Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEUANGAN DAN ANALISIS RASIO

KELOMPOK 7 :

1. Dewi Septiani (2022031045)


2. Naira Sabiya (2022031034)
3. Nur’Aini Aprilia (2022031015)
4. Nurul Alfi (2022031021)
5. Sabrina Tri Lestari (2022031037)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

YAYASAN ADMINISTRASI INDONESIA

JAKARTA 2023
DAFTAR ISI

JUDUL

DAFTAR ISI

TUJUAN PEMBELAJARAN

URAIAN

KESIMPULAN
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Meninjau isi laporan pemegang saham dan prosedur konsolidasi laporan keuangan
internasional.
2. Pahami siapa yang menggunakan rasio keuangan dan bagaimana caranya.
3. Gunakan rasio untuk menganalisis likuiditas dan aktivitas perusahaan.
4. Diskusi hubungan antara utang dan leverage keuangan, serta rasio yang
digunakan untuk menganalisis utang perusahaan.
5. Gunakan rasio untuk menganalisis profitabilitas perusahaan dan nilai pasarnya.
6. Gunakan ringkasan rasio keuangan dan sistem analisis DuPont untuk melakukan
analisis rasio yang lengkap
URAIAN

Dalam kehidupan Profesional, kita perlu memahami bagaimana kolega di bidang


keuangan berfungsi serta bagaimana investor luar menganalisis empat laporan keuangan
penting yang disusun oleh departemen akuntansi, memahami data apa saja yang
termasuk dalam laporan keuangan perusahaan sehingga kita dapat merancang sistem
yang akan menyediakan data tersebut kepada mereka yang menyiapkan laporan dan
kepada mereka yang menggunakan data tersebut untuk perhitungan rasio, memahami
mengapa pemangku kepentingan perusahaan yang berbeda akan mempunyai
kepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan dan bagaimana pemangku
kepentingan tersebut akan menganalisis laporan tersebut untuk menilai kinerja
perusahaan, memahami dampak keputusan Anda terhadap laporan keuangan, khususnya
laporan laba rugi dan laporan arus kas, dan bagaimana analisis rasio, terutama yang
melibatkan angka penjualan, akan mempengaruhi keputusan perusahaan mengenai
persediaan, kebijakan kredit, dan keputusan penetapan harga, serta memahami
bagaimana biaya operasi tercermin dalam laporan keuangan perusahaan dan bagaimana
analisis rasio—khususnya yang melibatkan aset, harga pokok penjualan, atau inventaris—
dapat mempengaruhi permintaan peralatan atau fasilitas baru.

3.1 Laporan Pemegang Saham

Setiap perusahaan memiliki banyak kegunaan untuk laporan standar kegiatan


keuangannya. Secara berkala, perusahaan menyiapkan laporan untuk regulator, kreditor
(pemberi pinjaman), pemilik, dan manajemen. Pedoman yang mereka gunakan untuk
menyiapkan dan memelihara catatan keuangan dikenal sebagai prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP). Badan pembuat aturan profesi akuntansi, Dewan Standar
Akuntansi Keuangan (FASB), mengesahkan prinsip-prinsip akuntansi ini. Selain itu,
Undang-Undang Sarbanes-Oxley tahun 2002, yang disahkan dalam upaya menghilangkan
banyak masalah pengungkapan dan konflik kepentingan perusahaan, mendirikan Dewan
Pengawas Akuntansi Perusahaan Publik (PCAOB), sebuah perusahaan nirlaba yang
mengawasi auditor publik. korporasi.
Kongres menugaskan PCAOB untuk melindungi kepentingan investor dan memajukan
kepentingan publik dalam penyusunan laporan audit yang informatif, adil, dan independen.
Legislator berharap PCAOB dapat menanamkan kepercayaan investor terhadap
keakuratan laporan keuangan perusahaan publik yang telah diaudit. Komisi Sekuritas dan
Bursa AS (SEC)—badan pengatur federal yang mengatur penjualan dan pencatatan
sekuritas—mengharuskan perusahaan milik publik dengan aset lebih dari $5 juta dan 500
atau lebih pemegang saham untuk memberikan laporan pemegang saham tahunan
kepada pemegang sahamnya. Laporan pemegang saham merangkum dan
mendokumentasikan aktivitas keuangan perusahaan selama setahun terakhir. Ini dimulai
dengan surat kepada pemegang saham dari kepala eksekutif perusahaan atau ketua
dewan direksi.

A. Surat Kepada Pemegang Saham


Merupakan komunikasi utama dari manajemen dalam laporan tahunan. Ini
menggambarkan peristiwa-peristiwa yang diyakini manajer mempunyai pengaruh
terbesar terhadap perusahaan sepanjang tahun.
B. Laporan Keuangan Utama
Ada empat laporan keuangan utama yang diwajibkan oleh SEC untuk dilaporkan
kepada pemegang saham adalah (1) laporan laba rugi, (2) neraca, (3) laporan
ekuitas pemegang saham, dan (4) laporan arus kas.
1) Laporan Laba rugi
Laporan laba rugi memberikan ikhtisar keuangan mengenai hasil operasi
perusahaan selama periode tertentu, biasanya satu kuartal atau satu tahun.
Perusahaan membuat dan mempublikasikan laporan laba rugi triwulanan dan
tahunan kepada publik berdasarkan tahun fiskal mereka, yang mungkin selaras
atau tidak dengan tahun kalender.
2) Neraca Keuangan
Neraca menyajikan ringkasan laporan posisi keuangan perusahaan pada waktu
tertentu. Pernyataan tersebut menyeimbangkan aset perusahaan dengan
pendanaannya, yang bisa berupa hutang atau ekuitas. Neraca membuat
perbedaan yang jelas antara aset dan kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang. Aktiva lancar dan kewajiban lancar merupakan aktiva dan kewajiban
jangka pendek yang artinya perusahaan akan mengkonversinya menjadi uang
tunai atau melunasinya dalam jangka waktu 1 tahun.
3) Lapran Laba ditahan
Laporan laba ditahan merupakan singkatan dari laporan ekuitas pemegang
saham. Berbeda dengan laporan ekuitas pemegang saham, yang menunjukkan
seluruh transaksi akun ekuitas yang terjadi selama tahun tertentu, laporan laba
ditahan merekonsiliasi laba bersih yang diperoleh selama tahun tertentu, dan
setiap dividen tunai yang dibayarkan, dengan perubahan laba ditahan antara
tahun tersebut. awal dan akhir tahun itu.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah ringkasan arus kas selama suatu periode. Pernyataan
tersebut memberikan wawasan mengenai arus kas operasi, investasi, dan
pendanaan perusahaan serta merekonsiliasinya dengan perubahan kas dan
surat berharga selama periode tersebut.
C. Catatan Laporan Keuangan
Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, disertakan catatan penjelasan yang
berisi akun - akun yang relevan dalam laporan. Catatan atas laporan keuangan ini
memberikan informasi rinci tentang kebijakan akuntansi, prosedur, perhitungan,
dan entri yang mendasari transaksi dalam laporan keuangan. Permasalahan
umum yang ditangani oleh catatan ini mencakup pengakuan pendapatan, pajak
penghasilan, rincian akun aset tetap, persyaratan utang dan sewa, serta
kontinjensi.
D. Laporan Keuangan Internasional Konsolidasian
Persoalan tentang bagaimana mengkonsolidasikan laporan keuangan luar negeri
dan dalam negeri suatu perusahaan telah membingungkan profesi akuntansi
selama bertahun-tahun. Kebijakan saat ini dijelaskan dalam Standar Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (FASB) No.52, yang mengamanatkan bahwa
perusahaan-perusahaan AS menerjemahkan aset dan kewajiban mereka dalam
mata uang asing ke dalam dolar AS untuk dikonsolidasikan dengan laporan
keuangan perusahaan induk. Proses ini dilakukan dengan teknik yang disebut
metode kurs saat ini, yang mana seluruh aset dan liabilitas dalam mata uang asing
milik perusahaan induk AS dikonversi ke dalam nilai dolar menggunakan nilai tukar
yang berlaku pada tanggal akhir tahun fiskal.
3.2 Menggunakan Rasio Keuangan

Relatif menjadi kata kunci di sini, karena analisis laporan keuangan didasarkan pada
penggunaan rasio atau nilai relatif. Analisis rasio melibatkan metode penghitungan dan
interpretasi rasio keuangan untuk menganalisis dan memantau kinerja perusahaan. Input
dasar yang diperlukan untuk melakukan analisis rasio adalah laporan laba rugi dan neraca
perusahaan.

A. Pihak yang Berminat


Analisis rasio terhadap laporan keuangan suatu perusahaan menjadi kepentingan
pemegang saham, kreditur, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Baik
pemegang saham saat ini maupun calon pemegang saham tertarik pada tingkat
risiko dan keuntungan perusahaan saat ini dan masa depan, yang secara langsung
mempengaruhi harga saham. Kreditor perusahaan terutama memperhatikan
likuiditas jangka pendek perusahaan dan kemampuannya melakukan pembayaran
bunga dan pokok.
B. Jenis Perbandingan Rasio
Analisis rasio bukan sekedar perhitungan rasio tertentu. Yang lebih penting adalah
interpretasi nilai rasio. Biasanya, nilai rasio tertentu kurang penting dibandingkan
perubahannya seiring waktu atau perbandingannya dengan rasio yang sama pada
perusahaan pesaing. Melihat rasio dari waktu ke waktu atau dibandingkan dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama memungkinkan pengguna rasio
keuangan untuk membuat penilaian yang lebih tepat mengenai kinerja
perusahaan.
1) Anilisis Cross – Sectional
Analisis cross-sectional melibatkan perbandingan rasio keuangan perusahaan
yang berbeda pada waktu yang sama. Analis sering kali tertarik pada seberapa
baik kinerja suatu perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain dalam
industrinya. Seringkali, suatu perusahaan akan membandingkan nilai rasionya
dengan nilai rasio pesaing utama, sekelompok pesaing, atau bahkan
perusahaan dengan kinerja terbaik dari industri lain yang ingin ditiru. Hampir
semua pengguna rasio keuangan menggunakan jenis analisis cross-sectional
yang disebut benchmarking. Salah satu jenis benchmarking sederhana adalah
membandingkan rasio keuangan perusahaan tertentu dengan rata-rata industri.
2) Analisis Rangkaian Waktu
Analisis deret waktu mengevaluasi kinerja dari waktu ke waktu. Perbandingan
kinerja saat ini dan masa lalu, dengan menggunakan rasio, memungkinkan
analis menilai kemajuan perusahaan dan melihat tren. Perubahan signifikan
apa pun dari tahun ke tahun mungkin mengindikasikan adanya masalah,
terutama jika tren yang sama bukan merupakan fenomena industri secara
keseluruhan.
3) Analisis Gabungan
Pendekatan analisis rasio yang paling informatif menggabungkan analisis
cross-sectional dan time-series. Pandangan gabungan memungkinkan untuk
menilai tren perilaku rasio dalam kaitannya dengan tren industri.
C. Perhatian Tentang Penggunaan Analisis Rasio
Sebelum membahas rasio tertentu, kita harus mempertimbangkan peringatan
berikut mengenai penggunaannya:
1) Rasio yang menunjukkan penyimpangan yang besar dari norma hanya
menunjukkan kemungkinan adanya masalah.
2) Rasio tunggal umumnya tidak memberikan informasi yang cukup untuk menilai
kinerja perusahaan secara keseluruhan.
3) Analis harus berhati-hati dalam menggunakan laporan keuangan bertanggal
sama pada tahun tersebut sebelum menghitung rasio untuk perusahaan yang
berbeda.
4) Sebaiknya menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit untuk analisis
rasio.
5) Data keuangan yang dibandingkan seharusnya dibuat menggunakan prinsip
akuntansi yang sama, seperti GAAP.
6) Hasil dapat terdistorsi oleh inflasi yang tinggi, yang dapat menyebabkan nilai
buku persediaan dan aset yang dapat disusutkan sangat berbeda dengan nilai
penggantiannya.
Rasio keuangan terbagi dalam lima kategori umum berdasarkan atribut kinerja
spesifik yang dirancang untuk dinilai: likuiditas, aktivitas, utang, kemampuan
menghasilkan keuntungan, dan rasio pasar. Menghitung rasio-rasio ini setidaknya
memerlukan laporan laba rugi dan neraca perusahaan.

3.3 Rasio Likuiditas

Likuiditas suatu perusahaan mencerminkan kemampuannya untuk memenuhi kewajiban


jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Secara umum, perusahaan dengan likuiditas
lebih besar akan lebih mudah membayar tagihannya dan kecil kemungkinannya untuk
mengalami kebangkrutan. Karena faktor umum terjadinya kesulitan keuangan dan
kebangkrutan adalah rendahnya atau menurunnya likuiditas, rasio-rasio ini dapat
memberikan tanda peringatan dini bahwa suatu perusahaan mempunyai masalah arus
kas yang dapat menyebabkan bisnisnya gagal.

Likuiditas yang dibutuhkan bergantung pada berbagai faktor, termasuk ukuran


perusahaan, akses terhadap sumber pendanaan jangka pendek seperti jalur kredit bank,
dan volatilitas bisnisnya. Perusahaan-perusahaan besar yang memiliki akses terhadap
kredit bank memerlukan lebih sedikit likuiditas dibandingkan perusahaan-perusahaan kecil
yang mungkin tidak dapat meminjam pada saat krisis. Semua perusahaan harus
menyeimbangkan kebutuhan akan keamanan yang disediakan likuiditas dengan
rendahnya tingkat pengembalian yang dihasilkan aset likuid bagi investor.

A. Rasio Saat ini


Rasio lancar mengukur likuiditas dengan membandingkan aset lancar perusahaan
dengan kewajiban lancarnya. Ekspresi matematika untuk rasio lancar adalah
(Rasio lancar = Aktiva lancar, kewajiban lancar).
B. Rasio Cepat
Rasio cepat (uji asam) mirip dengan rasio lancar, hanya saja rasio ini tidak
menyertakan persediaan, yang umumnya merupakan aset lancar yang paling tidak
likuid. Likuiditas persediaan yang rendah secara umum disebabkan oleh dua faktor
utama: (1) Banyak jenis persediaan yang tidak dapat dijual dengan mudah karena
merupakan barang yang sudah selesai sebagian, barang dengan tujuan khusus,
dan sejenisnya; dan (2) persediaan biasanya dijual secara kredit, artinya menjadi
piutang sebelum dikonversi menjadi uang tunai.

3.4 Rasio Aktifitas

Anda mungkin juga menyukai