Anda di halaman 1dari 17

INTEREST RATE RISK

ALUR PENETAPAN SUKU BUNGA DI


INDONESIA

Di Indonesia, BI selaku bank sentral Indonesia berwenang untuk


membuat kebijakan moneter sebagai langkah untuk mengendalikan inflasi,
salah satunya dengan mengendalikan jumlah uang beredar (JUB)

Saat JUB di masyarakat sedang tinggi dan inflasi naik, Bank Indonesia
akan menaikkan tingkat suku bunga acuan. Ketika tingkat bunga simpanan naik,
masyarakat akan lebih memilih untuk menyimpan uang di bank ketimbang
membelanjakanny sehingga JUB turun dan inflasi kembali terkendali.
1. BI- 7 Days Repo Rate : Suku bunga Acuan BI yang berlaku sejak 19
Agustus 2016.
Awalnya merupakan BI-Rate dengan tenor 12 Bulan dan diupdate setiap
bulan dalam rapat Dewan Gubernur.
BI 7-day rate merupakan suku bunga acuan yang bertenor 7 hari serta
kelipatannya. Suku bunga ini memungkinkan bank umum untuk menarik
kembali dana disimpan di BI dalam tempo tujuh hari sehingga mengurangi
risiko likuiditas.
Ditetapkan berdasarkan hasil kesepakatan dengan bank-bank dan LPS
SUKU BUNGA ACUAN TERBARU :

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada


Oktober 2023 memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 6 %.

Suku bunga Deposit Facility naik menjadi 5%, dan


suku bunga Lending Facility naik menjadi 6,5%.
2. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dan Suku Bunga Dasar Simpanan

Mengacu pada tingkat bunga acuan BI, bank menetapkan suku bunga dasar
kredit dan simpanan kepada nasabah. SBDK disusun dengan komponen :
Harga Pokok Dana untuk Kredit (HPDK), beban operasional, dan target profit
margin

3. Risk Premium : Profiling risiko debitur dan pengembangan produk-produk


simpanan

Bank melakukan profiling risiko debitur secara individual berdasarkan kriteria


5C untuk menentukan tingkat suku bunga. Suku bunga bisa bersifat floating, flat, dan
anuitas.
EX : SBDK BANK MANDIRI &
BRI (LATEST)
𝑟 =𝑟 ∗+ 𝐼𝑃 + 𝐷𝑅𝑃 + 𝐿𝑃 + 𝑀𝑅𝑃

r* + IP = Risk Free Rate – Setara dengan bunga obligasi pemerintah / deposito


berjangka
IP : Inflation Premium - Tingkat inflasi rata-rata selama umur sekuritas
DRP : Default Risk Premium – Issuer’s Default Risk, Risiko Idionsyncratic
(Dilihat dengan Rating)
LP : Liquidity Premium – Kompensasi yang diharapkan investor karena mereka
telah menghold uang mereka sampai dengan jatuh tempo (menjadi non likuid)
MRP : Interest Rate Risk – Risiko naik / turunnya tingkat bunga pasar jika
obligasi ditahan sampai maturity.
ASSET-LIABILITY COMMITTEE
(ALCO)
ALCO adalah dewan khusus yang dibentuk untuk membantu Direksi dalam
mengelola neraca (asset dan liabilitas) secara terpadu, serta dalam memberikan
masukan dalam penentuan lending dan funding rate yang ideal untuk mendukung
kegiatan operasional.

ALCO dibantu oleh ASG (Alco Supporting Group), terdiri dari pimpinan unit kerja
operasional, manajer, dan staf yang berhubungan dengan asset dan manajemen (misal
treasury/ divisi manajemen risiko)

Keberhasilan ALM (Asset-Liability Management) bergantung pada kinerja ALCO.


FUNGSI ALCO – ALMA
1. Membuat standar dan target penyaluran kredit
2. Menentukan saving dan lending rate mengacu pada tingkat bunga acuan BI
3. Pengawasan likuiditas, risiko kredit, dan profit bank
4. Membuat standar produk-produk simpanan bank
5. Melakukan pengawasan pada nilai asset bank (pasar uang, pasar modal, etc)
6. Memberikan masukan pada penetapan renstra.
MANAJEMEN RISIKO TINGKAT
SUKU BUNGA
1. Efisiensi Biaya Operasional
2. Asset-Liability Management
Penentuan komposisi pada neraca. Apabila suku bunga naik, Bank
memperbanyak komposisi aset dengan suku bunga mengambang (floating) dan
memperbanyak pendanaan dengan suku bunga tetap (fixed). Sebaliknya, apabila suku
bunga turun, Bank memperbanyak komposisi aset dengan suku bunga fixed dan
memperbanyak pendanaan dengan suku bunga floating.
3. Diversifikasi pada produk perbankan dan manajemen laba.
ASSET-LIABILITY MATCHING

Bank bertujuan untuk menyeimbangkan volume, jatuh tempo, dan

sensitivitas suku bunga (return) dari aset dan kewajiban mereka untuk

mengantisipasi risiko likuiditas & suku bunga.

Misalnya, jika bank menerbitkan pinjaman suku bunga tetap jangka

panjang, bank akan mendanai pinjaman tersebut dengan deposito atau

pinjaman suku bunga tetap jangka panjang.


TOOLS : GAP AND DURATION
Rate Sensitive Assets Rate Sensitive Liabilities
Asset produktif bank yang sensitive Kewajiban bank yang sensitive
terhadap perubahan tingkat bunga. terhadap perubahan tingkat bunga.
Jangka waktu penempatan pendek. Jangka waktu penempatan pendek.

IDEAL : Interest Sensitive GAP = 0; Interest Sensitive Ratio = 1.


1. Surat Berharga Pasar Uang 1. Giro
2. Sertifikat Bank Indonesia 2. Tabungan Berjangka (Deposito)
3. Obligasi (Short- Floating) 3. Liabilitas Jangka Pendek
4. Short-Term Loan 4. Call Money
Asset Sensitive : Apabila bunga pasar naik, Liab Sensitive : Apabila bunga pasar naik,
NIM naik. Bunga pasar turun NIM turun. NIM turun. Bunga pasar turun, NIM naik.
Positif : Asset lebih besar daripada liabilitas ; lebih sensitive asset
Apabila bunga naik, NIM akan naik, karena pendapatan bunga dari
asset > beban bunga ; berlaku sebaliknya.
Negatif : Liabilitas lebih besar daripada asset ; lebih sensitive liabilitas
Apabila bunga naik, NIM akan turun, karena bunga yang dibayarkan
kepada depositor > pendapatan bunga ; berlaku sebaliknya.
DURATION GAP
Duration Of Asset : Waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk mendapatkan kembali dana yang
telah ditanamkan pada suatu investasi. Semakin tinggi durasi asset, semakin sensitif asset /
portofolio tersebut terhadap perubahan suku bunga.

Duration of Liabilities : Waktu rata-rata tertimbang sampai kewajiban bank jatuh tempo.
Durasi yang tinggi menunjukkan sensitivitas yang lebih tinggi terhadap perubahan suku bunga.

Gap positive : Asset > Liabilitas, bank tersebut lebih terekspos terhadap risiko suku bunga
jika suku bunga naik. Jika suku bunga naik, nilai pasar aset (jangka panjang) dapat menurun
lebih besar dari nilai pasar kewajibannya.

Anda mungkin juga menyukai