Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI KEUANGAN

“KONSINYASI DAN LEASING”

DISUSUN OLEH :
DIAN ZHUANDA
FINCE ROSA
GABIOLA ZAINO
JIHAN HABIBATUS ZAHRA
NINDYA NIFSA
SULFI ANNISA
YOLANSARI SIANTURI
ZAHARA ABELIA LAVENZA

KELAS :
XII AKL 2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................i
BAB I KONSINYASI..........................................................................................................................1
A. Pengertian Konsinyasi....................................................................................................1
B. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Konsinyasi.........................................................1
C. Karakteristik Penjualan Konsinyasi.............................................................................1
D. Perjanjian Penjualan Konsinyasi..................................................................................1
E. Keuntungan Penjualan Konsinyasi...............................................................................2
F. Hak Dan Kewajiban Konsinyor......................................................................................2
G. Hak Dan Kewajiban Konsinyi.........................................................................................2
H. Perbedaan Barang Konsinyasi Dengan Barang Dagang........................................3
I. Pencatatan Konsinyasi....................................................................................................3
J. Contoh Kasus.....................................................................................................................5
K. Perbedaan Metode Laba Terpisah Dengan Laba Gabungan................................10
L. Masalah – Masalah Yang Timbul Dalam Penjualan Konsinyasi...........................10
BAB II LEASING..............................................................................................................................15
A. Pengertian Leasing.........................................................................................................15
B. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing.............................................................15
C. Jenis – Jenis Leasing....................................................................................................15
D. Kelebihan Dan Kekurangan Leasing..........................................................................16
E. Contoh Kasus...................................................................................................................16
F. Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan..............................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................18

i|Page
BAB I
KONSINYASI

A. Pengertian Konsinyasi
Dalam arti sempit, konsinyasi adalah barang titipan. Dalam arti luas, konsinyasi (consignment)
adalah penyerahan atau penitipan barang yang dilakukan oleh konsinyor (consignor) kepada
konsinyi (consignee) untuk menjual barang tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh konsinyor.

B. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Konsinyasi


Adapun pihak – pihak yang terlibat dalam konsinyasi yaitu sebagai berikut :
1. Konsinyor (consignor)
Konsinyor atau biasa disebut dengan pengamanat adalah pihak yang menitipkan
barang dan menetapkan ketentuan atas barang yang dititipkan serta menetapkan komisi
yang akan diterima oleh penerima barang jika berhasil menjual barang yang dititipkan
tersebut.
2. Konsinyi (consignee)
Konsinyi atau biasa disebut dengan komisioner adalah pihak yang menerima barang
titipan dari konsinyor sekaligus yang akan menjual barang titipan tersebut sesuai dengan
yang telah ditetapkan dimuka.

C. Karakteristik Penjualan Konsinyasi


Karakteristik dari penjualan konsinyasi adalah sebagai berikut :
1. Hak milik atas persediaan barang hanya diakui oleh konsinyor, sehingga pada saat
menitipkan barang ke konsinyi tidak ada perpindahan kepemilikan.
2. Dikarenakan status kepemilikan barang ada pada konsinyor, maka seluruh biaya – biaya
yang berkaitan atas barang konsinyasi tersebut menjadi tanggungan konsinyor, baik
biaya yang dikeluarkan oleh konsinyor maupun biaya yang dikeluarkan oleh konsinyi.
3. Walaupun barang konsinyasi tersebut bukan milik konsinyi, namun konsinyi berkewajiban
menjaga keamanan dari barang konsinyasi tersebut, sehingga apabila barang konsinyasi
tersebut rusak oleh konsinyi, akan menjadi tanggungan konsinyi itu sendiri.
D. Perjanjian Penjualan Konsinyasi
Berdasarkan karakteristik di atas, berikut perjanjian antara konsinyor dan konsinyi pada saat
penyerahan barang :
1. Seluruh biaya yang berkaitan dengan barang konsinyasi, baik biaya penyimpanan, biaya
pemasaran dan lain sebagainya, yang dikeluarkan oleh konsinyi harus diganti oleh
konsinyor.
2. Tarif komisi untuk setiap barang yang terjual ditetapkan oleh konsinyor.
3. Menetapkan tanggal pembayaran atau penerimaan komisi.
4. Apabila konsinyi melakukan penjualan barang konsinyasi secara kredit, maka kerugian
atas tidak tertagihnya piutang menjadi tanggungan konsinyi.
5. Syarat penjualan barang konsinyasi ditetapkan oleh konsinyor.
6. Tanggal pelaporan dan penyetoran hasil penjualan barang konsinyasi ditentukan oleh
konsinyor.

