Anda di halaman 1dari 5

TUTOS TUTON II

No Soal Skor
1. Jelaskan pengertian analisis ratio keuangan menurut para ahli (4
20
ahli)

2. Jelaskan tujuan dan manfaat penyusunan ratio keuangan 20

3. Jelaskan pengertian rasio likuiditas dan jenis-jenis rasio likuiditas 20

4. Jelaskan pengertian rasio solvabilitas dan jenis-jenis rasio


20
solvabilitas

5. Jelaskan pengertian rasio profitabilitas dan jenis rasio profitabilitas 20

Skor Total 100


*) coret yang tidak perlu

Jawaban
1. Pengertian rasio keuangan menurut James C Van Horne merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka
dengan angka lainya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi
keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisis
kesehatan perusahaan yang bersangkutan. 
Menurut Halim (2016:74) analisis rasio keuangan merupakan rasio yang pada
dasarnya disusun dengan menggabungkan angka-angka di dalam atau antara laporan
laba-rugi dan neraca.
Menurut Sutrisno (2012:212) Menghubungkan elemen-elemen yang ada pada
laporan keuangan seperti elemenelemen dari berbagai aktiva satu dengan lainnya,
elemen-elemen pasiva yang satu dengan lainnya. Elemen-elemen aktiva dan pasiva,
elemen-elemen neraca dengan elemen-elemen laporan laba atau rugi.
Menurut Harjito dan Martono (2011:51), Analisis laporan keuangan merupakan
analisis mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan
laba rugi.

2. Tujuan laporan keuangan

Tujuan khusus laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan
perubahan posisi keuangan lainnya secara wajib. Serta sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum. Sedangkan tujuan umum laporan keuangan terbagi
sebagai berikut:

1. Memberikan informasi yang terpercaya Informasi yang diberikan tentang sumber


daya ekonomi dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
a. Menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan
b. Menunjukkan posisi keuangan dan investasi perusahaan
c. Menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya
d. Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan perusahaan

2. Memberikan informasi sumber kekayaan Memberikan informasi yang terpercaya


tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari
laba. Hal ini dengan maksud:

a. Memberikan gambaran jumlah dividen yang diharapkan pemegang saham.


b. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
kreditor, supplier, pegawai, pemerintah, dan kemampuan dalam mengumpulkan
dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
c. Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam pelaksanaan
fungsi perencanaan dan pengendalian.
d. Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba jangka
panjang.

3. Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.


4. Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aset dan
kewajiban.
5. Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan oleh para pemakai
laporan.

Manfaat analisis rasio keuangan sangat penting. Rasio keuangan dapat digunakan
untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Dengan
membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun dapat dipelajari
komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan
kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau
terhadap rata-rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.

3. Rasio likuiditas merupakan perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar.

Jenis-jenis Likuiditas:

1. CurrentRation
Rasio ini untuk menilai kecukupan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi
kewajiban jangka pendek atau utang lancarnya yang dipakai dalam perhitungan
akuntansi sesuai jenis jenis laporan keuangan. Jika perbandingan aktiva lancar dengan
utang lancar bernilai tinggi maka kemampuan perusahaan juga tinggi untuk melunasi
utang lancarnya. Jika rasio lancar (current rasio) menunjukkan perbandingan 1:1 atau
100% berarti aktiva lancar bisa melunasi kewajiban jangka pendek.
2. QuickRation
Quick Ratio dipakai untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan memakai aktiva lancar, namun tanpa persediaan
karena persediaan butuh waktu lama untuk diubah menjadi uang dibandingkan aset
lainnya. Quick asset meliputi piutang dan surat-surat berharga. Semakin besar nilai
rasio maka kondisi perusahaan semakin baik. Jika rasio sebesar 1:1 atau 100% maka
ini likuiditas perusahaan baik. jika terjadi masalah likuiditas maka perusahaan akan
mudah untuk mengubah aktiva menjadi uang untuk membayar kewajiban (utang).

3. CashRatio
Cash Ratio digunakan untuk mengukur ketersediaan uang kas untuk melunasi
kewajiban (utang) jangka pendek. Uang kas bisa berbentuk rekening giro. Jika rasio
sebesar 1:1 atau 100% berarti perbandingan kas atau setara kas dengan utang akan
semakin baik sehingga perusahaan bisa melunasi utang sesuai jatuh tempo atau
sebelum jatuh tempo.

4. Ration Perputaran Cash


Rasio Perputaran Kas menampilkan perbandingan nilai penjualan bersih terhadap
modal kerja bersih. Modal kerja bersih berupa semua komponen aktiva lancar
dikurangi total utang lancar. Rasio ini juga untuk mengetahui seberapa besar
penjualan untuk modal kerja yang dimiliki perusahaan.

5. Working Capital to Total Asset Ratio


Rasio ini dipakai untuk menilai likuiditas dengan menghitung total aktiva dan posisi
modal kerja. Hakikat akuntansi sangat berpengaruh pada rasio jenis ini.

4. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi


semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, dengan jaminan
aktiva atau kekayaan yang dimiliki perusahaan hingga perusahaan tutup atau
dilikuidasi.

Jenis – Jenis Rasio Solvabilitas :


1. Debt to Assets Ratio (DAR)
DAR adalah rasio solvabilitas yang digunakan untuk memperlihatkan atau mengukur
perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah aktiva. Artinya, seberapa besar aktiva
perusahaan yang dibiayai oleh hutang dan seberapa besar hutang perusahaan yang
mempunyai pengaruh terhadap pengelolaan dari aktiva perusahaan.

