Anda di halaman 1dari 20

Bank Sentral dan Instrumen

Keuangan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 12:
Nadia Aulia Masyhudi (200721100027)

Agus sugianto (200721100197)


Wahyu Danil Hidayat (200721100180)
A. Konsep dan Pengertian Bank Sentral
Bank sentral, dalam pengertian umum adalah sebuah lembaga yang diserahi

tugas untuk mengontrol sistem keuangan dan perbankan. Guna untuk

menjalankan peranannya itu, bank sentral umumnya diberi monopoli untuk

mengeluarkan uang dan wewenang pregoratif untuk mengatur jumlah uang yang

beredar. Disamping itu, bank sentral juga diberi fungsi dan wewenang untuk

membina dan mengawasi kegiatan perbankan sebagai perantaraan keuangan

(financial intermediary). Tidak hanya berwenang mencetak uang dan mengatur

jumlah uang yang beredar dimasyarakat tetapi bank sentral juga memiliki peran

lainnya yang berhubungan dengan arsitektur ekonomi suatu negara.


Dalam menjalankan fungsinya itu, bank sentral

mempunyai peranan khusus dalam sistem moneter sebagai

sumber peminjaman bagi bank-bank (the banker’s bank) atau

dalam istilah penulis menyebutnya sebagai the mother of bank

atau The Bank of Bank. Selain itu bank sentral merupakan

sumber terakhir bagi bank-bank untuk mendapatkan pinjaman

ketika bank yang bersangkutan sedang mengalami kesulitan

likuiditas (lender of the last resort). Dalam fungsinya ini, bank

sentral sekaligus juga berperan dalam mengembangkan sistem

pengkreditan yang sehat.


B. Fungsi dan Tugas Bank Sentral
• Tugas Bank Sentral;
a. Menjaga nilai rupiah agar tetap stabil terhadap barang dan jasa.

b. Menjaga sistem keuangan agar tetap stabil.

c. Menerbitkan dan memantau regulasi untuk seluruh bank yang beroperasi di Indonesia.

d. Menjaga nilai rupiah agar tetap stabil terhadap mata uang negara asing.

e. Menentukan dan menyelenggarakan kebijakan moneter.

f. Melaksanakan riset dan pengawasan.

g. Mengatur dan memastikan sistem pembayaran berjalan lancar.

h. Menyimpan uang kas negara dan menyediakan bantuan uang untuk bank-bank konvensional

di Indonesia yang sedang menghadapi krisis.


• Fungsi Bank Sentral;

1. Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter

Wewenang bank sentral yang berkaitan dengan penetapan dan pelaksanaan

kebijakan moneter adalah:

a. Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, mengatur kredit

atau pembiayaan.

b. Menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi.

c. Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar

terbuka di pasar uang, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun valuta asing.

d. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter untuk mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah.

e. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran


2. Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

Menurut pendapat lain, Bank sentral umumnya memiliki tiga tujuan

dan fungsi yakni:

a. Memelihara stabilitas harga, tugas pokok pada regim moneter dalam operasi

mata uang, misalnya standar emas, penetapan nilai tukar mata uang atau

target inflasi.

b. Memelihara stabilitas sistem keuangan dan pengembangan sistem

keuangan yang lebih luas.

c. Mendukung kebutuhan anggaran pemerintah ketika krisis tetapi dalam

kondisi normal mencegah penyalahgunaan keuangan negara. Dimasa lalu hal

ini dapat diartikan untuk mencegah penyalahgunaan pajak inflasi. Dimasa

depan hal ini dilibatkan pula untuk mencegah penyalahgunaan pajak bank.
C. Bank Sentral dan Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau
bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter untuk
mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.
Dalam praktek, perkembangan kegiatan perekonomian yang
diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain
dicerminkan oleh stabilitas harga (rendahnya laju inflasi),
membaiknya perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi),
serta cukup luasnya lapangan/ kesempatan kerja yang tersedia.
Kebijakan moneter yang disebutkan di atas merupakan bagian

integral dari kebijakan ekonomi makro, yang pada umumnya

dilakukan dengan mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi,

sifat perekonomian suatu negara tertutup atau terbuka, serta faktor-

faktor fundamental ekonomi lainnya. Dalam pelaksanaannya,

strategi kebijakan moneter dilakukan berbeda-beda dari suatu

negara dengan negara lain, sesuai dengan tujuanKebijakan moneter

merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam

bentuk pengendalian besaran moneter untuk mencapai

perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan.


D. Independensi Bank Sentral
Literatur mengenai independensi bank sentral mendefiniskan beberapa tipe

independensi:

1. Independensi di bidang hukum

Tipe independensi seperti ini terbatas di negara demokratis. Pada hampir di

setiap kasus, bank sentral punya akuntabilitas di beberapa tingkat pejabat

pemerintahan, juga melalui Menteri dalam pemerintahan atau langsung ke legislatif.

2. Independensi tujuan/goal

Bank sentral punya hak untuk menentukan tujuan kebijakannya, apakah

inflation targeting, control atas jumlah uang breeder, atau menjaga tingkat nilai tukar

mata uang.
3. Independisi dalam operasional
Bank sentral memiliki independensi untuk menetapkan
jalan terbaik untuk mencapai tujuan kebijakannya,
termasuk jenis instrument yangg digunakan dan kapan
instrument tersebut digunakan. Independensi ini sudah
umum diterapkan oleh bank sentral.
4. Independensi manajemen
Bank sentral mempunyai wewenang/otoritas untuk
menjalankan operasinya (mengangkat staff, menyusun
anggaran dll), tanpa keterlibatan pemerintah yang eksesif.
E. Bauran Kebijakan Bank Sentral
Sasaran bauran kebijakan bank sentral adalah untuk
mencapai stabilitas harga dan mendukung stabilitas
sistem keuangan (SSK). Instrumen yang digunakan
adalah: kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial,
dan manajemen aliran modal asing, di samping kebijakan
di bidang sistem pembayaran dan pendalaman pasar
keuangan. tiga konsepsi penting di bawah ini melandasi
bangunan pokok dari bauran kebijakan bank sentral.
a. Pertama, kebijakan moneter tetap diarahkan untuk mencapai
stabilitas harga, dengan memberi pertimbangan yang lebih
pada harga aset (finansial dan properti).

b. Kedua, kebijakan makroprudensial mencakup pengaturan dan


pengawasan terhadap lembaga jasa keuangan dari perspektif
makro dan berfokus pada risiko sistemik dalam rangka
mendorong SSK.

c. Ketiga, manajemen aliran modal asing diarahkan untuk


memitigasi risiko prosiklisitas dan risiko sistemik yang muncul
dari akumulasi utang luar negeri dan volatilitas aliran modal
asing.
F. BI Sebagai Bank Sentral.
Secara umum konsep Bank Sentral mengandung pengertian lembaga pengemban

tugas sebagai pelayan publik yang bersifat memenuhi kepentingan umum, sehingga

tidak berorientasi mencari keuntungan tetapi mempengaruhi pasar uang dan

berpengaruh terhadap struktur perbankan, serta bertindak sebagai bankir bagi bank-

bank (bankers bank).

Sejalan dengan hal tersebut di atas, sebagai bank sentral ruang lingkup

kewenangan Bank Indonesia terlihat tidak hanya mengurusi bidang perbankan saja,

tetapi juga yang menyangkut kebijakan moneter, sistem pembayaran serta berperan

sebagai penjamin likuiditas perbankan dalam menghadapi krisis keuangan.


Keberadaan Bank Sentral di Indonesia, kemudian dipertegas
kembali yang ditandai dengan lahirnya Undang-Undang No.11
Tahun 1953 tentang PokokPokok Bank Sentral, antara lain
memberikan tugas kepada Bank Sentral sebagai penjaga stabilitas
moneter, mengedarkan uang, mengembangkan sistem perbankan,
mengawasi kegiatan perbankan, dan menyalurkan kredit bank,
namun Bank Sentral masih merangkap sebagai bank komersial.
G. Pengertian Instrumen Keuangan.

Instrumen keuangan adalah setiap perjanjian yang menciptakan aset keuangan dari 

satu entitas dan kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas dari entitas lain.

Dengan demikian, penjualan barang oleh satu entitas keyang lain secara kredit akan 

menimbulkan aset keuangan untuk penjual (piutang)dan kewajiban keuangan untuk 

pembeli (hutang dagang).  PSAK 50 (2013) mendefinisikan instrumen keuangan

merupakan setiap kontrak yang menambah nilai aset keuangan entitas dan kewajiban

keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain. Instrumen keuangan terdiri dari 4 jenis

yaitu asset keuangan, liabilitites keuangan, instrumen ekuitas, dan instrumen

derivative (PSAK 50 revisi 2013).


H. Jenis Jenis Instrumen Keuangan.
1. Instrumen Ekuitas

Instrumen ekuitas itu sendiri merupakan setiap kontrak yang


memberikanhak residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan
seluruh liabilitasnya. Contoh jenis instrumen ekuitas yang paling umum
adalah saham biasa perusahaan. Kewajiban keuangan mencakup :

a. Kewajiban Kontraktual:

1. Untuk memberikan uang tunai atau aset keuangan lain kepadaentitas


lain.

2. Untuk menukar aset keuangan atau liabilitas keuangan denganentitas


lain dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas.
b. Kontrak yang akan atau dapat diselesaikan dalam
instrumen ekuitasentitas sendiri dan adalah:
1. Non-derivatif yang entitasnya atau mungkin
berkewajiban untukmengirimkan sejumlah
variabel instrumen ekuitas entitas sendiri.
2. Suatu derivatif yang akan atau dapat
diselesaikan selain oleh pertukaran sejumlah uang
tunai atau aset keuangan lain dengan jumlah tetap
dari instrumen ekuitas entitas sendiri.
2. Instrumen Keuangan Derivatif

Derivatif merupakan instrumen keuangan atau kontrak lain yang

termasuk dalam ruang lingkup pernyataan dengan karakteristik sebagai

berikut :

a. Nilainya berubah sebagai akibat dari perubahan variabel

yangditentukan antara lain : suku bunga, harga instrumen keuangan,

hargakomoditas, nilai tukar, indeks harga dan lainnya.

b. Tidak memerlukan investasi awal neto atau memerlukan investasidalam

jumlah yang diperlukan untuk kontrak serupa lainnya yangdiharapkan

akan menghasilkan dampak serupa akibat perubahan pasar

c. Diselesaikan pada tanggal tertentu di masa depan.


I. Instrumen Derivatif.
Instrumen derivatif merupakan salah satu instrumen keuangan yang

diperdagangkan di pasar modal Indonesia. Sebagai salah satu lembaga dalam

struktur pasar modal Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) mendefinisikan

instrumen derivatif sebagai sebuah kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang

keuntungannya terkait dengan kinerja aset lain atau yang kerap disebut sebagai

underlying assets. Nilai di masa mendatang dari underlying assets yang

diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya yang ada di

spot market. Instrumen derivatif ini merupakan instrumen turunan, baik langsung

maupun turunan selanjutnya dari instrumen utama seperti saham dan obligasi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai