Anda di halaman 1dari 79

FINANCIAL

STATEMENTS AND
RATIO ANALYSIS
Dosen Pengampu : IDA MUSDAFIA IBRAHIM.,SE.,M.M
KELOMPOK 2

Anis Mujiyanti Adinda Amelia Elok Stya Wulandari


2022021004 2022021048 2022021034

Nuraeni Az Zahra Siti Mustika Ar’yati


2022021041 2022031032
TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami bagaimana menstandarisasi
1 laporan keuangan untuk tujuan perbandingan
Memahami bagaimana menghitung dan
2 menginterpretasikan beberapa rasio yang
umum

Memahami faktor-faktor yang


3 menentukan profitabilitas perusahaan

Memahami beberapa permasalahan dan


4 kesulitan dalam analisis laporan
keuangan
Arus kas (cash flow) dan laporan keuangan (financial statements)

adalah dua aspek penting dalam pelaporan keuangan suatu


entitas atau unit usaha. Keduanya memberikan informasi yang
berbeda tentang kinerja dan keuangan perusahaan, dan
keduanya digunakan oleh pemangku kepentingan berbeda untuk
tujuan analisis yang berbeda.
Laporan Keuangan (Financial Statements)
Laporan keuangan adalah dokumen yang menggambarkan posisi keuangan, kinerja operasional, dan
perubahan ekuitas pemilik suatu entitas selama periode waktu tertentu. Laporan keuangan utama
biasanya terdiri dari tiga komponen utama:
a) Laporan Laba Rugi (Income Statement): Ini mencatat pendapatan dan biaya selama periode
tertentu dan menghasilkan laba bersih (atau rugi bersih) perusahaan selama periode itu.
b) Laporan Neraca (Balance Sheet): Ini memberikan gambaran tentang aset, kewajiban, dan ekuitas
pemilik perusahaan pada suatu titik waktu tertentu. Laporan ini mencerminkan posisi keuangan
perusahaan pada saat itu.
c) Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Ini menggambarkan aliran masuk dan keluar kas selama
periode tertentu dan membantu dalam memahami bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan uang tunai.
Laporan keuangan digunakan oleh berbagai pihak, termasuk investor, kreditur, analis, dan manajemen,
untuk memahami kinerja dan stabilitas keuangan suatu entitas.
Arus Kas (Cash Flow)
Arus kas adalah pergerakan uang tunai masuk dan keluar dari perusahaan selama periode waktu tertentu.
Laporan Arus Kas adalah laporan keuangan khusus yang menggambarkan sumber-sumber uang tunai yang
masuk ke perusahaan dan penggunaan uang tunai selama periode tertentu. Laporan ini terdiri dari tiga bagian
utama:
a) Arus Kas dari Aktivitas Operasi (Cash Flow from Operating Activities): Ini mencakup uang tunai yang
dihasilkan atau digunakan dalam operasi inti perusahaan, seperti penjualan dan pembelian barang.
b) Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Cash Flow from Investing Activities): Ini mencakup uang tunai yang
digunakan atau diterima dari investasi, seperti pembelian atau penjualan aset tetap.
c) Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan (Cash Flow from Financing Activities): Ini mencakup uang tunai yang
dihasilkan atau digunakan dari pendanaan eksternal, seperti penerbitan atau pembayaran utang, serta
penerbitan atau pembelian saham.
Arus kas sangat penting karena memberikan gambaran yang lebih akurat tentang likuiditas perusahaan,
kemampuan untuk memenuhi kewajiban keuangan, dan sumber-sumber pendanaan yang digunakan untuk
mendukung operasionalnya.
Laporan Keuangan Yang Terstandarisasi

adalah laporan keuangan yang disusun dengan mengikuti standar


akuntansi yang telah ditetapkan oleh otoritas atau badan yang
berwenang. Standar akuntansi ini dibuat untuk memastikan
bahwa laporan keuangan suatu entitas dapat dipahami,
dibandingkan, dan dievaluasi dengan mudah oleh berbagai pihak
yang berkepentingan, seperti investor, kreditur, manajemen, dan
regulator.
Beberapa standar akuntansi yang umum digunakan di seluruh dunia adalah:
1. Standar Akuntansi Keuangan Internasional (IFRS - International Financial Reporting Standards): IFRS
adalah standar akuntansi yang digunakan di banyak negara di seluruh dunia, terutama oleh
perusahaan yang terdaftar di pasar saham internasional. Standar ini dikeluarkan oleh International
Accounting Standards Board (IASB).
2. Generally Accepted Accounting Principles (GAAP): GAAP adalah standar akuntansi yang berlaku di
Amerika Serikat. Standar ini dikeluarkan oleh Financial Accounting Standards Board (FASB) untuk
perusahaan yang terdaftar di Amerika Serikat.
3. Standar Akuntansi Indonesia (SAK): SAK adalah standar akuntansi yang berlaku di Indonesia. Standar
ini dikeluarkan oleh Badan Standar Akuntansi Keuangan (BSAK) yang mengikuti prinsip-prinsip IFRS
dengan penyesuaian yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
4. Standar Akuntansi yang Diterima Secara Umum (SAS): SAS adalah standar akuntansi yang berlaku di
sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat. Standar ini dikeluarkan oleh American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) dan digunakan oleh perusahaan yang tidak terdaftar di pasar
saham publik.
Laporan keuangan yang terstandarisasi biasanya terdiri dari tiga laporan utama:
1. Laporan Laba Rugi (Income Statement): Laporan ini menyajikan informasi tentang pendapatan, biaya,
laba, dan rugi selama periode tertentu.
2. Laporan Neraca (Balance Sheet): Laporan ini memberikan gambaran tentang aset, kewajiban, dan
ekuitas pemilik perusahaan pada suatu titik waktu tertentu.
3. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement): Laporan ini menyajikan aliran masuk dan keluar kas selama
periode tertentu dan membantu dalam memahami bagaimana perusahaan menghasilkan dan
menggunakan uang tunai.
Selain ketiga laporan utama tersebut, laporan keuangan yang terstandarisasi juga dapat mencakup catatan
tambahan dan laporan tambahan seperti Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Laba Rugi Komprehensif,
dan lain sebagainya, sesuai dengan persyaratan standar akuntansi yang berlaku.
Laporan keuangan yang terstandarisasi penting karena memberikan transparansi dan keandalan informasi
keuangan suatu entitas, sehingga memudahkan para pemangku kepentingan untuk membuat keputusan
investasi atau kredit yang informasional dan bijak. Standarisasi ini juga membantu dalam perbandingan
kinerja keuangan antara berbagai perusahaan dan sektor industri.
Analisis rasio
adalah proses evaluasi kinerja keuangan suatu
entitas dengan menggunakan berbagai rasio
keuangan. Rasio keuangan adalah angka yang
dihitung dengan membandingkan dua atau lebih
item dalam laporan keuangan untuk memberikan
wawasan tentang berbagai aspek keuangan
perusahaan.
Analisis rasio dapat membantu para pemangku kepentingan, seperti investor, kreditur, dan manajemen, dalam
memahami seberapa baik atau buruk kinerja keuangan perusahaan tersebut. Berikut adalah beberapa contoh
rasio keuangan yang sering digunakan dalam analisis keuangan:

1. Rasio Likuiditas:
• Rasio Lancar (Current Ratio): Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan aset lancar. Formula: Current Ratio = Aset Lancar / Kewajiban
Lancar. Nilai yang tinggi biasanya dianggap lebih baik.
• Rasio Cepat (Quick Ratio): Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan aset lancar yang paling likuid (biasanya tanpa persediaan). Formula:
Quick Ratio = (Aset Lancar - Persediaan) / Kewajiban Lancar.

2. Rasio Profitabilitas:
• Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin): Rasio ini mengukur persentase laba kotor dari
pendapatan. Formula: Gross Profit Margin = (Laba Kotor / Pendapatan) x 100%.
• Margin Laba Bersih (Net Profit Margin): Rasio ini mengukur persentase laba bersih dari
pendapatan. Formula: Net Profit Margin = (Laba Bersih / Pendapatan) x 100%.
3. Rasio Solvabilitas:
• Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio): Rasio ini mengukur sejauh mana perusahaan
menggunakan hutang untuk mendanai operasinya. Formula: Debt to Equity Ratio = Hutang / Ekuitas. Nilai
yang rendah biasanya dianggap lebih baik.
• Rasio Kepentingan (Interest Coverage Ratio): Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga pada hutangnya. Formula: Interest Coverage Ratio = Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Biaya Bunga.
4. Rasio Aktivitas:
• Rasio Putaran Aset (Asset Turnover Ratio): Rasio ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Formula: Asset Turnover Ratio = Pendapatan / Total
Aset.
• Rasio Putaran Piutang (Accounts Receivable Turnover Ratio): Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan
mengumpulkan piutangnya. Formula: Accounts Receivable Turnover Ratio = Pendapatan Kredit / Rata-rata
Piutang Usaha.
5. Rasio Pertumbuhan:
• Rasio Pertumbuhan Laba Bersih (Net Profit Growth Ratio): Rasio ini mengukur pertumbuhan laba bersih dari
tahun ke tahun. Formula: Net Profit Growth Ratio = (Laba Bersih Tahun Ini - Laba Bersih Tahun Lalu) / Laba
Bersih Tahun Lalu.

Analisis rasio dapat memberikan gambaran komprehensif tentang kinerja keuangan suatu perusahaan dan membantu
dalam mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau fokus. Penting untuk membandingkan rasio-rasio tersebut
dengan perusahaan sejenis atau industri untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang posisi perusahaan
dalam konteks yang lebih luas.
Analisis DuPont
adalah metode analisis keuangan yang digunakan untuk memahami faktor-faktor
yang memengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Metode ini mengurai
return on equity (ROE) perusahaan menjadi komponen-komponen utama yang
menyumbang pada ROE tersebut. ROE adalah rasio yang mengukur tingkat
pengembalian ekuitas pemilik perusahaan dan merupakan hasil dari perkalian
antara profitabilitas, efisiensi penggunaan aset, dan leverage keuangan. Analisis
DuPont membantu mengidentifikasi sumber-sumber perubahan dalam ROE
sehingga manajemen dapat memahami di mana perusahaan perlu fokus untuk
meningkatkan kinerja keuangan.
Analisis DuPont melibatkan tiga komponen utama:
1. Profitabilitas (Profitability):
Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin): Ini adalah rasio yang mengukur persentase laba bersih dari
pendapatan. Formula: Net Profit Margin = (Laba Bersih / Pendapatan) x 100%. Jika marjin laba bersih
meningkat, maka profitabilitas juga meningkat.
2. Efisiensi Penggunaan Aset (Asset Utilization or Asset Turnover):
Rasio Putaran Aset (Asset Turnover Ratio): Ini mengukur seberapa efisien perusahaan dalam
menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Formula: Asset Turnover Ratio = Pendapatan
/ Total Aset. Jika rasio ini meningkat, maka efisiensi penggunaan aset juga meningkat.
3. Leverage Keuangan (Financial Leverage):
Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio): Ini mengukur sejauh mana perusahaan
menggunakan hutang untuk mendanai operasinya. Formula: Debt to Equity Ratio = Hutang / Ekuitas.
Jika rasio hutang terhadap ekuitas meningkat, maka leverage keuangan juga meningkat.
Analisis DuPont menggabungkan ketiga komponen di atas dalam satu rumus untuk
menghitung ROE:
ROE = Net Profit Margin x Asset Turnover Ratio x (1 + Debt to Equity Ratio)
Dengan kata lain, ROE perusahaan adalah hasil dari keuntungan bersih yang dihasilkan,
efisiensi dalam penggunaan aset untuk menghasilkan pendapatan, dan pengaruh leverage
keuangan. Dengan menggunakan analisis DuPont, Anda dapat mengidentifikasi faktor mana
yang paling memengaruhi ROE dan mengambil tindakan yang sesuai untuk meningkatkannya.
Misalnya, jika ROE rendah karena marjin laba bersih yang rendah, perusahaan dapat fokus
pada strategi untuk meningkatkan profitabilitasnya. Jika masalahnya adalah efisiensi
penggunaan aset, langkah-langkah untuk meningkatkan penggunaan aset dapat diambil.
Penting untuk diingat bahwa analisis DuPont adalah alat yang berguna untuk memahami
komponen-komponen ROE, tetapi juga harus digunakan bersama dengan analisis lainnya
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih lengkap tentang kinerja keuangan suatu
perusahaan.
Menggunakan informasi dari laporan keuangan

adalah langkah penting dalam


menganalisis kinerja keuangan
suatu perusahaan dan membuat
keputusan yang informasional dan
bijak.
Di bawah ini adalah beberapa cara umum di mana informasi dari laporan keuangan dapat digunakan:
1. Evaluasi Profitabilitas: Anda dapat menggunakan laporan laba rugi untuk menilai profitabilitas
perusahaan. Perhatikan marjin laba bersih (net profit margin) untuk melihat berapa persen dari
pendapatan yang berubah menjadi laba bersih. Jika marjin laba bersih rendah, pertimbangkan untuk
mencari cara meningkatkan profitabilitas, seperti mengurangi biaya atau meningkatkan harga produk
atau layanan.
2. Evaluasi Likuiditas: Laporan neraca dan laporan arus kas dapat membantu Anda menilai tingkat
likuiditas perusahaan. Perhatikan rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio) dalam laporan
neraca. Jika rasio-rasio ini rendah, perusahaan mungkin menghadapi kesulitan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Laporan arus kas akan memberikan wawasan tentang kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan uang tunai yang cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional dan
membayar utang.
3. Evaluasi Efisiensi Penggunaan Aset: Gunakan rasio putaran aset (asset turnover ratio) untuk menilai
seberapa efisien perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan pendapatan. Jika rasio
ini rendah, perusahaan mungkin perlu mengoptimalkan penggunaan asetnya.
4. Evaluasi Solvabilitas: Rasio hutang terhadap ekuitas (debt to equity ratio) dalam laporan neraca dapat
membantu Anda menilai sejauh mana perusahaan mengandalkan hutang untuk mendanai operasinya.
Jika rasio ini tinggi, perusahaan mungkin memiliki tingkat utang yang tinggi, yang dapat meningkatkan
risiko finansial.
5. Prediksi Pertumbuhan: Laporan keuangan historis juga dapat digunakan untuk membantu meramalkan
pertumbuhan masa depan. Anda dapat melihat tren pendapatan, laba bersih, dan arus kas dari
beberapa tahun terakhir untuk membantu memahami apakah perusahaan sedang berkembang atau
menghadapi tantangan.
6. Perbandingan Industri: Selain menganalisis laporan keuangan perusahaan sendiri, Anda juga dapat
membandingkannya dengan perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri. Ini dapat memberikan
konteks tambahan untuk menilai kinerja perusahaan.
7. Penyusunan Rencana Bisnis: Informasi dari laporan keuangan dapat digunakan untuk menyusun
rencana bisnis yang berbasis data. Ini dapat membantu perusahaan mengidentifikasi area yang perlu
diperbaiki atau diperkuat, serta merencanakan strategi pertumbuhan.
Penting untuk diingat bahwa laporan keuangan adalah alat penting dalam analisis keuangan, tetapi tidak
berdiri sendiri. Biasanya, analisis laporan keuangan dilengkapi dengan informasi dan data tambahan, seperti
analisis industri, perbandingan dengan pesaing, dan faktor-faktor makroekonomi yang memengaruhi bisnis.
Semua informasi ini digunakan bersama-sama untuk membuat keputusan yang informasional dan bijak
tentang perusahaan.
Liquidity Ratios

Likuiditas perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memuaskan


kewajiban jangka pendek saat mereka jatuh tempo. Secara umum, sebuah perusahaan
dengan likuiditas yang lebih besar akan memiliki waktu yang lebih mudah untuk
membayar tagihan dan kurang mungkin menjadi insolvent. Karena precursor dari
kesulitan keuangan dan kebangkrutan adalah likuiditas yang rendah atau menurun,
rasio ini dapat memberikan tanda-tanda peringatan awal bahwa sebuah perusahaan
memiliki bukti arus kas yang dapat menyebabkan bisnis gagal. Jelas, kemampuan
perusahaan untuk membayar tagihan adalah diinginkan, sehingga memiliki likuiditas
yang cukup untuk operasi sehari-hari adalah penting. Namun, aset likuid, seperti uang
tunai yang disimpan di bank dan sekuritas yang dapat diperdagangkan, tidak
menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat tinggi, sehingga para pemegang saham
tidak ingin sebuah perusahaan berinvestasi berlebihan dalam likuiditas
Current ratio adalah
indikator likuiditas
perusahaan, yang
menunjukkan apakah
perusahaan memiliki
cukup sumber daya
untuk memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya

Quick ratio atau acid-


test ratio adalah rasio
keuangan yang
digunakan untuk
mengukur
kemampuan suatu
perusahaan untuk
membayar kewajiban
jangka pendeknya
dengan
menggunakan aset
yang paling likuid,
seperti kas, surat
berharga yang dapat
dijual, dan piutang
Activity Ratios

Rasio aktivitas mengukur kecepatan dengan mana berbagai akun aset


dan liabilitas diubah menjadi penjualan atau uang tunai. Rasio aktivitas
mengukur seberapa efisien perusahaan beroperasi di berbagai
dimensi, seperti manajemen persediaan, ekspor, dan koleksi. Sejumlah
rasio mengukur aktivitas dari rekening saat ini yang paling penting,
yang mencakup persediaan, rekening yang harus dikeluarkan, dan
rekening yang perlu dibayar. Kita dapat menggunakan rasio untuk
menilai efisiensi dengan mana perusahaan mengelola aset totalnya
juga.
Inventory turnover
adalah rasio
keuangan yang
digunakan untuk
mengukur seberapa
sering persediaan
suatu perusahaan
terjual atau
digunakan dalam
periode waktu
tertentu, seperti satu
tahun. Rasio ini
membantu
perusahaan untuk
mengetahui apakah
persediaannya terlalu
banyak dibandingkan
dengan tingkat
Average Collection
penjualan
Period atau rata-rata
periode
pengumpulan adalah
rasio keuangan yang
digunakan untuk
mengukur waktu
rata-rata yang
dibutuhkan oleh
perusahaan untuk
mengumpulkan Average Payment Period atau Periode Total Asset Turnover adalah rasio
piutang dari Pembayaran Rata-rata adalah rasio keuangan keuangan yang digunakan untuk
pelanggan dan yang digunakan untuk mengukur waktu rata- mengukur efektivitas suatu
mengubah piutang rata yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk perusahaan dalam mengelola asetnya
dagang menjadi uang membayar utang usaha atas pembelian bahan untuk menghasilkan pendapatan
tunai baku secara kredit
Debt Ratios
Posisi utang perusahaan menunjukkan jumlah uang yang digunakan perusahaan yang tidak
berasal dari pemegang saham, tetapi dari pemberi pinjaman. Secara umum, analis paling
berfokus pada utang jangka panjang yang mengikat perusahaan ke aliran pembayaran
kontrak selama bertahun-tahun. Semakin besar utang, semakin besar risiko perusahaan
untuk tidak dapat memenuhi pembayaran utang kontrak. Karena perusahaan harus
memuaskan klaim kreditur sebelum mereka dapat membayar pemegang saham, pemegang
ekuitas saat ini dan potensial memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang. Pemberi pinjaman juga khawatir tentang utang perusahaan, karena memegang semua
yang lain secara konsisten, sebuah perusahaan dengan lebih banyak utang memiliki risiko
yang lebih besar untuk gagal membayar pinjaman kepada peminjamnya.
Debt ratio adalah
rasio keuangan yang
mengukur seberapa
besar proporsi aset
suatu perusahaan
yang dibiayai melalui
utang. Semakin
rendah rasio ini,
semakin baik posisi
keuangan
perusahaan, karena
menunjukkan
semakin sedikit aset
yang dibiayai melalui
utang.

Debt-to-Equity Ratio
atau rasio utang
terhadap ekuitas
adalah rasio
keuangan yang
digunakan untuk
mengukur seberapa
besar proporsi utang
suatu perusahaan Times Interest Earned Ratio atau rasio cakupan bunga adalah rasio
dibandingkan keuangan yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu
dengan ekuitas atau perusahaan dalam membayar bunga atas hutang jangka pendek dan
modal sendiri yang jangka Panjang.
dimiliki perusahaa
Profitability Ratios

Profitability ratios adalah kelas metrik keuangan yang digunakan untuk


menilai kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba relatif
terhadap pendapatannya, biaya operasional, aset, atau ekuitas pemegang
saham. Rasio-rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa efisien
perusahaan dalam menghasilkan laba dan nilai bagi pemegang saham.
Profitability ratios dapat digunakan bersama dengan rasio efisiensi, yang
mempertimbangkan seberapa baik perusahaan menggunakan asetnya
secara internal untuk menghasilkan pendapatan. Rasio-rasio ini dapat
digunakan untuk menilai kinerja perusahaan saat ini dibandingkan dengan
kinerja masa lalu, kinerja perusahaan lain dalam industri yang sama, atau
rata-rata industri
Gross Profit Margin adalah rasio keuangan yang mengukur Operating Profit Margin adalah rasio keuangan yang
efisiensi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba kotor mengukur efisiensi suatu perusahaan dalam menghasilkan
dari penjualan produk atau jasa setelah dikurangi dengan laba operasi dari penjualan produk atau jasa setelah
harga pokok penjualan (HPP) dikurangi dengan biaya operasional
Net Profit Margin adalah rasio keuangan yang mengukur Earnings Per Share (EPS) adalah rasio keuangan yang mengukur laba
efisiensi suatu perusahaan dalam menghasilkan laba bersih bersih perusahaan yang tersedia untuk setiap saham yang
dari penjualan produk atau jasa setelah dikurangi dengan beredar. Rasio ini mengindikasikan seberapa banyak laba bersih yang
semua biaya, termasuk biaya operasional, bunga, pajak, dihasilkan oleh perusahaan untuk setiap saham yang dimiliki oleh
dan lain-lain pemegang saham
Return on Total Assets (ROA) adalah rasio keuangan yang Return on Equity (ROE) adalah rasio keuangan yang digunakan untuk
mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam mengukur seberapa efektif suatu perusahaan dalam menghasilkan
menghasilkan laba bersih dari total aset yang dimilikinya laba bersih dari ekuitas atau modal yang dimiliki oleh pemegang
saham
Market Ratios

Market ratios adalah rasio keuangan yang digunakan untuk menilai


kinerja suatu perusahaan dari sudut pandang pasar saham. Rasio-
rasio ini memberikan gambaran tentang seberapa baik
perusahaan dalam menghasilkan nilai bagi pemegang saham
dan seberapa baik posisi perusahaan di pasar saham
Market-to-Book (M/B) Ratio adalah rasio keuangan yang
Price-to-Earnings Ratio (P/E Ratio): Rasio ini digunakan untuk menilai valuasi suatu perusahaan dengan
mengukur seberapa banyak investor bersedia membandingkan nilai pasar perusahaan dengan nilai buku
membayar untuk setiap dolar laba perusahaan perusahaan. Rasio ini mengukur seberapa banyak investor
dengan membagi harga saham perusahaan dengan membayar untuk setiap dolar aset bersih perusahaan
laba per saham
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa financial statements dan ratio analysis adalah dua hal yang
saling terkait dalam analisis keuangan perusahaan. Financial statements adalah
laporan keuangan yang berisi informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan. Sedangkan ratio analysis adalah teknik perbandingan data dari financial
statements untuk mengungkapkan wawasan tentang profitabilitas, likuiditas, efisiensi
operasional, dan solvabilitas perusahaan. Ratio analysis dapat membantu investor dan
analis dalam mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan dengan membandingkan
data historis dan data perusahaan lain dalam industri yang sama. Namun, ada
beberapa kesulitan dalam analisis laporan keuangan, seperti keterbatasan data,
kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan, keterbatasan alat analisis,
ketergantungan pada data historis, keterbatasan pengetahuan, dan keterbatasan
waktu. Oleh karena itu, analisis laporan keuangan perlu dilakukan dengan hati-hati dan
harus dipertimbangkan bersama dengan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan.
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


ARTIKEL “FINANCIAL STATEMENTS AND RATIO ANALYSIS”

MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN I

Dosen Pengampu : IDA MUSDAFIA IBRAHIM.,SE.,M.M

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 2

Anis Mujiyanti 2022021004


Adinda Amelia 2022021048
Elok Setya Wulandari 2022021034
Nuraeni Az Zahra 2022021041
Siti Mustika Ar’yati 2022031032

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN ADMINISTRASI INDONESIA

SEMESTER GANJIL

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................. i


BAB I....................................................................................................................... 1
I.1 Tujuan Pembelajaran ............................................................................................................ 1
BAB II...................................................................................................................... 1
2.1 The Stockholders’ Report..................................................................................................... 1
SURAT UNTUK PEMEGANG SAHAM ........................................................................................ 1
EMPAT PERNYATAAN KEUANGAN UTAMA ............................................................................... 2
CATATAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN .................................................................................. 7
KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL ............................................................ 8
2.2 Using Financial Ratios .......................................................................................................... 9
PIHAK YANG TERTARIK ............................................................................................................ 9
JENIS-JENIS PERBANDINGAN RASIO ........................................................................................ 9
CARA MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO................................................................................ 11
2.3 Liquidity Ratios .................................................................................................................. 13
CURRENT RATIO (rasio saat ini) ............................................................................................. 14
QUICK (ACID-TEST) RATIO ..................................................................................................... 15
2.4 Activity Ratios .................................................................................................................... 16
INVENTORY TURNOVER ........................................................................................................ 16
AVERAGE COLLECTION PERIOD (Rata-rata periode pengumpulan) ........................................ 18
AVERAGE PAYMENT PERIOD (Periode Pembayaran Rata-rata) ............................................... 19
TOTAL ASSET TURNOVER ...................................................................................................... 20
2.5 Debt Ratios ........................................................................................................................ 21
DEBT RATIO .......................................................................................................................... 22
DEBT-TO-EQUITY RATIO ........................................................................................................ 23
TIMES INTEREST EARNED RATIO ........................................................................................... 24
FIXED-PAYMENT COVERAGE RATIO ....................................................................................... 24
2.6 Profitability Ratios ............................................................................................................. 25
COMMON-SIZE INCOME STATEMENTS .................................................................................. 25

i
GROSS PROFIT MARGIN ........................................................................................................ 26
OPERATING PROFIT MARGIN ................................................................................................ 28
NET PROFIT MARGIN ............................................................................................................ 28
EARNINGS PER SHARE (EPS).................................................................................................. 29
RETURN ON TOTAL ASSETS (ROA) ......................................................................................... 30
RETURN ON EQUITY (ROE) .................................................................................................... 30
2.7 Market Ratios .................................................................................................................... 32
PRICE / EARNINGS ( P/E ) RATIO ............................................................................................ 32
MARKET / BOOK (M/B) RATIO ............................................................................................... 34
2.8 A Complate Ratio Analysis ................................................................................................. 36
SUMMARY OF WHOLE FOODS FINANCIAL CONDITION ......................................................... 36
LIQUIDITY ............................................................................................................................. 36
ACTIVITY .............................................................................................................................. 36
DEBT .................................................................................................................................... 36
PROFITABILITY ...................................................................................................................... 36
MARKET ............................................................................................................................... 37
DUPONT SYSTEM OF ANALYSIS ............................................................................................. 38
DuPont FORMULA ................................................................................................................ 38
MODIFIED DuPont FORMULA ............................................................................................... 40
APLAYING THE DuPont SYSTEM ............................................................................................ 40
BAB III................................................................................................................... 33
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 33

ii
BAB I
I.1 Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui isi laporan pemegang saham dan prosedur konsolidasi laporan keuangan
internasional.
2. Untuk mengetahui siapa yang menggunakan rasio keuangan dan bagaimana.
3. Untuk mengetahui rasio untuk menganalisis likuiditas dan aktivitas perusahaan.
4. Untuk mengetahui hubungan antara utang dan leverage keuangan, serta rasio yang
digunakan untuk menganalisis utang perusahaan.
5. Untuk mengetahui rasio untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan nilai pasarnya.
6. Untuk mengetahui ringkasan rasio keuangan dan sistem analisis DuPont untuk melakukan
analisis rasio lengkap.

1
BAB II
URAIAN CHAPTER 1

2.1 The Stockholders’ Report


Setiap perusahaan memiliki banyak kegunaan untuk laporan standar dari aktivitas keuangan
mereka. Secara berkala, perusahaan mempersiapkan laporan untuk regulator, kreditur
(peminjam), pemilik, dan manajemen. Panduan yang mereka gunakan untuk menyiapkan dan
memelihara catatan keuangan dikenal sebagai generally accepted accounting principles
(GAAP). Badan pengatur profesi akuntansi, Financial Accounting Standards Board (FASB),
mengesahkan prinsip-prinsip akuntan ini.

Selain itu, Undang-Undang Sarbanes-Oxley tahun 2002, yang diadopsi dalam upaya untuk
menghilangkan banyak masalah pengungkapan dan konflik kepentingan perusahaan,
mendirikan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB), sebuah perusahaan
nirlaba yang mengawasi auditor perusahaan publik. Kongres menugaskan PCAOB untuk
melindungi kepentingan investor dan memajukan kepentingan publik dalam mempersiapkan
laporan audit yang informatif, adil, dan independen. Para legislator berharap bahwa PCAOB
akan mendorong kepercayaan investor tentang keakuratan laporan keuangan perusahaan
publik yang diaudit.

Amerika Serikat Securities and Exchange Commission (SEC) - badan regulator federal
yang mengatur penjualan dan pendaftaran sekuritas - mengharuskan perusahaan milik publik
dengan lebih dari $ 5 juta aset dan 500 atau lebih pemegang saham untuk menyediakan
pemegang Saham mereka dengan laporan pemegang sah tahunan. Laporan pemegang
saham meringkas dan mendokumentasikan kegiatan keuangan perusahaan selama tahun lalu.
Ini dimulai dengan surat kepada pemegang saham dari kepala eksekutif perusahaan atau
ketua dewan.

SURAT UNTUK PEMEGANG SAHAM


Surat kepada pemegang saham adalah komunikasi utama dari manajemen dalam laporan
tahunan. Ini menggambarkan peristiwa yang manajer percaya memiliki dampak terbesar pada
perusahaan selama tahun. Ia juga biasanya membincangkan falsafah pengurusan, isu-isu
pengurusan korporat, strategi dan rancangan untuk tahun yang akan datang.

1
EMPAT PERNYATAAN KEUANGAN UTAMA
Empat laporan keuangan utama yang diperlukan oleh SEC untuk melaporkan kepada
pemegang saham adalah (1) laporan pendapatan, (2) laporan keuangan, (3) laporan ekuitas
pemegang Saham, dan (4) laporan arus kas. Laporan keuangan dari laporan pemegang saham
2019 Bartlett Company, produsen pemegang logam, disajikan dan dibahas secara singkat di
bagian ini.

Income Statement (Deklarasi Pendapatan)


Laporan pendapatan memberikan ringkasan keuangan hasil operasi perusahaan selama
periode tertentu, biasanya satu kuartal atau satu tahun. Perusahaan memproduksi dan
mempublikasikan laporan pendapatan tahunan dan kuartal berdasarkan tahun fiskal mereka,
yang mungkin atau mungkin tidak sejalan dengan tahun kalender. Sebagai contoh, tahun fiskal
Kroger berakhir pada atau dekat tanggal 31 Januari, sehingga perusahaan akan melaporkan
pendapatan untuk periode fiskal 2017 pada Januari 2018. Sekitar 70% perusahaan publik AS
menyesuaikan tahun fiskal mereka dengan tahun kalender. Sebagian besar perusahaan besar
menghasilkan laporan pendapatan setidaknya setiap bulan, tetapi mereka menggunakan
laporan ini secara internal dan tidak merilisnya secara publik.

Tabel 3.1 menyajikan laporan pendapatan Bartlett Company untuk tahun-tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018. Pernyataan 2019 dimulai dengan
pendapatan penjualan, yang merupakan jumlah total penjualan dolar selama periode.
Selanjutnya, kita menurunkan biaya barang-barang yang dijual untuk mendapatkan
keuntungan bruto Bartlett sebesar $ 986.000, yang mewakili jumlah yang tersisa untuk
membayar biaya operasional, keuangan, dan pajak. Kemudian kami mengurangi biaya
operasional – yang mencakup biaya penjualan, biaya umum dan administrasi, biaya sewa, dan
biaya depreciasi – untuk mencapai keuntungan operasi $ 418.000. Keuntungan operasional
mewakili apa yang diperoleh perusahaan dari produksi dan penjualan produk sebelum
mengurangi biaya yang terkait dengan pembiayaan utang (yaitu, biaya bunga) dan pajak.
Untuk alasan ini, keuntungan operasi sering disebut keuntungan sebelum bunga dan pajak,
atau EBIT. Akhirnya, kami mengurangi biaya pembiayaan utang apa pun - biaya bunga - untuk
menemukan keuntungan bersih (atau keuntungan) sebelum pajak. Setelah mengurangi $
93.000 pada tahun 2019, Bartlett Company memiliki $ 325.000 keuntungan bersih sebelum
pajak.

2
Setelah kita memiliki keuntungan sebelum pajak, kita dapat menghitung pajak yang harus
dibayarkan berdasarkan tingkat pajak sesuai. Pengurangan pajak meninggalkan kita dengan
keuntungan bersih (atau pendapatan) setelah pajak, juga disebut sebagai pendapatan bersih.
Keuntungan bersih Bartlett Company setelah pajak untuk 2019 adalah $ 231.000. Kami harus
mengurangi dividen saham preferensial (jika perusahaan telah memilih saham) dari
keuntungan bersih setelah pajak untuk mencapai keuntungan yang tersedia untuk pemegang
saham biasa, yang merupakan jumlah yang diperoleh oleh perusahaan atas nama pemangku
saham umum.

Membagi keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dengan jumlah saham
saham saham biasa hasil outstanding dalam keuntungan per saham (EPS). Earnings Per
Share mewakili jumlah dolar yang diperoleh selama periode atas nama masing-masing saham
biasa yang keluar. Pada tahun 2019, Bartlett Company menghasilkan $ 221.000, dan memiliki
76.262 saham umum yang keluar. Membagi keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham
biasa dengan saham yang keluar hasil dalam keuntungan per saham $ 2,90.

Perusahaan tidak diwajibkan secara hukum untuk membayar dividend kepada pemegang
saham, dan sebenarnya banyak perusahaan tidak membayar dividen, lebih memilih untuk
menginvestasikan kembali pendapatan mereka dalam aset baru untuk membiayai
pertumbuhan. Namun, banyak perusahaan membayar dividen, dan manajemen (bersama

3
dengan dewan direksi) menentukan ukuran pembayaran. Pada tahun 2019, Bartlett
memutuskan untuk membayar $ 98.000 dalam dividen kepada pemegang saham, yang
diterjemahkan menjadi dividen per saham $ 1,29. Karena Bartlett membayar dividen tunai
kepada pemegang sahamnya, laporan pendapatan menunjukkan berapa banyak uang tunai
yang dibayarkan perusahaan untuk setiap saham pada tahun 2019.

Balance Sheet (Titik keseimbangan)


Laporan keuangan adalah laporan keuangan perusahaan pada saat tertentu. Pernyataan ini
menyeimbangkan aset perusahaan (apa yang dimiliki) terhadap pembiayaan, yang dapat
berupa utang (apakah itu berutang) atau ekuitas. (what owners provided). Keseimbangan
Bartlett Company pada tanggal 31 Desember 2019 dan 2018 ditunjukkan dalam Tabel 3.2.
Mereka menampilkan berbagai aset, kewajiban (hutang), dan akun ekuitas.

4
Laporan keuangan membedakan antara aset dan kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang. Aset dan kewajiban saat ini adalah aset dan kewajibannya jangka pendek, yang
berarti bahwa perusahaan akan mengubahnya menjadi cash (current assets) atau
membayarnya (current liabilities) dalam waktu 1 tahun. Keseimbangan mengklasifikasikan
semua aset dan kewajiban lainnya, bersama dengan ekuitas pemegang saham, sebagai
jangka panjang, atau tetap, karena mereka kemungkinan akan tetap di buku-buku perusahaan
selama lebih dari 1 tahun.

Akuntan mengacu pada item di saldo sebagai likuid jika item tersebut mudah dikonversi
menjadi uang tunai dengan cepat tanpa banyak kehilangan nilai. Keseimbangan mencatat aset
dari paling likuid - tunai - ke paling sedikit. Sekuritas yang dapat diperdagangkan adalah
investasi jangka pendek yang sangat likuid, seperti rekening Keuangan AS atau sertifikat
deposit, yang dipegang oleh perusahaan. Sebagian besar analis keuangan melihat sekuritas
yang dapat diperdagangkan sebagai pengganti tunai yang hampir sempurna karena mereka
sangat mudah dijual dengan cepat. Akun pendapatan mewakili jumlah uang yang berhutang
perusahaan oleh kliennya pada penjualan kredit. Mereka tidak likuid seperti uang tunai dan
sekuritas yang dapat diperdagangkan karena ada ketidakpastian tentang apakah pelanggan
perusahaan akan membayar tagihan mereka. Inventarisasi meliputi bahan baku, pekerjaan
dalam proses (partially finished goods), dan barang siap pakai yang dimiliki oleh perusahaan.
Inventarisasi bahkan kurang likuid karena perusahaan harus terlebih dahulu menjual produk
selesai dan kemudian mengumpulkan pada penjualan. Catatan untuk aset tetap bruto adalah
biaya awal dari semua aset tetap (long-term) yang dimiliki oleh perusahaan. Aset tetap bersih
mewakili perbedaan antara aset tetap bruto dan penurunan nilai akumulasi, total biaya yang
tercatat untuk penurunan harga aset tetap. Nilai dari setiap item yang terdaftar dalam saldo
disebut nilai buku (book value).

Demikian pula, saldo daftar kewajiban dan akun ekuitas dari jangka pendek hingga jangka
panjang. Kewajiban saat ini meliputi rekening yang harus dibayarkan, jumlah yang harus
dikeluarkan untuk pembelian kredit oleh perusahaan; catatan yang perlu dibayar, pinjaman
jangka pendek yang tidak dapat dibayarkannya, biasanya dari bank komersial; dan akrual,
sejumlah yang wajib untuk layanan yang tagihan mungkin tidak atau tidak akan diterima.
Contoh akumulasi termasuk pajak yang harus dibayar oleh pemerintah dan upah karyawan.
Utang jangka panjang adalah utang yang tidak harus dibayar pada tahun yang akan datang.
Saham Saham mengacu pada klaim pemilik terhadap perusahaan. Posisi saham preferensi
menunjukkan pendapatan bersejarah dari penjualan saham yang preferensial ($ 200.000 untuk
Bartlett Company).

5
Selanjutnya, jumlah yang dibayar oleh pembeli awal saham biasa muncul dalam dua entri
terpisah - saham biasa dan modal yang dibayarkan di atas par pada saham biasa. Nilai saham
umum adalah nilai par saham umum. Nilai par adalah bilangan arbitrari yang ditugaskan
kepada saham ketika mereka pertama kali dibuat. Nilai par tidak terkait dengan harga yang
dibayar investor untuk saham yang dikeluarkan perusahaan. Kapital yang dibayarkan di atas
par adalah jumlah pendapatan yang melebihi nilai par yang diterima dari penjualan awal saham
biasa. Jumlah saham biasa dan rekening modal yang dibayarkan dibagi dengan jumlah saham
yang tersisa mewakili harga awal per saham yang diterima oleh perusahaan atas satu emisi
saham biasa. Bartlett Company karena itu menerima sekitar $ 8,12 per saham [($ 191,000 par
+ $ 428,000 dibayar-in modal melebihi par), 76,262 saham] dari penjualan saham biasa.

Akhirnya, keuntungan (retained earnings) yang dipertahankan mewakili jumlah kumulatif


dari semua keuntungan, net dividend, yang telah ditahan dan diinvestasikan kembali di
perusahaan sejak didirikan. Penting untuk mengakui bahwa penghasilan yang ditahan tidak
mewakili kolam uang tunai yang dapat diambil perusahaan. Sebaliknya, mereka adalah dana
yang sudah diinvestasikan kembali dalam bisnis.

Keseimbangan (balance sheets) Bartlett Company di Tabel 3.2 menunjukkan bahwa total
aset perusahaan meningkat dari $ 3.270.000 pada 2018 menjadi $ 3.597.000 pada 2019.
Peningkatan $ 327.000 disebabkan oleh peningkatan $ 219.000 dalam aset saat ini dan $
108.000 di aset tetap bersih. Peningkatan aset, pada gilirannya, tampaknya telah didanai
terutama oleh peningkatan $ 123.000 dalam penghasilan yang ditahan dan $ 193.000 pada
kewajiban total. Pemahaman yang lebih baik tentang perubahan ini dapat diambil dari laporan
arus kas, yang akan kami bahas dalam waktu dekat.

Statement of Retained Earnings (Deklarasi Penghasilan yang Ditahan)

Laporan penghasilan yang dipertahankan adalah bentuk singkatan dari laporan ekuitas
pemegang saham. Tidak seperti laporan ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan
semua transaksi akun ekuitas yang terjadi selama tahun tertentu, laporan penghasilan yang
dipertahankan menyesuaikan pendapatan bersih yang diperoleh selama tahun yang
diberikan, dan setiap dividen tunai yang dibayarkan, dengan perubahan dalam keuntungan
yang ditahan antara awal dan akhir tahun itu. Tabel 3.3 menyajikan pernyataan ini untuk
Bartlett Company untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2019.

6
Pernyataan ini menunjukkan bahwa perusahaan memulai tahun dengan $ 1.012.000 dalam
penghasilan yang ditahan dan memiliki bisnis profesional bersih setelah pajak $ 231.000, dari
mana ia membayar total $ 108.000 dalam dividen, menghasilkan penghasilan ditahan akhir
tahun $ 1.135.000. Dengan demikian, kenaikan bersih untuk Bartlett Company adalah $
123.000 ($ 231.000 keuntungan bersih setelah pajak minus $ 108.000 dalam dividen) selama
2019.
Statement of Cash Flows (Laporan arus kas)

Laporan arus kas adalah ringkasan arus uang tunai selama periode tersebut. Pernyataan ini
memberikan wawasan tentang arus kas operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan dan
menyesuaikan mereka dengan perubahan dalam uang tunai dan sekuritas yang dapat
diperdagangkan selama periode tersebut. Laporan arus kas Bartlett Company untuk tahun
yang berakhir pada 31 Desember 2019, ditunjukkan dalam Tabel 3.4.

CATATAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN


Termasuk dengan laporan keuangan yang diterbitkan adalah catatan penjelasan yang ditandai
dengan akun yang relevan dalam laporan. Catatan ke laporan keuangan ini meliputi informasi
rinci tentang kebijakan akuntansi, prosedur, perhitungan, dan transaksi yang mendasari entri
dalam laporan keuangan. Masalah umum yang ditangani oleh catatan-catatan ini meliputi
pengakuan pendapatan, pajak penghasilan, pelanggaran rekening aset tetap, hutang dan
syarat-syarat sewa, dan kecelakaan. Sejak lulus Sarbanes-Oxley, catatan ke laporan
keuangan juga telah mencakup beberapa rincian tentang kepatuhan dengan hukum itu. Analis
sekuritas profesional menggunakan data dalam laporan dan catatan untuk mengembangkan
perkiraan nilai aset yang dikeluarkan perusahaan, dan perkiraan ini mempengaruhi tindakan
investor dan oleh karena itu nilai saham perusahaan.

7
KONSOLIDASI LAPORAN KEUANGAN INTERNASIONAL
Sejauh ini, kami telah membahas laporan keuangan yang melibatkan hanya satu mata uang,
dolar AS. Masalah bagaimana mengkonsolidasikan laporan keuangan asing dan domestik

perusahaan telah mengganggu profesi akuntansi selama bertahun-tahun. Politeknik saat ini
dijelaskan dalam Financial Accounting Standards Board (FASB) Standar No. 52, yang
memerintahkan perusahaan AS untuk menerjemahkan aset dan kewajiban mereka dalam
mata uang asing ke dalam dolar AS untuk konsolidasi dengan laporan keuangan perusahaan
induk. Proses ini dilakukan dengan teknik yang disebut metode kurs saat ini (translation), di
mana semua aset dan kewajiban perusahaan mata uang asing perusahaan induk AS
dikonversi menjadi nilai dolar menggunakan nilai tukar yang berlaku pada tanggal akhir tahun
fiskal. (the current rate). Laporan pendapatan diperlakukan dengan cara yang sama. Akun
ekuitas, sebaliknya, diterjemahkan menjadi dolar dengan menggunakan nilai tukar yang
berlaku ketika investasi ekuitas ibu dilakukan. (the historical rate). Penghasilan yang ditahan
disesuaikan untuk mencerminkan keuntungan atau kerugian setiap tahun.

8
2.2 Using Financial Ratios
Informasi yang terkandung dalam empat laporan keuangan dasar memiliki signifikansi besar
bagi berbagai pihak yang tertarik yang secara teratur perlu memiliki ukuran relatif dari kinerja
perusahaan. Relatif adalah kata kunci di sini, karena analisis laporan keuangan didasarkan
pada penggunaan rasio atau nilai relatif. Analisis rasio melibatkan metode menghitung dan
menafsirkan rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja perusahaan. Input
dasar yang diperlukan untuk menghasilkan analisis rasio adalah laporan pendapatan dan saldo
perusahaan.

