Anda di halaman 1dari 9

LIKUIDITAS BANK

Dosen pengampu:
Noviza A Waruwu,S.E.,M.Si

Disusun oleh:
Nama:Rinaldi Emanuel Telambanua
Nim:221202017

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NIAS
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini “LIKUIDITAS BANK”,dengan
tepat waktu.Terima kasih juga kepada dosen pengampu mata kuliah ini telah mempercayai saya
untuk menyusun makalah ini,dengan selalu memberikan dukungan dan bimbingan.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, saya dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Gunungsitoli,19 November 2023

Rinaldy E.Telambanua
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang

Latar belakang ini dapat ditemukan dalam kompleksitas pasar keuangan global, yang
terus berubah seiring dengan dinamika ekonomi. Perubahan regulasi, fluktuasi suku bunga, dan
perubahan perilaku konsumen adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tingkat likuiditas
bank. Oleh karena itu, pemahaman yang baik tentang likuiditas menjadi kunci untuk merespon
secara efektif terhadap tantangan dan peluang yang ada.

Dalam konteks ini, penelitian ini akan menyajikan analisis mendalam terkait dengan rasio
likuiditas, aliran kas, dan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kondisi likuiditas Bank
XYZ. Data dan metode analisis yang digunakan akan dijelaskan secara rinci untuk memberikan
dasar yang kuat bagi hasil penelitian. Diharapkan bahwa temuan dari penelitian ini dapat
memberikan wawasan yang berharga bagi pihak terkait, termasuk manajemen bank, regulator,
dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan dalam stabilitas sektor keuangan.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman kita tentang
likuiditas bank, serta memberikan dasar untuk pengambilan keputusan yang bijak dalam
mengelola risiko keuangan.

B. Teori dan Landasan Masalah

Adapun teori dan landasan di dalam penulisan Makalah kami ini adalah sebagai berikut :

1.Pengertian Likuiditas Bank

2.Manfaat Likuiditas Bank

3.Tujuan Likuiditas Bank

4.Jenis-jenis rasio likuiditas

5.Cara mengelolah likuiditas bank


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Likuiditas Bank
Secara umum, likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendeknya. Di mana umumnya, pemenuhan ini dilakukan dengan menggunakan harta
atau aset lancar yang secepatnya dapat dicairkan.Sehingga, dapat dikatakan bahwa likuiditas
bank adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Ketika
bank memiliki sejumlah alat pembayaran pada saat tertentu, hal ini disebut sebagai kekuatan
membayar. Namun, memiliki kekuatan membayar tidak selalu berarti memiliki kemampuan
likuiditas yang baik.

Kemampuan likuiditas bank dapat dilihat melalui perhitungan berbagai jenis rasio
likuiditas. Di mana akan terlihat apajah kas yang dimilikinya cukup untuk melunasi kewajiban
ataukah harus mengubah beberapa aset menjadi uang tunai perusahaan.Rasio likuiditas bisa
menunjukkan apakah perusahaan memiliki cukup kas untuk melunasi kewajiban. Jika tidak,
apakah perusahaan perlu mengubah beberapa aset mereka, seperti persediaan, piutang, atau
sekuritas perdagangan untuk diubah menjadi uang tunai

B. Tujuan Likuiditas Bank


Likuiditas bank mengacu pada kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan
yang jatuh tempo tanpa mengalami kesulitan atau kerugian yang signifikan. Tujuan likuiditas
bank melibatkan sejumlah aspek, termasuk:

1. Pemenuhan Kewajiban Nasabah: Bank harus dapat memenuhi setiap permintaan


penarikan dana oleh nasabahnya. Likuiditas yang cukup memastikan bahwa bank dapat
membayar nasabah secara cepat dan tanpa kesulitan.
2. Pemenuhan Kewajiban Operasional: Bank memiliki berbagai kewajiban operasional
sehari-hari, seperti pembayaran gaji karyawan, pembayaran tagihan, dan transaksi
lainnya. Likuiditas yang mencukupi memungkinkan bank untuk menjalankan operasinya
tanpa gangguan.
3. Pemenuhan Kewajiban kepada Bank Lain: Bank juga memiliki kewajiban terhadap bank
lain dan lembaga keuangan. Kemampuan untuk membayar pinjaman, bunga, dan
kewajiban lainnya kepada pihak ketiga juga menjadi bagian dari tujuan likuiditas.
4. Pertahankan Kepercayaan Masyarakat: Kehilangan likuiditas atau ketidakmampuan
untuk memenuhi kewajiban dapat merugikan reputasi bank dan mempengaruhi
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut. Dengan menjaga likuiditas yang
memadai, bank dapat mempertahankan kepercayaan nasabah dan pemangku kepentingan
lainnya.
5. Pencegahan Risiko: Likuiditas yang cukup juga penting untuk mencegah risiko
kebangkrutan atau likuiditas yang tidak memadai. Dengan memiliki cadangan likuiditas,
bank dapat menghadapi tekanan keuangan yang tidak terduga atau situasi krisis.
6. Kepatuhan Regulasi: Bank harus mematuhi regulasi keuangan dan likuiditas yang ditetapkan oleh
otoritas pengawas. Memiliki tingkat likuiditas yang memadai membantu bank untuk mematuhi
persyaratan regulasi dan menghindari sanksi atau masalah hukum.

C. Manfaat Likuiditas Bank


Likuiditas bank memiliki sejumlah manfaat yang signifikan, baik untuk bank itu sendiri
maupun untuk sistem keuangan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari
likuiditas bank:

1. Pemenuhan Kewajiban Finansial: Likuiditas yang cukup memungkinkan bank untuk


memenuhi kewajiban finansialnya, termasuk pembayaran kepada nasabah dan pihak
ketiga. Ini memastikan keberlanjutan operasional dan mempertahankan kepercayaan
nasabah serta pemangku kepentingan lainnya.
2. Pengelolaan Risiko Likuiditas: Likuiditas yang dikelola dengan baik membantu bank
untuk mengatasi risiko likuiditas, seperti permintaan penarikan besar-besaran atau
kejadian-kejadian darurat yang tidak terduga. Dengan memiliki cadangan likuiditas yang
memadai, bank dapat mengurangi risiko ketidakmampuan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya.
3. Stabilitas Sistem Keuangan: Likuiditas yang memadai di sektor perbankan dapat
berkontribusi pada stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan. Ketika bank-bank
memiliki likuiditas yang cukup, risiko ketidakstabilan sistem keuangan dapat dikurangi,
membantu mencegah krisis keuangan yang dapat merambat ke sektor ekonomi secara
luas.
4. Pemberian Kredit yang Berkelanjutan: Bank yang likuid dapat terus memberikan kredit
kepada nasabahnya. Ini mendukung pertumbuhan ekonomi dengan memberikan modal
bagi perusahaan dan individu untuk investasi dan pengembangan.
5. Pertumbuhan Bisnis: Likuiditas yang memadai memberikan fleksibilitas kepada bank
untuk mengejar peluang bisnis baru, melakukan ekspansi, atau melakukan investasi
strategis. Bank yang likuid memiliki kemampuan untuk mengambil risiko yang terukur
dan berpartisipasi dalam proyek-proyek yang mendukung pertumbuhan jangka panjang.
6. Kepatuhan Regulasi: Bank perlu mematuhi berbagai regulasi dan persyaratan
pengawasan. Likuiditas yang memadai membantu bank untuk memenuhi persyaratan
modal dan likuiditas yang ditetapkan oleh otoritas pengawas, menjaga kepatuhan
terhadap peraturan perbankan.
7. Pertahankan Kepercayaan Masyarakat: Likuiditas yang baik membantu bank untuk
mempertahankan kepercayaan masyarakat. Nasabah cenderung lebih percaya pada bank
yang dapat memenuhi kewajiban finansialnya tanpa kesulitan.

D. Jenis-Jenis Rasio Likuiditas Bank


Rasio likuiditas bank adalah hal yang penting untuk diketahui oleh bank, sehingga bank
dapat memperkirakan apakah aset yang dimilikinya cukup untuk melunasi kewajiban jangka
pendeknya atau yang akan jatuh tempo. Di bawah ini beberapa jenis rasio likuiditas bank dengan
karakteristik perhitungan yang berbeda-beda.

1. Quick Ratio
Jenis rasio pertama yang digunakan dalam mengukur tingkat likuiditas bank adalah quick
ratio atau rasio cepat. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi
kewajibannya pada para deposan, yakni pemilik giro, tabungan, dan deposito, dengan harga yang
paling likuid yang dimiliki oleh bank.

2. Investing Policy Ratio


Investing policy ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
melunasi kewajibannya kepada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga
yang dimilikinya.

3. Banking Ratio
Banking ratio digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank dengan membandingkan
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Semakin tinggi rasio ini,
maka semakin rendah tingkat likuiditas bank karena jumlah dana yang digunakan untuk
membiayai kredit semakin kecil, begitu pun sebaliknya.

4. Assets to Loan Ratio


Assets to loan ratio digunakan untuk mengukur jumlah kredit yang disalurkan dengan harta yang
dimiliki oleh bank. Semakin tinggi tingkat rasio, maka semakin rendah pula tingkat likuiditas
bank.

5. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam melunasi
kewajiban yang harus segera dibayar dengan harta likuid yang dimilikinya.

6. Loan to Deposit Ratio


Loan to deposit ratio dalam perhitungan likuiditas bank adalah rasio yang digunakan untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan, dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya loan to deposit ratio menurut peraturan
pemerintah yakni maksimal 110%.
7. Investment Risk Ratio
Investment risk ratio digunakan untuk mengukur risiko yang terjadi dalam investasi surat-surat
berharga, yakni dengan membandingkan harga pasar surat berharga dengan harga nominalnya.
Semakin tinggi nilai rasio ini, maka semakin besar pula kemampuan bank dalam menyediakan
alat-alat likuid.

8. Liquidity Ratio
Liquidity risk digunakan untuk mengukur risiko yang akan dihadapi bank jika gagal dalam
memenuhi kewajiban terhadap para deposannya dengan harta likuid yang dimilikinya

9. Credit Risk Ratio


Credit risk ratio digunakan untuk mengukur risiko terhadap kredit yang disalurkan dengan
membandingkan kredit macet dengan jumlah kredit yang disalurkan.

10. Deposit Risk Ratio


Deposit risk ratio menyatakan besarnya kemampuan dana equity capital bank ketika digunakan
untuk membayar kembali seluruh dana deposannya.

E. Cara Mengelola Likuiditas Bank


Ada beberapa cara yang bisa dilakukan oleh bank untuk mempertahankan rasio
likuiditasnya dalam posisi aman. Di antaranya adalah sebagai berikut.

 Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank, kecuali ketika tingkat bunga
cenderung menurun.
 Melakukan diversifikasi sumber dana bank.
 Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban.
 Memperbaiki posisi likuiditas dengan mengalihkan aset yang kurang marketable menjadi
lebih

Selain itu, setidaknya terdapat tiga stategi untuk menjaga likuiditas bank berjalan dengan baik,
yakni meliputi:

 Strategi preventif, yaitu menjauhi unsur-unsur spekulatif sehingga masalah likuiditas


dapat dihindari.
 Strategi represif, yakni strategi yang dilakukan apabila bank terlanjur mengalami
masalah likuiditas. Langkah yang dilakukan bisa berupa meminjam dari pasar uang,
mengkonversi dana valuta asing yang dimiliki, dan meminjam valuta asing dari pasar
internasional.
 Strategi profitabilitas, yakni kesanggupan dalam memperoleh laba. Di mana pendapatan
bank adalah sasaran utama yang harus dicapai oleh bank untuk mendapatkan profit.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:

Likuiditas bank adalah kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
atau yang akan jatuh tempo. Semakin baik nilai likuiditasnya, maka akan semakin baik pula
kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya.Hal yang sama berlaku pada likuiditas
perusahaan. Di mana nilai likuiditas yang baik akan menjadi nilai lebih ketika perusahaan
hendak diakuisisi oleh perusahaan lain.Selain likuiditas, kredibilitas suatu perusahaan juga dapat
ditunjukkan melalui laporan keuangan. Di mana laporan keuangan yang disusun dengan baik
menunjukkan bahwa keuangan di perusahaan tersebut dikelola secara profesional.

Likuiditas bank adalah aspek krusial dalam keberlangsungan operasional sebuah bank.
Dengan pemahaman yang baik tentang konsep, proses, tujuan, dan manfaat likuiditas bank, bank
dapat mengelola risiko likuiditas dengan lebih efektif. Perbedaan pendekatan antara bank syariah
dan konvensional menunjukkan kompleksitas dalam manajemen likuiditas, namun keduanya
tetap harus mematuhi standar likuiditas yang ditetapkan oleh regulator.Dengan demikian,
manajemen likuiditas bank merupakan landasan yang sangat penting bagi stabilitas dan
pertumbuhan industri perbankan
DAFTAR PUSTAKA
Harahap, M. (2018). Analisis Rasio Likuiditas Sebagai Alat Penilaian Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT Prodia Widyahusada Tbk. Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatea Utara Medan. Harmono. (2011).
Manajemen Keuangan Berbasis Balance Scorecard (Pendekatan Teori, Kasus, dan
Riset Bisnis). Cetakan Kedua. Bumi Aksara. Jakarta. hlm.106. Ikatan Akuntan
Indonesia (2012). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI Ikatan Akuntan
Indonesia (2016). Pernyataan standar akuntansi keuangan. Jakarta: Salemba
Empat Ikatan Akuntan Indonesia (2017). Pernyataan standar akuntansi keuangan.
Jakarta: Salemba Empat. Kartikasari, M., & Wahyuati, A. (2014). Penilaian kinerja
keuangan menggunakan analisis rasio pada bank mandiri di BEI. Jurnal Ilmu &
Riset Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA), 3(11).

Anda mungkin juga menyukai