LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Pada
mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari
pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagai
alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang
berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu
perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya
laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan
dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut
ataupun laporan keuangan merupakan suatu data yang dapat memberikan gambaran dan
informasi-informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat atau
pada suatu periode tertentu dan dapat membantu investor dan para pelaku pasar modal
lainnya dalam mengidentifikasikan keadaan suatu perusahaan. Salah satu alat analisis
atas laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis Ratio Financial Statement
(bentuk rasio).
1.2 Tujuan
Laporan keuangan dianalisis untuk mengetahui apa arti dari angka-angka
yang tercantum dalam laporan keuangan tersebut sehingga bermanfaat bagi
pemakainya. Selain itu dengan menganalisis laporan keuangan dapat diketahui
prestasi keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dan hasil analisis tersebut dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui bagaimana penggunaan teknik analisis bentuk rasio dalam
membandingkan kemampuan atau kinerja suatu perusahaan dengan perusahaan
lainnya yang sejenis dari tahun ke tahun agar dapat diketahui kelebihan dan
kekurangan pada masing-masing perusahaan, penyebab-penyebab penyimpangan,
dan kemudian dapat dicari solusi untuk peningkatan kualitasnya.
dan beban luar usaha. Sampai dengan kelompok pendapatan lain-lain dan beban
lain-lain. Bentuk multi step ini banyak digunakan di perusahaan dagang atau
perusahaan industri.
Bentuk laporan rugi-laba Multiple step sebagai berikut:
2) Single step Dalam bentuk single step semua jenis pendapatan (pendapatan usaha,
dan pendapatan luar usaha dan pendapatan lain-lain) disusun dan dijumlahkan dalam satu
kelompok. Kemudian disisihkan dengan jumlah semua jenis beban. Selisih jumlah
pendapatan dengan jumlah beban merupakan saldo (sisa) laba atau saldo (sisa) rugi. Bentuk
ini banyak digunakan dalam perusahaan jasa.
Bentuk laporan Rugi laba single step sebagai berikut:
C) Laporan perubahan modal: Laporan perubahan modal adalah suatu ikhtisar tentang
perubahan modal yang terjadi selama jangka waktu tertentu (periode tertentu). Hal-hal yang
menyebabkan perubahan modal:
1) Adanya setoran tambahan/investasi dari pemilik.
2) Adanya laba usaha
3) Adanya kerugian.
4) Pengambilan untuk keperluan pribadi.
d) Laporan arus kas: bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada
suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang tunai (kas)
perusahaan.
b. Cash Ratio
Mengukur jaminan yang diberikan oleh pos “tunai” dan surat-surat
berharga terhadap kewajiban lancarnya. Bila nilai rasio cukup tinggi,
berarti kesiapan kas untuk sewaktu – waktu dipergunakan memenuhi
kewajiban lancar cukup bagus.
c. Quick Ratio
Mengukur apakah perusahaan memiliki asset lancar (tanpa harus menjual
persediaan) untuk menutup kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi
rasio quick ratio perusahaan, semakin baik kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban lancarnya.
3. Rasio Leverage
Adalah rasio yang digunakan untuk menghitung leverage perusahaan. Yang
termasuk dalam kelompok Rasio Leverage adalah :
4. Rasio Aktivitas
Adalah rasio yang menunjukkan efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola
bisnisnya. Yang termasuk dalam kelompok Rasio Aktivitas adalah :
a. Asset Turnover
Perputaran aktiva menunjukkan kemampuan manajemen mengelola
seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Secara umum
dikatakan bahwa semakin besar rasio ini akan semakin bagus karena
menjadi pertanda manajemen dapat memanfaatkan setiap rupiah aktiva
untuk menghasilkan penjualan.
b. Receivable Turnover
Perputaran piutang dagang menunjukkan berapa kali piutang dagang
perusahaan berputar dalam satu tahun. Apabila tidak diperoleh rincian
penjualan kredit, dapat digunakan penjulan sebagai penggantinya dengan
asumsi seluruh penjualan yang dilakukan dengan cara kredit.
d. Inventory Turnover
Perputaran persediaan menunjukkan berapa kali persediaan barang
dagangan perusahaan berputar dalam suatu periode tertentu.
PT. FASTGROWINDO
NERACA
Per 31 Desember 2009
Aktiva
Aktiva Lancar
Rp
Kas di Tangan 31.350.000
Rp
Kas di Bank 2.410.000
Rp
Deposito di BPR 1.000.000
Rp
Piutang Dagang 9.000.000
cadangan Kerugian Piutang Rp -
Rp
Piutang Karyawan 500.000
Rp
Piutang Lain-lain 500.000
Rp
Persediaan Barang 2.500.000
Persekot Biaya Perjalanan Rp -
Rp
Persekot biaya Asuransi 200.000
Rp
Investasi Jangka Panjang -
Rp
Total Aktiva Lancar 47.460.000
Aktiva Tetap
Rp
Tanah 2.000.000
Rp
Peralatan Toko 3.000.000
Rp
Kendaraan 7.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko Rp -
Rp
Akumulasi Penyusutan Kendaraan -
Rp
12.000.000
Rp
Total aktiva 59.460.000
Rp
Biaya Gaji 1.000.000
Rp
Biaya Pemasaran 100.000
Rp
Biaya Penyusutan Peralatan Toko -
Rp
Biaya Pengiriman 300.000
Rp
Biaya Penjualan Rupa-rupa -
Rp
Biaya Sewa 500.000
Rp
Biaya Penyusutan Kendaraan -
Rp
Biaya Perjalanan -
Rp
Biaya Asuransi 100.000
Rp
Biaya Perlengkapan Kantor -
Rp
Biaya Administrasi Rupa-rupa 150.000
Rp
Jumlah Biaya Usaha (2.150.000)
Rp
Laba Bersih Usaha 6.850.000
Rp
Pendapatan Lain-lain 10.000
Rp
Biaya Lain-lain -
Rp
Jumlah Pendapatan dan biaya Lain-lain 10.000
Rp
laba(Rugi) Sebelum Pajak 6.860.000
Rp
Pajak (686.000)
Rp
Laba Setelah Pajak 6.174.000
Rasio
Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
= Aktiva Lancar : Hutang Lancar
Rp 47.460.000
Rp 7.700.000
= Rp 6.2 : 1
b. Cash Ratio
= (Kas + Efek) : Hutang Lancar
Rp 34.760.000
Rp 7.000.000
= Rp 4.5 : 1
c. Quick Ratio
= (Kas+Efek+Piutang) : Hutang Lancar