1|Page
E. Keuntungan Penjualan Konsinyasi
a. Konsinyor
Berikut keuntungan penjualan konsinyasi bagi konsinyor :
1. Dapat memperluas pasar atau pemasaran barang.
2. Risiko – risiko tertentu dapat dihindarkan, seperti terhindar dari penyitaan apabila
terjadi kebangkrutan pada konsinyi.
3. Harga dan jumlah barang yang dipasarkan dapat dikendalikan.
b. Konsinyi
Berikut keuntungan penjualan konsinyasi bagi konsinyi :
1. Terhindar dari risiko kerugian atas barang yang tidak terjual dikarenakan barang
tersebut bukan milik konsinyi.
2. Risiko barang rusak dan kenaikan harga yang cepat dapat dihindarkan, karena harga
barang dikendalikan oleh konsinyor.
3. Kebutuhan modal atas barang lebih sedikit dibandingkan dengan sistem penjualan
reguler.
F. Hak Dan Kewajiban Konsinyor
a. Hak konsinyor
Berikut hak konsinyor yang harus diterima dari konsinyi :
1. Menerima laporan hasil penjualan barang konsinyasi dari konsinyi.
2. Menerima hasil penjualan konsinyasi atau menerima setoran penjualan dari konsinyi.
3. Menetapkan besarnya komisi yang akan diterima oleh konsinyi untuk barang
konsinyasi yang terjual.
b. Kewajiban konsinyor
Berikut kewajiban konsinyor kepada konsinyi :
1. Mengganti biaya – biaya yang dikeluarkan oleh konsinyi terhadap barang yang dititipka.
2. Memberikan komisi kepada konsinyi sesuai perjanjian yang ditetapkan dimuka.
3. Pengembalian barang yang rusak yang bukan disebabkan oleh konsinyi, menjadi
tanggungan konsinyor.
G. Hak Dan Kewajiban Konsinyi
a. Hak konsinyi
Berikut hak yang harus diterima konsinyi dari konsinyor :
1. Mendapatkan komisi atas barang konsinyasi yang terjual.
2. Mendapatkan penggantian biaya yang dikeluarkan oleh konsinyi pada saat penjualan
barang konsinyasi.
3. Diberikan jaminan (garansi) atas kualitas barang yang dijual.
4. Dapat menetapkan syarat – syarat pembayaran kepada pelanggan.
b. Kewajiban konsinyi
Berikut kewajiban konsinyi kepada konsinyor :
1. Melindungi barang yang ditetapkan.
2. Menjual barang konsinyasi sesuai harga yang ditetapkan.
3. Memberikan laporan penjualan konsinyasi.
4. Mematuhi perjanjian yang telah ditetapkan.

2|Page
H. Perbedaan Barang Konsinyasi Dengan Barang Dagang
Perbedaan antara barang konsinyasi dengan barang dagang dapat dilihat dari tabel dibawah
ini :

Tabel 1 Perbedaan konsinyasi dan dagang

I. Pencatatan Konsinyasi
Pada saat terjadi transaksi penjualan barang konsinyasi, maka baik konsinyor maupun
konsinyi akan melakukan pencatatan. Yang mana pencatatan atas transaksi tersebut terdiri dari
dua metode pencatatan, yaitu metode laba terpisah dan metode laba tidak terpisah atau laba
gabungan. Berikut penjelasannya :
1. Metode Laba Terpisah
Pada metode ini, pencatatan antara transaksi penjualan reguler dengan penjualan
konsinyasi tidak digabung atau tidak menggunakan akun yang sama, sehingga akan
muncul akun baru, yaitu konsinyasi – keluar (consignment – out) untuk konsinyor dan
konsinyasi – masuk (consignment – in) untuk konsinyi.
2. Metode Laba Tidak Terpisah/Laba Gabungan
Pada metode laba tidak terpisah/laba gabungan, transaksi penjualan konsinyasi
dicatat dalam akun yang sama halnya dengan penjualan reguler, namun dikarenakan
pencatatan tersebut digabung, maka pencatatan akan menjadi lebih kompleks
dibandingkan dengan metode laba terpisah.

Selain itu, dalam konsinyasi, konsinyi harus membuat laporan penjualan konsinyasi untuk
dikirim ke konsinyor dan juga untuk mengetahui berapa banyak uang yang harus disetor oleh
konsinyi ke konsinyor. Baik metode laba terpisah maupun laba gabungan, harus membuat
laporan penjualan konsinyasi karena ini berkaitan dengan setoran konsinyi ke konsinyor dan
menjadi sumber informasi mengenai persediaan barang yang dititipkan konsinyor.

3|Page
Tabel 2 Laporan penjualan konsinyasi

Tabel 3 Buku besar konsinyasi-keluar

Tabel 4 Buku besar konsinyasi-masuk

4|Page
J. Contoh Kasus
1. Metode laba terpisah
- Konsinyor
Pada tanggal 1 Oktober 2022 PT Hore Aja menitipkan barang berupa televisi ke Toko
Jaya Maju sebanyak 10 unit dengan harga pokok @Rp.450.000 dan harga jual @Rp.
850.000 dengan komisi konsinyi sebesar 20% dari penjualan. Berikut transaksi yang terjadi
selama bulan Oktober 2022 pada PT Hore aja :
1. Tanggal 1 Oktober 2022 dibayar beban angkut sebesar Rp. 60.000.
2. Tanggal 25 Oktober 2022 diterima laporan penjualan barang konsinyasi dari Toko Jaya
Maju.
Ditanya : Buatlah jurnal dan buku besar akun konsinyasi – keluar atas transaksi
tersebut!
- Konsinyi
Pada tanggal 1 Oktober 2022 Toko Jaya Maju menerima barang berupa televisi dari PT
Hore Aja sebanyak 10 unit dengan harga jual @Rp. 850.000 dengan komisi sebesar 20%
dari penjualan. Berikut transaksi yang terjadi pada Toko Jaya Maju :
1. Tanggal 3 oktober 2022, dibayar biaya pemasaran sebesar Rp. 20.000
2. Tanggal 10 Oktober 2022, penjualan 10 unit televisi dengan komisi sebesar 20% dari
penjualan.
3. Tanggal 25 Oktober 2022, menyetorkan hasil penjualan ke PT Hore aja.
Ditanya : buatlah jurnal, buku besar konsinyasi – masuk dan laporan penjualan
konsinyasi atas transaksi tersebut!

Jawab :
- Konsinyor

Tabel 5 jurnal umum PT Hore Aja

Berdasarkan tabel di atas, pada tanggal 25 Oktober 2022 dijurnal ketika konsinyor telah
menerima laporan hasil penjualan barang dari konsinyi. Karena tanpa laporan hasil penjualan
tersebut, konsinyor tidak dapat mengetahui jumlah barang yang terjual oleh konsinyi, besar
komisi yang diterima konsinyi dan juga biaya – biaya yang dikeluarkan oleh konsinyi atas barang
konsinyasi tersebut. Sehingga, apabila konsinyor tidak menerima laporan hasil penjualan
tersebut, maka jurnal yang dibuat hanya sampai pada tanggal 1 Oktober 2022. Akun – akun yang
digunakan atas transaksi tersebut sama seperti yang telah dijelaskan sebelumnya (Lihat table 3).

5|Page
Tabel 6 Buku besar konsinyasi keluar

Setelah jurnal, maka tahap selanjutnya adalah posting ke buku besar konsinyasi –
keluar (consignment – out). Untuk proses posting sama seperti jurnal lainnya. Pada akhir
periode, jika barang konsinyasi tersebut terjual semua, maka saldo akun konsinyasi –
keluar (consignment – out) akan bersaldo nol atau disebut dengan konsinyasi selesai
(completed consignment). Karena besarnya pendapatan atas barang konsinyasi tersebut
dipindahkan ke akun pendapatan konsinyasi. Namun, jika pada akhir periode barang
konsinyasi tersebut tidak terjual semua, maka saldo pada buku besar konsinyasi - keluar
tidak menggambarkan pendapatan yang sebenarnya, sehingga ini dinamakan dengan
konsinyasi belum selesai (uncompleted consignment). Karena hal ini, konsinyor harus
membuat laporan persediaan konsinyasi untuk mengetahui berapa barang tersisa dan
biaya – biaya yang masih tersedia.

- Konsinyi

Tabel 7 jurnal Toko Jaya Maju

6|Page
Pada saat menerima barang dari konsinyor, maka konsinyi tidak perlu melakukan
penjurnalan, hanya saja konsinyi harus membuat memo mengenai barang yang
diterimanya beserta dokumen transaksi yang harus diarsip dengan baik oleh konsinyi.
Untuk memo Toko Jaya Maju dapat dilihat pada table di bawah ini :

Tabel 8 Memo Toko Jaya Maju

Tabel 9 Buku besar konsinyasi-masuk

Tabel10 laporan penjualan konsinyasi

7|Page
2. Metode laba tidak terpisah/laba gabungan
- Konsinyor
Pada tanggal 1 Oktober 2022 PT Hore Aja menitipkan barang berupa televisi ke Toko
Jaya Maju sebanyak 10 unit dengan harga pokok @Rp.450.000 dan harga jual @Rp.
850.000 dengan komisi konsinyi sebesar 20% dari penjualan. Berikut transaksi yang terjadi
selama bulan Oktober 2022 pada PT Hore aja :
3. Tanggal 1 Oktober 2022 dibayar beban angkut sebesar Rp. 60.000.
4. Tanggal 25 Oktober 2022 diterima laporan penjualan barang konsinyasi dari Toko Jaya
Maju.
Ditanya : Buatlah jurnal atas transaksi di atas!
- Konsinyi
Pada tanggal 1 Oktober 2022 Toko Jaya Maju menerima barang berupa televisi dari PT
Hore Aja sebanyak 10 unit dengan harga jual @Rp. 850.000 dengan komisi sebesar 20%
dari penjualan. Berikut transaksi yang terjadi pada Toko Jaya Maju :
4. Tanggal 3 oktober 2022, dibayar biaya pemasaran sebesar Rp. 20.000
5. Tanggal 10 Oktober 2022, penjualan 10 unit televisi dengan komisi sebesar 20% dari
penjualan.
6. Tanggal 25 Oktober 2022, menyetorkan hasil penjualan ke PT Hore aja.
Ditanya : buatlah jurnal, buku pembantu utang dan laporan penjualan konsinyasi
atas transaksi tersebut!

Jawab :
- Konsinyor

Tabel 11 Jurnal Laba Gabungan konsinyor

8|Page
- Konsinyi

Tabel 12 Laba gabungan konsinyi

Tabel 13 Buku pembantu utang

Untuk laporan penjualan konsinyasi, baik metode laba terpisah maupun laba
gabungan adalah sama. Jadi yang membuat perbedaan antara laba terpisah dengan laba
gabungan adalah penggunaan akun dan pengakuan penjualan konsinyasi.

