Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN PERBANKAN

“MANAJEMEN LIKUIDITAS BANK”


Pengertian Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya
deposito/simpanan oleh deposan/nasabah

Pengertian Manajemen Likuiditas Bank


Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama
kewajiban dana jangka pendek

Fungsi dan Tujuan Likuiditas Bank :


Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2007:95), fungsi likuiditas wajib minimum
(LWM) atau giro wajib minimum (GWM) bank antara lain:
• Untuk memenuhi ketetapan Bank Indonesia.
• Untuk jaminan pembayaran pencairan tabungan masyarakat.
• Untuk mempertahankan agar bank tetap dapat mengikuti kliring.
• Untuk memperkuat daya tahan dalam menghadapi persaingan antar bank.
• Untuk menentukan tingkat kesehatan bank.
• Merupakan salah satu alat kebijaksanaan moneter pemerintah utnuk mengatur
jumlah uang beredar.
• Sebagai salah satu alat otoritas moneter dalam menstabilkan nilai tukar uang.
• Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank.
Tujuan dari likuiditas bank adalah :
 Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang ditentukan bank
sentral;
 Mengelola alat-alat likuid agar selalu dapat memenuhi semua kebutuhan cash flow,
termasuk kebutuhan yang tidak diperkirakan, misalnya penarikan yang tiba-tiba
terhadap sejumlah giro atau deposito berjangka yang belum jatuh tempo;
 Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds.

Rasio Likuiditas Bank


Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
liabilitas jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan liabilitas jangka pendek dengan
sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi liabilitas
tersebut.
Untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, ada beberapa rasio yang dapat
digunakan, seperti berikut ini :
1. Rasio Lancar
2. Rasio Cepat
3. Cash Ratio
Strategi Mengamankan Likuiditas
Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank sbb (Raflus Rax, 1996):
• Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank, kecuali bila tingkat bunga
cenderung mengalami penurunan;
• Melakukan diversifikasi sumber dana bank;
• Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban
• Memperbaiki posisi likuidias antara lain mengalihkan aset yang kurang marketable
menjadi lebih marketable.

Bank dianggap likuid apabila:


• Memiliki sejumlah likuiditas / memegang alat-alat likuid, cash assets (uang kas,
rekening pada bank sentral dan bank lainnya) sama dengan jumlah kebutuhan
likuiditas yang diperkirakan.
• Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki surat-surat
berharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas, tanpa mengalami kerugian baik
sebelum / sesudah jatuh tempo.
• Memiliki kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara menciptakan uang,
misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call money, penjualan surat berharga
dengan repurchase agreement (repo).
Kasus Likuiditas Bank Century
Bank Century (sebelumnya dikenal dengan Bank CIC) didirikan pada Mei 1989 Pada 6
Desember 2004 Bank Pikko dan Bank Danpac menggabungkan diri ke Bank CIC Pada 28
Desember 2004, Bank CIC berganti nama menjadi Bank Century. Sejak 21 November 2008
diambil alih oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan berubah nama menjadi PT Bank
Mutiara Tbk.
Kasus :
Kasus Bank Century hingga kini masih menjadi pemberitaan hangat disejumlah media
massa, baik media massa yang berorientasi elektronik dan cetak. Kasus Bank Century juga
telah menyeret berbagai institusi hukum di Indonesia, seperti halnya KPK, POLRI,dan
DPR.

Penyelesaian Kasus Bank Century :


Ada beberapa penyelesaian kasus dari bank century :
• Pemerintah terus memburu asset Robert Tantular dan pemegang saham lainnya di luar
negeri dengan membentuk tim pemburu asset.
• Dalam proses hukum bank Century, pemilik bank century Robert tantular beserta
pejabat bank century telah ditetapkan sebagai terdakwa kasus penggelapan dana
nasabah.
• Solusi untuk mengatasi bank-bank bermasalah bukan dengan memberikan penjaminan
penuh ( blanket guarantee atau bailout ) seperti yang diberikan ke Bank Century.
Kesimpulan Dari Kasus Dan Penyelesaianya
Pemberian bailout atau dana talangan oleh pemerintah kepada bank
century yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun dari semula 1,3 triliun
harus menjadi bahkan pembicaraan dan perdebatan seru. Bukan hanyua
dimedia massa dikalangan para ahli dan birokrasi pemerintah, tapi juga
departemen karena hal ini menyangkut dua aspek yaitu politik dan
hukum.
Pemberian dana bailout century yang sekarang terus diperjualkan bisa
berakibat buruk terhadap bank tersebut. Dimana akan mengurangi rasa
percaya nasabah pada dunia perbankan.
Kasus Bank Century mencerminkan lemahnya pengawasan Bank
Indonesia ( BI ) sebagai bank sentral terhadap bank umum. Bank-bank
umumnya hendaknya mendapat pengawasan ketat dari bank Central.
KESIMPULAN
Likuiditas merupakan suatu hal yang sangat
penting bagi bank untuk dikelola dengan baik
karena akan berdampak kepada profiitabililitas
serta business sustainibility dan continuity.

Anda mungkin juga menyukai