Anda di halaman 1dari 5

DISKUSI 5 – PENGANTAR EKONOMI MAKRO

MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054


UNIVERSITAS TERBUKA

NAMA : MUHAMMAD SAIFUL BAHRI


NIM : 031385054
PROGRAM STUDI MANAJEMEN – UNIVERSITAS TERBUKA

TANGGAPAN DISKUSI 5
PENGANTAR EKONOMI MAKRO

1. Fungsi dan peran Bank Sentral dalam perekonomian suatu negara secara umum, dan
bagaimana implementasinya dengan Bank Sentral (Bank Indonesia) yang ada di
Indonesia
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga atau nilai suatu
mata uang yang berlaku di negara tersebut, yang dalam hal ini dikenal dengan istilah inflasi atau naiknya
harga-harga yang dalam arti lain turunnya suatu nilai uang. Bank Sentral menjaga agar tingkat inflasi
terkendali dan selalu berada pada nilai yang serendah mungkin atau pada posisi yang optimal bagi
perekonomian (low/zero inflation), dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang dan barang. Apabila
jumlah uang yang beredar terlalu banyak maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas
yang dimilikinya.

Fungsi Bank sentral dapat didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang diberi tanggung jawab untuk,

a. Menjaga kestabilan harga


b. Mengatur dan mengawasi kegiatan lembaga – lembaga keuangan
c. Menjaga kestabilan neraca pembayaran. Misalnya: untuk menjaga tingkat inflasi rendah
mempengaruhi penawaran uang dan suku bunga dalam perekonomian.
Selain itu, Fungsi Utama Bank Sentral, diantaranya,

a. Bank sentral sebagai bank kepada pemerintah. Salah satu fungsi bank sentral kepada
pemerintah adalah untuk mengurus pengeluaran dan pendapatan pemerintah. Bank lembaga
keuangan yang menyimpan uang yang dimiliki olch pemerintah, selanjutnya pemerintah
menggunakan jasa bank sentral untuk membayar dan mengirimkan uang kepada pemerintah daerah
dan departemen-departemen pemerintah lainnya. Adakalanya pengeluaran pemerintah lebih
pendapatannya, untuk membiayai defisit dalam pengeluarannya pemerintah dapat mengeluarkan
surat pinjaman (obligasi) jangka panjang atau dengan meminjam langsung kepada bank sentral.
Bila peminjaman kepada bank sentral sangat berlebihan, maka bank sentral harus mencetak lebih
banyak uang. Hal ini dapat menimbulkan inflasi. Untuk menghindarinya, di beberapa negara
membuat undang-undang mengenai besarnya pinjaman yang dapat diambil pemerintah dari bank
sentral.
b. Bank sentral sebagai bank kepada bank umum. Bank sentral disebut juga "bank kepada bank
(bankers' bank)" atau "sumber pinjaman terakhir (lender of last resort)". Maksudnya, bank sentral
adalah bank dari bank-bank lainnya dan merupakan sumber terakhir untuk meminjam bila bank-
bank umum tidak dapat memperoleh pinjaman dari sumber lainnya. Bank sentral disebut sebagai
DISKUSI 5 – PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA

bank dari bank-bank lainnya karena jasa yang diberikan bank sentral kepada bank umum sama
sifatnya dengan jasa yang diberikan bank umum kepada masyarakat.
c. Mengawasi bank umum dan lembaga keuangan lainnya. Lembaga keuangan termasuk bank
umum merupakan perusahaan yang mencari keuntungan dari kegiatan meminjamkan uang yang
dimiliki atau yang ditabungkan kepadanya. Jika bank umum memberi pinjaman terlalu banyak,
sehingga mengakibatkan cadangan uang tunai tidak mencukupi lagi bila ada masyarakat yang ingin
menarik uangnya kembali maka bank umum tersebut akan kehilangan kepercayaan dari
masyarakat. Selain itu, jika tidak diawasi maka lembaga keuangan akan memberikan pinjaman
kepada usaha yang berisiko tinggi. Apabila usaha mereka gagal, maka bank umum tidak dapat
memperoleh kembali uang yang telah mereka pinjamkan. Di samping itu, bila tidak diawasi maka
lembaga keuangan akan memberikan pinjaman yang berlebih pada masa perekonomian mencapai
kemakmuran yang tinggi dan perekonomian sedang mengalami masa inflasi, hal ini akan
memperburuk masalah inflasi yang sedang dihadapi.
d. Mengawasi kestabilan kurs valuta asing. Salah satu usaha untuk menciptakan kestabilan
ekonomi adalah dengan mempertahankan kestabilan kurs mata uang asing. Untuk mencapainya
maka bank sentral bertugas untuk menjaga kestabilan kegiatan ekspor dan impor serta aliran modal
luar negeri.
e. Mencetak uang logam dan uang kertas. Bank sentral diberi hak oleh pemerintah untuk mencetak
uang logam dan uang kertas yang diperlukan untuk memperlancar kegiatan perdagangan dan
produksi. Selain itu bank sentral juga bertugas menentukan besarnya jumlah uang yang harus
disediakan pada kurun waktu tertentu.

Adapun peran Bank Sentral (Bank Indonesia) dalam perekonomian negara, antara lain,

a. Penjaga Stabilitas Moneter. Tetap terjaganya stabilitas moneter adalah salah satu tugas Bank
Indonesia. Tujuannya adalah agar jumlah uang yang beredar di masyarakat tetap terjamin sesuai
dengan kebutuhan. Dengan terkendalinya jumlah peredaran uang di masyarakat maka ekonomi
akan bertumbuh tanpa berakibat pada tingginya inflasi. Berbagai macam kebijakan yang dibuat
oleh Bank Indonesia dalam rangka menjaga stabilitas moneter adalah :
▪ Ditetapkannya sasaran moneter;
▪ Ditetapkannya tingkat inflasi;
▪ Penjualan SBI (Sertifikat Bank Indonesia) atau pembelian surat berharga dari masyarakat;
▪ Ditentukannya tingkat suku bunga kredit bank umum;
▪ Menaikkan cash ratio/CAR bank umum;
▪ Mengatur tingkat kredit dan pembiayaan.
Dengan terjaganya stabilitas moneter maka laju inflasi pun akan terjaga pula. Terkendalinya laju
inflasi dapat membantu laju perekonomian Indonesia sehingga angka pengangguran dapat ditekan.

b. Pengatur dan Pengawas Perbankan. Pengaturan dan pengawasan yang dilakukan oleh Bank
Indonesia bertujuan agar perbankan memiliki kinerja yang lebih sehat. Pengaturan dan pengawasan
perbankan ini dilakukan melalui Kebijakan tentang kewajiban bank untuk menyampaikan laporan;
• Pemeriksaan terhadap bank secara berkala bila diperlukan;
• Penegakan hukum;
• Penerapan kebijakan yang efektif;
• Melalui kewenangannya menerapkan disiplin pasar;
DISKUSI 5 – PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA

• Pemberian dan pencabutan izin usaha bank;


• Diberikannya izin untuk membuka, menutup, dan pemindahan kantor Bank;
• Diberikannya persetujuan dalam hal-hal yang terkait dengan kepemilikan;
• Diberikannya izin kepada Bank untuk menjalankan usaha tertentu.
c. Pengatur dan Penyelenggara Sistem Pembayaran. Bank Indonesia mengatur mekanisme sistem
pembayaran yang dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya. Hal-hal yang diatur
menyangkut media yang digunakan, siapa saja yang terlibat dan lain sebagianya. Ada 4 prinsip
yang dipegang oleh Bank Indonesia dalam mengatur mekanisme pembayaran ini yaitu aman,
efisien, kesamarataan akses, dan perlindungan konsumen. Guna melaksanakan perannya sebagai
pengatur dan penjaga sistem pembayaran hal-hal yang dilakukan Bank Indonesia adalah :
• Melakukan penetapan dan pemberlakuan Sistem Pembayaran Nasional
• Melaksanakan pemberian izin penyelenggaraan jasa Sistem Pembayaran Nasional;
• Melakukan pengawasan terhadap jasa Sistem Pembayaran Nasional;
• Pemberlakuan ketentuan sistem kliring;
• Pemberlakuan ketentuan tentang alat pembayaran;
• Mengeluarkan alat pembayaran;
• Mengedarkan alat pembayaran;
• Melakukan penarikan, pencabutan, dan pemusnahan alat pembayaran;
• Melakukan pengembangan tata cara dan upaya guna mengurangi resiko dalam sistem
pembayaran melalui penerapan sistem pembayaran yang sifatnya real time;
• Melakukan pemetaan adanya resiko dalam sistem pembayaran;
• Melakukan pengaturan dan pengembangan system informasi antar bank;
d. Peneliti dan Pemantau. Guna mendukung tugas-tugasnya, Bank Indonesia melakukan survei
atau riset secara berkala, baik mikro maupun makro. Selain itu, Bank Indonesia juga melakukan
pemantauan secara macroprudential dengan cara terus memperhatikan kerentanan sektor keuangan
dan memindai potensi yang berdampak pada stabilitas sistem keuangan.
e. Pemberi Pinjaman kepada Bank Bermasalah. Dikenal dengan istilah The Lender of the Last
Resort, adalah fungsi yang dimiliki oleh Bank Indonesia merupakan sebagai upaya preventif
terjadinya ketidakstabilan sistem keuangan mencakup penyediaan likuiditas baik dalam kondisi
normal ataupun krisis. LoLR normal merupakan bantuan likuiditas yang diberikan oleh Bank
Indonesia atau pemerintah kepada bank yang sifatnya sementara. Bantuan likuiditas ini diberikan
guna menjaga lancarnya sistem pembayaran dan terjaganya stabilitas moneter. Untuk itu bantuan
ini harus didukung dengan jaminan yang cukup. LoLR krisis. Fasilitas pinjaman ini diberikan untuk
mencegah terjadinya resiko sistemik terhadap perbankan secara keseluruhan.
f. Membantu pembiayaan APBN melalui penerbitan Surat Utang Negara. Guna kelancaran
pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah, maka Bank Indonesia dapat membantu
pembiayaan APBN melalui penerbitan Surat Utang Negara. Penerbitan Surat Utang Negara ini
harus mendapat persetujuan DPR saat APBN disahkan.
g. Pengurus rekening Pemerintah di Bank Indonesia. Sebagai negara yang memiliki tujuan untuk
mensejahterakan rakyatnya, pemerintah memerlukan simpanan dana pembangunan di bank.
Namun, untuk keperluan ini bukanlah bank umum yang digunakan untuk memarkir dana
pembangunan, melainkan Bank Indonesia. Untuk itu, Bank Indonesia berperan sebagai pemegang
kas negara.
DISKUSI 5 – PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA

h. Untuk dan atas nama Pemerintah melakukan pinjaman luar negeri. Kaitannya sebagai
pemegang kas negara seperti yang disebutkan sebelumnya, maka Bank Indonesia dapat menerima
pinjaman luar negeri.
i. Memberikan sumbang saran tentang perbankan, ekonomi, dan keuangan kepada
Pemerintah. Sebagai lembaga negara, baik pemerintah maupun Bank Indonesia memiliki
ketergantungan satu sama lain dalam kaitannya dengan berbagai kebijakan mengenai perbankan,
ekonomi dan keuangan melalui konsultasi dan koordinasi.
j. Memberikan sumbang saran tentang RAPBN dan kebijakan lain yang terkait dengan tugas
dan kewenangannya. Bank Indonesia juga dapat memberikan sumbang saran tentang RAPBN dan
kebijakan lain yang terkait dengan tugas dan kewenangannya.
k. Atas nama sendiri atau atas nama Pemerintah melakukan kerjasama dengan bank sentral
Negara lain serta lembaga internasional lainnya. Untuk menunjang perannya tersebut, Bank
Indonesia terlibat dan berperan aktif dalam berbagai organisasi keuangan internasional baik atas
nama sendiri maupun mewakili Negara. Keterlibatan Bank Indonesia dalam berbagai organisasi
keuangan internasional merupakan wujud dari politik luar negeri indonesia yang dianut.

Kesimpulan
Pada umumnya Bank Indonesia berperan dalam menentukan dan merumuskan Kebijakan Moneter
secara independent yang bertujua untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Salah satu
bentuk implementasinya adalah merumuskan paket kebijakan diskonto yaitu dengan menambah atau
mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku bunga diskonto atau suku
bunga kredit bank komersial pada bank sentral,

Sumber:
Harmadi, Sonny Harry B. 2019. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka
Bank Indonesia. 2014. “TUGAS BANK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN”. [link]
https://www.bi.go.id/id/sistem-pembayaran/di-indonesia/peranbi/Contents/Default.aspx. Diakses
pada tanggal 21 April 2020 pukul 01.45 WIB.
Rumi, Ambar. 2016. “11 Peran dan Fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral”. [link]
https://guruppkn.com/peran-dan-fungsi-bank-indonesia. Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul
01.45 WIB.
DISKUSI 5 – PENGANTAR EKONOMI MAKRO
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA

2. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Bank Sentral (Bank Indonesia) dalam


mengendalikan perekonomian agar tetap stabil

Bank Sentral / Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata
uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain.

Secara umum, Bank Sentral berperan dalam menentukan dan melaksanakan Kebijakan Moneter.
Kebijakan moneter, kebijakan ekonomi dengan cara menaikkan atau menurunkan jumlah uang beredar di
masyarakat dan suku bunga dalam perekonomian.

Untuk mewujudkan tujuan ini, dalam implementasinya di Indonesia terdapat instrument kebijakan
yang digunakan Bank Sentral yaitu :

a. Operasi pasar terbuka (open market operation). Operasi pasar terbuka merupakan kebijakan
bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menjual atau
membeli surat berharga di pasar uang. Selain itu, dalam perekonomian terbuka, operasi pasar
terbuka juga bisa berupa intervensi bank sentral untuk mengendalikan kurs, dengan cara menjual
atau membeli valuta asing.
b. Fasilitas diskonto (discount facility). Fasilitas diskonto merupakan kebijakan bank sentral untuk
menambah atau mengurangi jumlah uang beredar dengan cara menaikkan atau menurunkan suku
bunga diskonto atau suku bunga kredit bank komersial pada bank sentral,
c. Cadangan wajib (reserve requirement). Cadangan wajib pada dasarnya merupakan cadangan
minimum yang harus dimiliki bank komersial untuk menjaga likuiditasnya. Cadangan wajib ini
bisa digunakan sebagai instrumen kebijakan moneter, dimana bila cadangan wajib dinaikkan maka
jumlah uang beredar akan menurun, dan bila cadangan diturunkan maka jumlah uang beredar akan
meningkat.
d. Himbauan moral (moral suasion). Himbauan moral adalah instrumen kebijakan moneter yang
dilakukan dengan cara bank sentral menghimbau para pelaku bank komersial agar melakukan
sesuai dengan kebijakan yang diambil oleh bank sentral.
e. Kebijakan Diskonto, yaitu kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi atau
menambah jumlah uang beredar dengan cara mengubah diskonto Bank Umum, menaikkan tingkat
suku bunga agar masyarakat tertarik untuk menabung.
f. Kebijakan Cadangan Kas, yaitu kebijakan yang dilakukan Bank Sentral untuk menaikkan atau
menurunkan cadangan kas (Cash Ratio), atau penetapan persentase sejumlah uang nasabah yang
tidak boleh dipinjamkan.
g. Kebijakan Kredit Ketat, yaitu ketetapan kredit yang dilakukan Bank umum yang didasarkan pada
Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy.
Kebijakan Dukungan Moral, yaitu sebuah pengumuman, pidato atau selebaran yang dilakukan oleh
Bank Sentral untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Sumber:
Harmadi, Sonny Harry B. 2019. “Pengantar Ilmu Ekonomi Makro”. Tangerang Selatan: Universitas
Terbuka

Anda mungkin juga menyukai