakan angka-angka atau statistik yang lebih mudah dibaca dan
ditafsirkan
b. merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi di sajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
d. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan
keputusan dan model prediksi (Z-score)
e. Menstandarsisasi perusahaan
f. lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series
g. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi dimasa
yang akan datang

e) Kelemahan Analisis Rasio Keuangan


Ada beberapa kelemahan dengan dipergunakannya analisis secara rasio
keuangan, yaitu,
1. Penggunaan rasio keuangan akan memberikan pengukuran yang relatif
terhadap kondisi suatu perusahaan. Sisi relatif di sini yang dimaksud bahwa
seperti yang dikemukakan oleh Helfert di mana rasio-rasio keuangan
bukanlah merupakan kriteria mutlak. Pada kenyataannya, analisis rasio
keuangan hanyalah suatu titik awal dalam analisis keuangan perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan hanya dapat dijadikan sebagai peringatan awal dan
bukan kesimpulan akhir. Ini sebagaimana yang dikatakan oleh Friedlob dan
Plewa menyebutkan analisis rasio tidak memberikan banyak jawaban kecuali
menyediakan rambu-rambu tentang apa yang seharusnya di harapkan.
3. Setiap data yang diperoleh yang dipergunakan dalam menganalisis adalah
bersumber dari laporan keuangan perusahaan. Maka sangat memungkinkan
data yang diperoleh tersebut adalah data yang angka-angkanya tidak
memiliki tingkat keakuratan yang tinggi, dengan alasan bagi saja data-data
tersebut diubah dan disesuaikan berdasarkan kebutuhan. Ini dapat dipahami
jika dua buah perusahaan yang dijadikan perbandingan dalam suatu
penelitian yang dilakukan maka pengkajian haruslah dilakukan dengan
melihat dasar perhitungan yang digunakan perusahaan. Seperti jika
perusahaan mempergunakan tahun fiskal yang berbeda dan jika faktor
musiman merupakan pengaruh yang penting sehingga ini nantinya akan
mempunyai pengaruh pada rasio rasio perbandingan dipergunakan dalam
penelitian tersebut.
4. Pengukuran rasio keuangan banyak yang bersifat artifisial. Artificial di sini
artinya perhitungan rasio keuangan tersebut dilakukan oleh manusia, dan
setiap pihak memiliki pandangan yang berbeda-beda dalam menempatkan
ukuran dan terutama justifikasi dipergunakannya rasio-rasio tersebut. Dimana
kadangkala justifikasi penggunaan rasio tersebut sering tidak mampu secara
maksimal menjawab kasus-kasus yang dianalisis.

f) Solusi Dalam Mengatasi Kelemahan Rasio Keuangan


Adapun solusi yang bisa memberikan penjelasan di sini adalah dengan
mengadakan reconciliation atas berbagai bentuk perbedaan pokok. Arti
dipergunakannya rekonsiliasi di sini adalah menyesuaikan perbedaan antara 2 pos
dan apa yang menyebabkan perbedaan itu terjadi.
Bagi seorang manajer keuangan diperlukan pemahaman yang mendalam
serta sifat kehati-hatian dalam proses pengambilan keputusannya. Bila analisis
yang dilakukan adalah memberikan suatu gambaran di mana pola perusahaan
yang menyimpang dari norma industri, maka hal ini merupakan gejala adanya
masalah dan perlu adanya analisis dan penelitian lebih lanjut. secara sederhana ini
seperti jika suatu rasio perputaran persediaan yang tinggi bisa menunjukkan
adanya kekurangan persediaan yang serius dan besar kemungkinan terjadi
kehabisan persediaan.
g) Rumus Rasio Likuiditas dan Solvabilitas
Adapun rumus kedua rasio ini yang secara umum banyak dipergunakan terutama
oleh para investor adalah : Rasio Likuiditas ada dua yaitu current ratio dan quick
ratio (acit tert ratio).
Rumus current ratio adalah :
Current assets

Current Liabilities
Keterangan :
 Current Assets = Aset Lancar
 Current liabilitas = Utang Lancar

Rumus quick ratio (acit tert ratio) adalah:

Current Assets - Inventories


Current liabilitas
Keterangan :
 Inventories = Persediaan
Rumus rasio Solvabilitas adalah :

(Total Assets - Total Liabilitas) + Long Term Liabilitas


Fixed Assets
Keterangan :
 Total Assets = Total Aset
 Total Liabilitas = Total kewajiban
 Long Term Liabilitas = Kewajiban Jangka panjang
 Fixed Assets = Aktiva Tetap

Contoh Soal 1.

Hitunglah Current Ratio (CR) , dan Solvabilitas Ratio (SR) berdasarkan data
pada Rolland Manufacturing Company dibawah ini.
ROLAND MANUFACTURING COMPANY
Balance Sheet, 31th Dec 2007

Assets
Current Assets :
Cash............................................................................................................................... $ 600
Account Receivable........................................................................................................ 1.000
Inventory........…….......................….............................................................................. 1.200
Total Current Assets................ ......................................................................... 2.800
Noncurrent Assets :
Land ………………………………………………………………………………….$ 1.200
Building and Machinery ……………………………………………………………….4.000
Total Noncurrent Assets ………………………………………………………5.200
Total Assets………………………………………………………………….. .8.000
Liabilities and Shareholders's Equity
Current Liabilities :
Account Payable ………………………………………………………………….…….1.300
Income Taxes Payable…………………………………………………………..……….. 600
Other Short-term Payable ………………………………………………………………1.100
Total Current Liabilities…………………………………………….………… 3.000
Noncurrent Liabilities:
Bonds Payable……………………………………………………………………..….. 2.500
Total Liabilities……………………………………………………….……… 5.500
Shareholder's Equity:
Commont Stock ………………………………………………………………………….900
Retained Earning ……………………………………………………………………….1.600
Total Shareholder's Equity ……………………………………………………2.500
Total Liabities and Shareholder's Equity ……………………………………..8.000

ROLAND MANUFACTURING
Income Statement, 31th Dec2007
Sales $ 25.600
Cost of goods Sold $ 15.000
Depreciation 9.000
Interest 400
$ 24.400
Earning Before Tax 1.200
Tax 40% 480
Earning After Ta 720

Jawab
Berdasarkan data di atas maka kita selanjutnya dapat menghitung Current ratio (CR), dan
Quick ratio (QR).
Rumus Current ratio dan hasil hitungannya:
Current Assets
= $ 2.800 = 0,93 = 93 %
Current Liabilities
$. 3000

Rumus quick ratio (acit tert ratio) dan hasil hitungannya adalah :

Current Assets - Inventories

Current Liabilities

= $2.800 - $1.200 = 0,53 = 53%

$3.000

Catatan :
Untuk menghitung persen maka hasil tersebut harus dikalikan dengan 100, contohnya 0,53 x
100 = 53%

Contoh soal 2
Berdasarkan data di bawa ini maka hitunglah current ratio dan ratio Solvabilitas.

PERUSAHAAN X
Balance sheet
December, 31, 1987 (dalam ribuan Rp)
Current Assets
Cash 25.400
Account Receivable 102.000
Less allowance for bad debt (6.000) 96.000
Notes Receivable 5.000
Merchandise Inventory :
Finished goods 32.000
Work in process 45.200
Raw materials * 21.000 98.200
Prepaid expenses 8.500
Total Current Assets 233.100

Fixed Assets
Land 220.000
Building 335.000
Less acumulated Depreciation v (87.500) 247.500
Merchandise and equipment 245.000
Less accumulate Depreciation 68.500 176.500
Total Fixed Assets 644.000

Intangible Assets
Goodwill 26.000
Patents 24.000
Total Intangible Assets 50.000
Total Assets 927.000

Liabilities and Owners Equity


Current Liabilities

Account Payable 32.000


Notes Payable 45.000
Accrued expenses 15.500
Income tac Payable 10.700
Total Current Liabilities 103.200

Long Term Liabilities


Long term notes Payable 135.700
Bonds Payable 230.000
Total Long-term Liabilities 365.700
Total Liabilities 468.900

Owners Equity
Common Stock (7600 shares at 25) 190.000
Common Stock (1000*shares at 25) 25.000
Retained Earnings 243.000
Total Owners Equity 458.200
Total Liabilities and Owners Equity 927.100

Jawab
Berdasarkan data di atas selanjutnya kita dapat menghitung Current ratio dan rasio
Solvabilitas
Rumus current ratio adalah

Current Assets
Current Liabilities

= 233.100 = 2,2587 = 225,87%


103.200
Rasio Solvabilitas adalah :

(Total Assets - Total Liabilities) + Long Term Liabilities


Fixed Assets

= (50.000 + 103.200) + 365.700 = 0,805745 = 80,57%


644.000

2.7 Hubungan Current Ratio dan Likuiditas Perusahaan


Menurut Subramanyam dan John J. Wild " Alasan digunakan nya rasio lancar secara luas
sebagai ukuran Likuiditas mwncakup kemampuannya untuk mengukur :
 Kemampuan memenuhi kewajiban lancar. Makin tinggi jumlah kelipatan aset
lancar terhadap kewajiban lancar makin besar kaya Inan bahwa kewajiban lancar
tersebut akan dibayar
 Penyangga kerugian. Makin besar penyangga, Makin kecil resikonya. Rasio lancar
menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aset
lancar non kas pada saat aset tersebut dilepas atau di likuiditas.
 Cadangan dana lancar. Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap
ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan. Ketidakpastian dan kejutan
seperti pemupukan dan kerugian luar biasa, dapat membahayakan arus kas secara
sementara dan tidak terduga.

2.8 Solusi untuk Mengatasi Risiko Likuiditas


Ada beberapa solusi yang dapat diberikan agar suatu perusahaan terhindari dari
timbulnya risiko Likuiditas, yaitu:
a. Melakukan kebijakan keuangan dengan prinsip kehati-hatian (prudential principle).
b. Menempatkan setiap keputusan perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang
ada, yaitu berdasarkan analisis jangka pendek Dan jangka panjang.
c. Menghindari keputusan yang bersifat manajer keuntungan yang bersifat jangka
pendek, namun mampu memberikan kerugian yang bersifat jangka panjang. Bahwa
memperoleh profit secara "konstan bertumbuh" adalah lebih aman dari pada secara
maksimal profit, namun bersifat fluktuatif.
d. Memperhatika dan mengamati dengan baik setiap kebijakan moneter yang
diterapkan oleh pemerintah, seperti kebijakan penetapan suku bunga. Seperti suku
bunga kredit, oblIgasi, deposito, SBI dan sebagainya. Serta memperhatikan kondisi
target pencapaian pertumbuhan ekonomi dab realita inflasi yang terjadi saat ini.
e. Pihak Manajemen Perusahaan sebaiknya juga memahami kondisi mikro dan makro
ekonomi secara baik, seperti kondisi politik dan keamanan dalam dan luar negeri,
sosial dan politik dalam dan luar negeri dan berbagai permasalahan lainnya yang
bisa dianggap memiliki pengaruh bagi pembentukan kondisi mikro dan makro
ekonomi. Sehingga Dengan pemahaman yang mendalam dan kompleks seperti itu
perusahaan tidak akan melakukan tindakan yang bersifat kurang perhitungan,
seperti melakukan ekspansi penambahan modal dan pembukaan kantor cabang dan
kondisi ekonomi yang fluktuatif.
f. Melakukan pendekatan hedging untuk menyesuaikan jatuh tempo antara aktiva dan
kewajiban.
g. Melakukan perbaikan dalam biaya dan pengendalian produksi seperti melakukan
analisis varians dalam operasi atau departemen.
h. Melakukan perjanjian dengan bank dalam penyediaan kredit, dengan menghindari
utang berlebihan, mempertahankan Pembayaran utang, dan memperpanjang jatuh
tempo pembayaran utang.
i. Menghindari operasi luar negeri di negara-negara Berisiko tinggi.
j. Menurunkan harga pada jenis barang yang susah dijual dan meningkatkan harga
pada barang yang tingkat permintaanya tinggi.

2.9 Likuiditas dan Finansial Distress


Jika suatu perusahaan mengalami masalah dalam Likuiditas maka sangat
memungkinkan perusahaan tersebut mulai memasuki masa kesulitan keuangan (finansial
distress), dan jika kondisi kesulitan tersebut tidak cepat diatasi maka ini bisa berakibat
kebangkrutan usaha (bankruptcy). Untuk menghindari kebangkrutan ini dibutuhkan
berbagai kebijakan, strategi dan bantuan, baik bantuan dari pihak internal maupun
eksternal. Contohnya bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang diberikan kepada
beberapa bisnis yang dianggap layak (feasible) untuk menerimanya. Walauoun beberapa
bentuk bantuan BLBI dianggap memiliki sisi permasalahan seperti kasus pemberian
BLBI dianggap memiliki sisi permasalahan seperti kasuus pemberian BLBI kepada bank
Century.
Menurut Plat dan Plat mendefinisikan financial distress sebagai tahap penurunan
kondisi keuangan yang terjadi sebelum terjadinya kebangkrutan atau Likuiditas.
Financial distress dimulai dari ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban-
kewajibannya, terutama kewajiban yang bersifat jangka pendek termasuk kewajiban
likuiditas, dan juga termasuk kewajiban dalam kategori Solvabilitas. Permasalahan
terjadinya insolvency bisa timbul karena faktor berawal dari kesulitan likuiditas.
Menurut Ilya Avianti "Ketidakmampuan tersebut dapat ditunjukkan dengan dua metode,
yaitu Stock-based insolvency dan Flow-basex insolvency. Stock-based insolvency adalah
kondisi yang menunjukkan suatu kondisi ekuitas negatif dari neraca perusahaan
(negative net worth), sedangkan flow-based insolvency ditunjukkan oleh kondisi arus kas
operasi (operating cash flow) yang tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban lancar
perusahaan.
Sebuah perusahaan tidak akan mengalami kebangkrutan secara tiba-tiba, namun
dalam proses waktu yang berlangsung lama, dan itu dapat dilihat dari tanda-tanda.
Karena itu bagi seorang peneliti, manajer, dan investor akan melihat dari berbagai sudut
pandang kajian yang berbeda-beda. Secara umum ada dua model sudut pandang kajiam,
yaitu :
a. Model kajian perspektif teoretis. Model ini menggunakan metode deduksi dalam
kajiannya. Penurunan model ini dimulai dengan meneliti kondisi normatif suatu
perusahaan yang pailit.
b. Model kajian perspektif empiris (empirical perspective). Model menggunakan
metode induksi. Biasanya, model yang dibentuk dari rasio-rasio keuangan
perusahaan-perusahaan yang terlebih dahulu diawali dengan suatu pemisahan
kelompok pailit dan non pailit secara legal (legal bankruptcy).

Untuk persoalan financial distress secara kajian umum ada 4 kategori penggolongan
yang bisa kita buat, yaitu,
a. Pertama, financial distress kategori A atau sangat tinggi dan benar-benar
membahayakan. Kategori ini memungkinkan perusahaan dinyatakan untuk berada
di posisi bangkrut atau pailit. Pada kategori ini memungkinkan pihak perusahaan
melaporkan ke pihak terkait seperti pengadilan bahwa perusahaan telah berada di
dalam posisi bankruptcy( pailit). Dab menyerahkan berbagai urusan untuk
ditangani oleh pihak luar perusahaan.
b. Kedua, financial distress kategori B atau tinggi dan dianggap berbahaya. Pada
posisi ini perusahaan harus memikirkan berbagai solusi realistis dalam
menyelamatkan berbagai aset yang dimiliki, seperti sumber-sumber aset yang ingin
dijual dan tidak dijual/dipertahankan. Termasuk memikirkan berbagai dampak jika
dilaksanakan keputusan merger (penggabungan) dan akuisisi (pengambilalihan).
Salah satu dampak yanh sangat nyata terlihat pada posisi ini adalah perusahaan
mulai melakukan PHK (pemutusan Hubungan Kerja) dan pensiunan dini pada
beberapa karyawannya yang dianggap tidak layak (infeasible) lagi untuk
dipertahankan.
c. Ketiga, financial distress kategori C atau sedang, dan ini dianggap perusahaan
masih mampu / bisa menyelamatkan diri dengan tindakan tambahan dana yang
bersumber dari internal dan eksternal. Namun disini perusahaan sudah harus
melakukan perombakan berbagai kebijakan dan konsep manajemen yang
diterapkan selama ini, bahkan jika perlu melakukan perekrutan tenaga ahli baru
yang memiliki kompetensi yang tinggi untuk ditempatkan di posisi posisi strategis
yang bertugas mengendalikan dan menyelamatkan perusahaan, termasuk target
dalam menggenjot perolehan laba kembali. dimana salah satu tugas manajer baru
tersebut adalah jika perolehan laba telah kembali diperoleh maka jika perusahaan
pernah melakukan keputusan penjualan saham maka memungkinkan dana
Keuntungan yang diperoleh tersebut dialokasikan sebagian untuk membeli kembali
saham yang telah dijual kepada publik atau yang dikenal dengan istilah stock
repuechase atau buy back. Keputusan untuk membeli kembali saham yang sudah
dijual ke pasaran mengandung berbagai arti bagi suatu perusahaan, antara lain:
1) Perusahaan memiliki kembali selain yang sudah diedarkan di pasaran
2) Perusahaan telah memberi sinyal positif ke pasaran, bahwa memiliki
kemampuan finansial yang cukup
3) Diharapkan dengan membeli saham, earning per share akan mengalami
kenaikan
4) Dengan terjadinya peningkatan Earnings Pershare (EPS) diharapkan market
price pershare juga akan mengalami kenaikan
d. Keempat, financial kategori D atau rendah. Pada kategori ini perusahaan dianggap
hanya mengalami fluktuasi financial temporer yang disebabkan oleh berbagai
kondisi eksternal dan internal, termasuk lahirnya dan dilaksanakannya keputusan
yang kurang begitu Tepat. Dan ini umumnya bersifat jangka pendek, sehingga
kondisi ini bisa cepat diatasi, seperti dengan mengeluarkan financial reserve
(cadangan keuangan) yang dimiliki, atau mengambil dari sumber-sumber dana
yang selama ini memang dialokasikan untuk mengatasi persoalan persoalan seperti
itu titik bahkan biasanya jika ini terjadi pada anak perusahaan( subsidiaries
company) maka itu bisa diselesaikan secara tepat tanpa harus ada penanganan
serius dari pihak manajemen kantor pusat (head office management) .
Keputusan menyelesaikan financial distress juga bisa dilakukan dengan menjual
aplikasi atau menerbitkan saham baru, meminjam ke perbankan atau menerbitkan right
issue, right issue adalah penjualan saham terbatas yang hanya dikhususkan kepada
pemilik saham lama saja dengan tujuan menghindari masuknya pemilik saham baru.

2.10 Utang dan Nilai Perusahaan


Keputusan berutang dianggap sebagai salah satu solusi untuk mempercepat
aktivitas produksi dan juga mempertahankan posisi perusahaan untuk terus bisa
beroperasi. Namun setiap manajer keuangan tidak bisa memberikan prediksi kondisi
keuangan dalam bentuk stabilitas mikro dan makro ekonomi bersifat sesuai prediksi.
Sering keputusan investasi dengan dibuat dengan memprediksi jika inflasi,
pertumbuhan ekonomi, purchasing power parity, consumer behavior, pesaing dan lain
sebagainya bersifat stabil. Dan persiapan menghadapi krisis moneter tidak dilakukan
antisipasi, karena semua sering dilihat secara pendekatan cateris paribus. Pendekatan
ceteris paribus artinya jika kondisi lain tidak ikut berubah.
Disini kita bisa memahami bahwa utang yang terus tumbuh tanpa
pengendalian hanya akan menimbulkan penurunan nilai perusahaan. Artinya publik
akan ragu ketika perusahaan memiliki kondisi utang yang ekstrem leverage, Apakah
utang itu bisa dilunaskan atau tidak. Dan di saat keyakinan publik menurun maka
reaksi negatif dari para pemegang saham akan terlihat yaitu dalam bentuk pelepasan
saham.

2.11 Menghitung Perputaran Aktiva dan Tingkat Keuntungan Berdasarkan Aktiva


Bagi suatu perusahaan sangat penting memperhitungkan dan mengetahui
tingkat perputaran aktiva serta mengetahui tingkat keuntungan berdasarkan aktiva.
Karena dengan mengetahui persoalan seperti itu diharapkan Manajemen Perusahaan
bisa menghubungkan dengan kondisi hutan yang dimiliki. Karena utang jika sudah
lunas dibayar juga akan berubah menjadi aktiva. Contohnya kebijakan perusahaan
membeli mobil dengan berhutang, maka pada saat lunas dibayar artinya mobil
tersebut telah menjadi aktiva perusahaan khususnya aktiva tetap (fixed assets).
Adapun rumus untuk menghitung perputaran aktiva dapat kita pergunakan rumus
dibawah ini.
PA = Pjl
TA
Dimana :
PA = Perputaran Aktiva
Pjl = Penjualan
TA = Total Aktiva
Untuk total aktiva kita dapat mempergunakan rumus dibawah ini:

TA = FA + CA

Dimana:
TA = Total Asset (Total Aktiva)
FA = Fixed Assets (Aset Tetap)
CA = Current Assets (Aset Lancar)
Adapun rumus untuk menghitung tingkat keuntungan berdasarkan aktiva dapat kita
pergunakan rumus dibawah ini
.
Tkba = Pjl x 100%
TA

Dimana:
Tkba = Tingkat Keuntungan berdasarkan aktiva

2.12 Contoh Soal


Pada bulan Februari 2012 Manajer Keuangan PT Sepatu Alam Jaya sedang melakukan
kajian dengan seluruh staf bagian keuangan, dimana hasil kajian memperlihatkan
penjualan sebesar Rp 2.430.000.000,-. Dengn penghasilan laba operasi dari penjualan
sebesar 12,5%. Dalam rangka meraih dan memperoleh penjualan tersebut, pihak
manajemen perusahaan memperhatikan kondisi neraca yang ada. Dimana kondisi neraca
ringkas perusahaan adalah sebagai berikut,

Balancesheet
PT Sepatu Alam Jaya
December 2011
Assets Liabilities

Current Assets Current Liabilities

Cash Rp. 128.000.000,00 Payable Rp. 196.000.000,00

Commercial Paper Rp. 188.000.000,00 Accrued expenses Rp. 160.000.000,00

Receivable Rp. 204.000.000,00 Other current Liabilities Rp. 184.000.000,00

Total Current Assets Rp. 520.000.000,00 Total Current Liabilities Rp. 340.000.000,00

Non Current Assets Noncurrent Liabilities

Land Rp. 500.000.000,00 Long Term lease obligation Rp. 230.000.000,00

Build Rp. 600.000.000,00 Other Noncurrent Liabilities Rp. 330.000.000,00

Mechine Rp. 150.000.000,00 Total Noncurrent Liabilities Rp. 560.000.000,00

Total Noncurrent Assets Rp. 1.250.000.000,00 Shareholder's Equity


Total Assets Rp. 1.770.000.000,00 Capital stock Rp. 384.000.000,00

Retained Earnings Rp. 496.000.000,00

Total Shareholder's Equity Rp. 870.000.000,00

Total Liabilities danShareholder's Equity Rp.


