Anda di halaman 1dari 28

PENDAHULUAN

 Manajemen aktiva-pasiva atau asset – liability


management (ALMA) merupakan fokus utama dalam
manajemen bank umum
 Definisi ALMA:
 Suatu proses prencanaan dan pengawasan
operasi perbankan yang dilakukan secara
terkoordinasi dan konsekuen dengan selalu
memperhatikan perbankan faktor2 yang
mempengaruhi operasi bank, baik yang berasal
dari luar maupun struktural dari dalam bank.
(Raflus, 1996)
 Sebagai koordinasi hubungan timbal balik yang
dilakukan secara terpadu antara kedua sisi neraca
bank berdasarkan keputusan dan rencana jangka
pendek (Dahlan Siamat, 1993)
PENDAHULUAN
 Interpreasi definisi:
 Kebijakan pengelolaan sisi aset bank harus
memperhitungkan kondisi liabilities dan demikian
pula sebaliknya.
 Pengambilan kebijakan dan strategi pengelolaan
salah satu sisi neraca bank akan mempengaruhi
sisi yang lain
 Keputusan mengenai pengelolaan sisi asset dan
liabilities bank harus dilakukan dalam kerangka
keseluruhan kepentingan pengelolaan portfolio
kedua sisi neraca guna mencapai pendapatan
yang maksimal sementara risiko dapat
diperhitungkan sebelumnya.
PENDAHULUAN
 Risiko yang perlu dicermati: Risiko
tingkat bunga, risiko kredit, dan risiko
likuiditas.
 Risiko bunga akan berpengaruh pada
net interest spread bank
 Bank perlu menata asset dan
liabilitiesnya berdasar tingkat
keperluannya, misal dari mulai yang
sifatnya fixed sampai pada yang floating
STRATEGI MENGHADAPI SENSITIVITAS ASSETS
LIABILITIES THD TINGKAT BUNGA

 Pada saat tingkat bunga cenderng naik,


maka yang diutamakan adalah floating rate
assets, sebaliknya di sisi pasiva diutamakan
fixed rate liabilities. Sementara pada saat
tingkat bunga mencapai puncaknya, maka
yang diutamakan adalah fixed rate assets.
 Pada saat tingkat bunga cenderung
menurun, maka yang diutamakan fixed rate
assets dan floating rate liabilities. Pada saat
tingkat bunga berada pada posisi rendah,
fixed rate liabilities yang menjadi priorotas.
KENAPA ALMA PENTING ????
 Tingkat bunga yang berfluktuasi
 Perubahan struktur sumber dana
 Meningkatnya kebutuhan modal
 Persaingan yang semakin tajam
 Perkembangan sistem informasi
 Meningkatnya peran perbankan
 Ketersediaan dana di pasar uang
 Perubahan komposisi aset bank
 Penekanan peningkatan kinerja bank semakin
meningkat
 Meningkatnya biaya operasional
TUJUAN ALMA
 Untuk menstruktur portofolio sisi aktiva
dan pasiva bank secara konsisten,
terkoordinasi, dan terpadu dalam rangka
memaksimalkan keuntungan.
 Oki/ keputusan thd suatu pos aktiva dan
pasiva harus dilakukan dalam konteks
keseluruhan dari sisi neraca bank
DILEMA ALMA
 Masalah utama bank dalam ALMA
adalah memecahkan dilema antara
likuiditas dan keamanan di satu pihak
dengan kemampuan meningkatnya laba
di lain pihak.
 Disebut Liquidity VS Profitability atau
Safety VS Earnings
LIQUIDITY VS PROFITABILITY
 Dalam rangka meningkatkan profit, manajemen dituntut
untuk mengalokasikan dana ke aktiva produktif,
sementara harus pula memperhatikan kebutuhan
likuiditas dan keamanan aktiva tsb.
 Karena setiap kewajiban bank hampir selalu dibayar
dengan kas, maka dilihat dari kepentingan likuiditas
sudah barang tentu alat likuid merupakan aktiva yang
paling utama.
 Dalam hal penanaman dana, aktiva yang dapat segera
dicairkan tanpa mengalami kerugian dan penundaan
dapat dikategorikan sebagai alat likuid. Namun
biasanya memiliki kelemahan dari sisi profitabilitas
karena sudah pasti keuntungan aktiva ini kecil.
 Sedangkan aktiva yang kemungkinan memiliki
kerugian pada saat dijadikan uang sebelum jatuh
tempo justru umumnya memberikan penghasilan yang
tinggi.
ALMA APPROACH
 Terdapat dua pendekatan dalam rangka
ALMA menghadapi dilema liquidity vs
provitability, yaitu:
 POOL OF FUNDS APPROACH
 ASSET ALLOCATION
APPROACH
POOL OF FUNDS APPROACH
 Dikenal luas di kalangan perbankan tahun 1930-an sampai
1940-an ketika terjadi depresi yang menyebabkan bank-bank
mengalami krisis likuiditas terutama di pasar uang Eropa
akibat Amerika Serikat memberlakukan Glass Steagle Act
 Asumsi:
a. semua kewajiban bank yang berasal dari sumber
digabung secara bersama-sama diperlakukan sebagai
sumber dana tunggal tanpa mengenal dan
membedakan sumber2 dan bentuk dana secara
individual.
b. Dana yang bersumber dari giro, deposito, tabungan,
sertifikat deposito, dan modal dan juga jangka waktu
dan karakteristik masing-masing sumber dana sudah
tidak dapat diidentifikasi dan diabaikan
c. Dana dialokasikan berdasar prioritas penggunaan
sesuai dengan kebijakan dan strategi manajemen bank
di samping harus mematuhi ketentuan yang ditetapkan
bank sentral
Pool of funds approach
POOL OF FUNDS APPROACH

 Kelebihan : Perhitungan biaya dana selatif


sederhana dan pengelolaannya tidak
kompleks
 Kekurangan : sulit memprediksi kebutuhan
standar likuiditas
Primary Reserves
 Prioritas pertama penggunaan dana bank menurut
pendekatan pool of funds adalah untuk memenuhi
kebutuhan cadangan primer yaitu ketentuan likuiditas
wajib minimum di sampingkebutuhan kelancaran
operasional bank sehari-hari.
 Cadangan primer pada dasarnya untuk memenuhi:
 Transaksi Likuiditas wajib minimum yang
ditetapkan bank sentral
 dengan bank deposan
 Permintaan kredit oleh koresponden
 Penarikan dana oleh masyarakat
 Kebutuhan operasional harian lainnya
Secondary Reserves
 Cadangan sekunder pada prinsipnya sebagai
pendukung apabila cadangan primer tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas yang sifatnya
jangka pendek dan kebutuhan lain yang tidak
diperkirakan.
 Tujuan utama cadangan sekunder :
 untuk keperluan likuiditas
 untuk meningkatkan profitabilitas bank.
 Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas musiman
dan
 Untuk kebutuhan likuiditas jangka pendek
lainnya yang sulit diantisipasi
Secondary Reserves
 Mengingat kebutuhan likuiditas sulit
diantisipasi maka cadangan sekunder
biasanya ditanam dalam bentuk instrumen
pasar uang yang memiliki kriteria jangka
pendek, berkualitas tinggi dan mudah
diperjualbelikan.
 Bank Indonesia umumnya menggunakan
SBI dan SBPU sebagai cadangan
sekunder
 Bentuk lain cadangans ekunder antara lain
adalah deposito, commercial paper,
bankers acceptance, dan repo.
Loan
 Prioritas ketiga pengalokasian dana adalah
untuk penyaluran kredit.
 Penyaluran kredit biasanya mendominasi
penggunaan dana bank. Oleh karena itu
usaha perkreditas merupakan sumber
utama bank.
 Beberapa pendapat bahwa kredit dapat
dijasikan sumber likuiditas dari
pembayaran cicilan yang dilakukan oleh
debitur (commercial loan theory).
 Beberapa pinjaman dapat dibayar debitur
atas permintaan (call loan) atau dengan
cara menjual kepada bank lain.
Investment
 Dana yang masih tersisa setelah memenuhi
semua prioritas 1-3 dapat ditanamkan dalam
bentuk surat-surat berharga jangka panjang.
 Tujuan pengalokasian dana untuk investasi
adalah: sebagai tambahan profitabilitas di
samping sebagai tambahan cadangan
likuiditas.
 Bentuk investasi: surat berharga jangka
panjang yang terdiri dari berbagai jenis
obligasi, baik yang dikeluarkan oleh negara
(government bonds) atau perusahaan bonafit
(corporate bonds)
Fixed assets
 Pengalokasian dalam aktiva tetap dan
instrumen harus dibiayai melalui modal
sendiri bank.
 Jumlah modal yang dialokasikan untuk
aktiva tetap dan inventaris tidak boleh
melebihi ketentuan bank indonesia.
ASSET ALLOCATION APPROACH
 Merupakan koreksi dari pendekatan pool of funds.
 Konsep ini sering disebut conversion of funds
approach
 Pada dasarnya konsep ini menyatakan bahwa tidaklah
realistis menganggap total dana yang dihimpun bank
merupakan sumber dana tunggal, karena dalam
kenyataannya masing-maing sumber dana memiliki
sifat sendiri.
 Oleh karena itu dalam prioritas dana bank harus
diperlakukan secara indifidu dengan memperhatikan
karakteristik masing-masing sumber dana.
 Dana yang perputarannya tinggi diprioritasnkan
sebagai cadangan primer dan sekunder, sedangkan
dana yang perputarannya rendah untuk pemberian
kredit dan aktiva jangka panjang lainnya.
ASSET ALLOCATION APPROACH
ASSET ALLOCATION APPROACH
 Kelebihan:
 Mengalihkan penekanan likuiditas kepada profitabilitas.
Jumlah rata-rata cadangan likuiditas yang dimiliki bank
mengalami penurunan sehingga pengalokasian dana dapat
dialihkan lebih besar pada penyaluran kredit atau investasi
yang mempunyai keuntungan lebih besar.
 Kelemahan:
 keputusan mengenai jumlah likuiditas dilakukan berdasar
perkiraan atas perputaran simpanan. Akibatnya keuntungan
dapat berkurang karena dapat saja terjadi kelebihan
perkiraan kebutuhan likuiditas.
 Konsep ini memperlakukan portofolio kredit tidak likuid dan
karenanya tidak menganggap kredit sebagai sumber
likuiditas.
 Menganggap bahwa keputusan mengenai manajemen
asset liability bank dibuat secara independen
Liability management
 Merupakan suatu usaha untuk mengembangkan
sumber dana non tradisional melalui pinjaman dari
pasar uang (purchased funds) atau dengan
menerbitkan instrumen pasar uang, terutama
untuk memenuhi permintaan kredit guna
meningkatkan penghasilan bank.
 Konsep LM diperkenalkan dan digunakan sejak
1960 sebagai salah satu dampak dari terjadinya
perubahan drastis di lingkungan perbankan.
 Konsep LM menjadikan bank tidak tergantung
dengan sumber tradisional dalam memenuhi
likuiditasnya.
 Sumber non tradisonal dalam konsep LM a.l.:
pinjaman call money, penerbitan sertifikat
deposito, repurchase agreement (repo),
commercial paper dan eurodollar borrowing.
KONSEP LM 1
 LM yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan
bank dari sisi aktiva dengan cara mendapatkan
pinjaman jangka pendek dari pasar uang
(purchased funds) melalui penerbitan instrumen
utang jangka pendek atau call money
 Dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas sehari-hari tmsk untuk mengatur
likuiditas wajib minimum
 Kelemahan konsep reserve position LM adalah
ketidakpastian mengenai biaya dana untuk
penyediaan likuiditas. Di samping itu kemungkinan
tidak tersedia dana dalam pasar uang
mengakibatkan naiknya bunga secara drastis.
KONSEP LM 2
 Loan Position LM yang dimaksudkan untuk
memenuhi seluruh permintaan kredit dari
nasabah. Pada konsep ini jangka waktu kewajiban
tidak lagi menjadi pertimbangan.
 Konsep ini dapat digunakan untuk meningkatkan
volume usaha secara permanen dengan membuat
kebijakan atau tingkat bunga yang bervariasi atau
diskriminatif thd sumber dana non tradisional
 Sasaran konsep ini adalah untuk meminimumkan
biaya dana, menjaga hubungan dengan nasabah,
dan untuk mengimbangi atau menghindari tanpa
perlu melanggar peraturan yang menjadi beban
bank.
MEMINIMUMKAN BIAYA BANK
 Untuk jenis dana ini bank
tidak perlu memberikan
insentif dengan
membayar lebih tinggi
dari tingkat bunga
nominal
 Apabila dana berubah
menjadi sensitif thd
perubahan tk bunga
maka tk bunga perlu
dinaikkan untuk
memperoleh dana
dengan jumlah sama
MEMINIMUMKAN BIAYA BANK
 pada tingkat ro, yaitu
tingkat bunga pasar
yang berlaku, bank
mungkin memperoleh
semua dana sesuai
jumlah yang
dibutuhkan
 Tetapi jk bank
menginginkan jumlah
dana melebihi So,
kurva suplai akan
kurang elastis
sehingga tk bunga
perlu dinaikkan untuk
memperoleh
tambahan dana
MEMINIMUMKAN BIAYA BANK
 Faktor penyebab kelompok nasabah tidak
sensitif thd perubahan tk bunga:
○ Ketidakpedulian
○ Kurangnya persaingan
○ Daya beli minim
○ Biaya transaksi
○ Faktor lain: politik, regulasi, pelayanan,
kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai