Anda di halaman 1dari 4

GALUH THIFAL KHALDA

51621120071
RINGKASAN MODUL 5
MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.

Risiko likuiditas disebabkan oleh adanya transaksi finansial atau komitmen. Oleh sebab itu, bank harus
mengidentifikasi setiap transaksi finansial yang mempunyai implikasi terhadap likuiditas bank dan mengelola
kondisi likuiditas secara hati-hati. Beberapa hal yang dapat menyebabkan timbulnya kebutuhan likuiditas secara
tak terduga antara lain seperti penurunan reputasi atau rating bank dan kondisi ekonomi yang menurun.

Metode pengukuran risiko likuiditas dibagi menjadi beberapa kategori sebagai berikut :
● Pengukuran berdasarkan ukuran nominal (stock based)
1. Rasio ini mengukur besar aset likuid dibandingkan dengan total aset bank.
Aset Likuid Primer+ Aset Likuid Sekunder
Total Aset
2. Rasio ini mengukur jumlah aset likuid dibandingkan dengan sumber dana jangka pendek.
Aset Likuid Primer+ Aset Likuid Sekunder
Pendanaan Jangka Pendek
3. Rasio ini mengukur besar aset likuid dibandingkan dengan pendanaan yang dinilai tidak stabil
Aset Likuid Primer+ Aset Likuid Sekunder
Pendanaan Non Inti
4. Rasio ini mengukur besar aset likuid dibandingkan dengan pendanaan non inti yang
mempunyai jangka waktu di bawah satu tahun
Aset Likuid Primer
Pendanaan Non Inti Jangka Pendek
5. Rasio ini mengukur besar aset likuid dibandingkan dengan seluruh dana pihak ketiga dan
pinjaman dari pihak lain
Aset Likuid Primer
Pendanaan Non Inti Jangka Pendek
6. Rasio ini digunakan untuk menilai ketergantungan bank dari dana non-inti
Pendanaan Non Inti – Aset Liquid
Total Aset Peroduktif – Aset Liquid
● Pengukuran berdasarkan arus kas (flow based)
Pengukuran risiko likuiditas berdasarkan pada neraca bank pada tanggal tertentu menurut
maturity profile pos-pos on dan off balance sheet ditambah dengan perkiraan arus kas akibat adanya
berbagai rencana kegiatan usaha berdasarkan proyeksi dari unit bisnis. Metode pengukuran flow based
menggunakan liquidity gap analysis. Dalam analisis gap likuiditas, gap yang dimaksud adalah selisih
antara jumlah aset dan kewajiban yang jatuh tempo pada periode tertentu. Distribusi komponen neraca
ke dalam bucket interval waktu sesuai dengan perkiraan arus kas.
Data yang digunakan adalah komponen relevan dari pos aset, Liabilities maupun off balance
sheet. Sumber data untuk liquidity gap diperoleh dari beberapa sumber, yaitu neraca akuntansi, data
proyeksi likuiditas dari unit bisnis berikut perkiraan pendapatan, dan biaya bunga. Liquidity gap positif
berarti jumlah aset lebih besar dari kewajiban pada periode maturity tersebut. Liquidity gap negatif
berarti kewajiban lebih besar dari aset pada periode maturity tersebut. Gap negatif adalah keadaan yang
menimbulkan risiko bagi bank dan membutuhkan pengolahan lebih lanjut

PENGENDALIAN RISIKO LIKUIDITAS


Apabila bank telah mengetahui posisi likuiditas dan adanya kemungkinan timbulnya masalah
likuiditas, bank dapat melakukan modifikasi posisi dengan berbagai tindakan, antara lain sebagai berikut.
● Mengupayakan sumber dana berupa long-term funding dari pasar uang atau menerbitkan obligasi,
kemudian menggunakan dana untuk membeli aset likuid yang dapat dijual kembali.
● Mendapatkan contingent standby credit lines dari bank lain yang memberikan jaminan akan
memberikan pinjaman dana pada saat krisis.
● Membatasi jumlah penempatan dana pada aset berjangka waktu panjang.
● Mengurangi jumlah liabilities berjangka pendek, misalnya dengan meningkatkan simpanan berjangka
panjang.

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh
tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko likuiditas disebut juga risiko likuiditas pendanaan
(funding liquidity risk) dan risiko likuiditas pasar (market liquidity risk).

Dalam menilai risiko inheren atas risiko likuiditas, parameter/indikator yang digunakan adalah:
● Risiko likuiditas pendanaan (funding liquidity risk); bank tidak mampu memenuhi kewajiban dari
sumber pendanaan arus kas, aset likuid repo tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan bank.
● Likuiditas pasar (market liquidity risk); bank tidak mampu melikuidasi aset tanpa terkena diskon
material karena tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market disruption)
Parameter yang digunakan:
● Komposisi aset, kewajiban, dan transaksi rekening administratif.
● Konsentrasi aset dan kewajiban.
● Kerentanan pada kebutuhan pendanaan.
● Akses pada sumber-sumber pendanaan likuiditas.
Komponen Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain:
● Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan dengan pasiva likuid kurang dari 1 bulan.
● Rasio maturity mismatch dalam periode 1 bulan.
● Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Loan to Funding Ratio (LFR).
● Proyeksi cash flow tiga bulan mendatang.
● Ketergantungan pada dana antar-bank dan deposan inti.
● Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (Assets and Liabilities Management/ ALMA).
● Kemampuan bank memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau sumber pendanaan
lainnya.
● Stabilitas dana pihak ketiga (DPK).

Kebijakan Likuiditas
● Kebijakan investasi menjelaskan jenis sekuritas seperti apa dengan angka waktu berapa yang boleh
dijadikan investasi bank.
● Kebijakan manajemen aktiva dan pasiva menjelaskan bauran aktiva dan pasiva bank dan menetapkan
limit operasional. contoh, batas loan to deposit ratio, yang membantu perencanaan likuiditas bank.

Sumber Likuiditas
● Aktiva sebagai Sumber Likuiditas
Sumber aktiva bank bergantung pada waktu yang diperlukan untuk menjual aktiva tersebut menjadi
uang tunai, dan berapa harga dari aktiva tersebut pada saat bank ingin melakukan penjualan.
● Pasiva untuk Pengelolaan Likuiditas
Sumber dana pasiva bank sebagian besar berasal dari dana masyarakat, baik berupa tabungan, giro,
deposito, repo dengan Bank Indonesia atau limit kredit dari bank lain.

Analisis Rasio Likuiditas yang dapat digunakan:


● Loan to Deposit Ratio (LDR)
Memberikan indikasi struktur deposit dari bank mendanai portofolio kredit bank. Semakin besar angka
LDR, artinya likuiditas bank semakin bergantung pada sumber dana non-deposit.
● Ketergantungan dari dana non-core
Memberikan indikasi ketergantungan pada pasar uang untuk menjadi sumber dana aktiva produktif.
Sumber dana pasar uang sangat sensitif terhadap perubahan suku bunga pasar dan dapat menghilang
apabila terjadi persepsi negatif penurunan kualitas aktiva produktif, atau masalah fundamental lain.
● Utang jangka pendek net/total aset
Memberikan indikasi berapa besar aktiva jangka panjang (misalnya kredit investasi) didanai dengan
sumber dana jangka pendek. Apabila angka ini makin besar, maka semakin berisiko karena terdapat
kemungkinan tidak dapat memperpanjang sumber dana tersebut.
● Aset likuid/total liabilities
Kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dari likuiditas yang dimiliki bank. Rasio yang
rendah berarti bank berisiko menggunakan sumber dana pasar untuk memenuhi kebutuhan likuiditas.
● Ketergantungan dari dana korporasi
Mengukur porsi sumber dana bank yang berasal dari dana korporasi. Bank yang memiliki dana besar
dari korporasi harus memastikan bahwa bank mempunyai rencana darurat penggalangan dana. Alat
yang dapat digunakan mengukur posisi likuiditas bank adalah analisis gap likuiditas.
Analisis Gap Likuiditas
Gap likuiditas memberikan gambaran kebutuhan dana di masa depan dengan cara membandingkan komposisi
aset dan liability bank dari waktu ke waktu. Dengan cara demikian, bank dapat mengetahui apakah terjadi
mismatch maturity yang dapat mengakibatkan bank mengalami kesulitan likuiditas. Gap likuiditas yang besar
dapat mengakibatkan posisi bank menjadi lemah untuk dapat memenuhi kebutuhan pendanaan tanpa
mengeluarkan biaya yang besar.

Referensi Risiko Inheren Likuiditas


● Aset likuid bank memadai, bank dinilai mampu memenuhi kebutuhan likuiditas baik pada kondisi
normal maupun kondisi krisis.
● Sumber dana yang tidak stabil jumlahnya tidak signifikan. Konsentrasi dana tidak stabil dinilai rendah.
● Volume transaksi rekening administratif dan komitmen intra grup dinilai tidak signifikan.
● Arus kas dari aktiva dan pasiva saling tutup dengan baik. Akses pendanaan dinilai sangat baik, bank
mempunyai reputasi baik dan standby loan dengan dukungan dari perusahaan induk

Anda mungkin juga menyukai