DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU:
NOFINAWATI M.A.
PADANG SIDIMPUAN
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan dari banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Kami menyadari bahwa sepenuhnya
makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman
dan pengetahuan yang kami miliki.
Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahwa kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan juga bagi
perkembangan dunia Pendidikan .
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Di dalam bab ini akan diuraikan pola dalam manajemen dana bank
syariah. Ada beberapa perbedaan pola manajemen dan antara bank konvensional
dengan bank syariah. Perbedaan tersebut dapat ditemukan dalam uraian-uraian
topik bab ini. Bab ini ditulis dengan harapan, mampu memberikan rambu-rambu
dalam manajemen dana bank syariah secara baik. Minimal dapat memenuhi
tingkat likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas yang baik.
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah lembaga
yang didirikan dengan orientasi laba. Untuk mendirikan Lembaga demikian ini
perlu didukung dengan aspek permodalan yang kuat. Kekuatan aspek permodalan
ini dimungkinkan terbangunya kondisi bank yang dipercaya oleh Masyarakat.
Sebagaimana diketahui bersama , bank adalah Lembaga kepercayaan .
Sehubungan dengan persoalan kepercayaan Masyarakat terhadap bank tersebut,
maka manajemen bank harus menggunakan semua perangkat operasionalnya
untuk mampu menjaga kepercayaan Masyarakat itu. Salah satu perangkat yang
sangat strategis dalam menopang kepercayaan itu adalah permodalan yang cukup
memadai.1
3
pada bank dengan harapan memperoleh hasil keuntungan di masa yang akan
datang. 2
Kedua, sebagai dasar untuk menetapkan batas maksimal pemberian kredit. Hal ini
adalah merupakan pertimbangan operasional bagi bank sentral, Sebagian
regulator, untuk membatasi jumlah pemberian kredit pada setiap individu nasabah
bank. Melalui pembatasan ini bank sentral memaksakan bank untuk melakukan
diversifikasi kredit mereka agar dapat melindungi diri terhadap kegagalan kredit
dari satu individu debitur.
4
membandingkan keuntungan bersih dengan ekuitas. Para partisipan pasar
membandingkan return on investment di antara bank-bank yang ada.
Sementara itu , Brenton C . Leavitt, staf Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika,
dalam kaitanya dengan fungsi dari modal bank, menekankan ada empat hal yaitu:3
3
Frank P. Johnson dan Richand D Johnson, commercial Bank Management, New York: The Dryden
Press, 1985, hal. 331-332.
4
George H. Hempel, Alan B. Coleman dan Donal G. Simonson, Bank Management, Text and Case,
New York: John wiley & Sons, 1986, hal. 168-169.
5
Ibid, hal. 156
5
Kembali dalam jumlah yang pasti dalam jangka waktu tertentu. Bentuk pinjaman
subordinasi bervariasi dari capital notes sampai debenture dengan jangka waktu
yang lebih Panjang. Surat hutang dalam jumlah kecil dapat diterbitkan dan dijual
langsung kepada nasabah bank. Capital notes lain dan beberapa debenture kecil
dapat diterbitkan dan dijual kepada bank koresponden. Debenture dalam jumlah
besar dengan jangka waktu yang lebih Panjang ditempatkan secra private atau
dapat dijual melalui investment bank kepada Masyarakat .
Sumber utama bank syariah adalah modal inti dan kuasi ekuitas. Modal
inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank , yang yang terdiri dari
modal disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan
kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil .
Modal inti inilah yang berfungsi sebagai penyerap kegagalan atau kerugian bank
yang melindungi kepentingan para pemegang rekening titipan atau pinjaman,
terutama atas aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan dana – dana wadi’ah
atau qard.6
6
Muhammad, 2002. Hal. 247
6
Dana-dana rekening bagi hasil (mudharabah), sebenarnya juga dapat
dikategorikan sebagai modal, inilah yang biasanya disebut dengan kuasi ekuitas.
Namun demikian rekening hanya dapat menanggung risiko atau aktiva yang
dibiayai oleh dana dari rekening bagi hasil itu sendiri. Selain itu, pemilik rekening
bagi hasil dapat menolak untuk menanggung risiko atas aktiva yang dibiayainya,
apabila terbukti bahwa risiko tersebut timbul akibat salah arus (mis management),
kelalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib.
Modal merupakan bagian dari dana yang dapat digunakan bank dalam
aktivitas kesehariannya. Hal penting berkaitan dengan masalah dana adalah
bagaimana melakukan aktivitas manajemen dana. Manajemen dana adalah proses
pengelolaan, penghimpunan dan pengalokasian dana Masyarakat serta dana modal
untuk mendapatkan tujuan bank syariah secara efektif dan efesien.
7
Wardiah, 2013. Hal. 295
7
2. Membandingkan modal dengan aktiva berisiko.
Ukuran kedua inilah yang dewasa ini menjadi kesepakatan BIS ( bank for
internasional settlements) yaitu organisasi bank sentral dari Negra-negara maju
yang disponsori oleh Amerika Serikat, Kanada, negara-negara Eropa Barat dan
Jepang. Kesepakatan tentang ketentuan permodalan itu dicapai pada tahun 1988,
dengan menetapkan CAR, yaitu rasio minimum yang mendasarkan kepada
perbandingan antara modal dengan aktiva berisiko.
1. Pengertian modal
8
Andrianto, Firmansyah Anang. Manajemen Bank Syariah. Jakarta:CV. Penerbit Qiara Media.
2019. Hal. 168
8
e. Cadangan tujuan, yaitu bagian laba setelah pajak yang disisihkan untuk
tujuan tertentu atas persetujuan RUPS.
f. Laba ditahan, yaitu saldo laba bersih setelah pajak yang oleh RUPS
diputuskan untuk tidak dibagikan.
g. Laba tahun lalu, yaitu laba bersih tahun lalu setelah pajak, yang belum
ditetapkan penggunaanya oleh RUPS. jumlah laba tahun lalu hanya
diperhitungkan sebesar 50% sebagai modal inti.
Bila dalam pembukuan bank terhadap goodwill, maka jumlah modal inti
harus dikurangi dengan nilai goodwill tersebut di atas sebagai modal inti, karena
tidak ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip – prinsip syariah.
9
Pelunasan pinjaman harus dengan persetujuan BI
Hak tagih dalam hal terjadi likuidas berlaku paling aktif
(kedudukanya sama dengan modal)
Risiko atas modal berkaitan dengan dana yang diinvestasikan pada aktiva
berisiko , baik yang berisiko rendah ataupun yang risikonya lebih tinggi dari yang
lain. ATMR adalah faktor pembagi ( demonitor ) dari CAR sedangkan modal
adalah faktor yang dibagi ( numerator ) untuk mengukur kemampuan modal
menanggung risiko atas aktiva tersebut.10
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang (
wadia’ah atau qard dan sejenisnya dan
10
Ibid. hal. 172
10
Aktiva yang didanai oleh rekening bagi hasil ( profit and loss sharing
investment account ) yaitu mudharabah ( baik general investment
account/ mudharabah mutlaqah yang tercatat pada neraca/on balance
sheet maupun restricted investment account/mudharabah muqayyadah
yang dicatat pada rekening administrative/off balance sheet).
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri dan kewajiban atau hutang,
risikonya ditanggung oleh modal sendiri, sedangkan aktiva yang didanai oleh
rekening bagi hasil, risikonya ditanggung oleh dana rekening bagi hasil itu
sendiri. Namun demikian, sebagaimana telah duiraikan di atas, pemilik rekening
bagi hasil dapat menolak untuk menanggung atas aktiva yang dibiayainya, apabila
terbukti bahwa risiko tersebut timbul akibat salah arus ( mis management ),
kelalaian atau kecurangan yang dilakukan oleh manajemen bank selaku mudharib.
Oleh karenanya tetap ada potensi risiko, ( katakanlah dengan probabilitas 50% ),
yang harus ditanggung oleh modal bank sendiri. Hal ini mengandung konsekuensi
bahwa atas aktiva ini harus pula dibentuk PPAP ( penyisihan penghapusan aktiva
produksi).
1. Aktiva yang dibiayai oleh modal bank sendiri dan dana pinjaman (wadi’ah,
card dan sejenisnya) adalah 100%, sedangkan
2. Aktiva yang dibiayai oleh pemegang rekening bagi hasil (baik general
ataupun restricted investment account) adalah 50%.
Bank syariah adalah Lembaga keuangan yang cukup unik. Sebab dalam
mekanisme produknya dapat dilakukan dengan cara jual beli atau memberikan
11
dana untuk investasi. Hal ini tidak dapat dijalani oleh bank selain bank syariah 11.
Dengan demikian, beragamnya model transaksi tersebut menunjukan peluang
besarnya aktiva yang dapat diproduktifkan. Sehubungan dengan kondisi aktiva
produktif bank syariah dapat dibedakan atas:
KESIMPULAN
11
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Depok : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, 2014), hal.
153
12
Menurut Zainul Arifin secara tradisional, modal didefinisikan sebagai
sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu Perusahaan .
Berdasarkan nilai buku, modal didefenisikan sebagai kekayaan bersih ( new
worth) yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi nilai buku dari
kewajiban ( liabilities).
1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank dalam
keadaan insolvable dan likuiditas.
2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga
kepercayaan Masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi.
3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang
diperlukan untuk menawarkan pelayanan bank.
4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang
tidak tepat.
Sumber utama bank syariah adalah modal inti dan kuasi ekuitas. Modal
inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang yang terdiri dari
modal disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba ditahan. Sedangkan
kuasi ekuitas adalah dana-dana yang tercatat dalam rekening-rekening bagi hasil.
DAFTAR PUSTAKA
13
Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta:Alfabet , 2002
Muhammad. Kebijakan Moneter dan Fiskal dalam Islam. Jakarta: Salemba Empat.
2002
Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Assets (ROA), Bank Umum Syariah
Devisa. Juli 2018. Vol.2. No.2
14