1.770.000.000,00

Lebih jauh diinfokan bahwa dari jumlah tersebut Rp. 52.000.000,00 adalah aktiva likuid.
Sehingga berdasarkan data di atas diminta untuk
a. Menghitung perputaran aktiva perusahaan
b. Tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki.
c.
Jawaban:
a. Menghitung perputaran aktiva perusahaan
TA = FA + CA
TA = 1.250.000.000 + 520.000.000
TA = 1.770.000.000
Selanjutnya dapat dihitung perputaran aktiva perusahaan sebagai berikut
PA = 2.430.000.000,-
1.770.000.000.-
PA = 1,37X
b. Tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki.
Tkba = Pjl X 100%
TA
Tkba = 2.430.000.000,- X 100%
1.770.000.000,-
Tkba = 137%

Contoh soal
Apabila kondisi penjualan terjadi peningkatan menjadi Rp. 3.100.000.000,- atau terjadi
penurunan Rp. 2.100.000.000,-. Maka hitunglah perputaran aktiva dan tingkat
keuntungan berdasarkan aktiva pada PT Sepatu Alam Jaya tersebut.
Jawaban
Pada kondisi terjadi peningkatan sebesar Rp. 3.100.000.000,-
Menghitung perputaran aktiva perusahaan.

TA = FA + CA

TA = 1.250.000.000 + 520. 000.000

TA = 1.770.000.000

Selanjutnya dpat dihitung perputaran aktiva perusahaan sebagai berikut,

PA = 3.100.000.000,-

1.770.000.000,-

PA = 1,75X

Tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki.

Tkba = Pjl X100%

TA

Tkba = 3.100.000.000,-

1.770.000.000,-

Tkba = 175%

Pada kondisi terjadi penurunan sebesar Rp. 2.100.000.000,-

Menghitung perputaran aktiva perusahaan.

TA = FA + CA

TA = 1.250.000.000 + 520.000.000

TA = 1.770.000.000

Selanjutnya dapat dihitung perputaran aktiva perusahaan sebagai berikut,

PA = 2.100.000.000,-

1.770.000.000,-

PA = 1,18x

Tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang dimiliki.

Tkba = Pjl X 100%

TA
Tkba = 2.100.000.000,- X 100%

1. 770.000.000,-

Tkba = 118%

Dari sini dapat kita simpulkan bahwa semakin tinggi penjualan maka semakin tinggi
tingkat perputaran bulan dengan tingkat keuntungan berdasarkan jumlah aktiva yang
akan dimiliki oleh perusahaan PT Sepatu Alam Jaya. Sehingga dengan begitu sebaliknya
pihak manajer perusahaan melakukan berbagai terobosan yang memanfaatkan berbagai
sumber daya yang dimiliki, termasuk mampu mengendalikan utang dengan baik
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setiap jenis usaha pasti memiliki berbagai jenis resiko. . Salah satu resiko yang dihadapi
oleh dunia perbankan adalah jenis resiko likuiditas. Resiko ini mengharuskan bank untuk bisa
mengelola aset-asetnya dan mengontrol jumlah asset yang likuid guna memenuhi kewajiban
bank, dalam menghadapi resiko likuiditaas bank memiliki manajemen tersendiri, proses
manajemen resiko likuiditas yang baik bank harus dimulai dari tahapan mengukur likuiditas
sampai dengan tahap mitigasi serta diakhiri dengan berbagai strategi guna mengelola likuiditas
pada bank islam.
Manajemen resiko likuiditas sangat diperlukan bagi keberlangsungan sebuah bank,
kurangnya likuiditas pada bank tentu akan menggagu stabilitas kas pada sebuah bank, akan tetapi
likuiditas yang berlebihan juga tidak baik bagi sebuah bank, karena dengan banyaknya asset yang
dicadangkan maka akan mengurangi profitabilitas bank tersebut. Maka dengan manajemen resiko
likuiditas bank akan bisa memenuhi kewajibannya tanpa harus mencadangkan banyak aseetnya,
sehingga profitabilitas bank bisa tetap terjaga.

Daftar Pustaka
Irham Fahmi, S.E.,Msi. 2016. Manajemen Risiko (Teori, Kasus, dan Solusi).Bandung:
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai