Jawaban Soal No 1:
Rasio keuangan, menurut James C. Van Horne, adalah indeks yang menghubungkan
dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Rasio keuangan memberikan wawasan tentang kesehatan keuangan suatu perusahaan
dan digunakan sebagai alat analisis yang penting. Berikut adalah beberapa jenis rasio
keuangan utama dan keterbatasannya:
2. Rasio Profitabilitas:
a. Contoh: Rasio Laba Bersih terhadap Penjualan, Return on Equity (ROE).
b. Tujuan: Menilai efisiensi dan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan.
c. Keterbatasan: Tidak memberikan informasi tentang risiko atau kualitas
pendapatan.
3. Rasio Solvabilitas:
a. Contoh: Rasio Utang terhadap Ekuitas, Rasio Utang terhadap Aset Total.
b. Tujuan: Menilai tingkat risiko keuangan dan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang.
c. Keterbatasan: Tidak memberikan gambaran tentang likuiditas atau keberlanjutan
bisnis.
4. Rasio Aktivitas:
a. Contoh: Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan.
b. Tujuan: Menilai efisiensi pengelolaan aset perusahaan.
c. Keterbatasan: Tidak memberikan gambaran tentang profitabilitas atau risiko.
Meskipun rasio keuangan memiliki keterbatasan, mereka tetap menjadi alat yang
berguna dalam menganalisis kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan. Penggunaan
rasio keuangan yang bijak melibatkan evaluasi yang cermat terhadap konteks bisnis
dan data akuntansi yang mendukung.
Jawaban Soal No 2:
Konsep likuiditas (liquidity) dalam analisis kas mengacu pada kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau kebutuhan keuangan lainnya dengan
menggunakan aset kasnya. Likuiditas adalah indikator penting dalam mengukur
sejauh mana perusahaan dapat mengonversi asetnya menjadi uang tunai atau aset
yang sangat likuid dengan cepat.
Dalam konteks kas untuk utang, peralatan, dan kebutuhan ekspansi, likuiditas
memiliki relevansi yang berbeda:
Likuiditas dalam konteks ini tidak hanya mengacu pada jumlah kas yang dimiliki
perusahaan, tetapi juga pada sejauh mana perusahaan dapat mengakses dana dengan
cepat dan tanpa kerumitan. Oleh karena itu, pengelolaan likuiditas yang baik
melibatkan strategi alokasi kas yang tepat, pengelolaan utang dengan bijak, dan
pemantauan yang cermat terhadap siklus kas perusahaan.
Dengan memiliki likuiditas yang cukup, perusahaan dapat merespons lebih baik
terhadap peluang dan tantangan bisnis tanpa terlalu tergantung pada pembiayaan
eksternal, yang dapat membantu menciptakan kestabilan dan ketangguhan dalam
pengelolaan keuangan.
Jawaban Soal No 3:
1. Earnings Per Share (EPS):
- Earnings Per Share (EPS) mengukur laba bersih yang dapat diatribusikan kepada
setiap lembar saham biasa yang beredar.
- Rumus EPS: Laba Bersih/Jumlah Lembar Saham Biasa yang Beredar
- Dalam kasus ini, EPS = Rp10.000.000.000/ Rp5.000.000 = Rp 2.000 per lembar
saham.
Demikianlah perhitungan sederhana untuk EPS, P/E Ratio, dan nilai buku per lembar
saham. Perlu dicatat bahwa informasi lebih lanjut, seperti dividen yang dibayarkan
atau potensi pemecahan saham, dapat memengaruhi nilai kekayaan pemegang saham
dan perhitungan lainnya.
Jawaban Soal No 4:
Perbedaan antara laba akuntansi dan laba ekonomi berkaitan dengan prinsip dasar
yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Laba akuntansi diukur
berdasarkan prinsip akrual, yang mencatat pendapatan dan biaya ketika terjadi, bukan
ketika uang berpindah. Sementara itu, laba ekonomi lebih fokus pada aliran kas aktual
dan mencerminkan pendapatan dan biaya seiring dengan pergerakan uang tunai.
4. Pendanaan Eksternal:
- Laba Akuntansi: Tidak selalu mencerminkan kondisi keuangan aktual karena
melibatkan elemen akrual.
- Laba Ekonomi: Lebih mencerminkan kemampuan perusahaan untuk mendanai
operasinya, mengembangkan bisnis, atau membayar utang dengan uang tunai yang
diterima.
5. Biaya yang Belum Dibayar dan Pendapatan yang Belum Diterima:
- Laba Akuntansi: Mencatat biaya yang belum dibayar dan pendapatan yang
belum diterima, menciptakan selisih antara laba akuntansi dan aliran kas aktual.
- Laba Ekonomi: Hanya memasukkan biaya yang telah dibayarkan dan
pendapatan yang telah diterima.
Perbedaan ini memberikan gambaran bahwa laba akuntansi lebih bersifat "paper
profit," mencerminkan hasil transaksi akrual dan pencatatan, sementara laba ekonomi
lebih menekankan pada kondisi keuangan aktual dan keberlanjutan operasional
perusahaan. Dalam menganalisis kesehatan finansial, investor dan analis sering kali
mempertimbangkan kedua konsep ini untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
lengkap tentang kinerja suatu perusahaan.
Jawaban Soal No 5:
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan terkait dengan sejauh mana dan
dalam bentuk apa dividen akan dibayarkan kepada pemegang saham. Kebijakan ini
sering dikaitkan dengan beberapa teori dividen yang telah dikembangkan oleh
ekonomi keuangan. Berikut adalah dua teori dividen utama yang relevan:
Dalam prakteknya, kebijakan dividen dan tindakan seperti dividen saham atau
pemecahan saham dapat mencerminkan strategi dan kondisi keuangan perusahaan.
Perusahaan mungkin memilih berbagai kebijakan dividen berdasarkan kondisi pasar,
kebutuhan investasi, dan preferensi pemegang saham.