PIHAK YANG TERTARIK


Analisis rasio dari laporan keuangan perusahaan menarik bagi pemegang saham, kreditor, dan
manajemen perusahaan sendiri. Baik pemegang saham saat ini maupun calon tertarik pada
tingkat risiko dan pengembalian perusahaan saat ini dan masa depan, yang secara langsung
mempengaruhi harga saham. Pemberi pinjaman perusahaan terutama peduli dengan likuiditas
jangka pendek perusahaan dan kemampuannya untuk membuat bunga dan melakukan
pembayarancipal. Sebuah kekhawatiran sekunder dari kreditor adalah profitabilitas
perusahaan; mereka ingin jaminan bahwa bisnis itu sehat. Manajemen, seperti pemegang
saham, berfokus pada semua aspek dari situasi keuangan perusahaan, dan menggunakan
rasio untuk mengukur kinerja perusahaan dari periode ke periode.

JENIS-JENIS PERBANDINGAN RASIO


Analisis rasio tidak hanya menghitung rasio yang diberikan. Yang lebih penting adalah
interpretasi nilai rasio. Biasanya, nilai rasio tertentu kurang penting daripada bagaimana ia
berubah dari waktu ke waktu atau bagaimana ia membandingkan rasio yang sama untuk
perusahaan pesaing. Melihat rasio dari waktu ke waktu atau dibandingkan dengan perusahaan
lain di industri yang sama memungkinkan pengguna rasio keuangan untuk membuat penilaian
yang lebih halus tentang kinerja perusahaan.

Cross-Sectional Analysis
Analisis lintas sektor melibatkan perbandingan rasio keuangan perusahaan yang berbeda pada
titik yang sama dalam waktu yang sama. Analis sering tertarik pada seberapa baik sebuah
perusahaan telah berprestasi sehubungan dengan perusahaan lain di industrinya. Seringkali,
sebuah perusahaan akan membandingkan nilai rasio dengan yang dari pesaing utama,
sekelompok pesaing, atau bahkan perusahaan dengan kinerja terbaik dari industri lain yang

9
ingin disesuaikan. Hampir semua pengguna rasio keuangan menggunakan jenis analisis cross-
sectional ini, yang disebut benchmarking.
Salah satu jenis benchmarking sederhana membandingkan rasio keuangan perusahaan
tertentu dengan rata-rata industri. Beberapa sumber menerbitkan rasio rata-rata industri,
termasuk Almanac of Business and Industrial Financial Ratios, Dun & Bradstreet's Industry
Norms dan Key Business Ratio, RMA Annual Statement Studies, Value Line, dan berbagai
sumber online. Tabel 3.5 menggambarkan analisis rasio lintas-seksi singkat dengan
membandingkan beberapa rasio untuk pasangan perusahaan yang bersaing satu sama lain
serta untuk nilai rata-rata industri.

Analis harus sangat berhati-hati ketika mengambil kesimpulan dari perbandingan rasio.
Sangat menggoda untuk mengasumsikan bahwa jika satu rasio untuk perusahaan tertentu di
atas norma industri, itu berarti bahwa perusahaan melakukan dengan baik, setidaknya di
sepanjang dimensi yang diukur oleh rasio itu. Namun, rasio mungkin di atas atau di bawah
norma industri untuk alasan positif dan negatif, dan tidak perlu untuk menentukan mengapa
kinerja sebuah perusahaan berbeda dari kinerja rekan-rekan industrinya. Dengan demikian,
analisis rasio itu sendiri mungkin paling berguna dalam menyoroti area untuk penyelidikan lebih
lanjut.

Time-Series Analysis
Analisis seri waktu mengevaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Perbandingan kinerja saat ini
dengan masa lalu, menggunakan rasio, memungkinkan analisis untuk mengevaluasi kemajuan
perusahaan dan melihat tren. Setiap perubahan yang signifikan dari tahun ke tahun dapat
menunjukkan masalah, terutama jika tren yang sama bukan fenomena industri.

10
Combined Analysis (Analisis Kombinasi)
Pendekatan yang paling informatif untuk analisis rasio menggabungkan analisis cross-
sectional dan time-series. Pandangan gabungan memungkinkan untuk menilai tren dalam
perilaku rasio sehubungan dengan tren untuk industri. Berikut pada Gambar dibawah
menggambarkan pendekatan ini. Angka ini menunjukkan margin keuntungan bersih untuk
American Air subsidiary serta industri penerbangan AS dari 2013 hingga 2016. Sebuah
pandangan pada angka mengungkapkan beberapa pola yang menarik. Pertama, American
Airlines lebih menguntungkan daripada industri pada tahun 2014 dan 2015, tetapi
mengecewakan industri pada 2013 dan 2016. Dengan kata lain, sehubungan dengan
profitabilitas industri, margin keuntungan bersih Amerika tidak menunjukkan tren yang dapat
dilihat. Kedua, industri penerbangan tampaknya cukup volatile, dengan margin keuntungan
bersih industri berfluktuasi dari rendah 4,4% pada 2014 menjadi tinggi.

15,0 persen pada tahun 2015. Seperti Amerika, profitabilitas industri penerbangan tidak
menunjukkan tren tertentu selama periode ini. Ketiga, keuntungan American Airlines bahkan
lebih volatile daripada industri, berkisar dari -6,9% hingga 18,6% selama periode 4 tahun ini.
Tentu saja, masuk akal bahwa hasil keuangan dari satu perusahaan akan berfluktuasi lebih
dari rata-rata industri, karena mengumpulkan perusahaan bersama-sama dan mengambil rata-
ratanya melonggarkan beberapa kenaikan dan penurunan yang dialami perusahaan individu.

CARA MENGGUNAKAN ANALISIS RASIO


Sebelum membahas rasio spesifik, kita harus mempertimbangkan peringatan berikut tentang
penggunaan mereka:

11
1. Rasio yang mengungkapkan penyimpangan besar dari norma hanya menunjukkan
kemungkinan keberhasilan suatu masalah. Analisis harus melakukan pekerjaan
tambahan untuk menentukan apakah ada masalah dan untuk mengisolasi penyebab
masalah.
2. Satu rasio biasanya tidak memberikan informasi yang cukup untuk menilai kinerja
keseluruhan perusahaan. Namun, jika analisis hanya berfokus pada aspek-aspek
tertentu dari posisi keuangan perusahaan, satu atau dua rasio mungkin cukup.
3. Analis harus berhati-hati untuk menggunakan laporan keuangan yang tanggal pada
saat yang sama dalam tahun sebelum menghitung rasio untuk perusahaan yang
berbeda. Dengan kata lain, efek musim dapat menghasilkan kesimpulan dan
keputusan yang salah.
4. Adalah lebih baik menggunakan laporan keuangan yang diaudit untuk analisis rasio.
Jika perusahaan negara belum diaudit, data di dalamnya mungkin tidak mencerminkan
kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
5. Data keuangan yang dibandingkan harus dibangun menggunakan seperangkat prinsip
akuntansi yang sama, seperti GAAP. Penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda
dapat mendistorsi hasil perbandingan rasio.
6. Hasil dapat didistorsi oleh inflasi tinggi, yang dapat menyebabkan nilai buku inventaris
dan aset yang dapat dikurangi sangat berbeda dari bisnis nilai pengganti mereka.
Selain itu, biaya inventaris dan depreciation write-off dapat bervariasi dari nilai
sebenarnya, sehingga mendistorsi keuntungan. Tanpa penyesuaian, inflasi cenderung
membuat perusahaan yang lebih tua (aktiva yang lebih lama) tampak lebih efisien dan
menguntungkan daripada perusahaan baru. (newer assets). Jelas, dalam
menggunakan rasio, Anda harus berhati-hati ketika membandingkan perusahaan yang
lebih tua dengan yang lebih baru atau membandingkannya dengan diri sendiri dalam
jangka waktu yang lama.
Seperti yang dinyatakan di atas, tidak ada rasio keuangan tunggal yang dapat mengungkapkan
banyak tentang kesehatan keuangan perusahaan, yang memiliki banyak aspek yang berbeda.
Akibatnya, para ahli keuangan biasanya menganalisis sebuah perusahaan menggunakan
banyak rasio yang berbeda.
Rasio keuangan jatuh ke dalam lima kategori umum berdasarkan tujuan spesifik kinerja
perusahaan yang mereka desain untuk menilai: likuiditas, aktivitas, utang, kelangsungan hidup
keuntungan, dan rasio pasar. Menghitung rasio ini membutuhkan, setidaknya, laporan
pendapatan dan saldo perusahaan. Dalam bagian berikutnya, kami akan memulai analisis
rasio yang menyeluruh dari Whole Foods Market Inc. (sebelum akuisisi oleh Amazon) dengan
menggunakan data dari saldo dan laporan pendapatan mereka, yang muncul di Tabel 3.6 dan

12
Tabel 3.2 masing-masing yang telah kami sempurnakan pernyataan yang sebenarnya dan
menyederhanakannya.

2.3 Liquidity Ratios


Likuiditas perusahaan mencerminkan kemampuan perusahaan untuk memuaskan kewajiban
jangka pendek saat mereka jatuh tempo. Secara umum, sebuah perusahaan dengan likuiditas
yang lebih besar akan memiliki waktu yang lebih mudah untuk membayar tagihan dan kurang
mungkin menjadi insolvent. Karena precursor dari kesulitan keuangan dan kebangkrutan
adalah likuiditas yang rendah atau menurun, rasio ini dapat memberikan tanda-tanda
peringatan awal bahwa sebuah perusahaan memiliki bukti arus kas yang dapat menyebabkan
bisnis gagal. Jelas, kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan adalah diinginkan,
sehingga memiliki likuiditas yang cukup untuk operasi sehari-hari adalah penting. Namun, aset
likuid, seperti uang tunai yang disimpan di bank dan sekuritas yang dapat diperdagangkan,
tidak menghasilkan tingkat pengembalian yang sangat tinggi, sehingga para pemegang saham
tidak ingin sebuah perusahaan berinvestasi berlebihan dalam likviditas.
Berapa banyak likuiditas yang cukup? Likuiditas yang dibutuhkan tergantung pada
berbagai faktor, termasuk ukuran perusahaan, aksesnya ke sumber pendanaan jangka pendek

13
seperti garis kredit bank, dan volatilitas bisnisnya. Perusahaan yang lebih besar dengan akses
ke kredit bank membutuhkan lebih sedikit likuiditas daripada perusahaan yang lebih kecil yang
mungkin tidak dapat meminjam dalam krisis. Semua perusahaan harus menyeimbangkan
kebutuhan akan keamanan yang disediakan oleh likuiditas terhadap pengembalian rendah
yang dihasilkan aset likuidi bagi investor. Selain keamanan, likuiditas memberikan manfaat
lain. Misalnya, sebuah perusahaan dengan cadangan uang tunai yang besar akan dapat
melakukan investasi strategis dengan cepat daripada melalui proses mengumpulkan dana
tambahan untuk berinvestasi.
Kita dapat membuat beberapa pernyataan umum tentang posisi likuiditas optimal untuk
sebuah perusahaan, meskipun mengukurnya dengan tepat mungkin tidak mungkin.
Sejauh perusahaan membutuhkan likuiditas untuk keamanan, maka perusahaan di industri
yang volatile (seperti maskapai penerbangan, seperti yang kita lihat di Gambar 3.1)
membutuhkan lebih banyak liabilitas daripada yang ada dalam industri yang lebih stabil. Dalam
satu industri, sebuah perusahaan yang sendiri lebih berisiko daripada yang lain di industri
(misalnya, perusahaan yang memiliki lebih banyak utang jangka panjang) mungkin
membutuhkan lebih banyak likuiditas. Dari investasi strategis per perusahaan, sebuah
perusahaan di industri di mana dinamika kompetitif berubah dengan cepat atau konsolidasi
sedang berlangsung mungkin membutuhkan kemampuan untuk melakukan investasi strategi
tiba-tiba, dan kebutuhan itu dapat membenarkan investasi yang lebih tinggi dalam aset yang
dipertahankan.
Meskipun menentukan persis seberapa banyak likuiditas yang dibutuhkan perusahaan
merupakan tantangan, mengukur liquiditas perusahaan relatif sederhana. Dua ukuran paling
umum dari likuiditas adalah rasio arus dan rasio cepat (asid-test).

CURRENT RATIO (rasio saat ini)


Rasio saat ini mengukur likuiditas dengan membandingkan aset saat ini perusahaan dengan
kewajiban saat ini. Ekspresi matematika untuk rasio saat ini adalah

Data yang diperlukan untuk menghitung rasio saat ini untuk Whole Foods pada tahun 2016
dan 2015 ditunjukkan dalam Tabel 3.6. Rasio saat ini untuk Whole Foods selama 2 tahun itu
adalah
2016: $ 1.975 ÷ $ 1.341 = 1.47
2015: $ 1,544 ÷ $ 1,252 = 1.23

14
Whole Foods meningkatkan posisi likuiditas pada tahun 2016 ke tingkat yang sedikit di atas
rata-rata industri, seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 3.5. Industri makanan adalah salah
satu di mana arus kas relatif stabil dan dapat diprediksi orang harus makan apakah ekonomi
sedang booming atau dalam resesi. Oleh karena itu, biasanya, kita mengharapkan pedagang
untuk mempertahankan lebih sedikit likuiditas daripada perusahaan di sebagian besar industri
lainnya. Faktanya, Tabel 3.5 menunjukkan bahwa rasio rata-rata saat ini di industri makanan
(1,3) lebih rendah daripada di industri seperti komputer (1,5), bahan bangunan (2.8), dan toko
komoditas ritel. (1.7). Namun, sebelum diakuisisi oleh Amazon, Whole Foods menduduki posisi
unik di industri makanan, yang ditujukan untuk meningkatkan konsumen dengan menawarkan
produk makanan organik gourmet dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan dengan toko
makanan tradisional seperti Kroger. Bayangkan apa yang mungkin terjadi pada Whole Foods
dalam resesi. Cus akan memotong pengeluaran untuk barang-barang mewah pertama, yang
mungkin berarti beralih dari Whole Foods ke penyedia makanan dengan harga yang lebih
rendah. Dengan demikian, kami mengharapkan Whole Foods menjadi lebih berisiko daripada
perusahaan ritel rata-rata, dan itu pada gilirannya dapat membenarkan rasio saat ini yang relatif
tinggi.

QUICK (ACID-TEST) RATIO


Rasio cepat (acid-test) mirip dengan rasio saat ini kecuali tidak termasuk inventaris, yang
umumnya merupakan aset saat ini yang paling sedikit likuid. Likuiditas persediaan yang
umumnya rendah disebabkan oleh dua faktor utama: (1) Banyak jenis usaha penemuan tidak
dapat dengan mudah dijual karena mereka adalah item yang sebagian selesai, item bisnis
khusus, dan sejenisnya; dan (2) persediaan biasanya dijual dengan kredit, yang berarti bahwa
itu menjadi tagihan sebelum dikonversi menjadi uang tunai. Masalah tambahan dengan
inventarisasi sebagai aset likuid adalah bahwa saat-saat ketika perusahaan menghadapi
kebutuhan mendesak untuk likuidan, ketika bisnis buruk, adalah saat ketika hal yang paling
sulit untuk mengubah inventori menjadi uang tunai dengan menjualnya. Rasio cepat ini dihitung
sebagai

Aset paling likuid secara signifikan pada tahun 2016. Melihat kembali ke saldo membuat jelas
bahwa Whole Foods secara dramatis meningkatkan kepemilikan tunai pada tahun 2016,
sementara sebagian besar akun aset dan liabilitas lain tidak berubah begitu banyak.
Konsekuensinya adalah lompatan dalam rasio cepat, seperti yang ditunjukkan di bawah ini:

15
Pertanyaan penting yang timbul dari perhitungan ini adalah apakah Whole Foods
mengumpulkan uang tunai karena ia menyadari kebutuhan untuk keamanan keuangan yang
lebih besar, karena ia berencana untuk menggunakan dana tunai untuk investasi besar, atau
untuk alasan lain.
Seperti dengan rasio saat ini, tingkat rasio cepat yang harus dicari perusahaan tergantung
pada sifat bisnis di mana ia beroperasi. Rasio cepat memberikan ukuran lebih baik dari
likuiditas keseluruhan hanya ketika inventaris perusahaan tidak dapat dengan mudah
dikonversi menjadi uang tunai. Jika inventarisnya adalah likuid, rasio saat ini adalah ukuran
yang disukai dari keseluruhan liquidity.

2.4 Activity Ratios

Rasio aktivitas mengukur kecepatan dengan mana berbagai akun aset dan liabilitas diubah
menjadi penjualan atau uang tunai. Rasio aktivitas mengukur seberapa efisien perusahaan
beroperasi di berbagai dimensi, seperti manajemen persediaan, ekspor, dan koleksi. Sejumlah
rasio mengukur aktivitas dari rekening saat ini yang paling penting, yang mencakup
persediaan, rekening yang harus dikeluarkan, dan rekening yang perlu dibayar. Kita dapat
menggunakan rasio untuk menilai efisiensi dengan mana perusahaan mengelola aset totalnya
juga.

INVENTORY TURNOVER
Untuk perusahaan yang bisnisnya melibatkan memegang saldo inventaris yang signifikan,
rasio turnover inventarisa adalah metrik yang digunakan oleh analis untuk menilai efektivitas
praktik manajemen inventarinya. Di sini lagi, nilai rasio persediaan yang mewakili manajemen
yang baik tergantung pada sifat bisnis. Seperti yang Anda harapkan (dan seperti yang akan
Anda lihat segera), toko-toko makanan mengubah persediaan mereka dengan sangat cepat.
Setelah semua, banyak item dalam persediaan toko cepat rusak. Sebaliknya, sebuah
perusahaan yang memproduksi peralatan berat akan mengubah inventarisnya jauh lebih
lambat, sebagian karena proses manufaktur itu sendiri membutuhkan waktu yang lama,

16
membutuhkan investasi besar dalam bahan baku dan usaha penemuan dalam proses. Formula
untuk menghitung inventarisasi adalah :

Ingat bahwa biaya barang dijual mewakili biaya semua barang yang dijual oleh perusahaan
dalam satu tahun, sedangkan inventaris mengacu pada barang yang ada di tangan setiap saat.
Dengan demikian, ketika menghitung rasio ini, kita sampai pada angka yang mewakili bilangan
kali per tahun perusahaan “mengalihkan” atau menjual, saldo inventarisnya.
Untuk menghitung pendapatan inventaris untuk Whole Foods, kami membutuhkan informasi
dari laporan pendapatan dan saldo mereka. Perhitungan menunjukkan bahwa Whole Foods
menukarkan persediaan 19,9 kali pada 2015 dan 2016.

2016: $ 10,313 ÷ $ 517 = 19.9


2015: $ 9,973 ÷ $ 500 = 19.9

Rata-rata aktivitas inventaris lainnya mengukur berapa hari persediaan yang dimiliki
perusahaan. Anda dapat dengan mudah mengkonversi penjualan inventaris menjadi usia rata-
rata penjualan dengan membagi rasio penjualan menjadi 365. Misalnya, jika Whole Foods
menjual persediaan 19,9 kali dalam satu tahun, maka itu berarti saldo persediaannya
berlangsung, rata-rata, sekitar 18,3 hari (365, 19,9 = 18,3). Jelas, beberapa item dalam
inventaris berubah setiap hari atau dua, seperti roti segar atau makanan siap makan yang
dimasak di toko. Jika barang-barang ini tidak dijual dengan cepat, mereka rusak dan menjadi
sampah. Barang-barang lain, seperti bahan baku atau bahan pembersih, tidak menjual dengan
cepat. Rata-rata, barang khas di toko Whole Foods dijual dalam waktu sekitar 18 hari, dan
angka itu tidak berubah pada tahun 2016.
Untuk menggambarkan seberapa banyak rasio keuangan dapat bervariasi di berbagai
industri, pertimbangkan perusahaan berbasis di Oregon Willamette Valley Vineyards.
Produsen anggur menua sebagian besar varietas anggur yang mereka buat sebelum
menjualnya kepada pelanggan. Dalam laporan keuangan baru-baru ini, Willamette melaporkan
bahwa ia memiliki $ 10,63 juta dalam persediaan dan biaya barang-barang yang dijual untuk
tahun ini adalah $ 7,1 juta. Menghubungkan angka-angka tersebut ke persamaan 3.3
mengungkapkan bahwa rasio penjualan inventaris Willamette hanya 0,67 kali per tahun.
Membagi angka itu menjadi 365 memberi tahu kita bahwa rata-rata product yang dibuat oleh
Willamette tetap dalam persediaan selama 544 hari!

17
AVERAGE COLLECTION PERIOD (Rata-rata periode pengumpulan)
Rata-rata periode pengumpulan, atau usia rata-rata akun yang dapat dikeluarkan, berguna

dalam mengevaluasi kebijakan kredit dan pengumpulan. Ini sama dengan saldo pendapatan
akun dibagi dengan penjualan harian rata-rata:
Mengaplikasikan data dari laporan pendapatan dan saldo Whole Foods ke Persamaan 3.4,
kami menemukan bahwa periode pengumpulan perusahaan sangat singkat, sedikit lebih dari
5 hari.
Hasil seperti ini untuk perusahaan toko kelontong tidak mengherankan. Kebanyakan
pelanggan membayar dengan uang tunai, cek, atau kartu kredit. Praktik akuntansi
memperlakukan semua bentuk pembayaran tersebut sebagai penjualan tunai. Artinya, ketika
seorang pelanggan membayar Whole Foods dengan kartu kredit (sampai kartu itu adalah Visa,
MasterCard, atau kartu apa pun yang tidak dikeluarkan oleh WholeFoods), transaksi pergi ke

uang tunai pada saldo perusahaan, bukan ke rekening yang dapat dikeluarkan. Periode
pengumpulan yang rendah untuk Whole Foods benar-benar mencerminkan bahwa mereka
membuat penjualan yang sangat sedikit dengan kredit - bukan bahwa mereka mengumpulkan
dengan cepat ketika mereka menjual dengan kredit.
Untuk mendapatkan perspektif yang berbeda tentang periode pengumpulan rata-rata, mari
kita periksa data keuangan dari Whirlpool Corp. Whirlpool memproduksi barang konsumsi yang
tahan lama seperti oven, kulkas, mesin cuci dan pengering. Mereka hanya menjual sangat
sedikit kepada konsumen. Sebaliknya, Whirlpool menjual ke pengecer peralatan seperti Best
Buy, Lowe’s, Home Depot dan lainnya. Hampir semua penjualan ini terjadi pada kredit, dengan
Whirlpool memberikan mitra ritelnya beberapa waktu untuk menjual peralatan sebelum mereka
harus menyerahkan pembayaran jaminan kembali ke Wirlpool.
Pada tahun 2016, saldo hutang Whirlpool adalah $ 2,7 miliar, dengan penjualan $ 20,7
miliar. Menghubungkan angka-angka tersebut ke persamaan 3.4 menunjukkan bahwa periode
pengumpulan rata-rata Whirlpool hanya kurang dari 48 hari. Tahun sebelumnya, periode

18
pengumpulan perusahaan berjumlah sekitar 44 hari, sehingga koleksi tampaknya telah
melambat sedikit pada 2016. Perlambatan pengumpulan tidak akan tidak biasa dalam ekonomi
yang kehilangan uap karena pelanggan berjuang untuk membayar tagihan mereka tepat waktu.
Namun, ekonomi AS tampil relatif baik pada tahun 2016, jadi apakah periode bisnis
pengumpulan yang melambat menunjukkan masalah internal dengan upaya pengumpulan
Whirlpool?
Meskipun ekonomi secara keseluruhan berjalan dengan baik pada tahun 2016, banyak
bagian dari segmen ritel batu bata dan mortir berjuang, sebagian besar (meskipun tidak
sepenuhnya) karena persaingan dari Amazon. Dua pelanggan terbesar Whirlpool di AS, Sears
dan Best Buy, melaporkan penurunan atau penurunan penjualan pada tahun itu, dan manajer
di Sears mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengumumkan secara publik bahwa
mereka tidak yakin perusahaan tersebut dapat bertahan dalam jangka panjang. Situasi lebih
baik di Home Depot, di mana penjualan meningkat, tetapi pembayaran mereka meningkat
bahkan lebih cepat, menunjukkan bahwa HomeDepot mengambil lebih banyak waktu untuk
membayar pemasoknya. Peningkatan periode penagihan Whirlpool dari 44 menjadi 48 hari
mungkin tidak tampak seperti perubahan besar, tetapi itu mewakili ratusan juta dolar tambahan
yang terhubung ke akun perusahaan.
Periode penarikan rata-rata hanya berarti sehubungan dengan kondisi kredit perusahaan.
Jika Whirlpool telah memperpanjang syarat kreditnya sedikit pada 2016, maka itu saja bisa
menjelaskan peningkatan periode penggalangan dana. Jika Whirlpool tidak menerapkan
perubahan dalam persyaratan kredit pada tahun 2016, maka periode penarikan yang
meningkat dapat dengan mudah menunjukkan baik kondisi keuangan yang memburuk di
antara pelanggan Wirlpool atau mungkin bahkan masalah dengan departemen koleksinya.
Kedua situasi akan membutuhkan perhatian lebih lanjut dari tim manajemen keuangan
perusahaan.

AVERAGE PAYMENT PERIOD (Periode Pembayaran Rata-rata)


Rata-rata periode pembayaran, atau usia rata-rata akun yang harus dibayarkan, dihitung
dengan cara yang sama seperti periode pengumpulan rata-ratanya:

Kesulitan dalam menghitung rasio ini berasal dari kebutuhan untuk menemukan laporan
keuangan tahunan, nilai yang tidak tersedia dalam laporan keuangan yang dipublikasikan.

19
Biasanya, pembelian diperkirakan sebagai persentase dari biaya barang yang dijual. Jika kita
mengasumsikan bahwa pembelian Whole Foods setara dengan 70% dari biaya barang yang
dijual, periode pembayaran rata-rata adalah Whole Foods membayar pembelian dalam waktu
sekitar 15 hari, angka yang hampir tidak berubah pada 2016. Seperti halnya dengan periode
penarikan rata-rata, kami hanya dapat membuat penilaian tentang periode pembayaran rata-
ratanya Whole Foods selama 15 hari jika kami tahu persyaratan kredit yang ditawarkan oleh
pemasok mereka. Jika pemasok Whole Foods telah memperpanjang, rata-rata, jangka waktu
kredit 15 hari, seorang analis akan menyimpulkan bahwa perusahaan melakukan pekerjaan
yang baik untuk membayar tagihannya tepat waktu. Meskipun kami tidak memiliki informasi
tentang syarat-syarat kredit yang diberikan ke Whole Foods, kemungkinan tidak ada masalah
penyelidikan di sini karena periode pembayaran tetap hampir tetap selama 2 tahun.

TOTAL ASSET TURNOVER


Penjualan aset total adalah ukuran efisiensi dengan mana perusahaan menggunakan asetnya
untuk menghasilkan penjualan. Rasio ini hanya menunjukkan berapa banyak dolar penjualan
yang dihasilkan perusahaan untuk setiap dolar aset yang telah diinvestasikan dalam bisnis.
Formulir untuk total turnover aset adalah

Untuk Whole Foods, angka total penjualan aset untuk 2015 dan 2016 adalah
2016: $ 15,724 ÷ $ 6,341 = 2,48
2015: $ 15,389 ÷ $ 5,741 = 2,68
Pendapatan aset Whole Foods melambat sedikit pada tahun 2016, dan itu akan
mengkhawatirkan manajer bisnis jika itu adalah bagian dari tren jangka panjang untuk
perusahaan. Melihat kembali pada Tabel 3.5, kita melihat bahwa rasio rata-rata penjualan aset
untuk industri makanan adalah 2,4, sehingga kinerja Whole Foods sesuai dengan norma
industri.
Secara umum, semakin tinggi total pendapatan aset perusahaan, semakin efisien asetnya
digunakan. Tindakan ini mungkin paling menarik untuk mengelola bisnis karena menunjukkan
apakah operasi perusahaan telah efektif secara finansial.

20
2.5 Debt Ratios
Posisi utang perusahaan menunjukkan jumlah uang yang digunakan perusahaan yang tidak
berasal dari pemegang saham, tetapi dari pemberi pinjaman. Secara umum, analis paling
berfokus pada utang jangka panjang yang mengikat perusahaan ke aliran pembayaran kontrak
selama bertahun-tahun. Semakin besar utang, semakin besar risiko perusahaan untuk tidak
dapat memenuhi pembayaran utang kontrak. Karena perusahaan harus memuaskan klaim
kreditur sebelum mereka dapat membayar pemegang saham, pemegang ekuitas saat ini dan
potensial memperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Pemberi pinjaman
juga khawatir tentang utang perusahaan, karena memegang semua yang lain secara
konsisten, sebuah perusahaan dengan lebih banyak utang memiliki risiko yang lebih besar
untuk gagal membayar pinjaman kepada peminjamnya.
Secara umum, semakin banyak utang yang digunakan perusahaan dalam kaitannya
dengan aset totalnya, semakin besar leverage finansialnya. Istilah leverage mengacu pada
sejauh mana sebuah perusahaan menggunakan pendanaan utang (atau jenis pendanaan
biaya tetap lainnya, seperti saham pre-reported) dan efek pendanaan hutang. Ketika sebuah
perusahaan mendanai lebih banyak investasi dengan meminjam uang, pengembalian investasi
yang diharapkan meningkat, tetapi juga risiko.
Contoh sebelumnya menunjukkan bahwa dengan peningkatan utang datang risiko yang
lebih besar serta pengembalian potensial yang lebih tinggi. Oleh karena itu, semakin besar
leverage finansial, semakin tinggi potensi risiko dan pengembalian. Diskusi terperinci tentang
efek utang pada risiko, pengembalian, dan nilai perusahaan muncul kemudian dalam teks ini.
Untuk saat ini, kami akan fokus pada bagaimana analis menggunakan rasio leverage keuangan
untuk menilai posisi utang perusahaan.
Tindakan leverage terdiri dari dua jenis umum: ukuran tingkat retensi utang dan ukuran
kemampuan untuk membayar utang. Tingkat rasio utang mengukur jumlah utang sehubungan

21
dengan jumlah saldo yang signifikan lainnya. Dua ukuran umum dari tingkat kewajiban adalah
rasio utang dan rasio hutang terhadap ekuitas.
Jenis kedua dari langkah leverage berfokus pada kemampuan perusahaan untuk membayar
utang. Rasio ini membandingkan pendapatan yang diperoleh perusahaan dengan pembayaran
tetap (untuk utang dan kewajiban seperti sewa) yang harus dilakukan. Rasio ini juga disebut
rasio cakupan, dan mereka membantu analis menilai apakah sebuah perusahaan dapat
melayani utang mereka. (i.e., make payments on time). Biasanya, pemberi pinjaman lebih
memilih rasio cakupan yang lebih tinggi, tetapi rasio yang sangat tinggi mungkin menunjukkan
bahwa manajemen manajer perusahaan terlalu konservatif dan dapat menghasilkan
pengembalian yang lebih besar dengan meminjam lebih banyak. Secara umum, rasio cakupan
yang lebih rendah berarti bahwa perusahaan kurang mungkin untuk membayar utang
sepenuhnya dan tepat waktu. Jika sebuah perusahaan tidak dapat membayar kewajiban-
kewajiban ini, kreditornya dapat meminta pembayaran segera, yang dalam kebanyakan kasus
akan memaksa perusahaan ke kebangkrutan. Dua rasio cakupan yang populer adalah rasio
waktu yang diperoleh dari bunga dan rasio dukungan pembayaran tetap.

DEBT RATIO
Rasio utang mengukur proporsi dari total aset yang didanai oleh kreditor perusahaan. Rasio
utang yang lebih tinggi berarti bahwa sebuah perusahaan menggunakan sejumlah besar uang
orang lain untuk membiayai operasinya, atau setara, perusahaan menggunakan leverage
keuangan yang lebih besar. Formula untuk rasio utang adalah

Menghubungkan nilai dari saldo Whole Foods ke persamaan 3.7, kami menemukan bahwa
rasio utang perusahaan adalah
2016: $3,117 ÷ $6,341 = 0.49 = 49 %
2015: $1,972 ÷ $5,741 = 0.34 = 34 %
Nilai ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mendanai hampir setengah asetnya dengan
utang pada tahun 2016 dan bahwa perusahaan secara dramatis meningkatkan rasio utang
tahun itu. Peningkatan rasio utang dapat mencerminkan keputusan keuangan strategis oleh
manajemen Whole Foods untuk menempatkan perusahaan sedemikian rupa sehingga
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pengembalian yang lebih tinggi sambil
mengambil risiko yang lebih besar. Faktanya, pembacaan komentar manajemen yang
menyertai laporan keuangan dalam laporan tahunan menunjukkan bahwa dalam tahun terakhir
perusahaan mengeluarkan notasi jangka panjang baru (yaitu, meminjam uang) dan
menggunakan sebagian pendapatan dari pinjaman itu untuk menukar saham, dengan

22
demikian memindahkan campuran pendanaan dari ekuitas ke utang.

DEBT-TO-EQUITY RATIO
Perbandingan utang ke ekuitas mengukur proporsi relatif dari total kewajiban terhadap ekuitas
biasa yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan. Seperti halnya rasio utang,
rasionalitas utang yang lebih tinggi berarti bahwa perusahaan menggunakan lebih banyak
leverage keuangan. Rata-rata utang terhadap ekuitas dihitung sebagai

Rata-rata utang ke ekuitas untuk Whole Foods terlihat seperti ini


2016: $3,117 ÷ $3,224 = 0.97

2015: $1,972 ÷ $3,769 = 0.52

Hasil ini memberi tahu kami bahwa pada tahun 2016, untuk setiap $ 1,00 pemegang saham
biasa yang diinvestasikan di Whole Foods, perusahaan berhutang sekitar 97 ¢ kepada kreditor.
Rasio ini bahkan lebih dramatis menunjukkan pergeseran dalam campuran pembiayaan
perusahaan dari ekuitas ke utang. Perlu diingat, ada beberapa metode untuk menghitung rasio
utang ke ekuitas. Alternatif umum hanya menggunakan utang jangka panjang dalam angka-
angka. Dalam hal ini, persentase untuk seluruh makanan adalah
2016: $1,776 ÷ $3,224 = 0.55

2015: $720 ÷ $3,769 = 0.19

Ketika melakukan analisis rasio, beberapa analis keuangan memilih untuk mempertimbangkan
semua pemegang saham, termasuk pemegang Saham Preferensial dan Umum, dan bukan
hanya pemangku Saham Umum, dalam hal ini mereka menggunakan nilai yang relevan untuk
semua pemungut saham, seperti keuntungan bersih setelah pajak (bukan keuntungan yang
tersedia untuk pemangkar biasa) dan total ekuitas pemangkas Saham. (instead of common
stock equity). Jelas, metode yang berbeda dapat menyebabkan hasil yang sangat berbeda,
meskipun dalam kasus ini kedua metode menghasilkan hasil yang sama karena Whole Foods
hanya memiliki saham yang luar biasa. Di sini lagi kita perhatikan bahwa rasio utang yang tinggi
versus rendah mencerminkan kompromi, khususnya bahwa utang lebih tinggi mengarah pada
pengembalian dan risiko yang lebih tinggi. Membuat pernyataan yang jelas bahwa sebuah
perusahaan jelas memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit utang sulit, kecuali mungkin ketika
utang perusahaan begitu tinggi sehingga tidak dapat dikembalikan. Mengevaluasi kemampuan
perusahaan untuk membayar hutang adalah fokus dari rasio cakupan yang kita beralih ke
berikutnya.

23
TIMES INTEREST EARNED RATIO
The times interest earned ratio, kadang-kadang disebut rasio coverage interest, memastikan
kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran bunga kontrak. Semakin tinggi
nilainya, semakin mampu perusahaan untuk memenuhi kewajiban bunga. Rata-rata waktu
inter-est diperoleh dihitung sebagai

Angka untuk keuntungan sebelum bunga dan pajak (EBIT) adalah sama dengan yang untuk
keuntungan operasional yang ditunjukkan dalam laporan pendapatan. Laporan pendapatan
untuk Whole Foods pada tahun 2015 menunjukkan biaya bunga $ 0, sehingga kita tidak dapat
menggunakan persamaan 3.9 pada tahun itu. Perbandingan waktu bunga yang diperoleh pada
tahun 2016 adalah

Time interest earned ratio = $857 ÷ $41 = 20.9

Pada pandangan pertama, rasio ini tampaknya menunjukkan bahwa Whole Foods memiliki
EBIT lebih dari 20 kali dari yang dibutuhkan untuk menutupi biaya bunga atas utangnya. Jika
itu benar, itu akan menunjukkan bahwa perusahaan seharusnya tidak memiliki masalah
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Namun, angka ini mungkin agak menyesatkan
karena Whole Foods menyewa banyak propertinya. Pembayaran sewa sangat mirip dengan
pembayaran bunga dalam arti bahwa pembayaran tetap dan perusahaan harus melakukan
pembayaran tersebut apakah bisnis baik atau buruk. Dengan kata lain, biaya sewa
mempengaruhi profil risiko dan pengembalian perusahaan dengan cara yang sama seperti
meminjam uang.

FIXED-PAYMENT COVERAGE RATIO


Rasio cakupan pembayaran tetap mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua
kewajiban pembayaran tetap seperti bunga pinjaman dan modal, pembayaran sewa, dan
dividen saham. Seperti yang benar dari waktu rasio bunga diperoleh, semakin tinggi nilai ini,
semakin baik. Formulir untuk rasio cakupan pembayaran tetap adalah

24
dimana T adalah tingkat pajak perusahaan yang berlaku untuk pendapatan perusahaan. Istilah
1/(1 - T) dimasukkan untuk menyesuaikan pembayaran utama setelah pajak dan dividen
saham preferensial kembali ke setara sebelum pajak yang konsisten dengan nilai pajak dari
semua istilah lainnya. Sayangnya, dari laporan keuangan singkat di Tabel 3.6 dan 3.7, kita
tidak dapat menghitung rasio ini untuk Whole Foods. Seperti rasio waktu yang diperoleh bunga,
rasio cakupan pembayaran tetap menjamin risiko. Semakin rendah rasio ini, semakin besar
risiko untuk kedua pemberi pinjaman dan pemilik semakin besar rasio itu, semakin rendah
risiko. Rasio ini memungkinkan pihak yang berkepentingan untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran tetap tambahan tanpa didorong ke
kebangkrutan.

2.6 Profitability Ratios


Ada banyak langkah-langkah profitabilitas. Sebagai kelompok, langkah-langkah ini
memungkinkan orang untuk mengevaluasi keuntungan perusahaan sehubungan dengan
penjualan, aset, atau investasi pemiliknya. Pemilik, peminjam, dan manajer memperhatikan
meningkatkan keuntungan karena pentingnya pasar menempatkan pada mereka.

COMMON-SIZE INCOME STATEMENTS


Alat yang berguna untuk mengevaluasi profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan adalah
laporan pendapatan berukuran umum. Setiap item dalam pernyataan ini dinyatakan sebagai
persentase dari penjualan. Laporan pendapatan berukuran umum terbukti sangat berguna
ketika membandingkan kinerja selama bertahun-tahun karena mudah untuk melihat apakah
kategori pengeluaran tertentu naik atau turun sebagai persentase dari total volume bisnis yang
dilakukan perusahaan. Tiga rasio profitabilitas yang sering disebutkan yang berasal langsung
dari laporan pendapatan berskala umum adalah (1) margin keuntungan brutto, (2) margin
keuntungan operasional, dan (3) margin keuntungan bersih.

25
Tabel 3.9 menunjukkan laporan pendapatan berskala umum untuk tahun 2016 dan 2015 untuk
Whole Foods. Pernyataan-pernyataan ini mengungkapkan bahwa biaya perusahaan atas
barang-barang yang dijual meningkat dari 64,8% dari penjualan pada tahun 2015 menjadi
65,6% pada tahun 2016, mengakibatkan margin keuntungan bruto yang memburuk.
Pendapatan operasi dan pendapatan bersih juga menurun, tetapi penurunan biaya operasional
membantu mengurangi penurunan pendapatan perusahaan.

GROSS PROFIT MARGIN


Margin keuntungan bruto mengukur persentase dari setiap dolar penjualan yang tersisa setelah
perusahaan telah membayar biaya barang yang dijual. Semakin tinggi margin keuntungan
bruto, semakin baik. Analis memperhatikan perubahan margin keuntungan bruto perusahaan,
terutama ketika keuntungan perusahaan tergantung pada kekayaan intelektualnya (seperti
teknologi tinggi) atau nilai mereknya. Alasan mengapa margin keuntungan bruto begitu penting
adalah sederhana. Anda dapat dengan mudah memikirkan margin keuntungan bruto sebagai
ukuran “markup” pada produk perusahaan. Sebuah perusahaan dengan margin keuntungan
bruto yang tinggi dapat membebankan harga yang tinggi dibandingkan dengan apa yang
dihabiskan untuk membuat produk, dan itu adalah indikator posisi kompetitif yang kuat di pasar.
Sebaliknya, margin keuntungan bruto yang tipis menunjukkan bahwa perusahaan tidak dapat
mengenakan biaya lebih dari biaya produksi produk, yang merupakan tanda bahwa
perusahaan beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif atau memiliki biaya
manufaktur yang tidak kompetitif. Ketika analis melihat penurunan margin keuntungan bruto
perusahaan, mereka dapat menafsirkannya sebagai tanda posisi kompetitif yang melemah.
Untuk memahami poin ini, lihat Gambar 3.2, yang menunjukkan bagaimana pengenalan

26
iPhone oleh Apple mengubah margin bruto perusahaan itu. Apple menjual iPhone pertamanya
di kuartal keempat tahun fiskal 2007, dan perusahaan dengan cepat meningkatkan pangsa
pasar smartphone dari nol menjadi 17% pada kuartalnya. Dalam periode yang sama, margin
bruto Apple meningkat dari

Dari 34,7 hingga 41,8 persen. Margin keuntungan bruto yang meningkat berarti bahwa untuk
setiap dolar pendapatan Apple yang dihasilkan, Apple menghasilkan sekitar 7 ¢ tambahan
dalam laba bruto. Selama beberapa tahun, posisi kompetitif Apple diperkuat karena bagian dari
total pendapatan perusahaan yang berasal dari smartphone meningkat. Pada pertengahan
2012, margin bruto Apple dan pangsa pasar smartphone memuncak pada 47% dan 23%,
masing-masing. Sejak saat itu, persaingan telah mengurangi bagian dari penjualan ponsel
pintar Apple dan margin bruto, meskipun Apple masih jauh lebih menguntungkan daripada
sebelum meluncurkan iPhone.
Nilai margin profit bruto adalah

Kembali ke analisis rasio berjalan dari kinerja keuangan Whole Foods, kami melihat bahwa
margin keuntungan bruto mereka untuk 2016 dan 2015 adalah

Kita juga dapat melihat bahwa margin keuntungan bruto ditandai (1) pada laporan pendapatan
berskala umum di Tabel 3.9. Margin keuntungan bruto Whole Foods merosot sedikit pada
2016, yang merupakan tanda yang mengkhawatirkan bahwa manajer ingin memperhatikan

27
dengan hati-hati.

OPERATING PROFIT MARGIN


Margin keuntungan operasional mengukur persentase setiap dolar penjualan yang tersisa
setelah dikurangkan semua biaya dan biaya selain bunga, pajak, dan dividen saham. Ini
mewakili “profit murni” yang diperoleh dari setiap dolar penjualan. Keuntungan operasional
adalah “murni” karena mereka hanya mengukur keuntungan yang diperoleh dari operasi dan
mengabaikan bunga, pajak, dan dividen saham yang disukai. Margin keuntungan operasional
dihitung sebagai

Margin operasi untuk Whole Foods terlihat seperti ini:


2016: $857 ÷ $15,724 = 0.054 = 5.4%
2015: $861 ÷ $15,389 = 0.056 = 5.6%
Nilai ini ditandai (2) pada pernyataan pendapatan berskala umum di Tabel 3.9. Seperti halnya
dengan margin bruto perusahaan, margin operasi Whole Foods menurun sedikit pada 2016.

NET PROFIT MARGIN


Margin keuntungan bersih mengukur persentase dari setiap dolar penjualan yang tersisa
setelah semua biaya dan biaya, termasuk bunga, pajak, dan dividen saham preferensial,
dikurangi. Tentu saja, manajer dan analis melihat margin keuntungan bersih yang tinggi dalam
cahaya positif. Semakin tinggi margin keuntungan bersih perusahaan, semakin baik. Margin
profit net dapat dihitung sebagai

Dengan menerapkan persamaan 3.13 pada angka-angka dalam laporan pendapatan Whole
Foods, kita menemukan bahwa margin keuntungan bersih mereka adalah
2016: $507 ÷ $15,724 = 0.032 = 3.2%
2015: $536 ÷ $15,389 = 0.034 = 3.4%
Nilai ini ditandai (3) pada laporan pendapatan berskala umum di Tabel 3.9. Apakah
mengejutkan Anda bahwa Whole Foods menghasilkan sedikit lebih dari 3 ¢ keuntungan bersih
untuk setiap dolar barang-barang yang dijual? Industri makanan menghasilkan margin
keuntungan bersih yang sangat tipis, sebagian besar karena produk makanan tidak
berdiferensiasi. Perhatikan di Tabel 3.5, bagaimanapun, bahwa margin keuntungan bersih
Whole Foods sedikit lebih tinggi daripada Kroger, yang konsisten dengan strategi Whole Food
untuk menjual lebih banyak produk makanan unik untuk meningkatkan pelanggan. Margin

28
keuntungan bersih adalah ukuran yang sering disebutkan keberhasilan perusahaan
sehubungan dengan keuntungan atas penjualan.

EARNINGS PER SHARE (EPS)


Penghasilan per share (EPS) Penghasilan per saham perusahaan (EPS) umumnya menarik
bagi pemegang saham dan manajemen yang hadir atau pro-spesifik. Seperti yang kami
perhatikan sebelumnya, EPS mewakili jumlah dolar yang diperoleh selama periode atas nama
masing-masing saham saham biasa. Tidak seperti sebagian besar rasio yang telah kami
pelajari sejauh ini, EPS bukanlah angka yang dapat dibandingkan oleh para analis di seluruh
perusahaan dengan cara yang berarti. Itu karena setiap perusahaan memiliki sejumlah saham
umum yang berbeda. Jika kita mengamati bahwa Whole Foods memiliki EPS yang sekitar 3
kali lebih besar daripada EPS Kroger, kita tidak dapat menyimpulkan bahwa manajer di Whole
Food melakukan pekerjaan yang lebih baik. Perbedaan EPS adalah fungsi dari kedua
keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing perusahaan dan jumlah saham yang keluar.
Oleh karena itu, analis melihat dengan teliti bagaimana EPS berubah dari waktu ke waktu untuk
perusahaan tertentu dan bagaimana perusahaan EPS dibandingkan dengan harga sahamnya.
(as we will see shortly). Penghasilan per saham dihitung sebagai

Catatan ke Keseimbangan Whole Foods di Tabel 3.6 memberi tahu kita berapa banyak saham
saham yang dimiliki perusahaan pada tahun 2015 dan 2016, sehingga menggabungkan
informasi tersebut dengan angka pendapatan bersih dari tabel 3.7 kami memiliki
2016: $507 ÷ $318.3 = $1.59
2015: $536 ÷ $348.9 = $1.54
Perhatikan pola yang menarik di sini. Whole Foods memperoleh keuntungan bersih yang lebih
kecil pada tahun 2016 ($ 507 vs. $ 536 pada tahun 2015) dan margin keuntungan bersih lebih
kecil (3.2% vs. 3.4% pada 2015), tetapi melaporkan keuntungan per saham yang lebih tinggi
pada tahun 2016. Bagaimana perusahaan menghasilkan lebih sedikit uang secara keseluruhan
dan pada saat yang sama menghasilkan lebih banyak per saham? Jawabannya adalah bahwa
Whole Foods membeli kembali saham pada tahun 2016, sehingga jumlah total saham yang
keluar menurun. Perusahaan membeli kembali saham karena berbagai alasan. Salah satu
alasan adalah untuk menempatkan uang tunai yang berlebihan yang dimiliki oleh perusahaan
ke tangan pemegang saham, tetapi yang lain mungkin untuk meningkatkan angka EPS.

29
RETURN ON TOTAL ASSETS (ROA)
Return on Total Assets (ROA), salah satu dari beberapa rasio yang kadang-kadang disebut
return on investment (ROI), mengukur efektivitas keseluruhan manajemen dalam
menghasilkan keuntungan dengan aset yang tersedia. Pengembalian atas total aset
diperhitungkan sebagai

Untuk Whole Foods, hasil ROA untuk 2016 dan 2015 adalah
2016: $507 ÷ $6,341 = 0.080 = 8.0%
2015: $536 ÷ $5,741 = 0.093 = 9.3%
Angka-angka di sini memberi tahu kita bahwa Whole Foods menghasilkan sekitar 9,3¢ untuk
setiap dolar aset pada tahun 2015, tetapi hanya menghasilkan 8¢ pada tahun 2016. Penurunan
ROA Whole Foods pada tahun 2016 adalah salah satu perubahan yang lebih mengkhawatirkan
yang telah kami identifikasi dalam analisis rasio kinerja perusahaan ini. Penurunan ini terjadi
karena pendapatan bersih turun sekitar 5,4% pada tahun 2016, sementara total aset meningkat
sebesar 10,4%.

RETURN ON EQUITY (ROE)


Return on Equity (ROE) ratio mirip dengan ROA, kecuali bahwa itu berfokus pada keuntungan
yang dihasilkan perusahaan sehubungan dengan ekuitas yang diinvestasikan di perusahaan,
bukan aset yang diinvestasikan. Persamaan untuk ROE adalah

ROE adalah saham biasa, sedangkan denominator bagi ROA adalah aset total. Dari
persamaan dasar dalam akuntansi, kita tahu bahwa pada saldo, total aset perusahaan sama
dengan jumlah kewajiban dan ekuitas (A = L + E). Ini berarti bahwa selama sebuah perusahaan
memiliki setidaknya beberapa kewajiban pada saldo, ekuitas saham umumnya akan selalu
kurang dari asetnya. Jika ekuitas kurang dari aset, maka denominator dari perhitungan ROE
akan selalu kurang dari denominator untuk ROA. Mengingat bahwa dua rasio berbagi
numerator yang sama, kita dapat membuat pernyataan umum berikut tentang hubungan antara
ROA dan ROE.
 Ketika sebuah perusahaan memiliki keuntungan positif yang tersedia untuk pemegang
saham biasa, ROE akan lebih besar dari ROA (ROE > ROA if earnings are positive).
 Ketika sebuah perusahaan tidak memiliki keuntungan positif yang tersedia untuk
saham umum (misalnya, ketika perusahaan mengalami kerugian), ROE akan lebih
negatif daripada ROA (ROE < ROA if earnings are negative).

30
Cara yang disederhanakan untuk menyatakan hubungan ini adalah bahwa pada saat-saat
yang baik, pengembalian ekuitas sebuah perusahaan bahkan lebih baik daripada hasil dari
aset-asetnya, tetapi pada saat yang buruk, hasil dari ekuitas suatu perusahaan lebih buruk
daripada hasilnya dari asetnya. Sekarang mari kita lihat hasil ROE untuk Whole Foods.
2016: $507 ÷ $3,224 = 0.157 = 15.7%
2015: $536 ÷ $3,769 = 0.142 = 14.2%
Pertama, dalam dua tahun, ROE Whole Foods melebihi ROA. Kedua, meskipun ROA
perusahaan berkurang pada 2016 (dari 9,3% menjadi 8,0%), ROE sebenarnya naik pada tahun
itu (14,2% menjadi 15,7%). Kedua rasio ini dirancang untuk mengukur profitabilitas
perusahaan, tetapi untuk perusahaan yang sama pada tahun yang sama, satu rasio turun
sementara yang lain naik. Mengapa ini terjadi, dan apa yang harus kita lakukan dari kontradiksi
yang jelas ini?
Seperti yang kami perhatikan di atas, perbedaan antara ROE dan ROA timbul karena aset
perusahaan biasanya melebihi ekuitas saham biasa, dengan perbedaan adalah kewajiban
perusahaan. Semakin banyak perusahaan meminjam, semakin besar kesenjangan antara aset
dan ekuitasnya. Demikian pula, jika sebuah perusahaan menggunakan pembiayaan utang
secara besar-besaran, maka rasio ROA dan ROE dapat menceritakan cerita yang sangat
berbeda. Pada tahun 2016, Whole Foods meningkatkan total asetnya sebesar 10,4%, tetapi
ekuitas saham biasa perusahaan sebenarnya menurun sebesar 14,5%. Satu-satunya cara
untuk membuat kedua hal itu terjadi pada saat yang sama adalah untuk meminjam lebih
banyak, dan saldo Whole Foods menunjukkan bahwa perusahaan melakukan itu. Total
kewajiban meningkat pada tahun 2016 dari $ 1.972 menjadi $ 3.117, naik 58% Pada tahun
2016, Whole Foods membuat beberapa perubahan besar di sisi kanan saldo. Ia mencapai ini
terutama dengan meminjam uang dan menggunakan uang itu untuk pensiun sebagian dari
saham umum yang keluar.

Seperti yang kami katakan sebelumnya, ketika sebuah perusahaan mendanai aktivitasnya,
setidaknya sebagian, dengan meminjam uang, kita mengatakan bahwa perusahaan
menggunakan leverage keuangan. Anda dapat menebak mengapa kami menggunakan istilah
itu jika Anda melihat perbedaan dalam ROA dan ROE di atas. Pada tahun 2016, Whole Foods
menggunakan lebih banyak utang (yaitu, lebih banyak leverage), dan itu mengakibatkan ROE
hampir dua kali lebih besar dari ROA. Dengan kata lain, dengan meminjam uang, Whole Foods

31
memperbesar atau meningkatkan pengembalian yang diperoleh para pemegang saham
sehubungan dengan hasil yang mendasari pada basis aset keseluruhan perusahaan. Pada
tahun 2015, ROE juga lebih tinggi dari ROA, tetapi tidak pada tingkat yang sama karena Whole
Foods tidak bergantung begitu banyak pada dana yang dipinjam pada tahun itu. Tentu saja,
hasil ROE yang menguntungkan pada tahun 2016 mungkin sangat berbeda jika Whole Foods
memperoleh kerugian pada tahun itu. Dalam hal ini, ROE akan jauh lebih buruk daripada ROA.

Ketika perusahaan meminjam uang, mereka memperbesar pengembalian yang diperoleh para
pemegang saham pada saat-saat yang baik, tetapi mereka juga memperbesar kerugian yang
dialami para pemangku kepentingan pada saat yang buruk. Penghasilan perusahaan dengan
lebih banyak utang akan mengalami tinggi dan rendah yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan dengan kurang utang. Semakin banyak perusahaan meminjam, semakin besar
volatilitas penghasilan mereka.

2.7 Market Ratios


Rasio pasar menghubungkan nilai pasar perusahaan, sebagaimana diukur oleh harga saham
saat ini, dengan nilai akuntansi tertentu. Perbandingan ini memberikan wawasan tentang
bagaimana investor di pasar percaya bahwa perusahaan melakukan dalam hal risiko dan
pengembalian. Aspek yang menarik dari rasio ini adalah bahwa mereka menggabungkan
perspektif yang mengarah ke belakang dan ke depan. Harga saham perusahaan secara
intrinsik melihat ke depan karena apa yang investor bersedia membayar untuk saham
didasarkan jauh lebih banyak pada bagaimana mereka berpikir perusahaan akan tampil di
masa depan daripada pada bagaimana itu telah berjalan di masa lalu. Nilai akuntansi,
sebaliknya, memiliki perspektif historis yang intrinsik.

PRICE / EARNINGS ( P/E ) RATIO


Rasio harga / penghasilan (P / E) adalah salah satu rasio keuangan yang paling banyak dikutip
di komunitas investasi. Perbandingan P / E mengukur jumlah yang investor bersedia
membayar untuk setiap dolar keuntungan perusahaan. Berbagai faktor dapat mempengaruhi
apakah rasio P/E perusahaan tinggi atau rendah, tetapi salah satu penghalang utama dari
rasionya adalah tingkat pertumbuhan yang diperkirakan oleh investor. Hal-hal lain yang sama,
investor akan membayar harga yang lebih tinggi untuk saham perusahaan yang mereka
harapkan akan tumbuh dengan cepat, sehingga perusahaan yang berkembang pesat
cenderung memiliki rasio P / E lebih tinggi daripada perusahaan yang lebih stabil. Faktor lain
yang mempengaruhi rasio ini adalah risiko. Menjaga semuanya tetap, investor akan membayar

32
harga yang lebih tinggi untuk perusahaan yang mereka anggap kurang berisiko. Oleh karena
itu, rasio P/E mungkin tinggi jika prospek pertumbuhan perusahaan baik, jika risikonya rendah,
atau (seperti yang akan kita lihat segera) karena alasan lain. Rasio P/E dihitung sebagai

Sebelum memeriksa rasio P/E untuk Whole Foods, mari kita lihat perilaku jangka panjang rasio
P/E di pasar saham yang luas. Garis biru di Gambar 3.3 menunjukkan rasio P/E rata-rata untuk
semua saham AS pada basis bulanan dari Januari 1976 hingga September 2016, dan bar abu-
abu vertikal menunjukkan periode di mana ekonomi AS berada dalam resesi. Garis horizontal
dalam gambar menunjukkan bahwa dari 1976 hingga 2016, saham rata-rata memiliki rasio P/E
sekitar 19,9. Namun,

Rasio P/E berfluktuasi secara dramatis, mulai dari rendah 6,8 pada bulan April 1980 hingga
tinggi 123,7 pada bulan Mei 2009.
Kita mungkin dapat menghubungkan beberapa fluktuasi dalam rasio P/E dengan perubahan
dalam harapan investor terhadap pertumbuhan. Rata-rata P/E turun pada akhir 1970-an dan
awal 1980-an, yang konsisten dengan pandangan bahwa investor memiliki harapan
pertumbuhan yang rendah. Memang, dua resesi terjadi pada awal 1980-an, dan pertumbuhan
ekonomi lambat menurut standar sejarah sampai resesi kedua berakhir. Secara umum,
pertengahan 1980-an hingga dekade 1990-an adalah periode pertumbuhan ekonomi di atas
rata-rata, dan rasio P/E di pasar saham AS meningkat sepanjang periode itu. Sebaliknya,
pertumbuhan ekonomi tertekan oleh standar historis pada tahun 2000-an, dan rasio P / E rata-
rata turun lagi selama waktu itu, dengan satu pengecualian yang sangat jelas dan sangat
besar. Menggunakan nilai-nilai ini dan angka EPS yang diberikan sebelumnya, kami dapat
menghitung rasio Whole Foods P/E sebagai berikut:
2016: $28.35 ÷ $1.59 = 17.83
2015: $31.65 ÷ $1.53 = 20.69

33
Rasio P/E menunjukkan bahwa investor membayar $ 17,83 untuk setiap $ 1,00 dari
pendapatan pada tahun 2016, dan angka itu turun secara signifikan dari rasio P / E tahun 2015
dari 20,69. Apakah penurunan rasio P/E Whole Foods menunjukkan bahwa investor kurang
optimis tentang prospek pertumbuhan perusahaan? Untuk menjawab pertanyaan itu, adalah
bijaksana untuk memeriksa bagaimana rasio P / E berubah di perusahaan lain selama periode
ini. Kita bisa membandingkan rasio P/E Whole Foods dengan rasio E/P dari rantai makanan
lainnya, toko ritel lainnya, atau kelompok perbandingan lainnya. Misalnya, dengan
menggunakan Gambar 3.3 kita dapat membandingkan rasio P/E untuk Whole Foods dengan
rasio rata-rata P / E di pasar saham. Pada bulan September 2016, ketika Gambar 3.3 berakhir,
rasio P/E Whole Foods adalah 17,8, sedangkan rata-rata saham AS memiliki rasio p/E 24,2.
Tahun sebelumnya, pada bulan September 2015, rasio P/E Whole Foods adalah 20,7,
sedangkan rasio p/E rata-rata saham adalah 21,4. Selama 2 tahun berturut-turut, P/E Whole
Foods berada di bawah nilai rata-rata untuk semua saham AS, tetapi mungkin lebih
mengkhawatirkan untuk manajer dan investor Whole Foods, rasio P/E perusahaan menurun
pada tahun 2016, sementara rasionalitas P / E rata-rata saham AS sebenarnya meningkat.

MARKET / BOOK (M/B) RATIO


Rata-rata pasar / buku (M / B) memberikan penilaian tentang bagaimana investor melihat
kinerja perusahaan dengan membandingkan harga pasar saham umum perusahaan (yaitu,
apa yang investor bersedia membayar untuk saham) dengan nilai buku saham perusahaan.
(i.e., the value shown on the balance sheet). Untuk sebagian besar perusahaan, rasio M / B
akan lebih besar dari 1, dan seringkali jauh lebih besar daripada itu. Perlu diingat bahwa nilai
yang ditampilkan pada bilangan perusahaan sebagian besar didasarkan pada biaya historis,
sedangkan nilai pasar saham perusahaan secara intrinsik berdasarkan pada bagaimana
investor percaya perusahaan akan tampil di masa depan. Lebih lanjut, ingat bahwa tujuan
manajer adalah untuk menciptakan nilai bagi pemegang saham. Salah satu cara untuk
menunjukkan bahwa manajer menciptakan nilai adalah dengan menunjukkan bahwa nilai
investor bersedia membayar untuk saham lebih besar daripada nilai buku berbasis biaya
historis dari saham perusahaan. Dengan kata lain, ketika nilai pasar perusahaan melebihi nilai
buku, maka manajer telah menciptakan nilai yang melampaui biaya aset yang telah mereka
investasikan.
Untuk menghitung rasio M/B perusahaan, kita harus terlebih dahulu menemukan nilai buku
per Bagian dari stock :

34
Untuk Whole Foods, kami melihat dalam Tabel 3.6 bahwa perusahaan melaporkan saldo
ekuitas total $ 3.224 juta pada tahun 2016, dan memiliki 318.3 juta saham umum. Stock yang
luar biasa. Hasilnya adalah nilai buku per saham

Pada tahun 2015, perusahaan melaporkan ekuitas $ 3.769 dan 348.9 juta saham yang keluar,
sehingga nilai buku per saham tahun itu adalah $ 10,80. Dengan informasi ini di tangan, kita
dapat menghitung rasio pasar / buku. Formulir untuk rasio pasar / buku adalah

Sebelumnya, kami mencatat bahwa harga saham Whole Foods diperdagangkan pada $ 28,35
pada akhir tahun fiskal 2016 dan pada $ 31,65 pada akhir 2015. Menggunakan angka-angka
tersebut dan nilai buku per saham angka di atas, kami menemukan bahwa rasio M / B Whole
Foods terlihat seperti ini:
2016: $28.35 ÷ $10.13 = 2.80
2015: $31.65 ÷ $10.80 = 2.93
Sama seperti rasio P / E Whole Foods jatuh pada tahun 2016, rasio M / B juga. Pada tahun
2015, inves tors bersedia membayar $ 2,93 untuk setiap $ 1 dari nilai buku, tetapi pada tahun
2016 mereka membayar hanya $ 2,80 per $ 1 nilai buku.
Saham-saham perusahaan yang investor harapkan untuk melakukan perusahaan yang baik
yang meningkatkan keuntungan, meningkatkan pangsa pasar mereka, atau meluncurkan
produk yang sukses - biasanya menjual pada rasio M / B yang lebih tinggi daripada saham
perusahaan dengan prospek yang kurang menarik. Untuk Whole Foods, rasio M/B
memberikan sinyal campuran.

35
2.8 A Complate Ratio Analysis

SUMMARY OF WHOLE FOODS FINANCIAL CONDITION


Meringkas banyak rasio yang telah kami perhitungkan untuk Whole Foods. Tabel ini
menampilkan nilai rasio untuk tahun 2015 dan 2016, rasio rata-rata industri (jika tersedia), dan
rumus untuk setiap rasio. Dengan menggunakan data ini, kami dapat mengukur lima aspek
kunci kinerja perusahaan: likuiditas, aktivitas, utang, prof- itability, dan pasar.

LIQUIDITY
Liquiditas keseluruhan perusahaan meningkat secara signifikan pada tahun 2016, naik di atas
standar industri. Oleh karena itu, perusahaan seharusnya tidak mengalami kesulitan dalam
membayar kewajiban jangka pendek, tetapi investor mungkin khawatir bahwa perusahaan
akan berinvestasi berlebihan dalam likuiditas jika tren ini berlanjut.

ACTIVITY
Pendapatan inventaris Whole Foods telah stabil selama 2 tahun berturut-turut dan jauh di atas
rata-rata industri. Meskipun periode pengumpulan kredit rantai makanan sedikit meningkat
pada tahun 2016, perusahaan tidak menjual banyak pada kredit, dan koleksinya masih tampak
lebih baik dari rata-rata untuk industri. Kecepatan dengan mana perusahaan membayar
tagihan tidak berubah secara substansial dalam 2 tahun terakhir. Secara keseluruhan, kami
menyimpulkan bahwa Whole Foods mengelola aset dan liabilitasnya dengan cukup baik.

DEBT
Utang Whole Foods meningkat tajam pada tahun 2016, meskipun perusahaan masih
menggunakan utang yang lebih sedikit daripada perusahaan makanan rata-rata. Mengingat
bahwa perusahaan menghasilkan lebih dari cukup arus kas untuk menutupi pembayaran
bunga, peningkatan utang tidak mungkin menjadi sumber kekhawatiran utama, meskipun itu
akan meningkatkan profil risiko perusahaan.

PROFITABILITY
Whole Foods lebih menguntungkan dari perusahaan makanan rata-rata pada tahun 2016 oleh
semua ukuran. Margin keuntungan bersih perusahaan, ROA, dan ROE semuanya melebihi
rata-rata industri. Meskipun demikian, manajer dan investor tidak akan ingin melihat
pembatasan penurunan margin bersih dan ROA yang terjadi pada 2016.

36
MARKET
Baik rasio P/E dan M/B turun pada 2016, menunjukkan bahwa investor memiliki kepercayaan
yang sedikit lebih rendah pada perusahaan pada tahun 2016. Namun, kedua rasio ini berada
di atas rata-rata indus. Penurunan rasio ini dapat mencerminkan kekhawatiran investor tentang
penurunan profitabilitas dasar dalam bisnis, prospek pertumbuhan yang berkurang, atau faktor
lain seperti peningkatan risiko yang timbul dari leverage keuangan yang lebih besar.

37
DUPONT SYSTEM OF ANALYSIS
Analis menggunakan sistem analisis DuPont untuk memecahkan keadaan keuangan
perusahaan dan untuk menilai kondisi keuangannya. Ini menggabungkan informasi dari
laporan pendapatan dan saldo menjadi dua ukuran ringkas dari profitabilitas, return on total
assets (ROA) dan return on common equity (ROE), dan kemudian memecah langkah-langkah
tersebut untuk mengidentifikasi penggerak mendasar dari kinerja perusahaan. Gambar 3.4
menggambarkan sistem dasar DuPont dengan informasi keuangan 2016 dari Whole Foods.
Bagian atas dari grafik meringkas aktivitas laporan pendapatan, dan bagian bawah meringkus
aktivitas saldo.

DuPont FORMULA
Sistem DuPont pertama mengumpulkan margin keuntungan bersih, yang mengukur
profitabilitas perusahaan atas penjualan, dengan total pendapatan asetnya, yang
menunjukkan seberapa efisien perusahaan telah menggunakan asetnya untuk menghasilkan
penjualan. Dalam rumus DuPont, hasil dari dua rasio ini menghasilkan return on total assets
(ROA):
ROA = Net profit margin X Total asset turnover
Menggantikan rumus yang tepat untuk margin keuntungan bersih dan total turnover aset dalam
persamaan dan menyederhanakan hasil dalam rumus untuk ROA yang diberikan sebelumnya,

Ketika kita menggantikan nilai 2016 dari margin keuntungan bersih dan total pendapatan aset
untuk Whole Foods, yang dihitung sebelumnya, ke dalam rumus DuPont, hasilnya adalah
ROA = 3,2% x 2,48 = 7,9%
Kecuali perbedaan kecil dalam putaran, nilai ini sama dengan yang dihitung secara langsung
di Bagian 3.6. (page 154). Formula DuPont memungkinkan perusahaan untuk membagi
pengembalian ke dalam komponen profit-on-sales dan efficiency-of-asset-use.
Untuk menggambarkan gagasan ini, kembali ke Tabel 3.5 dan fokuskan perhatian Anda pada
rasio untuk Target dan Walmart.
Dalam Tabel 3.5, perhatikan bahwa kedua perusahaan ini memiliki ROAS yang cukup sama-
sama 7,1% untuk Target dan 8,4% untuk Walmart. Target memiliki margin keuntungan bersih
yang lebih tinggi (3,8% vs 3,5% di Walmart) sebagian besar karena dikenakan biaya lebih
tinggi. Tetapi Walmart mengubah asetnya jauh lebih cepat (2.4 times per year versus 1.8 times

38
for Target). Secara strategis, Target telah memutuskan untuk bersaing dengan menarik
konsumen yang lebih tinggi yang menginginkan pengalaman belanja yang lebih santai dan
bersedia membayar lebih dari pelanggan Walmart biasa. Jika Target memutuskan untuk
mengurangi harga untuk bersaing pada dimensi itu dengan Walmart, itu akan perlu untuk
meningkatkan pendapatan asetnya; jika tidak, ROAnya akan jatuh.

39
MODIFIED DuPont FORMULA
Langkah kedua dalam sistem DuPont menggunakan rumus DuPon yang dimodifikasi. Formula
ini menghubungkan return on total assets (ROA) perusahaan dengan return on equity. (ROE).
Rasio kunci yang menghubungkan ROA dengan ROE adalah multiplier leverage finansial
(FLM), yang merupakan rasio total aset terhadap ekuitas saham biasa:

Next, it's easy to see that the product of ROA and FLM equals the firm's ROE.
ROE ROA X FLM
Menggantikan rumus yang sesuai untuk ROA dan FLM ke dalam persamaan dan
menyederhanakan hasil dalam rumus untuk ROE yang diberikan sebelumnya:

Menggunakan ekspresi ini untuk menghitung ROE dengan jelas menunjukkan efek yang
memiliki leverage finansial dalam memperbesar ROA perusahaan karena FLM hampir selalu
lebih besar dari 1.0. Menggantikan nilai 2016 untuk ROA Whole Foods sebesar 8,0%, yang
dihitung sebelumnya, dan FLM perusahaan sebesar 1,97 ($ 6,341 total aset = $ 3,224 saham
biasa) ke dalam rumus hasil DuPont yang dimodifikasi
ROE 8.0% x 1.97 = 15.8%
ROE 15,8% yang dihitung menggunakan rumus DuPont yang dimodifikasi adalah sama
dengan yang diperhitungkan secara langsung.
FLM juga sering disebut sebagai multiplier ekuitas, dan kadang-kadang dihitung
menggunakan total ekuitas pemegang saham dalam denominator. Mengakui bahwa tiga rasio
ini - multiplier, rasio utang, dan rasio hutang-aktiva semuanya terkait sehingga salah satu dari
mereka dapat secara langsung dihitung dari dua lainnya. Misalnya, jika kita membagi rasio
utang ke ekuitas (Equation 3.8) dengan rasio debr (Ecuation 3.7), kita mendapatkan FLM.
Menggunakan angka 2016 yang relevan untuk Whole Foods, kami memiliki
Equity multiplier = (Debt-to-equity ratio)/(Debt ratio) = 0.97/0.49 = 1.98
Angka ini cocok dengan angka yang kami dapatkan di atas, tergantung pada perbedaan kecil
dalam p.

APLAYING THE DuPont SYSTEM


Keuntungan dari sistem DuPont adalah bahwa itu memungkinkan perusahaan untuk memecah
pengembalian ekuitasnya menjadi komponen profit-on-sales (margin profit net), komponen
efisiensi-of-asset-use (total asset turnover), dan komponen penggunaan-of–financial-leverage.

40
(financial leverage multiplier).
Penggunaan sistem analisis DuPont sebagai alat diagnostik paling baik dijelaskan
menggunakan Gambar 3.4. Dimulai dengan nilai paling kanan - ROE - analis keuangan
bergerak ke kiri, memecah dan menganalisis input ke rumus untuk mengisolasi penyebab yang
mungkin dari nilai di atas rata-rata (atau di bawah-rata) yang dihasilkan.

41
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laporan tahunan pemegang saham, yang harus disediakan oleh perusahaan milik publik kepada
pemangku kepentingan, mendokumentasikan kegiatan keuangan perusahaan selama tahun lalu.
Ini termasuk surat kepada pemegang saham dan informasi lain tentang kegiatan dan strategi
perusahaan. Ini juga berisi empat laporan keuangan utama: laporan pendapatan, saldo, laporan
ekuitas pemegang saham (atau bentuk singkatnya, laporan penghasilan yang ditahan), dan
laporan arus kas. Catatan yang menggambarkan aspek teknis dari laporan keuangan berikut.
Laporan keuangan perusahaan yang memiliki operasi yang arus kasnya dinominasikan dalam
satu atau lebih mata uang asing harus diterjemahkan ke dalam dolar AS sesuai dengan Standar
FASB No. 52. Analisis rasio memungkinkan pemegang saham, pemberi pinjaman, dan manajer
perusahaan untuk mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilakukan pada
basis cross-sectional atau time-series. Benchmarking adalah jenis analisis cross-sectional yang
sangat populer. Pengguna rasio harus memahami peringatan yang berlaku untuk penggunaan
mereka. Analis dapat mengevaluasi likuiditas perusahaan, atau kemampuan perusahaan untuk
membayar tagihan mereka saat mereka tiba, dengan menghitung rasio saat ini dan rasio cepat
(acid-test). Aktivitas rasio mea- pasti kecepatan dengan mana akun diubah menjadi penjualan
atau uang tunai. Analis menggunakan rasio penjualan inventaris, periode pengumpulan tagihan,
dan periode pembayaran rata-rata (untuk rekening yang harus dibayarkan) untuk menilai aktivitas
aset dan liabilitas saat ini. Total turnover asset mengukur efisiensi dengan mana perusahaan
menggunakan asetnya untuk menghasilkan penjualan. Semakin banyak utang yang digunakan
perusahaan, semakin besar leverage finansialnya, yang memperbesar risiko dan pengembalian.
Rasio utang keuangan mengukur tingkat utang dan kemampuan untuk melayani utang. Sebuah
ukuran umum dari utang adalah rasio utang. Kemampuan untuk membayar biaya tetap dapat
diukur dengan waktu bunga yang diperoleh dan rasio cakupan pembayaran tetap. Laporan
pendapatan ukuran umum, yang menampilkan setiap item sebagai persentase dari penjualan,
dapat digunakan untuk menentukan margin keuntungan bruto, margin keuntungan operasional,
dan margin keuntungan bersih. Tindakan lain dari profitabilitas termasuk keuntungan per saham,
return on total assets, dan return on common equity. Rasio pasar termasuk rasio harga /
keuntungan dan rasio pasar / buku. Sebuah ringkasan dari semua rasio dapat digunakan untuk
membuat analisis rasio lengkap menggunakan analisis cross-sectional dan time-series. Sistem
analisis DuPont adalah alat diagnostik yang digunakan untuk menemukan area kunci yang cocok
untuk kinerja keuangan perusahaan. Ini memungkinkan perusahaan untuk memecah

33
pengembalian ekuitas umum menjadi tiga komponen: keuntungan atas penjualan, efisiensi
penggunaan aset, dan penggunaan leverage keuangan.

Anda mungkin juga menyukai