OLEH
2C – AKUNTANSI
AKUNTANSI PERBANKAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya lah
kami bisa menyelesaikan Makalah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya di Program Studi
Akuntansi tepat waktu dengan judul “PENANAMAN DANA DI PERBANKAN”. Dengan
adanya makalah ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.
Agar suatu saat nanti, kami bisa menyusun makalah yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami
berharap dengan adanya makalah ini dapat memberi wawasan kepada pembaca tentang
PENANAMAN DANA DI PERBANKAN.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................3
1.3 Tujuan Makalah.....................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................3
2.1 Surat Berharga Diterbitkan....................................................................................................4
2.2 Penempatan pada Bank Lain..................................................................................................8
2.3 Investasi Jangka Panjang.....................................................................................................12
2.4 Surat Utang Negara..............................................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari hampir seluruh masyarakat paham tentang istilah
bank. Bank merupakan lembaga keuangan yang mengandalkan dana masyarakat yang
disimpan sebagai sumber dari berlangsungnya kegiatan usaha.
Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha untuk menghimpun dana tak
terpakai masyarakat yang kemudian akan disalurkan kembali kepada masyarakat
dalam waktu tertentu. Banyaknya dana yang telah terhimpun oleh bank tentu akan
berpengaruh pada pertumbuhan bank. Sebab banyaknya dana yang telah dihimpun
akan mempengaruhi pula pada banyaknya dana yang akan dikembangkan oleh bank
tersebut dalam bentuk penanaman modal yang menghasilkan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
c. Akuntansi Surat Berharga Diterbitkan
Surat berharga diterbitkan akan dicatat pada saat penerbitan, penjualan dan
pelunasan. Pada waktu penerbitan surat berharga sebenarnya bank
barumendapatkan surat pengakuan hutang dari nasabah atau bank lain yang
selanjutnya menjadi aset bank dan sewaktu-waktu dapat dijual untuk memenuhi
likuiditas bank. Sebagai aset bank, maka bank akan mencatat sebesar harga
nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah kepada bank.
Misalnya nasabah melunasi pinjaman kepada bank dengan wesel, maka wesel
tersebut harus sebesar nilai kewajiban pelunasan tersebut. Nilai kewajiban
nasabah ini ditulis sebagai nilai nominal di lembar uang berharga.
Surat berharga yang diterima bank dari nasabah/masyarakat/bank lain akan
menjadi sumber dana bank bila dijual dipasar uang. Penjualan suart berharga ini
akan diterima sebesar harga jualnya (nilai tunai). Selisih nilai tunai dengan nilai
nominal dicatat sebagai diskonto SBPU yang belum diamortisasi. Dipihak lain,
harus mengkredit rekening surat berharga yang diterbitkan yang diposisikan
sebagai utang. Sedangkan diskonto yang telah diperhitungkan harus diamortisasi
setiap akhir bulan hingga SBPU itu jatuh tempo serta dikenakan pajak sebesar
15%.
Contoh :
Awal September 2007 seorang nasabah bank Mitra Niaga Semarang mempunai
pinjaman kepada bank sebesar Rp 100.000.000 pinjaman tersebut telah diangsur
sampai Februari 2008 sebesar Rp 15.700.000 dengan perincian angsuran pokok
Rp 12.000.000 dan angsuran bunga Rp 3.700.000. Setelah angsuran tersebut
ternyata nasabah tersebut tidak lancar dalam melunasi kreditnya sehingga nasabah
tersebut dengan iktikad baik membuat surat sanggup untuk melunasi sisa
kreditnya beserta tunggakan bunga yang telah mencapai Rp 4.800.000. Bunga
promes 18% pertahun dan jangka waktu 90 hari. Penerbitan surat berharga ini
terhitung tanggal 1 Mei 2008. Pada tanggal 31 Mei 2008 Bank Mitra Niaga
menjualnya ke Bank Indonesia dengan diskonto 16% pertahun. Hasil
penjualannya langsung didebetkan ke rekening Giro Bank Indonesia milik Bank
Mitra Niaga.
Bunga SBPU yang diterima dimuka harus diamortisasi setiap akhir bulan, dengan
demikian pencatatan amortisasi dilakukan :
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
31 /5-2008 Dr. Bunga SBPU diterima dimuka 1.392.000
Cr. Pendapatan bunga 1.184.000
Cr. Hutang pajak 208.800
Surat berharga promes yang telah dikuasai bank ini, selanjutnya dijual pada
tanggal 31 Mei 2008 oleh Bank Mitra Niaga ke Bank Indonesia dengan diskonto
16%. Untuk mencatat penjualan surat berharga ini perlu menentukan harga
tunainya dan besarnya diskonto SBPU sebagai berikut:
Keterangan Jumlah (Rp)
Diskonto sebesar Rp 2.518.857 adalah untuk 60 hari atau dua bulan. Dengan
demikian bank melakukan amortisasi pada akhir bulan kedua dan ketiga.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
6
Cr. Diskonto SBPU belum 1.259.428
diamortisasi
Pada tanggal 31 Mei 2008 Bank Mitra Niaga disamping melakukan amortisasi
diskonto SBPU juga membukukan pelunasan SBPU yang dijual ke Bank
Indonesia atas beban Giro BI yang dimiliki Bank Mitra Niaga sebesar Rp
96.976.000, sebab SBPU telah jatuh tempo. Pelunasan SBPU ke Bank Indonesia
tidak terlepas dari realisasi kesanggupan (akseptasi) nasabah debitur yang
melunasi promes yang diterbitkan kepada Bank Mitra Niaga Semarang. Untuk itu
pada tanggal 31 Mei 2008, Bank Mitra Niaga juga mencatat pelunasan tersebut
dari nasabahnya.
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
7
2.2 Penempatan pada Bank Lain
a. Pengertian
Penempatan pada bank lain adalah penempatan dana dalam bentuk interbank
call money, tabungan, deposito berjangka, atau bentuk lain yang sejenis, yang
dimaksud untuk memperoleh penghasilan. Penempatan pada bank lain juga dapat
diartikan sebagai penempatan/tagihan atau simpanan milik bank dalam rupiah dan
atau valuta asing pada bank lain, baik yang melakukan kegiatan operasional di
Indonesia maupun luar Indonesia baik untuk menunjang kelancaran transaksi
antarbank maupun sebagai secondary reserve dengan maksud untuk memperoleh
penghasilan. Penempatan pada bank lain disajikan di neraca sebesar nilai bruto
tagihan bank. Dalam hal bank membentuk penyisihan penghapusan aktiva
produktif (PPAP) untuk menutup kemungkinan terjadinya kerugian dari
penanaman tersebut, maka penyisihan tersebut disajikan sebagai pos pengurang
(offsetting account) dari pos penempatan tersebut.
Saldo penempatan pada bank lain dalam valuta asing dan penyisihannya
dicatat dalam valutanya, sedangkan untuk keperluan laporan keuangan ke Bank
Indonesia dan laporan keuangan publikasi, saldo valuta asing tersebut dijabarkan
ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs laporan Bank Indonesia. Hal-hal
berikut wajib diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan yaitu: jenis dan
jumlah penempatan, jenis valuta, jangka waktu dan suku bunga rata-rata. Kegiatan
bank yang berkaitan dengan penempatan pada bank lain adalah penempatan dana
dalam bentuk interbank call money, tabungan, deposito berjangka, atau bentuk lain
yang sejenis yang dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan, dan pendapatan
bunga atas penempatan dana serta pembentukan PPAP penempatan pada bank lain.
b. Jenis-jenis Penempatan di Bank lain
1) Giro
2) Interbank call money
Merupakan pinjaman antar bank yang terjadi dalam proses kliring. Dalam
transaksi kliring yang diselenggarakan oleh bank Indonesia setia hari kerja dan
selalu saja ada yang kalah dan ada yang menang. Bagi bank yang kalah kliring
apabila tidak dapat menutupi kekalahannya, maka akan terkena sangsi dari
bank Indonesia. Oleh karena itu, agar tidak terkena sangsi akibat kekurangan
likuiditas, bank tersebut dapat meminjam uang dari bank lain yang kita kenal
dengan nama interbank call money atau call money. Pengertian call money itu
sendiri adalah kredit atau pinjaman yang harus segera dilunasi/dibayar apabila
sudah ada tagihan atau panggilan dari pihak pemberi dana (kreditor). Jangka
waktu kredit berkisar antara 1 hari sampai dengan 7 hari. Pemberian call
money dapat berbentuk one day call money dimana harus dilunasi dalam 1
hari. Call money dapat pula berbentuk two day call money dimana masa
pelunasannya 2 hari.
3) Tabungan
Sebagian pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan disimpan sebagai
cadangan guna berjaga-jaga dalam jangka pendek.
8
4) Deposit on call (Deposito berjangka harian)
Deposito yang berjangka waktu minimal tiga hari dan paling lama kurang dari
satu bulan.
5) Deposito berjangka
Adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan
bank.
6) Sertifikat deposito
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah yang membolehkan pihak perbankan
untuk menerbitkan sertifikat deposito sejak tahun 1971, maka sampai sekarang
ini sertifikat deposito merupakan alternatif utama bagi pihak perbankan untuk
memenuhi kebutuhan dana jangka pendeknya. Sertifikat deposito diterbitkan
atas unjuk dengan nominal tertentu. Jangka waktunya pun bervariasi sesuai
dengan keinginan bank. Pencairan sertifikat deposito dapat dilakukan setelah
jatuh tempo. Namun apabila investor memerlukan dana, maka dapat pula
sertifikat deposito ini diperjualbelikan apakah kepada lembaga ataupun pihak
umum.
7) Margin deposit
Adalah sejumlah uang yang oleh bank melalui perjanjian pengikatan tertentu
(ada yang hanya mekanisme blokir, ada yang pakai perjanjian gadai) digunakan
sebagai jaminan pembayaran terhadap fasilitas kredit bank yang diberikan
kepada debiturnya. Istilah margin menunjukkan bahwa bisa saja jumlah uang
yang dijaminkan itu berjumkah 10 %, 20% atau berapapun maksimal 100%.
Jika lebih dari 100% biasanya istilah margin deposit tidak lagi digunakan,
melainkan cash collateral.
8) Setoran jaminan dalam rangka transaksi perdagangan
9) Dana pelunasan obligasi
10) Lain-lain yang memenuhi kriteria penempatan pada bank lain.
c. Perhitungan Penempatan di Bank lain
Rekening penempatan pada bank lain dalam neraca sering dicantumkan
dengan nama bank lain. Penempatan pada bank lain ini dilakukan untuk mengatasi
kelebihan likuiditas dan memperoleh pendapatan bunga dari bank lain. Pada waktu
tertentu penempatan pada bank lain berupa sertifikat deposito dapat dijual kembali
untuk mendapatkan uang tunai. Penjualan kembali sertifikat deposito ini tentu saja
dengan memperhitungkan bunga yang berlaku pada saat sertifikat deposito dijual.
Transaksi yang dilakukan Bank XYZ Surabaya, pada tanggal 1 September 2007
ditempatkan dana dalam bentuk giro pada Bank Sentosa Surabaya sebesar
Rp300.000.000, jasa giro 9%, deposito berjangka Rp700.000.000 dengan suku bunga 15%
jangka waktu 3 bulan.
9
0
Bunga yang diterima dimuka tersebut pada setiap akhir periode pelaporan perlu
diamortisasi untuk mengakui pendapatan bunga yang sebenarnya pada periode yang
bersangkutan Pencatatan amortisasi sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Akhir bulan Dr. Pend. Bunga diterima dimuka 3.444.976
ke-1
Cr. Pend. Bunga SD 3.444.976
10
Cr. Bank-bank lain-SD 240.000.000
Pada waktu tertentu penempatan pada bank lain berupa sertifikat deposito dapat
dijual kembali untuk mendapatkan uang tunai. Penjualan kembali sertifikat deposito
ini tentu saja memperhitungkan bunga yang berlaku pada saat sertifikat deposito
dijual. Misal pada tanggal 9 September 2007 Bank XYZ menjual kembali penempatan
Deposito kepada Bank Surya Surabaya setelah mengendap di Bank Ganesha selama
60 hari dengan tingkat suku bunga 19%.
Pencatatan saat penjualan kembali sertifikat deposito yang ditempatkan pada bank
lain dan amortisasi bunga yang dibayarkan adalah:
Keterangan Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Saat penjualan Dr. Kas 232.633.280
Dr. Biaya bunga SD dibayar dimuka 7.366.720
Cr. Bank-bank lain-SD 240.000.000
11
2.3 Investasi Jangka Panjang
a. Mendapatkan penghasilan pasif dalam setiap periode, seperti : bunga, dividen, dan
bunga sewa
c. Meminimalisir resiko
a. Emas
Emas sudah sejak lama menjadi salah satu instrumen investasi untuk periode waktu
yang lama karena terbukti sangat menguntungkan. Pasalnya nilai emas memang
cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Apabila mengalami
penurunan, maka penurunan nilainya tidak terlalu signifikan. Kelebihan lain dari
investasi emas ini adalah likuiditasnya yang sangat tinggi. Jadi, kamu tidak perlu
khawatir saat ingin menukarkan emas menjadi uang tunai saat ini. Selain itu, bisa
dibilang investasi dalam bentuk emas mempunyai risiko yang minim dan tahan
terhadap terjadinya inflasi.
b. Saham
Selain emas, saham juga bisa menjadi salah satu investasi jangka panjang bagi
kamu dengan keuntungan yang besar.
12
a. Kamu tidak perlu mengelola properti atau bisnis karena saham adalah “kertas”
investasi
b. Saham nilainya bisa naik, bahkan secara signifikan dalam jangka waktu
panjang
c. Berinvestasi saham sama saja dengan investasi dalam ekonomi
d. Kamu akan mendapatkan dividen, laba dari perusahaan
e. Saham mempunyai likuiditas yang tinggi
f. Kamu dapat berinvestasi saham ke dalam kelas internasional
g. Diversifikasi investasi
c. Properti
Salah satu produk dengan nilai investasi jangka panjang yang sangat tinggi adalah
tanah ataupun tanah sekaligus bangunannya. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai
jual tanah cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini
termasuk ketika kamu membangun sebuah bangunan di tanah tersebut. Maka
jangan heran apabila saat ini sudah banyak sekali perumahan-perumahan di sekitar
kamu. Mengapa mengalami peningkatan harga? Karena setiap tahunnya
permintaan terhadap rumah ataupun tanah selalu meningkat. Rumah menjadi salah
satu kebutuhan primer bagi manusia.
d. Obligasi
Instrumen investasi yang satu ini biasanya sangat disukai oleh para pengusaha dan
juga investor. Obligasi sendiri adalah surat utang yang diserahkan oleh peminjam
kepada pemberi pinjaman. Dalam surat ini tercantum nama kamu sekaligus
tanggal jatuh tempo pinjaman. Selain itu, di dalam surat tersebut juga terdapat
bunga yang menjadi kewajiban pinjaman. Biasanya jangka waktu investasi dari
obligasi dari 1 tahun sampai 10 tahun.
e. Reksa Dana
Reksa dana juga bisa dijadikan salah satu instrumen investasi jangka panjang.
Secara khusus, jenis reksa dana yang paling cocok untuk investasi jangka panjang
adalah saham. Reksa dana saham sendiri adalah reksa dana yang mengalokasikan
dana investor ke pasar modal yang dalam konteks ini adalah saham. Investasi ini
tergolong cocok untuk pemula yang belum memahami saham. Pasalnya, ada
manajer investasi yang membantu memilihkan saham terbaik.
13
1. Pilih investasi yang kamu mengerti
Perhatikan dengan detail investasi apa yang akan kamu mulai nanti, jangan sampai
kamu tidak mengetahui sama sekali sehingga nantinya bisa menimbulkan kerugian
yang besar. Sebagai contoh, jika kamu memulai investasi saham, maka pahami
seluk-beluk investasi tersebut dengan baik.
14
Obligasi Negara adalah SUN yang berjangka waktu lebih dari 12 bulan dengan
kupon atau pembayaran bunga secara diskonto. Obligasi Negara yang
diperdagangakan secara ritel disebut dengan Obligasi Ritel Indonesia (ORI).
Tujuan diterbitkannya ORI adalah untuk memberikan kesempatan seluas-
luasnya kepada masyarakat atau investor individual untuk secara langsung
memiliki dan memperdagangkan secara aktif dalam perdagangan Obligasi
Negara. Tingkat keuntungan investasi pada SUN, sebagaimana pada obligasi
pada umumnya bersumber dari : pengahasilan kupon (bunga) dan potensi
kenaikan harga (capital gain) dari harga obligasi. Namun demikian, salah satu
keunggulan SUN dibandingkan Efek lainnya adalah pada minimnya risiko
gagal bayar di kemudian hari saat jatuh tempo, baik pembayaran kupon
maupun nilai pokoknya. Jika kita membeli obligasi korporasi, maka terdapat
kemungkinan terjadi gagal bayar baik kupon maupun nilai pokok yang jatuh
tempo akibat kondisi keuangan atau perekonomian yang tidak
menguntungkan. SUN merupakan instrumen investasi yang bebas resiko gagal
bayar karena pembayaran bunga/kupon dan pokoknya dijamin oleh UU SUN.
Oleh karena itu, setiap tahun Pemerintah menganggarkan pembayaran kupon
maupun pokok ON dalam APBN. Produk SUN seperti Obligasi Negara juga
dapat dijadikan sebagai agunan dan dapat dijual setiap saat apabila pemilik
membutuhkan dana. Penjualan dan penawaran Obligasi Negara oleh
Pemerintah di pasar primer umumnya dilakukan melalui lelang yang diikuti
oleh peserta lelang yang telah memenuhi persyaratan. Peserta Lelang adalah
Bank atau Perusahaan Efek yang ditunjuk Menteri Keuangan sebagai Dealer
Utama.
15
BAB III
PENUTUP
16
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Taswan S.E., M.Si, Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Asing,
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN,
2008.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-9-penempatan-pada-bank-
lain.pdf
17