DosenPengampu :
Disusunoleh kelompok6 :
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA
TAMANSISWA
Akuntansi Perbankan 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan limpahan karunia dan nikmat-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Kelompok mata
kuliah Akuntansi Perbankan yang berjudul“SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM
NEGERI”.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan
ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen
Pembimbing dan semua pihak yang membantu dalam penerangan materi dalam makalah ini.
Kritik dan Saran kami harapkan dalam upaya perbaikan kami dalam menyusun Makalah
ini. Karena penulis menyadari Makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian
maupun tata bahasa, masukan dan saran yang membangun sangat diperlukan.
Akuntansi Perbankan 2
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
BAB 2 : PEMBAHASAN
BAB 3 : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Akuntansi Perbankan 3
BAB 1
PENDAHULUAN
SKBDN pada prinsipnya sama dengan letter of credit yang digunakan dalam
perdagangan luar negeri, yang membedakannya adalah wilayah pabeannya dan valuta yang
digunakan. SKBDN digunakan dalam negeri dengan valuta rupiah, sedangkan L/C berlaku
untuk seluruh dunia dan bervaluta asing. Lantas apa yang dimaksud dengan SKBDN.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor: 5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri, bahwa yang dimaksud dengan SKBDN adalah Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai “Letter of Credit”. L/C Dalam Negeri
adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis pemohon (applicant) yang
mengikat bank pembuka (issuing bank) untuk:
a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan
membayar wesel yang ditarik oleh penerima;
b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atau
ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima,
c. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh
penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN
dipenuhi.
Akuntansi Perbankan 4
Akuntansi Perbankan 5
BAB 2
PEMBAHASAN
SKBDN digunakan untuk negeri dengan menggunakan valuta rupiah, sedangkan Letter
of Credit berlaku di seluruh dunia dan juga digunakan dengan valuta asing. Selain itu,
SKBDN juga adalah suatu surat kredit berdokumen dalam negeri dengan setiap janji tertulis
yang berdasarkan pada pemintaan tertulis yang mengikat pihak bank pembuka. SKBDN
adalah “Letter of Credit” (L/C) dalam negeri yang pada setiap janji tertulis berdasarkan
permintaan tertulis pemohon (applicant) yang mengikat bank pembuka (issuing bank).
Dengan begitu, maka bisa dikatakan bahwa bank sebagai lembaga perantara sudah
mengikat diri dalam perjanjian agar mau melakukan berbagai kewajibannya yang berkaitan
dengan transaksi perdagangan dengan pihka ketiga. Dalam hal ini, bank penerbit harus
membayar, mengaksep dan juga memberikan kuasa paa bank lain untuk bisa mengaksep
ataupun melakukan negosiasi wesel. Dalam penerbitan L/C dalam negeri, bank dapat
menetapkan sendiri besarnya jaminan dan atau setoran tunai dengan mempertimbangan
bonafiditas pemohon. Penerbitan L/C dalam negeri ini dengan syarat pembayaran dilakukan
dimuka (red clause), menyebutkan persyaratan pembayaran atas unjuk (sight) atau ekspektasi
(acceptance) atau negosiasi dan bank harus menetapkan setoran tunai yang memadai dengan
memperhatikan besarnya uang muka yang ditarik. Hal ini dilakukan karena pada akhirnya
sebagai pihak tetarik wesel dalam rangka SKBDN adalah bank.
Akuntansi Perbankan 6
2.3 Manfaat SKBDN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penerbitan SKBDN yaitu :
1. Sebagai sarana untuk memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri.
2. Penerimaan jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin melalaikan
kewajiban karena penerima jaminan akan mendapat ganti rugi (pembayaran) dari bank.
3. Memperlancar arus pengadaan barang-barang di dalam negeri dari satu tempat ke tempat
lainnya baik antar pulau, antar kota, atau antar pihak-pihak dalam satu kota.
4. Pengiriman barang lebih terjamin
5. Sebagai alternatif fasilitas pembiayaan
6. Bank melayani anda atau pengusaha yang berorientasi ekspor dalam memberikan fasilitas
SKBDN baik untuk penerbitan maupun penerimaan SKBDN.
Akuntansi Perbankan 7
10. Dalam penerbitan SKBDN, bank dapat menetapkan sendiri besarnya jaminan dan atau
setoran tunai dengan mempertimbangkan bonafiditas Pemohon.
11. Dalam hal SKBDN diterbitkan dengan syarat pembayaran dimuka (redclause), bank
wajib menetapkan setoran tunai yang memadai dengan memperhatikan besarnya uang
muka yang ditarik.
12. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh pemohon
atau kuasanya.
13. Bank hanya dapat menerima penerbitan SKBDN apabila dalam permohonan tersebut
sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut :
a. Nama jelas dan alamat pemohon
b. Nama jelas dan alamat penerima
c. Nilai SKBDN
d. Syarat pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi
e. Rincian dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang dan atau dokumen lainnya
yang dibutuhkan
f. Tanggal terakhir pengajuan dokumen
g. Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi
h. Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN
i. Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana lainnya
j. Uraian barang
k. Tanggal terakhir pengiriman barang
l. Tempat tujuan pengiriman barang
m. Pernyataan tanduk pada syarat-syarat umum bank untuk penerbitan SKBDN
Akuntansi Perbankan 8
4. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank) adalah bank yang mengkonfirmasi SKBDN
dengan mengikatkan diri untuk membayar, mengaksep/mengambil alih wesel yang
ditarik atas SKBDN tersebut.
5. Bank Penegosiasi (Negotiating Bank) adalah bank yang melakukan negosiasi.
6. Bank Pembayar (Paying Bank) adalah bank yang melakukan pembayaran kepada
penerima atas penyerahan dokumen yang telah disyaratkan dalam SKBDN.
7. Bank Peremburs adalah bank yang ditunjuk oleh Bank Pembuka untuk melakukan
penggantian pembayaran kepada bank pembayar.
8. Bank Pengirim adalah bank yang mengirimkan dokumen yang disyaratkan dalam
SKBDN kepada Bank Pembuka.
9. Bank Pentransfer adalah bank atas permintaan Penerima melaksanakan pengalihan
SKBDN, baik sebagian maupun seluruhnya kepada satu/beberapa pihak lainnya.
10. Bank Tertarik adalah bank yang berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas wesel
yang ditarik padanya.
11. Bank Pengakses adalah bank yang melakukan akseptasi atas wesel SKBDN.
12. Negosiasi adalah pengambilalihan wesel dan atau dokumen oleh bank dengan disertai
pembayaran.
13. Pemohon adalah orang atau badan usaha yang mengajukan permohonan untuk membuka
SKBDN pada bank.
14. Penerima adalah orang atau badan usaha yang disebut dalam wesel, SKBDN atau surat
perjanjian lainnya yang terkait dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak
menerima pembayaran.
15. Janji tertulis adalah janji bank yang dapat dilakukan dengan surat, teleks, swift, maupun
sarana lainnya menurut kelaziman dalam praktik perbankan.
SKBDN diterbitkan oleh bank penerbit yang sering disebut bank pembuka. Issuing Bank
dapat menunjuk bank tertentu untuk meneruskan SKBDN kepada beneficiary. Bank yang
meneruskan ini disebut bank penerus. Bank ini akan melakukan pembayaran kepada
beneficiary bila mendapat persetujuan dari bank penerbit untuk SKBDN operatif. Namun
apabila SKBDN bersifat non operatif maka pembayarannya harus konfirmasi terlebih dahulu
dengan bank pembuka. SKBDN operatif maupun non operatif juga berlaku untuk sight
maupun usance SKBDN.
Bank pembayar bagi SKBDN non operatif perlu mengirimkan dokumen yang disyaratkan
dalam SKBDN kepada bank pembuka/penerbit. Bila ini yang dilakukan maka bank
pembayar/bank pengkonfirmasi juga bertindak sebagai bank pegirim Remitting Bank). Hasil
konfirmasi dengan bank pembuka akan diteruskan ke beneficiary. Bila bank meneruskan
SKBDN ini maka disebut bank penerus (Advising Bank). Penerusan SKBDN terhadap
beneficiary untuk bernegosiasi pembayaran serta wesel yang diterbitkan akan menempatkan
bank itu sebagai negotiating bank. Khusus untuk bank penerbit yang tidak mempunyai
cabang di wilayah bank tertuju akan menunjuk bank koresponden. Bila bank koresponden
juga ditunjuk untuk melakukan penggantian pembayaran terhadap bank pembayar, maka
bank tersebut disebut Bank Peremburs (reimbursing bank).
Akuntansi Perbankan 9
2.6 Mekanisme Transaksi dengan SKBDN
12
10
7
Issuing Bank Paying Bank
3
11 2 13 4 8 9
Pembeli 1 1 Penjual
Sales
(Pemohon SKBDN)
Contranct (Beneficiary)
Applicant
6
Perusahaan
Pengangkutan
Keterangan :
1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan syarat
pembayaran menggunakan SKBDN.
2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing Bank sebesar nilai kontrak.
Akuntansi Perbankan 10
3. Issuing Bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama
pemohonan telah dibuka.
4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah dibuka.
5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui perusahaan
pengangkutan.
6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan kepada pihak
pembeli.
7. Bank penerbit (Issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa barang
telah diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN.
8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi pembayaran.
9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank pembayar.
10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit SKBDN
untuk segera dipenuhi.
11. Bank pembayar melalui bank penerbit membebankan kepada pihak applicant untuk
memenuhi seluruh setoran jaminan.
12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN dimaksud
telah efektif.
13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary
Pada prinsipnya SKBDN tak dapat dibatalkan (irrevocable), kecuali ada persetujuan bank
pembuka, bank pengkonfirmasi dan penerima. Oleh karena itu penerbitan SKBDN dapat berupa
SKBDN yang tidak dapat dibatalkan dan yang dapat dibatalkan. SKBDN yang tak dapat
dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat komitmen, sedangkan yang dapat dibatalkan
meruakan transaksi yang bersifat kontijensi (bersyarat). Sebagai komitmen, tak dapat dibatalkan
dan ada kepastian. Sedangkan kontijensi memberikan indikasi bahwa kelanjutan transaksi ini
akan tergantung bank penerbit, bank pengkonfirmasi dan penerima (transaksi bersyarat).
Keduanya dicatat dalam rekening administratif SKBDN dan/tak dapat dibatalkan dan masih
berjalan dalam rangka perdagangan dalam negeri.
Contoh: Penerbitan Sight SKBDN yang ditunjukkan pada nasabah cabang bank sendiri.
PT Mulia Jaya nasabah Bank Mitra Niaga hendak membeli Kayu Kalimantan 1.000 m²
@Rp1.000.000 kepada PT Alam Kayu Pontianak nasabah Bank Mitra Niaga Pontianak untuk itu
PT Alam Kayu meminta PT Mulia Jaya membuka Sight SKBDN. Tanggal 25 M3i 2018 PT
Mulia Jaya selanjutnya membuka sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank
Mitra Niaga Semarang. Setoran jaminan tersebut bebangirona Rp900.000.000 dan sisanya tunai.
Akuntansi Perbankan 11
Bank Mitra Niaga Semarang memungut komisi penerbitan Rp2.000.000 dan ongkos kawat
Rp100.000. komisi danongkos kawat dibayar tunai oleh PT Mulia Jaya.
Penerbitan Sght SKBDN tidak selalu nasabah harus membayar 100% nilai SKBDN,
namun adakalanya bank membolehkan setoran jaminan kurang dari 100% karena nasabah
tersebut sangat dipercaya. Dalam format laporan keuangan bank, rekening administratifuntuk
transaksi SKBDN hanya ditampilkan rekening administrative seperti contoh di atas.
Akuntansi Perbankan 12
Penerbitan SKBDN juga juga bisa ditujukan kepada bank lain. Pada wilayah bank
yangdituju, bank penebit memiliki kantor cabang. Bila demikian penyelesaian transaksi harus
melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat dengan bank bank yang dituju (bank lain)
melalui kliring. Namun bila bank penerbit tidak mempunyai kantor cabang di wilayah bank
tertuju maka menggunakan bank koresponden yang memiliki cabang di wilayah tersebut.
Contoh penerbitan Sight SKBDN yang ditunjukkan pada kantor cabang bank sendiri dengan
setoran kurang dari 100%.
Misalnya dari contoh sebelumnya, setoran jaminan yang diserahkan PT Mulia Jaya baru 60%
dengan perincian beban gironya Rp500.000.000dan tunai Rp100.000.000. komisi-komisi dibayar
tunai. Maka pencatatannya:
Pencatatan penyelesaian atau pembayaran untuk Sight SKBDN yang setoran jaminan kurang dari
100%.
Misalnya kekurangan setoran jaminan dikonversi menjadi kredit yang diberikan dengan provisi
2,5% dan biaya administrasi Rp400.000, provisi dan biaya administratif diterima tunai, maka
pencatatannya adalah:
Akuntansi Perbankan 13
Dibatalkan dan Masih
Berjalan
PT Mulia Jaya nasabah Bank Mitra Niaga Semarang hendak membeli Kayu Kalimantan1.000 m²
@Rp1.000.000 kepada PT Alam Kayu Pontianak nasabah Bank BPD Pontianak. Untuk itu PT
Alam Kayu meminta PT Mulia Jaya membuka Sight SKBDN. Tanggal 25 Mei 2018 PT Mulia
Jaya selanjutnya membuka Sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank Mitra
Niaga Semarang. Setoran jaminan tersebut beban gironya Rp900.000.000 dan sisanya tunai.
Bank Mitra Niaga Semarang memungut komisi penerbitan Rp2.000.000 dengan ongkos kawat
Rp100.000. komisidan ongkos kawat dibayar tunai oleh PT Mulia Jaya. Bank Mitra Niaga
Semarang menggunakan Bank Mandiri sebagai bank koresponden.
Hubungan Koresponden
Pencatatannya akan tampak sama dengan penerbitan yang ditujukan kepada cabang bank
sendiri. Perbedaan akan tampak ketika SKBDN tersebut benar-benar dibayarkan kepada
beneficiary, yaitu antara Bank Mitra Niaga Semarang dengan Bank Mandiri Semarang (selaku
bank koresponden) melalui kliring.
Sight SKBDN adalah SKBDN atas unjuk, artinya kapanpun diunjukkan SKBDN dapat
dicairkan. SKBDN tersebut sewaktu-waktu dapat dicairkan sepanjang hasil konfirmai telah
memberikan kepastian setoran jaminan penuh.
Untuk Bank Mitra Niaga Semarang, selalu yang menerima konfirmasi bahwa sight SKBDN akan
dicairkan, maka Bank Mitra Niaga Semarang langsung menyerahkan setoran Jaminan PT Mulia
Jaya ke Bank Mandiri Semarang melalui Bank Indonesia.
Akuntansi Perbankan 15
Tanggal Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
25/5/2018 Dr. Sight SKBDN tak Dapat 1.000.000.000
Dibatalkan dan Masih
Berjalan
Mencatat pada rekening riil (efektif):
Bila Bank Mandiri Pontianak memungut komisi penerusan sebesar Rp1.000.000, maka
pencatatannya adalah:
Bank BPD Pontianak selaku paying bank akan langsung memnukukan pada rekening beneficiary
(PT Alam Kayu) Pontianak sebesar yang diterima dari Bank Indonesia (kliring dengan Bank
Mandiri Pontianak) sebesar Rp9.998.000.000.
Akuntansi Perbankan 16
Pencatatan Usance SKBDN
Usance SKBDN adalah SKBDN yang pembayarannya secara berjangka dengan menggunkan
wesel berjangka. Pihak beneficiary tidak bisa langsung menerima pembayaran tunai ketika
barang dikirim kepada pembeli (applicant). Penerbitan Usance SKBDN umumnya disepakati
setoran jaminan kurang dari 100%.
Contoh:
PT Omega Jakarta membeli Furniture senilai Rp500.000.000 kepada PT Jati Art di Semarang.
Untuk memenuhi permitaan, PT Omega diminta menerbitkan usance SKBDN berjanfka untuk
menjamin pengiriman barang tersebut dibayar. PT Omega adalah nasabah Bank ABC Jakarta,
sedangkan PT Jati Art adalah Nasabah Bank ABC Semarang. Pembukaan usance SKBDN
anggal 1 Juli 2018 dengan setoran jaminan Rp300,000,000 atas beban giro PT Omega, komisi
penerbitan Rp2.000.000 diterima bank dalam tunai. Usance SKBDN ini bersifat Revocable.
Penerbitan Usance SKBDN ini akan diikuti penerbitan wesel berjangka Usance SKBDN
di bank pembayar. Wesel ini ditandatangani oleh beneficiary. Bila pihak beneficiary
menghendaki pencairan sebelum jatuh tempo, maka wesel tersebut dapat didiskontokan
(dijualbelikan). Namun untuk dapat didiskontokan syarat wesel yang diterbitkan bank pembayar
tersebut harus diaksep oleh bak penerbit. Akseptasi wesel merupkan bentuk tanggung jawab ban
penerbit Usance SKBDN untuk sanggup membayar SKBDN sekiranya jatu tempo.
Akuntansi Perbankan 17
Pada saat wesel jatuh tempo, berarti seluruh transaksi dengan ban penerbit yang berkaitn
dengan usance SKBDN maupun wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan
berakhirnya SKBDN.
Misalnya jangka waktu wesel 3 bulan sejak 1 Juli 2018, maka pada akhir periode seluruh
kewajiban terhadap bank pembayar harus dipeuhi. Kekurangan setoran jaminan dilunasi secara
tunai. Pencatatannya adalah:
Mencatat pada saat wesel jatuh tempo, bank pembayar memungut komisi Rp2.000.000
Akuntansi Perbankan 18
Peerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo, sangat
tergantung pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel embutuhkan uang sebelum wesel
jatuh tempo, maka dapat mendiskontokanya/menjualnya. Wesel yang didiskontokan akan
dikenaan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhtungan hari diskonto adalah sejak tanggal
diskonto sampai dengan hari jatuh tempo. Untuk kasus ini jangka waktu wesel adalah 1 Juli
sampai dengan30 Spetember 2017. Didiskontokan tanggal 1 Agustus 2017, maka hari diskonto
60 hari.
Pendapatan bunga diterima di muka harus diamortisasi setiap akhir bulan sampai dengan wesel
jatuh tempo. Dengan demikian catatan jurnal amortisasi adalah:
Akuntansi Perbankan 19
Pada tanggal 30 Sepetember 2017, bank pembayar selain melakukan amortisasi pendapatan
bunga di muka (diskonto) juga harus membukukan wesel yang telah jatuh tempo dengan catatan
jurnal sebagai berikut:
Perlu diketahui bahwa SKBDN yang telah diaksep tidak hanya bisa dijual, namun dapat
juga digunakan sebagai agunan untuk menerbitkan SKB luar negeri atau L/C ke luar negeri.
Setiap bank pada akhir bulan, selambat-lambatnya akhir bulan berikutnya harus
melaporkan kegiatan transaksi dengan SKBDN. Keterlambatan laporan akan dikenakan penalty
administrative yang akan dibebankan terhadap rekening giro bank pelapor. Format laporan
dimaksud adalah :
Bank:
Bulan:
Akuntansi Perbankan 20
IV. SKBDN yang belum
direalisasi
Akuntansi Perbankan 21
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SKBDN (Surat Kredit Berdokumentasi Dalam Negeri) atau sering disebut L/C. SKBDN
adalah instrumen yang diterbitkan oleh bank (Issuing bank), atas permintaan Applicant yang
berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang kepada Beneficiary apabila Issuing Bank
menerima dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN. Tujuan SKBDN dipergunakan untuk
mendukung transaksi perdagangan di dalam negeri, sangat penting dan dibutuhkan oleh pelaku
usaha. Khususnya untuk transaksi barang yang terkait langsung dengan kegiatan perdagangan
internasional. Fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran dalam jangka
waktu tertentu dalam rangka pelaksanaan transaksi perdagangan di dalam negeri yang
menggunakan SKBDN.
3.2 Saran
Demikian penulisan makalah ini. Tentu masih banyak kekurangan baik dari substansi
materi maupun metodologi tata tulis, maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari dosen
maupun dari teman-teman kami nantikan untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Terimakasih.
Akuntansi Perbankan 22
DAFTAR PUSTAKA
Taswan. 2017. "Akuntansi Perbankan Transaksi dalam Valuta Rupiah Edisi 3". UPP STIM
YKPN.
http://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/bab-17-skbdn.pdf
Akuntansi Perbankan 23