PENDAHULUAN
oleh perilaku bank dalam mengelola asset (penempatan dana) dan liabilitas
tersebut mencakup tingkat likuiditas yang mencukupi, risiko yang rendah, dan
(1936), terdapat tiga motivasi dalam memegang kas atau likuiditas yaitu dalam
Likuiditas bersifat rentan dan dapat secara tiba-tiba terkuras dari suatu bank.
Kesulitan likuiditas pada suatu bank dapat menjalar pada bank lain sehingga
keuangan. Belajar dari historis, krisis perbankan yang terjadi selama ini
1
gagal bayar bank terhadap sebagian besar kewajibannya. Dalam kerangka jaring
(1873), bank sentral sebagai lender of the last resort (LLR) memberikan
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang jelas antara kondisi bank
yang tidak likuid dan bangkrut, dimana bank yang membutuhkan likuiditas
melalui LLR pada dasarnya dapat dicurigai dalam proses menjadi bangkrut.
berlebih sebagai sinyal kepada pasar bahwa bank tersebut memiliki likuiditas
yang kuat. Di lain sisi, kelebihan likuiditas dapat juga diinterpretasikan bahwa
bank memiliki pengelolaan likuiditas yang buruk sehingga tidak optimal dalam
infrastruktur dalam sistem pembayaran dan pasar uang antar bank. Di Giorgio
oleh biaya partisipasi dalam sistem keuangan. Di negara maju, biaya untuk
2
relatif rendah. Perkembangan ini memudahkan bank dalam mengelola likuiditas
yang memiliki sistem pembayaran yang buruk, maupun infrastruktur pasar uang
likuiditas, sehingga bank cenderung memegang likuiditas yang lebih tinggi dari
kebutuhannya.
sebagai berikut:
Berdasarkan perumusan diatas maka tujuan dari makalah ini adalah sebagai
berikut:
3
BAB ll
TINJAUAN TEORITIS
ini suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan
1. Bank tersebut memiliki cash assets sebesar kebutuhan yang akan digunakan
2. Bank tersebut memiliki cash assets yang lebih kecil dari kebutuhannya,
menjadi kas.
(repurchase agreement).
4
dengan masalah likuiditas ini, perusahaan dikatakan mampu memenuhi
keuangannya pada saat jatuh tempo berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
menyangkut dana pihak ketiga (DPK) yang sebagian besar dari sifat dana
tersebut berupa jangka pendek dan tidak terduga. Oleh karenanya bank harus
dengan baik.
aset menjadi bentuk tunai (cash). Sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah
reabilitas. Apabila bank tidak mampu memenuhi kebutuhan dana dengan segera
dana yang mendesak maka bank tersebut dapat memicu munculnya risiko
likuiditas.
berjangka pendek dan aktiva yang pada umumnya berjangka panjang. Besar
5
a. Kecermatan dalam perencanaan arus kas atau arus dana berdasarkan
kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Untuk
tersebut dengan cukup dan mengelolanya dengan baik, karena apabila likuiditas
tersebut terlalu kecil maka akan menggangu kegiatan operasional bank. Namun
demikian, likuiditas bank juga tidak boleh terlalu besar, karena apabila jumlah
berikut:
6
kewajiban yang telah jatuh tempo dan memenuhi permintaan kredit tanpa
penundaan.
(Duane B. Graddy).
kas secara terus menerus baik kebutuhan jangka pendek atau musiman
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan biaya yang sesuai,
tunai (cash), sedangkan dari sudut pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank
7
Likuiditas bank menurut Josep E. Burns terdiri dari tiga unsur yaitu jumlah
dana, biaya dana, dan waktu yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas bank. Josep menambahkan, semakin besar jumlah dana yang dapat
diperoleh suatu bank dalam waktu tertentu, untuk memenuhi likuiditasnya, dan
dengan biaya yang telah ditetapkan, semakin likuid bank tersebut. Semakin
cepat bank memperoleh sebuah dana dengan biaya tertentu, semakin tingi pula
yang diperolehnya tersebut dalam suatu periode tertentu, semain likuid pula
merupakan masalah yang sangat penting. Seperti kita ketahui bahwa sebagian
dana yang dikelola bank bersumber dari dana pihak ketiga atau masyarakat yang
dititipkan pada bank bersangkutan baik dalam bentuk rekening giro, tabungan,
Simpanan tersebut harus dibayar jatuh tempo dan sebagian harus segera
dibayar pada saat ditagih. Masalahnya adalah bagaimana bank dapat memenuhi
kebutuhan penarikan dana oleh nasabah pada saat simpanannya jatuh tempo
atau pada saat diminta. Sementara pada waktu yang sama bank harus pula
tersebut dan biaya operasional lainnya. Masalah ini akan tetap menjadi suatu
masalah klasik dalam pengelolaan aktiva-pasiva suatu bank yaitu konflik antar
8
2.3 Fungsi dan Tujuan Likuiditas Bank
(LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank telah di tetapkan Bank
minimum (LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank antara lain:
7. Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar
uang.
Menurut Sinkey (2000:20), ada lima fungsi utama likuiditas bank yaitu :
kembali oleh bank pada saat jatuh tempo. Oleh karena itu, sepanjang bank
tersebut di nilai mempunyai likuiditas tinggi, pemilik dana tidak akan ragu-
9
2. Menjamin tersedianya dana bagi setiap pemohon kredit yang telah di
setujui. Pada dasarnya bank melakukan bisnis dengan nasabah, jika bank
yang di terima dari bank lain. Salah satu cara untuk mengatasi masalah
tersebut adalah dengan terpaksa menjual surat berharga yang umum dengan
harga rendah.
4. Menghindarkan diri dari kewajiban membayar suku bunga yang tinggi atas
dana yang di peroleh di pasar uang. Pemilik dana akan menganggap bahwa
· Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang
yang tiba-tiba terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum
jatuh tempo;
10
· Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds.
jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia
untuk memenuhi liabilitas tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam
yang bisa didapatkan mengenai kompetnsi keuangan perusahaan saat ini dan
”Rasio likuiditas adalah rasio yang mengu kur kemampuan perusahaan untuk
likuiditas adalah rasio – rasio yang dima ksudkan untuk mengukur likuiditas
perusahaan.”
suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek nya yang akan
jatuh tempo. Dan untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, ada
11
1. Rasio Lancar
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, jr. rasio lancar adalah
besar tetapi piutang tersebut sudah lama terjadi dan sulit ditagih
yang dilaporkan,
12
e. Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar, kalau nilai persediaan
perusahaan
2. Rasio Cepat
untuk direalisir menjadi uang kas. Hal ini berarti aktiva lancar yang
untuk memenuhi hutang – hutang tepat pada saatnya. Rasio Cepat (Quick
dengan hutang lancar. Jika current ratio tinggi tetapi quick ratio rendah,
Quick Ratio yang dianggap baik adalah quick ratio diatas 100%,
karena setiap Rp.1 kewajiban lancarnya dapat dijamin dengan kas dan
13
Rasio Cepat = aktiva lancar – persedian
Kewajiban lancar
3. Cash Ratio
Cash ratio adalah rasio yang membandingkan antara kas dan aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas dengan hutang lancar. Aktiva
lancar yang bisa segera menjadi uang kas adalah efek atau surat berharga.
Hutang lancar
Dalam rangka menjaga posisi likuiditas dan proyeksi cashflow agar selalu
berada dalam posisi aman, terutama dalam kondisi tingkat bunga berfluktuasi,
beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank sbb (Raflus Rax, 1996):
kas, rekening pada bank sentral dan bank lainnya) sama dengan jumlah
14
· Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki surat-surat
15
BAB III
PEMBAHASAN
Bank Century (sebelumnya dikenal dengan Bank CIC) didirikan pada Mei
1989 Pada 6 Desember 2004 Bank Pikko dan Bank Danpac menggabungkan
diri ke Bank CIC Pada 28 Desember 2004, Bank CIC berganti nama menjadi
Bank Century. Sejak 21 November 2008 diambil alih oleh Lembaga Penjamin
Kasus:
disejumlah media massa, baik media massa yang berorientasi elektronik dan
cetak. Kasus Bank Century juga telah menyeret berbagai institusi hukum di
- 2003
surat-surat berharga valutas asing sekitar Rp2 triliun, yang tidak memiliki
- 2004
Bank CIC merger bersama Bank Danpac dan bank Pikko yang kemudian
16
jual, tapi tidak dilakukan pemegang saham. Pemegang saham membuat
- 2005
juta.
Sebanyak US$56 juta surat-surat berharga valas jatuh tempo dan gagal
bayar. Bank Century kesulitan likuiditas. Posisi CAR Bank Century per 31
- 13 November 2008
- 17 November 2008
- 20 November 2008
17
- 21 November 2008
- 23 November 2008
- 5 Desember 2008
- 9 Desember 2008
Tantular.
- 31 Desember 2008
- 3 Februari 2009
- 11 Mei 2009
18
- 3 Juli 2009
terlalu besar.
- 21 Juli 2009
- 18 Agustus 2009
Robert Tantular dituntut delapan tahun penjara dan denda Rp50 miliar
- 3 September 2009
US$19,25 juta, serta Hesham Al-Warraq dan Rafat Ali Rizvi sebesar
US$1,64 miliar.
- 10 September 2009
Dengan adanya kasus Bank Century ini, maka beberapa saat yang lalu
19
terhadap pimpinan KPK yang berujung pada penahanan Bibit dan Chandra,
dugaan korupsi dan suap yang melibatkan Kabareskrim Komjen Susno Duadji.
Susno diduga ikut menikmati aliran dana Rp 10 miliar dan tengah diselidiki
oleh KPK.
lainnya di luar negeri dengan membentuk tim pemburu asset. Tim ini
Departemen Hukum dan Hak Azasi manusia. Untuk di dalam negeri jumlah
asset yang disita polisis terkaitb kasus tindak pidana perbankan di Bank
menemukan dan memblokir asset milik Robert Tantular senilai 19,25 Juta
dolar AS atau setara Rp 192,5 Miliar. Uang sebesar itu antara lain terdapat
di USB AG Bank Hongkong senilai 1,8 juta dolar AS, PJK Jersey sejumlah
16,5 juta dolar AS, dan British Virgin Island (Inggris) sebesar 927 ribu dolar
Warraq \talaat serta Rafat Ali Rizvi senilai Rp 11,64 triliun. Aset itu tersebar
di UBS AG Bank sejumlah 3,5 juta dolar AS, Standard Chartered Bank
20
senilai 650 ribu dolar AS dan sejumlah SGD 4.006, di ING Bank sebesar
2. Dalam proses hukum bank Century, pemilik bank century Robert tantular
jelas dalam pasal 10 UU Perbankan telah dilarang. Prinsip the five C’s of
credit analysis yang menjadi dasar pemberian dana talangan rupanya tidak
diberikan. Artinya dari segi the five C;s of credit analysis Bank Century
sebenarnya tidak layak sama sekali mendapatkan dana talangan dari LPS.
Ironisnya LPS justru mengucurkan dana sampai 6,7 triliun ke bank itu.
ke Bank Century. Hal itu berdasar pengalaman krisis keuangan 1998 yang
21
3.3 Kesimpulan Dari Kasus Dan Penyelesaianya
Pemberian bailout atau dana talangan oleh pemerintah kepada bank century
yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun dari semula 1,3 triliun harus menjadi
dikalangan para ahli dan birokrasi pemerintah, tapi juga departemen karena hal
berakibat buruk terhadap bank tersebut. Dimana akan mengurangi rasa percaya
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat penting bagi bank untuk dikelola
sustainibility dan continuity. Hal itu juga tercermin dari peraturan bank
Indonesia yang menetapkan likuiditas sebagai salah satu dari delapan risiko
menjual asset dalam waktu singkat dengan kerugian yang paling minimal.
dengan dunia bisnis secara umum. Dari sudut aktiva, likuiditas adalah
Secara garis besar manajemen likuiditas terdiri dari dua bagian, yaitu;
dana (deposit inflow) dan untuk penyaluran dana (fund out flow) dan berbagai
23
Kelebihan dan kekurangan likuiditas sama-sama memiliki dampak kepada
menjadi rendah walaupun dari sisi liquidity shortage risk akan aman.
cenderung akan dekat dengan liquidity shortage risk akan tetapi memiliki
kesempatan untuk memperoleh profit yang tinggi. Shortage liquidity risk akan
sustainibility.
4.2 Saran
Ada pun saran yang dapat penulis berikan yakni untuk bagi para manajemen
bank tersebut dalam hal likuiditasnya. Juga tentunya bank tersebut harus
ditetapkan dalam hal likuiditas. BI merupakan bank sentral yang menjadi lender
of the last resort yang merupakan sala- satu dasar utama didirikannya suatu bank
sentral yang sering juga disebut sebagai the bankers’ bank. Tentu saja ada
berbagai persyaratan dan ketentuan yang harus dipatuhi dalam bank sentral
bank ini.
24
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahegi.blogspot.com/2013/01/manajemen-likuiditas-bank.html
http://digilib.unila.ac.id/8089/3/BAB%20II%20TINJAUAN%20PUSTAKA.pdf
https://www.bi.go.id/id/publikasi/jurnal-
ekonomi/Documents/Pengelolaan%20Dana%20dan%20Likuiditas%20Bank.pdf
http://rizalzulkarnain73.blogspot.com/2016/06/kasus-dan-penyelesaian-kasus-
bank-yang.html
https://fadlyknight.wordpress.com/2011/10/08/manajemen-likuiditas-bank/
http://mypdfdownload.info/files/Jurnal
https://www.academia.edu/10120635/makalah_likuiditas
25