2. Debt to Equity Ratio (DER)


DER adalah rasio yang dipakai untuk menilai atau mengukur perbandingan antara jumlah
hutang dengan jumlah modal atau ekuitas. Artinya dapat digunakan untuk mengetahui
seberapa besar modal  yang dijadikan sebagai jaminan atas hutang perusahaan.

3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER)


LTDER adalah rasio yang menilai atau mengukur perbandingan antara hutang jangka
panjang dengan modal. Tujuan dipakainya rasio tersebut adalah untuk mengukur seberapa
banyak bagian dari setiap modal yang dijadikan sebagai penjamin hutang jangka panjang.

4. Times Interest Earned Ratio (TIER)


TIER adalah rasio yang digunakan untuk menilai atau mengukur kemampuan dari perusahaan
dalam membayar biaya bunga dari kewajibannya. Semakin tinggi nilai dari rasio TIER, maka
akan semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk membayar bunga hutang-nya. Hal
tersebut bisa menjadi tolak ukur untuk mendapatkan tambahan pinjaman dari kreditor.
Sebaliknya, apabila nilai rasio TIER ini rendah, maka akan semakin rendah juga kemampuan
perusahaan untuk melunasi bunga pinjamannya.

5. Fixed Charge Coverage Ratio


Fixed charge coverage ratio adalah rasio yang menyerupai seperti time interest earned ratio.
Perbedaan dari kedua rasio tersebut adalah jika perusahaan mendapatkan hutang jangka
panjang atau menyewa suatu aktiva berdasarkan kontrak sewa atau lease contract.

5. Rasio-rasio profitabilitas atau profitability ratio adalah diperlukan untuk pencatatan


transaksi keuangan biasanya dinilai oleh investor dan kreditur (bank) untuk menilai
jumlah laba investasi yang akan diperoleh oleh investor dan besaran laba perusahaan
untuk menilai kemampuan perusahaan membayar utang kepada kreditur berdasarkan
tingkat pemakaian aset dan sumber daya lainnya sehingga terlihat tingkat efisiensi
perusahaan.

Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)


Margin laba kotor merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase laba kotor
terhadap pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Laba kotor yang dipengaruhi oleh
laporan arus kas memaparkan besaran laba yang didapatkan oleh perusahaan dengan
pertimbangan biaya yang terpakai untuk memproduksi produk atau jasa. Margin Laba Kotor
ini sering disebut juga dengan Gross Margin Ratio (Rasio Margin Kotor).

b. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)


Net profit margin atau margin laba bersih merupakan rasio profitabilitas untuk menilai
persentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan yang
diperoleh dari penjualan. Margin laba bersih ini disebut juga profit margin ratio. Salah satu
manfaat rasio profitabilitas adalah untuk mengukur laba bersih setelah pajak terhadap
penjualan. Semakin tinggi net profit margin semakin baik operasi suatu perusahaan.
c. Rasio Pengembalian Aset (Return on Assets Ratio)
Tingkat pengembalian aset merupakan rasio profitabilitas untuk menilai persentase
keuntungan (laba) yang diperoleh perusahaan terkait sumber daya atau total aset sehingga
efisiensi suatu perusahaan dalam mengelola asetnya bisa terlihat dari persentase rasio ini.

d. Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity Ratio)


Return on Equity Ratio (ROE) merupakan rasio profitabilitas untuk menilai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari investasi pemegang saham perusahaan tersebut
yang dinyatakan dalam persentase. ROE dihitung dari penghasilan (income) perusahaan
terhadap modal yang diinvestasikan oleh para pemilik perusahaan (pemegang saham biasa
dan pemegang saham preferen).

Return on equity menunjukkan seberapa berhasil perusahaan mengelola modalnya (net


worth), sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi pemilik modal atau pemegang
saham perusahaan. ROE yaitu rentabilitas modal sendiri atau yang disebut rentabilitas usaha.

e. Rasio Pengembalian Penjualan (Return on Sales Ratio)


Return on Sales adalah merupakan rasio profitabilitas yang menampilkan tingkat keuntungan
perusahaan setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan
baku, dan lain-lain sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini menunjukkan tingkat
keuntungan yang diperoleh dari setiap rupiah penjualan yang juga disebut margin
operasional (operating margin) atau Margin pendapatan operasional (operating income
margin). Pengembalian Modal yang digunakan (Return on Capital Employed)

f. Return on Capital Employed (ROCE) merupakan rasio profitabilitas yang mengukur


keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase (%). Modal yang
dimaksud adalah ekuitas suatu perusahaan ditambah kewajiban tidak lancar atau total aset
dikurangi kewajiban lancar. ROCE mencerminkan efisiensi dan profitabilitas modal atau
investasi perusahaan.

g. Return on Investment (ROI)
Return on investment merupakan rasio profitabilitas yang dihitung dari laba bersih setelah
dikurangi pajak terhadap total aktiva. Return on investment berguna untuk mengukur
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan terhadap jumlah
aktiva secara keseluruhan yang tersedia pada perusahaan.

h. Earning Per Share (EPS)


Earning per share merupakan rasio profitabilitas yang menilai tingkat kemampuan per lembar
saham dalam menghasilkan laba untuk perusahaan. Manajemen perusahaan, pemegang
saham biasa dan calon pemegang saham sangat memperhatikan earning per share karena
menjadi indikator keberhasilan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai