Anda di halaman 1dari 17

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

“Bank Sentral”
Dosen Pengampu : Annisya', S.Pd., M.Pd.

Offering L
Nama Anggota Kelompok :

1. Satria Agung Wijaya (200432619242)


2. Sinta Wahyu Marista (200432619208)
3. Sry Ayu Rezeki Silaban (200432619213)
4. Ulil Albaab (200432619342)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI S1 EKONOMI PEMBANGUNAN
Tahun Ajaran 2021/2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..1
PENDAHULUAN……………………………………………………………………..2
PEMBAHASAN……………………………………………………………………….3
A. SEJARAH BANK SENTRAL……………………………………………..3
B. FUNGSI BANK SENTRAL……………………………………………….4
C. TUGAS DAN WEWENANG BANK SENTRAL…………………………6
D. KEBIJAKAN BANK SENTRAL…………………………………………..8
PENUTUP……………………………………………………………………………....14
A. KESIMPULAN……………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...15

1
PENDAHULUAN

Bank Indonesia sebagai bank sentral sesuai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 adalah sebuah lembaga negara yang penting dalam dunia perbankan di Indonesia.
Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki peranan penting dengan tujuan untuk mencapai
dan menjaga kestabilan nilai rupiah. Bank Indonesia memiliki peran untuk memelihara stabilitas
sistem keuangan serta melakukan pengawasan perbankan secara keseluruhan. Arah kebijakan
Bank Indonesia seperti kebijakan moneter didasari pada sasaran laju inflasi untuk mencapai dan
menjaga kestabilan nilai rupiah. Kebijakan moneter adalah suatu upaya untuk mengendalikan
keadaan ekonomi agar mencapai tingkat pertumbuhan yang tinggi dalam mengatur jumlah uang
yang akan beredar. Di Indonesia, Bank Indonesia dijadikan sebagai Bank Sentral karena Bank
Indonesia termasuk dalam salah satu lembaga kenegaraan yang bersifat independen. Tujuan
Bank Indonesia bersangkutan dengan kepentingan nasional, termasuk dalam hal harus mencapai
dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Stabilitas sistem keuangan adalah suatu kondisi dimana
lembaga tersebut mampu mengalokasikan sumber dananya secara efisien dalam membantu
pertumbuhan ekonomi. Di setiap negara, hanya ada satu Bank Sentral. Karena Bank sentral
mempunyai kewenangan yaitu mengendalikan kelancaran sistem pembayaran suatu negara.
Keberadaan sistem pembayaran yang aman dan efisien sangat penting untuk perekonomian suatu
negara. Dalam sistem pembayaran, Bank Indonesia diperbolehkan untuk memberlakukan dan
menetapkan kebijakan sistem pembayaran. Bank Sentral yang merupakan satu satunya lembaga
yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan dan mengedarkan alat pembayaran tunai
hingga memiliki kewenangan dalam mencabut, menarik, hingga memusnahkan uang rupiah yang
sudah tidak berlaku didalam peredaraan.

2
SEJARAH BANK SENTRAL DI INDONESIA

Pada tahun 1828, Belanda menerbitkan hak Oktroi (Hak Istimewa) untuk membentuk De
Javasche Bank (DJB) guna mengatasi permasalahan ekonomi dan keuangan yang menimpa
Koloni Hindia Belanda yang muncul setelah VOC bangkrut.
DJB dibentuk sebagai bank sirkulasi yang bertujuan untuk melakukan reformasi keuangan dan
menerapkan sistem moneter yang seragam di wilayah Hindia Belanda.

Selama masa Oktroi, DJB berhasil menyelesaikan permasalahan moneter, khususnya


permasalahan terkait munculnya mata uang specie (uang tembaga) secara berlebihan. 
DJB juga menerapkan standar nilai tukar emas (gold-exchange standard).
Namun pada masa Perang Dunia I, Belanda harus menghentikan secara sementara penerapan
nilai tukar emas karena cadangan emas di Eropa mengalami penipisan. 
Oleh karena itu, Belanda pun mengubah secara drastis tata kelola DJB dengan menerbitkan UU
DJB pada 1922. 

Salah satu isi dari undang-undang tersebut adalah memperkenalkan fungsi baru untuk DJB,
sebagai agen fiskal atau pemegang kas umum pemerintahan kolonial. Akan tetapi, tata kelola
DJB cenderung tidak mengalami perubahan sampai akhirnya Pemerintahan Revolusi Indonesia
mengambil alih DJB dan mengubahnya menjadi Bank Indonesia pada 1952. Bank Indonesia
terbentuk pada era prakemerdekaan, yaitu tahun 1953. Undang-undang Pokok Bank Indonesia
menetapkan pendirian Bank Indonesia sebagai pengganti dari De Javasche Bank sebagai bank
sentral.

3
Fungsi Bank Sentral

Fungsi Utama :
1. Menetapkan dan Menjalankan Kebijakan Moneter
1) Menetapkan tingkat diskonto, cadangan minimum bank umum, serta mengatur kredit atau
pembiayaan.
2) Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.
3) Melakukan pengendalian moneter dengan tidak terbatas pada operasi pasar terbuka di
pasar uang, baik dalam bentuk mata uang Rupiah maupun valuta asing.
4) Sebagai otoritas moneter.
2. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran
1) Menetapkan penggunaan alat atau instrument pembayaran.
2) Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
3) Mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
kegiatannya.
4) Mengeluarkan dan mengedarkan uang rupiah serta mencabut, menarik dan memusnahkan
uang dari peredaran.
3. Mengatur dan Melaksanakan Pengawasan Bank
Fungsi bank sentral terkait pengawasan ini bertujuan untuk mencapai stabilitas sistem
keuangan.
1) Mengenakan sanksi terhadap bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2) Menetapkan peraturan.
3) Memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank.
4) Mengawasi bank, baik secara individual maupun sebagai sistem perbankan.
Fungsi Bank Sentral Lainnya :
1. Menjaga Sistem Pembayaran Agar Berjalan Lancar
Fungsi bank sentral untuk menjaga agar tidak terjadi resiko tak terduga yang timbul pada
sistem pembayaran. Sebagai bank sentral, Bank Indonesia harus mengatur mekanisme
sistem pembayaran yang berlaku dan dilakukan oleh lembaga-lembaga keuangan lainnya.
2. Melakukan Riset dan Pemantauan

4
Bank Indonesia perlu melakukan pemantauan dengan tujuan untuk mencari tahu adakah
kerentanan di sektor keuangan atau tidak. Selain itu juga untuk mendeteksi potensi
kejutan yang efeknya tidak baik bagi sistem keuangan. Karena Bank Indonesia harus
mengetahui lebih dulu informas-informasi mengenai hal-hal yang membahayakan
stabilitas keuangan.
3. Tempat Menyimpan Kas Negara
Untuk menjalankan fungsinya ini, Bank Indonesia melakukan koordinasi dengan
Kementrian Keuangan. Koordinasi yang dilakukan ini mulai dari pembuatan laporan,
penyimpanan dana, mengeluarkan dana, hingga ambil pinjaman dari luar negeri.
4. Memberi Bantuan Kepada Bank Agar Lepas dari Krisis
Fungsi Bank Indonesia yang berperan sebagai jarring pengaman sistem keuangan atau
diistilahkan dengan Lender of The Last Resort. Untuk melaksanakan fungsi ini, Bank
Indonesia dapat memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah kepada
bank yang mengalami kesulitan likuiditas jangka pendek yang disebabkan oleh terjadinya
mismatch dalam pengelolaan dana. Pinjaman ini berjangka waktu maksimal 90 hari, dan
bank penerima pinjaman wajib menyediakan agunan yang berkualitas tinggi serta mudah
dicairkan dengan nilai sekurang-kurangnya dengan jumlah pinjaman.

5
TUGAS DAN WEWENANG BANK SENTRAL

Bank Indonesia memiliki sejumlah tugas sebagai berikut :


 Tugas pokok bank sentral :
o Menetapkan dan melaksanankan kebijakan moneter.Kebijakan moneter adalah
kebijakan yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh Bank Indonesia untuk mencapai
serta memelihara kestabilan nilai rupiah yang dilakukan melalui pengendalian
junmlah uang yang beredar dan suku bunga.
o Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.Untuk mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran,Bank Indonesia adalah satu satunya
lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan,mengedarkan,mencabut,dan
menarik serta memusnahkan uang rupiah dari peredaran.
o Mengatur dan mengawasi bank.Untuk mengawasi dan mengatur perbankan di
indonesia,Bank Indonesia menetapkan peraturan yang harus dipatuhi oleh
perbankan,memberikan dan mencabut izin atas kelembagaan tertentu di
bank,melaksanakan pengawasan atas bank serta mengenakan sanksi terhadap
bank bank yang melanggar peraturan perbankan.

 Dalam bidang perbankan dan pengkreditan memiliki tugas :


o Mengadakan pengawasan terhadap urusan kredit.
o Membina perbankan dengan jalan,memperluas,mengatur dan menetapkan lalu
lintas pembayaran giral,memberikan bimbingan kepada bank bank guna penataan
pelaksanaan likuiditas bank.
o Menyusun rencana kredit untuk suatu jangka waktu tertentu yang diajukan kepada
pemerintah melalui dewan moneter.
o Memberikan kredit likuiditas kepada bank bank dengan cara menerima
penggadaian ulang,menerima sebagai jaminan surat surat berharga,dengan syarat
yang ditetapkan oleh bank indonesia.
o Dapat mengadakan ketentuan ketentuan yang berkaitan dengan pengeluaran dana
dana oleh lembaga keuangan,kecuali badan asuransi.

6
 Bertindak sebagai pemegang kas pemerintah.
 Menyusun rencana devisa yang mencerminkan pemeliharaan ekonomi nasional dan
memperlancar usaha pembangunan dengan memperhatikan posisi likuiditas dan
solvabilitas internasional.
 Membeli dan menjual cek,surat wesel,kertas dagang lainnya .
 Memberi jaminan bank atau bank garansi.
 Menyediakan tempat penyimpanan barang berharga.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter,bank Indonesia memiliki
sejumlah wewenang sebagai berikut :
 Menetapkan sasaran moneter dengan memperhatikan sasaran laju inflasi.Bank Indonesia
harus mampu menetapkan adanya tingkat diskonto, jumlah cadangan minimal bank
umum, serta harus membuat kebijakan pembiayaan atau kredit. Selain itu, BI harus bisa
menetapkan dan juga menentukan target moneter dengan cara menentukan tingkat inflasi
yang terjadi di Indonesia setiap tahun.
 Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara :
o Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing.
o Penetapan tingkat diskonto
o Penetapan cadangan wajib minimum
o Pengaturan kredit atau pembiayaan.

Dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia
berwenang:
 Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin, atas penyelenggaraan jasa sistem
pembayaran.
 Mewajibkan penyelenggaraan jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan
tentang kegiatannya.Bertujuan agar Bank Indonesia dapat memantau penyelenggaraan
jasa sistem pembayaran.
 Menetapkan penggunaan alat pembayaran. Penetapan ini bertujuan agar alat pembayaran
yang digunakan dalam masyarakat memenuhi persyaratan keamanan bagi pengguna.

7
8
Kebijakan Bank Moneter

Kebijakan bank moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah
peredaran uang di masyarakat.
Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu negara.
Karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti inflasi, suku
bunga bank, dan sebagainya.
Oleh sebab itu, penanggung jawab dan pelaksana kebijakan moneter di Indonesia yaitu Bank
Indonesia selaku bank sentral di Indonesia. Hal ini didasari pada Undang-Undang No. 23 Tahun
1999 mengenai Kebijakan Moneter Bank Indonesia.
Selain kebijakan moneter, terdapat kebijakan fiskal yang juga berguna dalam menjaga stabilitas
ekonomi Indonesia. Bedanya, kebijakan fiskal merupakan keputusan yang berfokus pada
pendapatan dan pengeluaran negara. Penerapan kebijakan fiskal dapat dilihat melalui
pengelolaan pajak dan APBN. Sementara, kebijakan moneter di Indonesia bisa diperhatikan
melalui kebijakan diskonto, suku bunga bank, dan sebagainya.

Tujuan Kebijakan Moneter


Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan Moneter Bank
Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga kestabilan nilai rupiah. Demi
mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan
kebijakan moneter Bank Indonesia. Di bawah ini berbagai tujuan kebijakan moneter adalah
berikut ini.
1. Menjamin Stabilitas Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol dan berkelanjutan.
Hal ini dapat diwujudkan melalui keseimbangan arus barang/jasa dengan peredaran uang.
Oleh karena itu, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas ekonomi melalui
pengaturan dan penetapan terkait peredaran uang di masyarakat.
2. Mengendalikan Inflasi

9
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan bertujuan
mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaan uang di bank.
Sehingga, salah satu tujuan kebijakan moneter adalah mengendalikan inflasi.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu meningkatkan lapangan
pekerjaan. Kestabilan peredaran uang membuat aktivitas produksi meningkat. Dengan
naiknya kegiatan produksi, maka diperlukan sumber daya manusia dalam
pengelolaannya. Sehingga hal ini mampu menyerap tenaga kerja dengan ketersediaan
lapangan pekerjaan.
4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi stabilitas harga pasar. Ketika
harga stabil maka menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap tingkat harga
sekarang dan di masa mendatang. Sehingga tingkat daya beli antar periode tetap sama.
Kestabilan harga ini bisa diatur melalui keseimbangan peredaran uang, permintaan
barang, dan produksi barang.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri
saja, namun juga luar negeri. Salah satu tujuan kebijakan moneter adalah menjaga
keseimbangan neraca pembayaran Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui
kestabilan jumlah barang ekspor dan impor sama besarnya. Oleh sebab itu, tak heran
pemerintah sering melakukan devaluasi dalam hal ini.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan berbagai kesuksesan tiap
komponen. Misalnya seperti, tersedia lapangan pekerjaan, kontrol tingkat inflasi,
aktivitas produksi dan permintaan barang, dan lainnya.

Jenis – Jenis Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter yang dilakukan bank sentral dapat berupa kebijakan moneter kuantitatif
maupun kualitatif.
1. Kebijakan Moneter Kuantitatif

10
Kebijakan moneter kuantitatif merupakan kebijakan pemerintah untuk mempengaruhi
penawaran uang dan tingkat bunga dalam suatu perekonomian secara langsung dan regulasi.
Kebiajakan moneter kuantitatif dapat bersifat ekspansif dan kontraktif.
a. Kebijakan moneter ekspansif ( monetary expansive policy)
Kebijakan moneter ekspansif merupakan kebijakan yang dibuat oleh bank sentral
yang bertujuan menambah jumlah uang yang beredar (JUB) di dalam perekonomian.
Kebijakan moneter ekspansif dibuat saat perekonomian mengalami resesi atau
depresi. Kebijakan moneter ekspansif dapat juga disebut juga sebagai easy money
policy (kebijakan uang longgar).
Bank sentral dapat menambah jumlah uang yang beredar (JUB) dalam
perekonomian dengan:
a) Menurunkan tingkat suku bunga,
b) Membeli surat-surat berharga,
c) Menurunkan cadangan kas,
d) Melonggarkan pemberian kredit.
Kebijakan moneter ekspansif yang dilakukan oleh Bank Indonesia diantaranya
adalah menurunkan suku bunga bank Indonesia, membeli surat-surat berharga di
pasar modal Indonesia, menurunkan giro wajib minimum (GWM) setiap bank
umum di Bank Indonesia.
b. Kebijakan moneter kontraktif (monetary contractive policy)
Kebijakan moneter kontraktif merupakan kebijakan yang dibuat oleh bank sentral
yang bertujuan mengurangi jumlah uang yang beredar di dalam perekonomian
masyarkat. Kebijakan moneter kontraktif dibuat saat perekonomian mengalami
inflasi. Kebijakan moneter kontraktif dapat juga disebut tight money policy
(kebijakan uang ketat).
Bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar dalam perekonomian
dengan:
a) Menaikkan tingkat suku bunga,
b) Menjual surat-surat berharga,
c) Menaikkan candangan kas,
d) Pengetatan pemberian kredit,

11
Kebijakan moneter kontraktif yang dilakukan Bank Indonesia diantarnya
adalah menaikkan suku bunga Bank Indonesia, melelang sertifikat bank Indonesia
(SBI ) dan surat berharga pasar uang (SPBU), menaikkan giro wajib miimum
(GWM) setiap bank di Bank Indonesia, pengetatan pemberian kredit dengan
penerapan 5C ( Character, capability, collateral, capital, dan condition of
economy).
2. Kebijakan Moneter Kualitatif
Kebijakan moneter kualitatif merupakan kebijakan bank sentral mengawasi jenis-jenis
pinjaman dan investasi yang dilakukan oleh bank umum. Kebijakan moneter kualitatif dapat
dilakukan dengan:
1) Pengawasan pinjaman selektif
Pengawasan pinjaman selektif yaitu Bank sentral memastikan bank umum memberikan
jenis pinjaman dan investasi sesuai dengan yang diinginkan pemerintah. Jenis pinjaman
dan investasi mana yang perlu didorong atau dikurangi.
2) Pembujukan Moral
Pembujukan moral yaitu himbauan-himbauan bank sentral untuk bank umum dan pelaku
moneter lainnya agar tindakannya mendukung kebijakan yang ditetapkan oleh bank
sentral ( pemerintah)
Bank sental dapat melakukan himbauan kepada bank umum dengan cara bertemu langsung
atau melalui pidato, pengumuman dan surat edaran
Bank sentral juga dapat memberikan himbaun atau informasi kepada masyarakat agar tidak
terpancing dengan isu-isu kondisi moneter misalnya pemerintah dapat memberikan
pengumunan menjamin uang masyrakat di bank agar masyarakat tidak melakukan
pengambilan uang secra serentak akibat isu yang terkait dengan ketidakpercayaan masyrakat
pada perbankan.

Instrumen Kebijakan Moneter


Seperti diketahui, kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol
peredaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makroekonomi yaitu
tingkat pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan moneter
lainnya, diantaranya sebagai berikut.

12
1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)
Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur
melalui tingkat suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana
kepada bank Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku bunga
pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang
harus dikurangi.
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian
surat-surat berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter
adalah operasi terbuka. Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka
pemerintah menjual surat berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus
ditingkatkan, maka pemerintah membeli surat berharga.
3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib
Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat
Bank Indonesia ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di
masyarakat melalui pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah,
uang yang beredar di masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki
wewenang dalam mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku
bunga yang ditetapkan oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh
Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter
adalah penetapan suku bunga acuan.
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini,
Bank Indonesia selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan
kebijakan penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman.

13
Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia
Dalam praktiknya, banyak sekali aturan yang terselenggara akibat dari kebijakan moneter
di Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia.
a. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia
Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit
langsung. Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang
memerlukan dana secara mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang
beredar karena harus membiayai kegiatan dengan segera.
b. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas
jangka pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di Indonesia melalui
fasilitas overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan suku
bunga tinggi. Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap stabil.
c. Penerbitan Surat Utang Negara
Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara.
Dalam hal ini, pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang yang
beredar di masyarakat mengalami penurunan.
d. Program Intervensi Rupiah
Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia
yang dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara
langsung di Pasar Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai
upaya mendukung instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

14
KESIMPULAN

Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia. Bank sentral adalah sebuah badan
keuangan yang dimiliki pemerintah serta menjamin agar menciptakan kegiatan ekonomi yang
stabil. Bank Indonesia ialah lembaga Negara yang independen, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau pihak-pihak lainnnya, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam
undang-undang. Tujuan bank sentral adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai
rupiah yang tercermin dari laju inflasi dan perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
asing. Kestabilan nilai uang terhadap barang dan jasa diukur dengan inflasi, Negara yang tingkat
inflasinya tinggi nilai mata uangnya rendah dan sebaliknya. Kestabilan terhadap nilai tukar
dengan mata uang asing diukur dengan kurs, Negara yang impornya tinggi maka nilai mata
uangnya rendah, sedangkan ekspornya yang lebih besar dari pada impor maka nilai mata
uangnya tinggi. Bank sentral tidak memaksimalkan profit melainkan untuk mencapai tujuan
tertentu seperti kegagalan perbankan, menjaga kestabilan tingkat harga, hingga pada tingkat
kestabilan pertumbuhan ekonomi.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/stori/read/2021/04/07/144924579/bank-indonesia-
sejarah-fungsi-dan-tugasnya
http://repository.ubaya.ac.id/40012/1/Sylvia%20Janisriwati_Buku%20Bank%20Sentral%20dan
%20Kewenangan%20Makroprudensial.pdf
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/administratum/article/view/11826
https://id.berita.yahoo.com/pengertian-bank-sentral-fungsi-utama-102059940.html
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah
https://soesantoblog.wordpress.com/2020/05/01/kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal/

16

Anda mungkin juga menyukai