Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MANAJEMEN LIABILITIES

Disusun guna memenuhi tugas perkuliahan

Mata kulia :

Dosen Pengampu :

Disusun oleh

FRANSISKA SURYATI (

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PAMULANG

2022
Kata Pengantar

Puji dan Syukur Saya panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga Saya dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini Saya akan
membahas mengenai " MANAJEMEN LIABILITIES “

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, Saya mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu Saya mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun makalah Saya. Kritik dari pembaca sangat Saya
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Jakarta, 13 Mei 2022

Penyusun
Daftar isi

KATA PENGANTAR.................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1

1. Latar Belakang.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN. ...........................................................................................2

1. PENGERTIAN MANAJEMEN LIABILITAS...............................................3


2. PENGERTIAN MANAJEMEN LIKUIDITAS .............................................4
3. PENDANAAN BANK (FUNDING) .............................................................5
4. RATIO LIKUIDITAS....................................................................................6
5. RISIKO LIKUIDITAS....................................................................................7
BAB 2

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam perkembangan ekonomi sekarang ditemui banyak
metode-metode dalam pengelolaan likuiditas pada lembaga keuangan,
baik itu bank maupun non bank. Pengelolaan likuiditas dapat
berpengaruh pada perkembangan lembaga tersebut.Seperti krisis di
sektor keuangan yang terjadi pada tahun 2008 (terutamapada tahun
1998) adalah merupakan salah satu dampak dari imbas ketidak becusan
lembaga keuangan dalam menangani masalah aliran sumber dananya.
Dan pengaruhnya secara luas, terlihat pada perkembangan pasar surat-
surat berharga, pada sektor perbankan dan lebih jauh lagi pada sektor
riil.
Di sisi lain, di tengah ketatnya likuiditas global, Bank
Indonesia memberikan insentif bagi dunia usaha dengan menurunkan
angka Gir Wajib Minimum sehingga bisa meningkatkan likuiditas di
kalangan perbankan. Namun dengan mengambil salah satu contoh
mengenai pengetatan aturan main Letter of Credit, dunia perbankan
tampaknya masih berhati-hati dalam memanfaatkan longgarnya
likuiditas tersebut.
BAB 11

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MANAJEMEN LIABILITAS


Manajemen Liabilitas merupakan upaya dan proses penghimpunan
dana dari masyarakat guna memenuhi kebutuhan likuiditas bank.Dengan
demikian manajemen liabilitas tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan
likuiditas bank.Pengelolaan likuiditas bank merupakan bagian dari
pengelolaan liabilitas (liability management). Melalui pengelolaan likuiditas
yang baik, bank dapat memberikan keyakinan pada para penyimpan dana
bahwa mereka dapat mengambil dananya sewaktu-waktu atau pada saat jatuh
tempo. Oleh karena itu bank harus mempertahankan sejumlah alat likuid guna
memastikan bahwa bank sewaktu-waktu dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Dalam perkembangan ekonomi sekarang ditemui banyak metode-
metode dalam pengelolaan likuiditas pada lembaga keuangan, baik itu bank
maupun non bank.
Pengelolaan likuiditas dapat berpengaruh pada perkembangan lembaga
tersebut. Seperti krisis di sektor keuangan yang terjadi pada tahun2008
(terutama pada tahun 1998) adalah merupakan salah satu dampak dari imbas
ketidak becusan lembaga keuangan dalam menangani masalah aliran sumber
dananya.Dan pengaruhnya secara luas, terlihat pada perkembangan pasar
surat-surat berharga, pada sektor perbankan dan lebih jauh lagi pada sektor
riil.
Di sisi lain, di tengah ketatnya likuiditas global, Bank Indonesia
memberikan insentif bagi dunia usaha dengan menurunkan angka Giro Wajib
Minimum sehingga bisa meningkatkan likuiditas di kalangan perbankan.
Namun dengan mengambil salah satu contoh mengenai pengetatan aturan
main Letter of Credit, dunia perbankan tampaknya masih berhati-hati dalam
memanfaatkan longgarnya likuiditas tersebut.
Dari gambaran tersebut, terlihat bahwa kebijakan otoritas moneter dan
juga gejolak perekonomian global maupun nasional berpengaruh terhadap
kebijakan internal perbankan, khususnya terhadap pengelolaan likuiditas bank,
dimana tujuannya adalah untuk menjaga kelangsungan hidup industri
perbankan itu sendiri.

2. PENGERTIAN MANAJEMEN LIKUIDITAS


Management likuiditas bank merupakan upaya menjaga keseimbangan
antara perkiraan permintaan dana oleh masyarakat dan penyediaan Ikuiditas
untuk memenuhi semua kebutuhan operasional bank, antara lain untuk
memenuhi kebutuhan/kepentingan ketentuan likuiditas wajib (cash reserves).
saldo rekening minimum pada bank koresponden, penarikan simpanan oleh
masyarakat dalam operasional bank sehari-hari, permintaan kredit dari
masyarakat. disb. Tujuan management likuiditas :
a. Menjaga posisi likuiditas bank agar selalu berada pada posisi yang
ditentukan bank sentral
b. Mengelola alat-alat likuid untuk memenuhi semua kebutuhan cash
flow.
c. Sedapat mungkin memperkecil adanya idle funds.

Beberapa strategi yang dapat dikembangkan oleh bank untuk menjaga posisi
likuiditas dan proyeksi cashflow, antara lain :

a. Semua kewajiban bank yang telah jatuh tempo diperpanjang,


kecuali bila tingkat bunga cenderung mengalami penurunan.
b. Mendiversifikasi sumber dana bank.
c. Jangka waktu asset dan kewajiban bank dijaga keseimbangannya.
d. Mengalihkan aset yang kurang marketable menjadi lebih
marketable, guna memperbaiki posisi likuiditas.

Pengelolaan likuiditas diperlukan antara lain untuk keperluan :

a. Mematuhi aturan reserve requirement atau cadangan wajib


minimum yang ditentapkan oleh bank sentral.
b. Mengelola penarikan dana oleh deposan
c. Mengelola penarikan dana oleh debitur.
d. Melakukan pembayaran kewajiban yang jatuh tempo

Konsep likuiditas menyatakan bahwa suatu bank dianggap likuid apabila:

a. Memiliki sejumlah likuiditas/ memegang sejumlah alat-alat likuid,


cash assets (uang kas, rekening pada bank sentral atau bank lainnya
sama dengan jumlah likuiditas yang dibutuhkan.
b. Memiliki likuiditas kurang dari kebutuhan, tetapi bank memiliki
surat-suratberharga yang segera dapat dialihkan menjadi kas tanpa
mengalami kerugian baik sebelum maupun sesudah jatuh tempo.
c. Mempunyai kemampuan untuk memperoleh likuiditas dengan cara
menciptakan uang, misalnya penggunaan fasilitas diskonto, call
money, penjualan surat berharga dengan repurchase agreement
(repo).
a. Pengertian Likuiditas
Secara umum, pengertian likuditas adalah kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dana (cash flow) dengan segera dan dengan
biaya yang sesuai, dimana fungsi dari likuditas secara umum untuk:
1. Menjalankan transaksi bisnisnya sehari-hari;
2. Mengatasi kebutuhan dana yang mendesak,
3. Memuaskan permintaan nasabah akan pinjaman dan
memberikan fleksibiltas dalam meraih kesempatan investasi
menarik yang menguntungkan.

Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah


kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
finansialnya yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat
pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan
pada suatu saat adalah merupakan parameter kekuatan
membayar dari perusahaan yang bersangkutan. Suatu
perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar belum tentu
dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang segera
harus dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum
tentu memiliki kemampuan membayar.
Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan
apabila kekuatan membayarnya adalah demikian besarnya
sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang
segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan
membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan
kekuatan membayarnya di satu pihak dengan kewajiban
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi di lain
pihak.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar


sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala
kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi, dikatakan
bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang
tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Pada umumnya likuiditas bank ditentukan oleh adanya beberapa


faktor:

1. Kewajiban reserve (Reserve Requirement) yang ditetapkan


otoritas moneter atau bank sentral.
2. Tipe-tipe dana yang ditarik oleh bank.
3. Komitmen nasabah atau pihak lain untuk memberikan fasilitas
pembiayaan atau melakukan investasi.
b. Pengelolaan Aset dan Liabilitas Keuangan
Manajemen likuiditas bank tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan
aset keuangan dan liabilitas keuangan. Manajemen likuiditas
hakekatnya adalah mengelola aset dan liabilitas keuangan. Maka
fokus perhatian harus diarahkan kepada pengelolaan dan
pengendalian aset-aset keuangan dan liabilitas keuangan, baik
dalam valuta asing maupun dalam valuta rupiah. Aset dan
Liabilitas keuangan dimaksud terdiri dari pos-pos neraca bank
sebagai berikut:
RP Valas total

1. Kas / Tunai
2. Giro pada Bank
Indonesia (Giro
dengan DUA)
3. Giro pada bank lain
( Giro pada bank lain
Bank)
4. Penempatan pd BI
dan bank lain
(Placement with BI
dan Bank lain)
5. Efek-efek/ Surat
berharga (Marketable
securities) Valas
6. Tagihan derivatif
(Derivatives
receivable) 7. Kredit
yang diberikan
(Loans)
7. Tagihan akseptasi
(Acceptance
receivables)
8. Aset moneter lainnya
(Other monetary
assets)
Komponen labilitas keuangan

Akun akun labilitas keuangan R Vala Tota


p s l

1. Liabilitassegera(Kewajiban jatuh tempo


segera)
2. Simpanannasabah(Depositfromcustomers)
3. Simpanan dari bank lain (Deposit from bank
lain)
4. Liabilitasderivatif(Utang Derivatif)
5. Hutangakseptasi(Acceptancepayable)
6. Pinjamanyangditerima(Pinjam Dana)
7. Beban yg harus dibayar dan liabilitas lain
lain(AccruedexpensesandOtherMonetaryliabili
tie

Total labilitas keuangan

c. Pada tabel 6-2 di atas, akun Liabilitas keuangan butir 1. Yaitu


Liabilitassegera(Obligations due immediately) pada umumnya
terdiri atas saldotransaksi kliring atau transfer nasabah yang belum
diselesaikan,dan/atautitipanpembayaranpajakyangbelumdilimpahka
nkerekeningKPKNse
hubungandengankegiatanoperasionalbanksebnagaibankpersepsi.
d. Pada tabel 6-2 di atas, akun Liabilitas keuangan butir 2. yaitu
Simpanannasabah(Deposit from customers) terdiri atas (i)
Rekening Giro (Currentaccount) (ii) Tabungan(Saving deposit),
(iii) Deposito (Time deposit).
baikDepositoberjangka,Depositoncall,maupunSertifikat Deposito.

3. PENDANAANBANK(PENDANAAN)
Pendanaan atau funding adalah penerimaan dana dari pihak Ketiga
yang akan menimbulkan kewajiban bagi Bank,antara lain dalam bentuk
simpanan nasabah, suratutang. surat berharga kredityangditerima,danbentuk
bentuk kewajiban lainnya yang dipersama kan dengan itu. Pendanaan yang
bersumberkan dari simpanan nasabah,baik nasabah perorangan, retail, UMKM
maupun korporasi, ada yang merupakan simpanan tanpa Jangka waktu (contoh
tabungan & giro) yang dikategorikan sebagai simpanan kurang stabil. Dana
disimpanan yang memiliki jangka waktu (contoh deposito) yang dikategorikan
sebag ai pendanaan stabil sepanjang jangka waktunya lebih dari 6 tahun
dengan klausul bulan s.d 1 berputar.

Namun apa bila jangk awaktu kurang dari 6bulan tetap dikategorikan
sebagai pendan aantidak stabil,Pendanaan dari nasabah korporasi dan entitas
publik lainnya seperti dari Bank Indonesia, pemerintah Indonesia, pemerintah
negara lain, bank pembangunan multilateral, bank sentral negara lain, lembaga
keuangan lainnya, sepanjang jangka waktunya 6 bulan s.d 1 tahun
dikategorikan sebagai pendanaan kurang stabil. Pendanaan yang memiliki
jangka waktu 1 tahun atau lebih dikategorikan sebagai pendanaan stabil.

4. RATIOLIKUIDITAS

"Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang


dapatdigunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas
dan tingkat kesehatan pengelolaan likuiditas perusahaan,yaitu:

a. rasio uang tunai


Cash Raticatau rasio kas adalah perbandingan antara jumlah kas
dan setara kas yang dimiliki oleh bank dengan jumlah kewajiban
yang segera dapat ditagih/harus segera dibayar. Rasio ini
digunakan untuk menilai tingkat likuiditas perusahaan dalam
interval waktu yang lebih pendek (harian atau mingguan); dan juga
untuk kepentingan pemenuhan aturan regulator tentang penyediaan
kas minimum atau cash reserves.
b. Rasio saat ini
Rasio ini biasanya digunakan untuk mengukur keadaan likuiditas
suatu bank.dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui
dan menduga kemampuan bank dalam memberikan kredit
berjangka pendek kepada seorang nasabah.
c. Rasio cepat
Rasio ini dapat juga disebut sebagai acid test ratio, yaitu
perbandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan
utang lancar. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan bank dalam
memenuh ikewajibannya dengan tidak memperhitungkan
persediaan,
d. Loanto Deposit Ratio(LDR)
LDR merupakan perbandingan antara jumlah kredit yang
disalurkan dengan jumlah simpanan yang diterima dari nasabah
(tabungan, giro, deposito)
e. Primary Liquid Asset to Deposit Ratio / PLADR (Rasio Aset
Likuid Primer terhadap Simpanan Nasabah) PLADR merupakan
perbandingan antara Aset Likuid Primer dengan total Simpanan
dari nasabah (Tabungan, Giro, Deposito) Asset likuid primer
meliputi:
1. Kas
2. Giro pada Bank Indonesia
3. Penempatan pada Bank
4. Efek-efek kategori tersedia ndones,
5. untuk dijual atau diperdagangkan
6. seluruh Surat Berharga Pemerintah kategori tersedia untuk
dijual atau diperdagangkan yang memiliki sisa jatuhwaktu
kurang ataul sama dengan 1 tahun.Rasio tersebut menunjukkan
seberapa besartingkat likuidit Sebagai bank dalam memenuhi
kebutuhan penarikan dana oleh nasabah, terutama bila terjad
ipenarikan dana secara serentak(rush).
f. Net Stable Funding Ratio / NSFR (Rasio Pendanaan Stabil yang
Tersedi aterhadap Pendanaan Stabil yang Diperlukan). NSFR
merupakan perbandingan antara Pendanaan stabil yang
tersedia(Available Stable Funding / AFS) dengan Pendanaan stabil
yang diperlukan(Required Stable Funding RSF). Secara matematis,
formula NSFR = AFS/RSF Nilai NSFR yang sehat minimal 100%.
g. Liquidity Coverage Ratio/LCR(Rasio Kecukupan Likuiditas) LCR
adalah perbandingan antara aset likuid berkualitas tinggi (High
Quality Liquid Asset/ HQLA) dengan total arus kas keluar bersih
(Net cash outflows) selama 30 hari kedepan dalam skenariosress.
Net cash outflows adalah total estimasi arus kaskeluar (cash) out
flows)dikurangi dengan total estimasi arus kas
masuk(cashinflows)yang di perkirakan akan terjadi selama30 hari
kedepan dalam skenariostres. OJK memberlakukan standar LCR
bagi bank secara bertahap. Standar capaian LCR tahun 2016
ditetapkan minimal 70%,tahun 2017 minimal80%, tahun
2018minimal90%dantahun2019mininal 100%.

5. RISIKOLIKUIDITAS

Risiko Likuditas adalah risiko terjadinya kerugian yang merupakan


akibat dari adanya kesenjangan antara sumber pendanaan yang pada umumnya
berjangka pendek dan asset keuangan yang pada umumnya berjangka Panjang
Manajemen Dans Bankdan Akuntansi Untuk memetakan profil risiko likuiitas
dan jenis-jenis risiko yang harus ditangani, perlu diidentifikasi jenis-jenis
risiko yang mungkin timbul dari faktor-faktor risiko yang merupakan sumber
risikonya. Faktor-faktor risiko yang Perlu mendapat perhatian antara lain
meliputi:

a. Komposisi dariaset,liabilitas,dan transaksi rekening administratif.


b. Konsentrasi dari asset dan liabilitas.
c. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan
d. Akses pada sumber-sumbe rpendanaan.

Komposisib dari Aset,Liabilitas,dan Transaksi RekeningAdministratif


Untuk mengendalikan risiko yang mungkin timbul dari ketiga faktor
risikotersebut (komposisi aset, liabilitas dan TRA) agar risiko likuiditas berada
pada tingkat yang dapat diterima,perlu dilakukan analisis terhadap signifikansi
dan karakteristik dari aset dan liabilitas sebagai berikut:

1. AsetLikuid Primer,
2. Aset Likuid Sekunder,
3. Pendanaan jangka pendek,
4. Total Pendanaan,dan
5. Pendanaan non inti.
1. Aset Likuid Primer, adalah asset yang sangat likuid untuk memenuhi
kebutuhan likuiditas atas penarikan dana pihak ketiga (DPK) dan
kewajiban jatuh tempo,yang terdiri daripos-possbb:
a. Kas
b. Penempatan pada Bank Indonesia yang bersifat operasi pasar
terbuka berupa Fine Tune Operation (FTO), antara lain Giro pada
Bank Indonesia.
c. Surat berharga kategori tersedia untuk dijual (Available
ForSale/AFS) atau trading.
d. Seluruh surat-surat berharga pemerintah (Government Bonds)
kategori Trading atau AFS yang memiliki kualitas tinggi,
diperdagangkan pada pasaraktif dan memiliki sisa jatuh
tempo<1tahun.

2. Aset Likuid Sekunder, dapat didefinisikan dengan sejumlah asset


likuid dengan kualitas lebih rendah untuk memenuhi kebutuhan
likuiditas Atas penarikan dana pihak ketiga dan kewajiban jatuh
tempo,yang terdiri dari pos-pos sebagai berikut:
a. Surat berharga pemerintah (Government Bonds) kategori
Tradingdan AFS dengan kualitas baik, diperdagangkan pada pasar
aktif dan memiliki sisa jatuh tempo>1tahun tapi kurang dari 5
tahun.
b. Surat berharga pemerintah (Government Bonds) kategori HTM
(Hold to Maturity) dan memiliki sisa jatuh waktu sampai dengan
1tahun. c) Surat berharga pemerintah (Government Bonds) kategori
Tradingdan AFS dan memiliki sisa jatuh waktu lebih dari 5 tahun
dengan nilai haircut 25%.
3. Pendanaan jangka pendek, adalah seluruh dana pihak ketiga (DPK)
yang tidak memiliki jatuh tempo,dan/atau dana pihak ketiga yang
memiliki jatuh tempo 1tahun atau kurang.
4. Total pendanaan, adalah seluruhsumber dana yangdiperoleh olehbank,
baik berupa dana pihak ketiga (DPK) maupun pinjaman yang diterima.
5. Pendanaan non inti, adalah pendanaan yang menurut bank relatif tidak
stabil atau cenderung tidak mengendap di bank, baik dalam Situasi
normal maupun krisis, antara lain meliputi:
1. Dana pihak ketiga yang jumlahnya relatif material (di atas Rp.
2miliar).
2. Seluruh transaksi antar bank.
3. Seluruh kredit (borrowings) tetapi tidak termasuk kredit sub
Ordinasi yang termasuk komponen modal Kepentingan
menganalisis pendanaan non inti adalah untuk menilai sejauh mana
ketergantungan bank terhadap pendanaan non inti,yang tentunya
mengandung risiko tertentu.
6. Transaksi rekening administrative (TRA),harus dianalisis mengenai
signifika nsi dari komponen TRA yang meliputi
a. baik kewajiban komitmen maupun kontinjensi.
b. Konsentrasi dari Aset dan Liabilitas Keuangan
Dalam rangka mengidentifikasi berbagai risiko likuiditas, maka
Factor konsentrasi aset dan liabilitas keuangan harus diketahui
dengan jelas dan dianalisis dengan seksama apakah terdapat trisiko
tinggi dan/atau berbahaya (highrisk dan/atau catastropicrisk) dalam
pengelolaan likuiditas bank. Konsentrasi pada aset keuangan
tertentu atau penyediaan dana pada sektoryang tidak dikuasai bank
dapat mengganggu posisi likuiditas apabila terjadi default.

Demikian pula dengan konsentrasi liabilitas keuangan,


konsentrasi pada penyedia dana besar yan gcenderung sensitif
terhadap peringkat kredit(creditsensitive)dan suku
bunga(Interestratesensitive) dapat menimbulkan masalah pada
posisi likuiditas bank apabila terjadi penarikan dana dalam jumlah
besar.

c. Kerentanan pada kebutuhan pendanaan Berbagai risiko likuiditas


yang berkaitan dengan masalah pendanaan Bank perlu di
identifikasi Dalam hal ini perlu dilakukan analisis terhadap laporan
profil maturitas (maturity profile) dan cashflow projections, untuk
mengetahui tingkat kerentanan bank terhadap kebutuhan
pendanaan, dan kemampuan bank untu kmemenuhi kebutuhan
pendanaan tersebut. Untuk mengetahui tingkat kebutuhan
pendanaan bank pada situasi normal maupun situasi krisis, dan
kemampuan bank untuk memenuhi kebutuhan pendanaan tersebut,
dapat pula dilakukan dengan cara pengujian tertentu,antara lain
Stress Test
d. Aksespadasumber-sumberpendanaan.
Berbagai risiko likuiditas yang berkaitan dengan masalaha
ksespada sumber- sumber pendanaan perlu di identifikasi,
khususnya mengenai kemampuan bank memperoleh sumber-
sumber pendanaan pada kondisinormalmaupunkrisis. Dalam hal
ini, analisis dan penilaian risiko harus difokuskan pada
reputasibank untuk mempertahankan sumber-sumber pendanaan,
kondisi lini kredit(creditines),kinerja akses kepada sumber -sumber
pendanaan,dan dukunga n perusahaan induk atau intragroup
terhadap bank.

Anda mungkin juga menyukai