Anda di halaman 1dari 2

GALUH THIFAL KHALDA

51621120071
RINGKASAN MODUL 4

Menurut Hardanto (2006), mengemukakan bahwa risiko kredit adalah risiko kerugian yang
berhubungan dengan peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo. Dengan kata lain, risiko kredit
adalah risiko karena peminjam tidak membayar utangnya.

Risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan sebagai berikut :


a. Debitur tidak dapat melunasi utangnya.
b. Obligasi yang dibeli Bank, tidak membayar kupon dan atau pokok utang.
c. Terjadinya non-performance (gagal bayar) dari semua kewajiaban antara bank dengan pihak lain

Risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:


1. risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk)
Adalah risiko yang timbul dari ketidakpastian karena memburuknya kondisi perekonomian negara dalam
membayar utang, gejolak sosial politik, serta kebijakan suatu negara, antara lain rasionalisasi atau
pengambilalihan aset, kontrol nilai tukar, dan atau devaluasi nilai tukar.
2. risiko kredit korporat (corporate credit risk)
Adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telah
memperoleh kredit, serta gagal bayar dari perusahaan memperoleh penyertaan modal.
3. risiko kredit konsumen (retail customer credit risk)
Adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran
kreditnya.

Cara pengelolaan risiko kredit, diantaranya:


a. Penyaringan
Cara ini menekankan pada pencegahan agar gagal bayar terhindar. Perlu tim yang baik untuk melakukan analisis
dan pemeringkatan nasabah sehingga nasabah yang melakukan moral hazard bisa dikeluarkan dari daftar calon
nasabah.
b. Program Pembatasan
Perusahaan menetapkan kebijakan untuk membatasi besarnya kredit yang diterima oleh satu nasabah atau satu
grup nasabah. Dunia perbankan mengenal BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) atau 3L (Legal Leding
Limit) yang bertujuan untuk membatasi pemberian kredit yang berlebihan kepada nasabah.
c. Diversifikasi
Kredit Perusahaan menetapkan kebijakan mengenai diversifikasi pinjaman yang dikaitkan dengan pembatasan
diatas.
d. Penilaian Kredit
Penilaian Kredit Sebelum memberikan kredit, pihak bank harus yakin bahwa debitur dapat dipercaya sehingga
bank harus melakukan penilaian atau analisis kredit.
Proses Manajemen Risiko Kredit :
1. Identifikasi dan pengukuran Risiko
● Bank harus memiliki prosedur tertulis yang memungkinkan untuk sentralisasi exposure on balance
sheet dan off balance sheet yang mengandung risiko kredit dari setiap nasabah, penilaian
perbedaan kategori tingkat risiko kredit dengan memakai kombinasi aspek kualitatif dan
kuantitatif data, dan distribusi informasi hasil pengukuran risiko secara lengkap untuk pemantauan
oleh satuan kerja terkait.
● Sistem pengukuran risiko kredit mempertimbangkan karakteristik setiap jenis transaksi risiko
kredit, kondisi keuangan nasabah, jangka waktu kredit, aspek jaminan, potensi terjadinya
kegagalan (default), dan kemampuan bank untuk menyerap potensi kegagalan.
● Bank yang menggunakan pendekatan internal risk rating, harus dilakukan validasi data secara
berkala.
2. Penilaian Kuantitatif
● Model Skoring
● Model Z-Altman
● Model Probabilita linier
3. Pengelolaan Risiko Kredit :
● Model pemeringkatan untuk kredit peroranga
● Manajemen portofolio kredit
● Agunan
● Pengawasan arus kas
● Restrukturisasi kredit
● Asuransi
● Lindung nilai
● Pembuatan kebijakan
4. Pengendalian Risiko Kredit di Bank
● Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi
● Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit manajemen risiko
● Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem
informasi manajemen risiko
● Sistem pengendalian intern yang menjelaskan lebih lanjut tentang proses penerapan manajemen
risiko kredit, yaitu:- identifikasi/penilaian, -pengukuran, pengelolaan dan monitoring

Anda mungkin juga menyukai