Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS

PADA PT. JASA MARGA (PERSERO) TBK CABANG


BERMERA MEDAN

Dosen: Rahim Abdullah,SE.,M.Si.

DISUSUN OLEH
Kelompok 4 :

Meli Yanti (2020102000926)


Muhammad Rizky (2020102000909)
Muhammad Tablik (2020102000905)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TENGGARONG (STIE)


TENGGARONG 2023
MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN
KINERJA KEUANGAN

Dosen: Rahim Abdullah,SE.,M.Si.

DISUSUN OLEH :

Meli Yanti (2020102000926)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI TENGGARONG (STIE)


TENGGARONG 2023
A. Pendahuluan

1. Latar Belakang

Dewasa ini permintaan akan pembelian saham suatu perusahaan semakin

meningkat karena informasi yang begitu cepat merubah perilaku pasar. Sehingga

perusahaan yang ingin menarik investor tentu harus memberikan rincian laporan

keuangan sebagai penilaian kinerja keuangan yang selama ini telah dijalankan suatu

perusahaan. Kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan

perusahaan yang terdiridari neraca, laporan laba rugi, arus kas serta laporan-laporan

keuangan lainnya. Dengan mengadakan analisis terhadap pos-pos neraca maka dapat

diketahui atau diperoleh gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan

analisis terhadap laporan laba rugi memberikan gambaran tentang hasil usaha

perusahaan yang bersangkutan.

Melihat hal tersebut tentu kinerja keuangan suatu perusahaan harus benar-benar

meyajikan laporan keuangan yang lengkap agar mudah dipahami oleh konsumen

maupun investor sebagai data pembanding sebelum memutuskan untuk berinvestasi

pada suatu perusahaan.

B. Permasalahan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

2. Manfaat Penilaian Kinerja

3. Tujuan Penlaian Kinerja

4. Jenis-jenis Analisa Rasio

C. Pembahasan

1. Pengertian Kinerja Keuangan


Pengertian kinerja menurut Indra Bastian (2006:274) adalah gambaran pencapaian

pelaksanaan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi

suatu organisasi.

Konsep kinerja keuangan menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri(2002:275)

adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan

dalam laporan keuangan diantaranya laporanlaba rugi dan neraca.

Menurut Irhan Fahmi (2011:2) kinerja keuangan adalah suatuanalisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja

perusahaan merupakan suatugambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan

yang dianalisisdengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui

mengenaibaik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan

prestasi kerja dalam periode tertentu.

Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam

menghadapi perubahan lingkungan.Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu

cara yangdapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya

terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

oleh perusahaan.

2. Manfaat Kinerja Keuangan

Adapun manfaat dari penilaian kinerja adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu

periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan

kegiatannya.
2) Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka

pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu

bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.

3) Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa

yang akan datang.

4) Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi pada

umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.

5) Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat

meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

3. Tujuan Penilaian Kinerja

Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2000:31) adalah sebagai

berikut:

1) Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk

memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.

2) Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan

untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut

dilikuidasi baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka

panjang.

3) Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama

periode tertentu.

4) Untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan

untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan

mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban


bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar kembali pokok

hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar deviden

secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami hambatan

atau krisis keuangan.

4. Jenis-jenis Analisa Rasio

Pada umumnya analisis terhadap rasio merupakan langkah awal dalam analisis

keuangan guna menilai prestasi dan kondisi keuangan suatu perusahaan. Ukuran yang

digunakan adalah rasio yang menunjukkan hubungan antara dua data keuangan.

Beberapa rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi 5 macam, yaitu diantaranya:

1. Rasio Likuiditas, menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban financial jangka pendek. Rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya

aktiva lancar seperti :

a. Current Ratio (ratio lancar), merupakan perbandingan antara aktiva lancar

dengan hutang lancar. Dimana kemampuan untuk membayar hutang yang

segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.

b. Cash ratio (ratio of immediate solvency), merupakan kemampuan untuk

membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia

dalam perusahaan dan efek yang dapat segera diuangkan.

c. Quick Ratio (ratio cepat), dihitung dengan mengurangkan persediaan dari

aktiva lancar, kemudian membagi sisanya dengan hutang lancar Dimana

kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan

aktiva lancar yang lebih likuid (quickassets).

2. Rasio aktivitas, mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumber – sumber daya sebagaimana digariskan oleh kebijaksanaan perusahaan

menjadi penjualan atau kas. Rasio ini menyangkut perbandingan antara


penjualan dengan aktiva pendukung terjadinya penjualan artinya rasio ini

menganggap bahwa suatu perbandingan yang “layak” harus ada antara

penjualan dan berbagai aktiva misalnya: persediaan, piutang, aktiva tetap, dan

lain-lain. Rasio produksi meliputi :

a. Account receivable ratio, mengetahui jumlah waktu yang diperlukan untuk

mengumpulkan piutang selama satu tahun yang dapat dihitung dengan cara

membagi penjualan kredit dengan rata-rata piutang.

b. Inventaory ratio, menghitung kemampuan persediaan berputar selama satu

tahun yang diukur dengan menggunakan inventory turnover dan waktu

rata-rata persediaan tertahan di gudang. Semakin kecil angka maka

semakin baik resiko yang semakin kecil.

c. Total asset turnover, kemampuan total aktiva untuk berputar selama satu

tahu untuk menghasilkan penjualan.

3. Rasio Leverage, menunjukkan penjaminan utang, baik dengan menggunakan

total aktiva maupun modal sendiri.

a. Total debt , mengukur presentase penggunaan dana dari kreditur yang

dihitung dengan cara membagi total hutang dengan total aktiva. Dimana

beberapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibelanjai dengan

utang atau berapa bagian dari aktiva yang digunakan untuk menjamin

utang.

b. Debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri

yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Secara sistematis dapat

ditulis sebagai perbandingan antara total utang dengan modal.

c. Long term debt to equity ratio, merupakan bagian dari setiap rupiah modal

sendiri yang dijadikan jaminan untuk utang jangka panjang.


Long term debt to equity ratio : Utang jangka panjang
Modal sendiri

d. Tangible assets debt coverage, merupakan besarnya aktiva tetap tangible

yang digunakan untuk menjamin utang jangka panjang setiap rupiahnya.

Tangible assets debt coverage = Jumlah aktiva - Intangilbles – utang lancar


Hutang jangka panjang

e. Time interest earned, dihitung dengan membagi laba sebelum bunga dan

pajak (EBIT) dengan beban bunga. Rasio ini mengukur seberapa jauh laba

bisa berkurang tanpa menyulitkan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

membayar bunga tahunan. Dimana besarnya jaminan keuntungan untuk

membayar bunga utang jangka panjang.

4. Rasio profitabilitas, digunakan untuk mengukur seberapa efekif pengelolaan

perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan sebagaiberikut:

a. Gross profit margin, menunjukkan kemampuan penjualan dalam

menghasilkan laba kotor.

b. Net profit margin,kemampuan setiap rupiah penjualan untuk menghasilkan

laba bersih (Earning After Tax, EAT)

c. Return on total assets,menunjukkan kemampuan total aktiva menghasilkan

laba sebelum dipotong bunga dan pajak (EBIT)

d. Rate of return on investment ,kemampuan aktiva rata-rata dalam

menghasilkan laba setelah pajak.

e. Return on equity, Kemampuan dari modal sendiri untuk

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham preferen dan saham

biasa.

D. Kesimpulan
Kinerja keuangan sebuah perusahaan sangatlah penting untukd isajikan atau

dilaporkan secara rinci dan lengkap Karena banyak faktor pengambilan keputusan dari

laporan keuangan tersebut. Dengan rasio-rasio keungan yang telah dikelompokkan

kedalam kategori-kategori seperti : rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, rasio nilai pasar,

dan rasio manajemen aset sebagai pembanding data yang akan digunakan sebagai data

pengambilan suatu keputusan dengan tetap memperhatikan berbagai faktor yang dapat

mempengaruhi angka akuntansi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai