KELAS : 4E
NIM : 200721100027
Merupakan bagian dari kerangka manajemen risiko industri keuangan yang lebih
besar, yang berhubungan dengan seluruh lembaga keuangan baik konvensional maupun
syariah. Pada kenyataannya, sebagian besar kegagalan bank disebabkan kesulitan
mengelola masalah-masalah likuiditasnya. Setiap bank umum, baik konvensional atau
Islam, diperlukan untuk selalu mengontrol dan mengelola posisi likuiditas secara efektif
dan hati-hati1. Likuiditas pada umumnya didefinisikan sebagai kepemilikian sumber dana
yang memadai untuk memenuhi seluruh kebutuhan kewajiban yang akan jatuh tempo.
Atau dengan kata lain kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat
ditagih baik yang dapat diduga ataupun yang tidak terduga.
Manajemen likuidits bank Syariah diartikan sebagai suatu program pengendalian alat-
alat likuid yang mudah ditunaikan guna memenuhi semua kewajiban bank yang segera
harus di bayar.2
1
Islam, M. Muzahidul, et.al, A Comparative Study of Liquidity Management of an Islamic Bank and a
Conventional Bank: The Evidence from Bangladesh. Journal of Islamic Economics, Banking and Finance, 2007
Vol. 5, No.1, h.55
2
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia 2004), h.63
b) Manajemen profitabilitas
c) Manajemen rentabilitas
d) Manajemen solvabilitas
3
Imelda R. Purba, Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Earning Per Share Pada
Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal RAK, 2015, Vol.
1, No. 1, h. 38
Perusahaan dapat memilih dana dari salah satu sumber tersebut atau kombinasi dari
keduanya.
Rasio solvabilitas mengukur sejauhmana aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, baik
hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Rasio solvabilitas diukur dari debt
ratio. Semakin tinggi rasio solvabilitas, ada kecenderungan bahwa aktiva perusahaan
lebih besar didanai oleh hutang dari pada modal sendiri. Penambahan hutang untuk
tujuan penambahan aktiva perusahaan, dapat meningkatkan laba perusahaan, sehingga
earning per share akan naik.
Bank BRI melakukan kegiatan seperti menghimpunan dana dari masyarakat berupa
tabungan dan deposito sedangkan untuk penyaluran dana berupa kredit seperti kredit
modal kerja dan kredit konsumtif. Masalah yang terjadi di Bank BRI adalah terjadinya
peningkatan jumlah utang pertahunnya yaitu dari periode tahun 2012 s/d 2015 yang
dapat mengakibatkan perusahaan akan sulit menutupi utang-utangnya6
1. Perusahaan dalam posisi likuiditas, dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
yaitu mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada
saat jatuh tempo. Baik current ratio, quick ratio, dan cash ratio, selama tiga
periode mengalami kenaikkan
2. Perusahaan selama tiga periode dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
dalam posisi solvabel, perusahaan mampu membayar semua kewajibannya
pada saat di tagih. Debt ratio dan debt to equity ratio selama tiga periode
mengalami penurunan.
3. Selama tiga periode (tahun 2010-2012) rasio aktivitasnya masih dalam posisi
lambat. Rasio total asset turnover berfluktuasi tahun 2010 ke tahun 2011 naik
kemudian tahun 2011 ke tahun 2012 menurun dan penurunnya sangat besar,
receivable turnover juga berfluktuasi naik kemudian menurun dan penurunnya
juga sangat besar, meskipun piutang turun dan pendapat naik pada tahun 2011,
tetapi pendapatan pada tahun 2012 mengalami penurunan yang pengelolaan
piutang untuk menjadi uang kas masih lambat, inventory turnover juga
berfluktuasi naik kemudian menurun danpenurunnya juga sangat besar, hal ini
6
Novi Shintia, Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Terhadap Asset Dan Equity Pada
Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 - 2015. Jurnal Ilmiah Manajemen, 2017, Vol. I, No. 1, h.
60
karena baik persediaan dan harga pokok penjualan menurun tetapi penurunan
harga pokok lebih besar dari pada penurunan persediaan.Tetapi karena
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembangunan, jasa dan pengelolaan
propert, maka untuk pendapatan dari penjualan membutuhkan waktu yang
lama7.
4. Dari rasio profitabilitasnya selama tiga periode dari tahun 2010 sampai dengan
tahun 2012 masih rendah, kemampuan dalam menghasilkan laba bersihnya
baik dari harta dan modal sendiri yang dimiliknya masih rendah. Return on
Investmen(ROI) Retrun on Equity (ROE) selama tiga priode (tahun 2010-
2012) berfluktuasi setelah naik turun.
7
Ninik Lukiana, Implementasi Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan (Studi Kasus Pada Pt.
Lamicitra Nusantara, Tbk Periode 2010-2012), Jurnal WIGA, 2013, Vol. 3 No. 2, h. 66
Daftar Pustaka
Imelda R. Purba, Pengaruh Rasio Likuiditas Dan Rasio Solvabilitas Terhadap Earning Per
Share Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia. Jurnal RAK, Vol. 1, No. 1, 2015.
Islam, M. Muzahidul, et.al, A Comparative Study of Liquidity Management of an Islamic
Bank and a Conventional Bank: The Evidence from Bangladesh. Journal of Islamic
Economics, Banking and Finance, Vol. 5, No.1, 2007.
Lia Dahlia Iryani dan Herlina, Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Profitabilitas
Dalam Mendukung Pembiayaan Pada Pt Bank Danamon Indonesia, Tbk., Jurnal
Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi, Vol. 1, No. 2, 2015.
Muhamad, Manajemen Dana Bank Syariah, Yogyakarta: Ekonisia, 2004.
Ninik Lukiana, Implementasi Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan (Studi
Kasus Pada Pt. Lamicitra Nusantara, Tbk Periode 2010-2012), Jurnal WIGA, Vol. 3
No. 2, 2013.
Novi Shintia, Analisis Rasio Solvabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Terhadap Asset
Dan Equity Pada Pt Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Periode 2012 - 2015.
Jurnal Ilmiah Manajemen, Vol. I, No. 1, 2017.
Nurul Ichsan, Pengelolaan Likuiditas Bank Syariah. thesis, 2013.