A. Latar belakang
Bank adalah lembaga kepercayaan. Oleh karena itu manjemen bank
harus menggunakan semua perangkat operasionalnya untuk mampu
menjaga kepercayaan masyarakat itu. Salah satu perangkat yang strategis
dalam menopang kepercayaan itu adalah permodalan yang cukup
memadai. Modal merupakan faktor yang amat penting bagi perkembangan
dan kemajuan bank sekaligus menjaga kepecayaan masyarakat.
Setiap penciptaan aktiva, disamping berpotensi menghasilkan
keuntungan juga berpotensi menimbulkan terjadinya resiko. Oleh karena
itu modal juga harus dapat digunakan untuk menjaga kemungkinan
terjadinya resiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal
dari dana-dana pihak ketiga atau masyarakat. Peningkatan peran aktiva
sebagai penghasil keuntungan harus secara simultan bersamaan dengan
pertimbangan resiko yang mungkin timbul guna melindungi kepentingan
para pemilik dana.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Manajemen Permodalan Bank Syariah Dan Fungsi Modal
Bank ?
2. Apa Saja Sumber-Sumber Permodalan Bank Dan Sumber Permodalan
Bank Syariah ?
3. Bagaimanakah Kecukupan Modal Bank ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Manajemen Permodalan Bank Syariah Dan Fungsi
Modal Bank.
2. Untuk Mengetahui Sumber-Sumber Permodalan Bank Dan Sumber
Permodalan Bank Syariah.
3. Untuk Mengetahui Kecukupan Modal Bank.
1
PEMBAHASAN
1
Sinungan Muchdarsyah, Strategi Manajemen Bank, (Jakarta : Penerbit Rineka Cipta,
1994), hlm. 83.
2
B. Fungsi Permodalan Bank
Bank sebagai unit bisnis membutuhkan darah bisnis, yaitu berbentuk
modal. Dengan kata lain, modal bank adalah aspek penting bagi suatu unit
bisnis bank. Sebab beroprasi tidaknya atau dipercaya tidaknya suatu bank,
salah satunya sangat dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modalnya.
Menurut johnson and johnson modal bank mempunyai tiga fungsi. Lebih
lanjut mereka menjelaskan sebagai berikut:2
1. Sebagai penyangga untuk menyerap kerugian operasional dan
kerugian lainya. Dalam fungsi ini modal memberikan perlindungan
terhadap kegagalan atau kerugian bank dan perlindungan terhadap
kepentingan para deposan.
2. Sebagai dasar untuk menetapkan batas maksimum pemberian
pembiayaan. Hal ini adalah merupakan pertimbangan operasional
bagi bank sentral, sebagai regulator, untuk membatasi jumlah
pemberian pembiayaan kepada setiap individu nasabah bank.
3. Modal juga menjadi dasar perhitungan bagi para partisipan pasar
untuk mengevaluasi tingkat kemampuan bank secara relative untuk
menghasilkan keuntungan. Tingkat keuntungan bagi para investor
diperkirakan dengan membandingkankeuntungan bersih dengan
ekuitas. Para partisipan pasar membandingkan Return On
Investement diantara bank-bank yang ada.
Sementara itu, Brenton C. Leavitt, staf Dewan Gubernur Bank sentral
amerika, dalam kaitannya dalam kaitannya dalam fungsi dari modal
bank, menekankan ada empat hal yaitu:
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat
bank dalam keadaan Insolvable dan likuidasi.
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga
kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.
2
Arifin Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syari’ah, (Jakarta: Grafindo, 2002), hlm.
138.
3
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang
diperlukan untuk menerapkan pelayanan bank.
4. Sebagai alat pelaksana peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang
tidak tepat.
Melihat fungsi modal pada suatu bank yang disampaikan diatas
menunjukkan bahwa kedudukan modal merupakan hal penting yang harus
dipenuhi terutama pendiri bank dan para menajemen bank selama
beroprasinya bank tersebut.
3
Ibid., hlm.138-140.
4
juga berfungsi seperti Equity Capital. Bila kerugian melebihi modal
ekuitas maka bank harus dilikuidasi, tetapi dana yang dipasok oleh
pemberi modal pinjaman dan pemilik debentures harus menjadi penyangga
untuk melindungi kepentingan para deposan. Jadi modal pinjaman tidak
secara langsung melindungi kegagalan atau kerugian bank.
4
Muhammad, Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta : UPP AMP YKPN),hlm. 32.
5
(Mudharabah). Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan
penyerap kegagalan atau kerugian bank dan melindungi kepentingan para
pemegang rekening titipan (Wadi’ah) atau pinjaman (Qard), terutama atas
aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana-dana Wadi’ah atau
Qard.5
Sebenarnya dana-dana rekening bagi hasil (Mudharabah) dapat juga
dikategorikan sebagai modal, yang oleh karenanya disebut kuasi ekuitas.
Namun demikian rekening ini hanya dapat menanggung resiko atas aktiva
yang dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri. Selain itu,
pemilik rekening bagi hasil dapat menolak untuk menanggung resiko atas
aktiva yang dibiayainya, apabila terbukti bahwa resiko tersebut timbul
akibat salah urus (Mis Management), kalalaian atau kecurangan yang
dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib.
5
Ibid.,hlm. 32-33.
6
Perhitungannya merupakan rasio modal dikaitkan dengan simpanan
pihak ketiga (giro, deposito dan tabungan) sebagai berikut :6
6
Ibid., hlm. 34-35.
7
Berdasarkan indikasi-indikasi itu lalu lalu BIS menetapkan ketentuan
perhitungan Capital Adequaci Ratio (CAR) yang harus diikuti oleh bank-
bank diseluruh dunia sebagai aturan main dalam kompetisi yang fair dipasar
keuangan global, yaitu rasio minimum 8% permodalan terhadap aktiva
beresiko.
a. Modal Setor, yaitu modal yang disetor secara efektif oleh pemilik.
Bagi Bank milik koperasi modal setor terdiri dari simpanan pokok
dan simpana wajib para anggotanya.
b. Agio saham, yaitu selisih lebih dari harga saham dengan nilai
nominal saham.
c. Modal sumbangan, yaitu modal yang diperoleh kembali dari
sumbangan saham, termasuk selisih nilai yang tercatat dengan harga
(apabila saham tersebut dijual).
d. Cadangan Umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari penyisihan
laba yang ditahan dengan persetujuan RUPS.
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
f. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS
diputuskan untuk tidak dibagikan
g. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang
belum ditetapkan penggunaannya oleh RUPS.8
7
Muhammad, Manajemen Perbankan Syari’ah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hlm.
86.
8
Ibid, hlm. 84.
8
Jumlah laba tahun lalu hanya diperhitungkan sebesar 50 % sebagai
modal inti. Bila tahun lalu rugi harus dikurangkan terhadap modal inti
1. Laba tahun berjalan, yaitu laba sebelum pajak yang diperoleh dalam
tahun berjalan.
2. Laba ini diperhitungkan hanya 50% sebagai modal inti.
3. Bila tahun berjalan rugi, harus dikurangkan terhadap modal inti.
9
4. Pembayaran bunga dapat ditangguhkan bila bank dalam keadaan
rugi.9
9
Dumairy, Bank Syariah Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman,(
Yogyakarta: Ekonisia), hlm. 123.
10
PENUTUP
B. Kesimpulan
Menajemen permodalan bank syariah adalah bagaimana mengatur
modal sedemikian rupa sehingga masyarakat mau memberikan dananya
untuk menambah modal bagi suatu bank.jika demikian berarti semakin
tinggi tingkat kepercayaan masyarakat kemungkinan masih besar pula
modal yang bisa diserap oleh perbankan.
George M Frankurter dan Bob G Wood Jr menyebutkan empat fungsi
utama modal bank, yaitu:
1.Untuk menghapus kerugian tidak terduga.
2.Menyajikan dana yang diperlukan untuk kegiatan operasional.
3.Mengukur kepemilikan bank.
4.Sebagai sumber tekanan bagi pelaksana ank untuk bekerja efisien.
C. Saran
Kami selaku pembuat makalah menyadari bahwa dalam pembuatan
makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari
itu pemakalah mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak guna
penyempurnaan makalah ini.
11