9|Page
K. Perbedaan Metode Laba Terpisah Dengan Laba Gabungan
Berikut perbedaan dari menggunakan sistem pencatatan laba terpisah dengan laba gabungan :
1. Pada sistem pencatatan laba terpisah, terdapat akun konsinyasi – keluar (untuk konsinyor)
dan akun konsinyasi – masuk (untuk konsinyi).
2. Adanya pencatatan penerimaan komisi pada sistem laba terpisah.
3. Pada sistem pencatatan laba gabungan, setiap transaksi penjualan konsinyasi dicatat pada
akun yang sama dengan penjualan reguler.
4. Tidak adanya pencatatan atas komisi yang diterima pada saat penjualan barang
konsinyasi.

L. Masalah – Masalah Yang Timbul Dalam Penjualan Konsinyasi


1. Uang muka
Dikarenakan konsinyi melakukan pembayaran dimuka atas barang yang diterimanya,
maka hal tersebut dapat mengurangi jumlah uang yang seharusnya disetor oleh konsinyi ke
konsinyor. Sehingga jika terjadi pembayaran dimuka, baik konsinyi maupun konsinyor harus
melakukan penjurnalan sebagai berikut :

 konsinyor
 Pada saat penerimaan uang muka
Kas
Uang muka (konsinyi)
 Terima setoran dari konsinyi
- Laba Terpisah
Kas
Uang muka (konsinyi)
Konsinyasi-keluar
Konsinyasi-keluar

- Laba Gabungan
Kas
Uang muka (konsinyi)
Biaya-biaya
Beban komisi
Penjualan

 Konsinyi
 Pada saat pembayaran
Kas
Uang muka (Konsinyor)
 Penyetoran kepada konsinyor
- Laba Terpisah
Konsinyasi-masuk
Kas
Uang muka (Konsinyor)

- Laba Gabungan
Utang dagang
Kas
Uang muka (Konsinyor)

10 | P a g e
Contoh Kasus :
Pada tanggal 1 Oktober 2022,Toko Jaya Maju membayar uang muka atas barang konsinyasi
sebesar Rp. 1.500.000 kepada PT Hore Aja. Pada tanggal 25 Oktober 2022, Toko Jaya Maju
menyetor hasil penjualan kepada PT Hore Aja senilai Rp. 6.780.000. Berapakah jumlah uang
yang harus dibayar oleh Toko Jaya Maju kepada PT Hore Aja dan buatlah jurnal atas
transaksi tersebut dengan metode laba terpisah dan laba gabungan?
Jawab :
Uang yang masih harus disetor/diterima :
Rp. 6.780.000 – Rp. 1.500.000 = Rp. 5.280.000
- Konsinyi
 Pada saat pembayaran
Kas Rp. 1.500.000
Uang muka (Konsinyor) Rp. 1.500.000
 Penyetoran kepada konsinyor
- Laba Terpisah
Konsinyasi-masuk Rp. 6.780.000
Kas Rp. 5.280.000
Uang muka (Konsinyor) Rp. 1.500.000

- Laba Gabungan
Utang dagang Rp. 6.780.000
Kas Rp. 5.280.000
Uang muka (Konsinyor) Rp. 1.500.000
Jumlah Rp. 8.280.000 Rp. 8.280.000

- Konsinyor
 Pada saat penerimaan uang muka
Kas Rp. 1.500.000
Uang muka (konsinyi) Rp. 1.500.000
 Terima setoran dari konsinyi
- Laba Terpisah
Kas Rp. 5.280.000
Uang muka (konsinyi) Rp. 1.500.000
Konsinyasi-keluar Rp. 1.720.000
Konsinyasi-keluar Rp. 8.500.000

- Laba Gabungan
Kas Rp. 5.280.000
Uang muka (konsinyi) Rp. 1.500.000
Biaya-biaya Rp. 20.000
Beban komisi Rp. 1.700.000
Penjualan Rp. 8.500.000
Jumlah Rp.10.000.000 Rp.10.000.000

11 | P a g e
2. Konsinyasi Belum Selesai (Uncompleted Consignment )
Jika barang konsinyasi belum terjual semua, maka konsinyor harus membuat laporan
persediaan barang konsinyasi untuk mengetahui nilai persediaan dan biaya – biaya yang
sebenarnya terjadi. Untuk jurnal tidak ada perbedaan antara konsinyasi selesai dengan
konsinyasi belum selesai, hanya saja berbeda pada nominal dan besar pendapatan atas
konsinyasi tersebut. Berikut contoh kasus konsinyasi belum selesai pada PT Hore Aja :

Tabel14 Laporan konisnyasi belum selesai

- Metode laba terpisah

Tabel 15 Laporan persediaan konsinyasi

12 | P a g e
Gambar 1 Jurnal konsinyasi belum selesai

- Metode laba tidak terpisah/laba gabungan

Tabel 16 Laporan persediaan konsinyasi

13 | P a g e
Gambar 2 Jurnal konsinyasi belum selesai

14 | P a g e
BAB II
LEASING

A. Pengertian Leasing
Suatu kegiatan pembiayaan berupa asset tetap oleh penyedia barang(lessor) kepada
pemakai asset tetap(lesse) dengan tujuan untuk mendapat imbalan berupa cicilan/angsuran dari
lessee dalam jangka waktu yang telah disepakati. Perjanjian antara lessor (perusahaan leasing)
dengan lessee (nasabah) di mana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan
oleh lessee dengan imbalan pembyaran sewa untuk jangka waktu tertentu.
B. Pihak – Pihak Yang Terlibat Dalam Leasing
1. Lessor (Pemberi pinjaman)
Perusahaan leasing yang membiayai keinginan nasabah untuk memperoleh barang – barang
modal.
2. Lessee (Nasabah)
Nasabah yang mengajukan permohonan leasing kepada lessor untuk mempreloeh barang
modal yang diinginkan.
3. Supplier (Penyedia Barang)
Pedagang yang menyediakan barang yang akan di leasing sesuai perjanjian lessor dan lesse.
4. Bank
Pihak yang mnyediakan dana yang dibutuhkan oleh lessee.
C. Jenis – Jenis Leasing
Jenis – jenis leasing diantaranya :
1. Sewa Operasi (Operating Lease)
Perusahaan leasing yang menyediakan alat – alat leasing yang dibutuhkan oleh lessee dan
biasanya hanya dalam bentuk sewa.
Berikut ciri – ciri dari sewa operasi :
 Sewa operasi bersifat jangka pendek.
 Alat yang disewa apat digunakan oleh penyewa (lessee), sedangkan kepemilikan atas
alat tersebut tetap menjadi milik yang menyewakan (lessor).
 Pada akhir sewa, alat atau aset yang disewakan tetap menjadi milik lessor.
 Beban pemeliharaan atas alat atau asset menjadi tanggungan lessor.
 Pada laporan keuangan lessee diakui sebagai beban sewa, tidak diakui sebagai asset,
utang maupun depresiasi.
2. Sewa Pembiayaan (Capital Lease)
Perusahaan leasing yang bergerak dalam bidang pembiayaan atau pendanaan atas asset
tetap yang dibutuhkan oleh lessee.
Berikut ciri – ciri dari sewa pembiayaan :
 Sewa pembiayaan bersifat jangka panjang.
 Alat yang disewa dapat digunakan sekaligus dapat menjadi milik lessee.
 Pada akhir sewa, aset tersebut dapat menjadi milik lessee sepenuhnya.
 Beban atas pemeliharaan aset menjadi tanggungan lessee.
 Pada laporan keuangan, aset yang disewa tadi dapat diakui sebagai aset, yang
menyebabkan munculnya akun utang dan depresiasi atas aset tersebut.

15 | P a g e
D. Kelebihan Dan Kekurangan Leasing
1. Kelebihan leasing
Kelebihan leasing yaitu sebagai berikut :
Sebagai sumber pembiayaan alternative.
Lebih fleksibel dalam meperoleh aset yang dibutuhkan.
Dapat melindungi dari kemajuan teknologi.
2. Kekurangan leasing
Kekurangan leasing sebagai berikut :
Denda
Terjadi karena nasabah terlambat melakukan pembayaran angsuran sesuai dengan
perjanjian yang telah ditetapkan, sehingga nasabah akan dikenakan denda atas
keterlambatan tersebut.
Penyitaan
Terjadi karena angsuran nasabah yang telah jatuh tempo, sehingga aset yang disewa
oleh nasabah akan disita oleh lessor.
Penalti
Terjadi karena nasabah melunasi angsuran lebih cepat atau melanggar kesepatakan
pembayaran dari waktu yang ditetapkan, yang menyebabkan nasabah harus membayar
penalti sesuai dengan yang ditetapkan oleh lessor/bank.
E. Contoh Kasus
PT ABC membeli sebuah motor pada tanggal 1 Januari 2010 seharga Rp. 10.000.000 dengan
cara leasing. Masa manfaat mobil 5 tahun dengan di depresiasi menggunakan metode garis
lurus. Adapun masa angsuran selama 5 tahun. Angsuran tahunan yang harus dibayar oleh
perusahaan adalah Rp. 2.505.000 dengan bunga 8% pertahun.

Tabel 18 Tabel angsuran

Ditanya : Buatlah jurnal atas transaksi tersebut jika menggunakan sewa operasi dan sewa
pembiayaan!
Jawab :
1. Sewa operasi
- Pada saat membayar sewa :
Beban sewa Rp. 2.505.000
Kas Rp. 2.505.000

16 | P a g e
2. Sewa pembiayaan
- Pada saat memperoleh aset :
Aset leasing Rp. 10.000.000
Utang leasing Rp. 10.000.000
- Pada saat membayar angsuran :
Utang leasing Rp. 1.705.000
Beban bunga Rp. 800.000
Kas Rp. 2.505.000
- Pada saat penyusutan aset :
Beban depresiasi Rp. 2.000.000
Akumulasi depresiasi Rp. 2.000.000

F. Perbandingan Sewa Operasi dan Sewa Pembiayaan

Tabel 19 Perbandingan sewa operasi & pembiayaan

Dari tabel perbandingan di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan sistem sewa
operasi, maka besarnya nilai sewa pertahun adalah tetap/sama yaitu Rp. 2.505.000. sedangkan
pada sistem sewa pembiayaan maka besarnya nilai angsuran tahunan tetap, namun nilai
angsuran pokok dan bunganya juga berubah – ubah (tergantung metode perhitungan bunga
yang digunakan). Pada tabel di atas, sistem perhitungan bunga yang digunakan adalah sistem
anuitas, yang mana nilai bunga semakin lama semakin rendah, sedangkan angsuran pokok
semakin lama semakin tinggi nilainya.

17 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Standar Akuntansi Keuangan, I. (2017). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: IAI.

Kieso, W. W. (2018). Intermediate Accounting. Jakarta : Salemba Empat.

Kurniawati, L. (2022, November 1). Knowledge. Retrieved from Kemenkeu Learning Center:
https://klc2.kemenkeu.go.id/kms/knowledge/?department=&category=&search=Akuntansi
%20konsinyasi&media=

Susilawati, S. (2019, Februari 15). Susi Susilawati. Retrieved from STIEMJ-Susi Susilawati:
http://susi.stiemj.ac.id

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai