RINGKASAN MODUL 6
RISIKO PERUBAHAN SUKU BUNGA
Risiko suku bunga adalah risiko yang dialami akibat dari perubahan suku bunga yang terjadi di
pasaran yang mampu memberi pengaruh bagi pendapatan perusahaan.
Alasan suku bunga obligasi dengan tenor 5 hingga 10 tahun berbeda suku bunganya, yaitu:
Pertama, obligasi adalah surat utang. Dalam konsep utang semakin lama jangka waktunya semakin
tinggi suku bunga yang biasanya ditetapkan. Karena melihat pada nilai uang yang semakin jauh
waktunya maka semakin turun nilainnya. Semakin lama investor menanamkan uangnya dalam obligasi,
semakin besar kerugian yang ditanggungnya dan semakin besar pula penurunan dalam harga obligasi.
Kedua, konsep time line (garis waktu) yang terus bergerak ke depan, yaitu melihat pada penggunaan
uang semakin cepat digunakan semakin baik, karena semakin cepat bisa diturnover-kan. Bisa cepat
diturnover secara otomatis risiko juga menjadi lebih tinggi, sedangkan investor adalah mereka yang
memiliki karekteristik penghindar risiko, dengan begitu rekomendasi yang dibuat adalah sulit
memperoleh keuntungan dalam jangka waktu yang singkat, yaitu 5 tahun, maka investor guna
menghindari kerugian atau memutuskan untuk mendapatkan keuntungan dalam bentuk yield 10,5%
saja.
Ketiga, konsep inflasi bahwa inflasi itu sifatnya struktural dan terus naik dari waktu ke waktu,
sementara inflasi adalah menurunnya nilai dan naiknya harga barang, maka artinya nilai mata uang
lama semakin terjadi penurunan.
Perubahan tingkat bunga bisa menyebabkan perusahaan menghadapi dua tipe risiko, yaitu:
Risiko perubahan pendapatan: pendapatan bersih (hasil investasi dikurangi biaya) berubah yaitu
berkurang dari yang diharapkan).
Risiko perubahan nilai pasar berubah karena perubahan tingkat bunga, yaitu berubah karena lebih kecil
(turun nilai)
Risiko carry trade adalah bentuk perilaku investor dalam melakukan investasi dengan cara meminjam dana
dari suatu negara yang memiliki tingkat suku bunga yang rendah dan selanjutnya membawa dana tersebut untuk
diinvestasikan atau ditanamkan pada negara yang memiliki tingkat suku bunga tinggi, dengan harapan akan
memperoleh selisih keuntungan disana.
3 (tiga) faktor yang mampu memberi pengaruh pada suku cunga domestik suatu negara, yaitu:
Kondisi ekonomi global
Stabilitas ekonomi dalam negeri.
Stabilitas sosial dan politik dalam dan luar negeri
Risiko pasar adalah risiko perubahan harga pada posisi neraca dan rekening administrative termasuk transaksi
derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option.
Posisi yang diperhitungkan dalam pengukuran risiko pasar mencakup portofolio dalam kategori :
Instrumen yang terekspos suku bunga, perhitungan risiko pasar hanya mencakup portofolio trading
book.
Instrumen yang terekspos nilai tukar, perhitungan risiko pasar mencakup portofolio trading book dan
banking book
Trading book adalah seluruh posisi perdagangan bank (proprietary position) pada instrumen keuangan dalam
neraca (on balance sheet) dan atau rekening administratif (off balance sheet) serta transaksi derivatif yang
dicatat sebagai trading account (TA). Transaksi tersebut dimaksudkan untuk dimiliki dan dijual kembali guna
memeroleh keuntungan dalamjangka pendekdari perubahan harga. Posisi trading book terjadi antara lain dari
kegiatan perantaraan (brokering), pembentukan pasar (market making), atau transaksi lindung nilai (hedging)
atas portofolio bank lainnya yang diklasifikasikan sebagai trading book.
Posisi Instrumen Tunai (Cash Instrument) terdiri dari surat berharga jangka pendek dan jangka
panjang.
Surat Berharga Jangka Pendek
1. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
2. Repurchase agreement (Repo)
3. Reverse Repo SBI/SBN
4. Fine Tune Operation (FTO)
5. Surat Bendahara Negara dengan sisa waktu 1 tahun dan Surat Perbendaharaan Negara (SPN).
Surat Berharga Jangka Panjang
1. Surat Berharga Pemerintah
2. Surat berharga yang diterbitkan oleh suatu pemerintah negara tertentu, misalnya surat berharga
negara (SBN) RI, U.S. Treasury, Republic of Philippines Bonds, dan sebagainya.
3. Surat Berharga Korporasi.
4. Surat berharga perusahaan milik pemerintah & swasta di dalam maupun luar negeri
Produk derivatif adalah suatu produk dengan nilai tergantung dari produk atau transaksi yang mendasari
(underlying transactions). Kontrak derivatif merupakan kontrak atau perjanjian pembayaran yang nilai dari
derivatif tersebut merupakan turunan dari nilai instrumen yang mendasari seperti suku bunga, nilai tukar,
commodity, equity, dan indeks.
Berdasarkan jenis underlying, transaksi derivatif dibedakan antara lain atas transaksi terkait :
Produk derivatif Terkait Nilai Tukar Valuta Asing untuk memenuhi kebutuhan bank maupun nasabah,
1. Transaksi Currency Forward dengan berbagai variasi
yaitu kontrak pembelian atau penjualan valuta asing terhadap valuta Rupiah atau valuta asing
lainnya pada tanggal valuta di masa yang akan datang, dengan harga yang ditentukan pada tanggal
kontrak.
2. Transaksi Currency Swap
yaitu kontrak pembelian atau penjualan valuta asing terhadap Rupiah atau valuta asing lainnya
pada tanggal valuta tertentu, sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali
pada tanggal valuta yang berbeda dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak ditutup.
3. Transaksi Currency Option
yaitu kontrak pembelian atau penjualan hak untuk membeli (call) atau menjual (put) atas sejumlah
valuta asingtertentu terhadap Rupiah atau valuta asing lainnya pada harga yang telah ditentukan
(strike price) untuk suatu periode tertentu dengan membayar bagi pembeli option) atau menerima
(bagi penjual option) sejumlah premi tertentu
Produk derivatif yang terkait dengan suku bunga (interest rate) untuk memenuhi kebutuhan bank
maupun nasabah yang dapat dilaksanakan oleh bank
1. Forward Rate Agreement (FRA)
kontrak antara dua pihak untuk menetapkan suatu suku bunga masa depan pada tingkat yang
ditentukan untuk jangka waktu yang sudah disepakati lebih dulu.
2. Interest Rate Swap (IRS)
Kontrak pertukaran dua pembayaran suku bunga yang memiliki karakteristik berbeda. Perbedaan
karakteristik tersebut antara lain sifat bunga (Fixed & floating) atau indeks yang digunakan.
Kontrak IRS tidak melakukan penyerahan pokok, nilai pokok hanya sebagai patokan notional
amount.
3. Interest Rate Option
Kontrak yang memberikan perlindungan kepada pembeli dari kenaikan/penurunan suku bunga
pada level tertentu (interest rate caplfloor) dengan membayar fee. Kontrak ini tidak melakukan
penyerahan pokok valuta.
Produk derivatif terkait dengan surat berharga (securities) digunakan untuk memenuhi kebutuhan bank
maupun nasabah, antara lain Bond Option, yaitu Kontrak pembelian atau penjualan hak untuk membeli
(call) atau menjual (put) surat berharga pada harga yang telah ditentukan (strike price) untuk suatu
periode tertentu dengan membayar (bagi pembeli option) atau menerima (bagi penjual option) sejumlah
premi tertentu.
Beberapa limit risiko pasar yang umum digunakan bank, antara lain:
Limit VaR merupakan batasan potensi kerugian dari eksposur yang dimiliki bank apabila ada sebagai
posisi selama periode tertentu dan tingkat keyakinan tertentu. Limit VaR termasuk limit strategis
karena menjadi dasar penetapan limit lain yang terkait dengan transaksi Treasury dalam kategori
Trading Book.
Limit Nominal (Limit dealer, limit Net Open Position INOP) ditujukan untuk membatasi jumlah posisi
terbuka yang diperbolehkan untuk dimiliki dalam periode waktu tertentu.
Limit Cut Loss atau Limit Stop Loss adalah harga terendah (kerugian maksimum) yang dapat diterima
bank untuk menunjukkan bank telah menderita kerugian melampaui batas yang dapat diterima.
Limit Transaksi (Single Transaction Limit) adalah batas maksimum nominal per transaksi yang boleh
dilakukan oleh dealer.
Limit Periode Kepemilikan (Holding Period Limit) adalah batas maksimum kepemilikar: atas suatu
instrumen keuangan yang termasuk dalam trading book.
Limit Jangka Waktu (Tenor Limit) adalah suatu transaksi instrumen treasury pada umumnya tidak
dibatasi, namun harus memerhatikan tingkat likuiditas dari instrument dimaksud.
Limit Stress Test adalah batasan potensi kerugian atas eksposur yang dimiliki bank
berdasarkan skenario perubahan faktor pasar secara ekstrim.
Perhitungan Beban Modal (Capital Charge)
Metode Standar
perhitungan risiko pasar dengan metode standar adalah untuk memenuhi ketentuan Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum (KPMM) sebesar 8% dengan memperhitungkan faktor risiko pasar.
Metode Model Internal
mengukur risiko pasar dengan menggunakan Value at Risk (VaR) sebagai alat analisis dan kontrol bagi
manajemen agar dapat me waspadai potensi kerugian pada posisi trading book apabila melebihi
toleransi atau limit yang sudah ditetapkan bank.
Repricing gap adalah selisih antarajumlah RSA dan RSL yang jatuh tempo, atau bunga dapat berubah (reprice),
dalam periode tertentu. Gap positif berarti RSA lebih besar dari RSL pada periode repricing tersebut, atau aset
lebih cepat dilakukan reprice dibandingkan dengan liabilities. Gap negatif berarti RSL lebih besar dari RSA,
atau aset lebih lambat dilakukan reprice dibandingkan dengan liabilities. Gap kumulatif adalah akumulasi nilai
gap pada periode tersebut dan periode sebelumnya.
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
Modal yang dibentuk untuk menutup risiko fluktuasi suku bunga dibandingkan dengan potensi
kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) suku bunga;
Modal atau cadangan yang dibentuk untuk menutup fluktuasi nilai tukar dibandingkan dengan potensi
kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse movement) nilai tukar; dan kemampuan pengelolaan risiko
pasar.