0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
13 tayangan22 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas nilai rupiah, mengatur dan mengawasi perbankan, serta bertindak sebagai penyelamat terakhir (lender of last resort) bagi bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Bank Indonesia beroperasi secara independen namun berkoordinasi dengan pemerintah dalam menetapkan kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah.
Dokumen tersebut membahas tentang Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas nilai rupiah, mengatur dan mengawasi perbankan, serta bertindak sebagai penyelamat terakhir (lender of last resort) bagi bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Bank Indonesia beroperasi secara independen namun berkoordinasi dengan pemerintah dalam menetapkan kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah.
Dokumen tersebut membahas tentang Bank Indonesia sebagai bank sentral Indonesia. Bank Indonesia bertugas menjaga stabilitas nilai rupiah, mengatur dan mengawasi perbankan, serta bertindak sebagai penyelamat terakhir (lender of last resort) bagi bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Bank Indonesia beroperasi secara independen namun berkoordinasi dengan pemerintah dalam menetapkan kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah.
• Tugas Bank Indonesia • Bank Indonesia sebagai Lender of the Resort • Kebijakan nilai tukar TUJUAN PEMBELAJARAN
Memahami fungsi dan tugas dari Bank
Indonesia sebagai otoritas moneter dan kedudukannya dengan pemerintah pusat. SEJARAH BANK INDONESIA • Di era pemerintahan Hindia-Belanda, terdapat De Javasche Bank yang didirikan pada tahun 1828. • Satu abad kemudian, atau sekitar tahun 1953, Bank Indonesia dibentuk untuk mengganti De Javasche Bank. BANK INDONESIA MENURUT UU Menurut Undang-undang No. 3 tahun 2004: •Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. •Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/ atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. •Bank Indonesia adalah badan hukum berdasarkan undang-undang ini. TUJUAN BANK INDONESIA Menurut Undang-undang No. 3 tahun 2004 Tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah TUGAS BANK INDONESIA
• Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap
barang dan jasa. • Menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. • Membuat dan mengawasi regulasi untuk semua bank yang ada di Indonesia. • Melakukan penelitian juga pemantauan. • Menyimpan uang kas negara dan memberikan bantuan dana kepada Bank- Bank di Indonesia yang sedang mengalami krisis. TIGA PILAR BANK INDONESIA
1. Menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia Menetapkan dan Melaksanakan Kebijakan Moneter • Kebijakan moneter yang ditetapkan dan dilaksanakan Bank Indonesia meliputi kebijakan terkait suku bunga bank dan surat-surat berharga. Semuanya dirancang untuk mengendalikan persoalan inflasi dan/ atau deflasi yang mungkin melilit negara Indonesia. • Sebagai pusat uang di Indonesia, Bank Indonesia memiliki wewenang mengatur jumlah minimum cadangan kas, yakni 5% untuk saat ini. • Bank Indonesia juga berfungsi sebagai “the last resort” bank-bank lain di Indonesia ketika terjadi mismatch pengelolaan dana yang berakibat pada kesulitan pencairan dana bank jangka pendek, sehingga turut menstabilkan perputaran rupiah dalam negara Indonesia. Mengatur dan Menjaga Kelancaran Sistem Pembayaran • Semakin banyak sistem pembayaran yang masuk dan diterima oleh negara Indonesia dari tahun ke tahun. • Bank Indonesia menetapkan aturan-aturan terkait tata cara pembayaran, termasuk merumuskan peraturan batas penghasilan minimum, usia minimum untuk memiliki kartu kredit atau meminjam dengan cara-cara tertentu, BI checking, verifikasi transaksi yang selalu dilakukan oleh bank, dan sebagai mediator ketika ada sengketa tak terselesaikan yang melibatkan pihak bank dengan nasabahnya. Mengatur dan Mengawasi Perbankan di Indonesia • Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengenakan sanksi atau bahkan menghentikan seluruh kegiatan bank apabila bank tersebut tidak dapat memenuhi kewajibannya pada Bank Indonesia. • Menggunakan kombinasi analisis laporan keuangan perbankan dan kunjungan langsung merupakan tugas dan fungsi Bank Indonesia untuk memastikan perbankan di Indonesia berjalan dengan semestinya. • Mengingat pertumbuhan negara Indonesia yang pesat, ketiga tugas dan fungsi Bank Indonesia semakin berat, Bank Indonesia bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan keuangan negara semakin maju, misalnya Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) BANK INDONESIA SEBAGAI LENDER OF THE RESORT • Fungsi Bank Sentral sebagai lender of the last resort merupakan fungsi khas dari sebuah bank sentral dalam memberikan fasilitas pendanaan kepada bank yang mengalami kesulitan likuiditas. • Pengaturan tentang Lender of the last resort ini sudah beberapa kali berubah sejalan dengan perubahan undang-undang Bank Indonesia dari mulai UU No. 23 Tahun 1999, UU No. 3 Tahun 2004, dan UU No. 6 Tahun 2009. • Bank Indonesia hanya memberikan fasilitas kredit kepada bank yang mengalami kesulitan dengan pendanaan jangka pendek dan dijamin dengan agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan (UU No. 23 Tahun 1999) • Dimungkinkan Bank Indonesia dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya (jangka panjang) menjadi beban pemerintah (bail Out), dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan (UU No. 3 Tahun 2004). • Paska dibentuknya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2011, dibuatlah UU Nomor 09 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) yang bertitik berat pada pencegahan dan penanganan permasalahan bank sistemik sebagai bagian penting dari sistem keuangan. • Lahirnya UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) membawa dampak terhadap kewenangan Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort yang diatur dalam pasal 53 ayat (1) UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) yang pada intinya menghapuskan Pasal 37A Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 11 ayat (4) dan ayat (5) serta Pasal 55 ayat (5) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang BI, Pasal 1 angka 25, Pasal 44, Pasal 45, Pasal 46, dan Pasal 69 ayat (3) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK. • Bank indonesia tidak lagi mempunyai kewenangan untuk memberikan fasilitas pendanaan, dalam hal suatu bank mengalami kesulitan keuangan yang berdampak sistemik dan berpotensi mengakibatkan krisis yang membahayakan sistem keuangan, dan juga BI tidak dapat memberikan fasilitas pembiayaan darurat yang pendanaannya menjadi beban pemerintah. • Dalam pasal 20 dan 30 UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK), Bank Indonesia masih mempunyai kewenangan untuk memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah untuk jangka waktu paling lama 90 hari kepada bank sistemik maupun non sistemik untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek kepada bank yang bersangkutan dan wajib disertai jaminan yang memiliki nilai minimal sejumlah kredit atau pembiayaan yang diterima oleh bank tersebut. Namun dalam pemberian kredit jangka pendek tersebut UU Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (PPKSK) mewajibkan BI untuk berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). KEBIJAKAN NILAI TUKAR • Kebijakan nilai tukar ditempuh Bank Indonesia untuk mengelola stabilitas nilai tukar rupiah agar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap mendorong bekerjanya mekanisme pasar. • Kebijakan nilai tukar dilakukan dalam rangka mengurangi gejolak yang muncul dari ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di pasar valuta asing (valas) melalui intervensi jual di pasar spot, pasar Domestik Non-Deliverable Forward (DNDF) atau pasar berjangka valas serta pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder. Strategi ini dilakukan untuk menjaga kestabilan nilai tukar dan sekaligus menjaga kecukupan likuiditas rupiah. HUBUNGAN DENGAN PEMERINTAH Berdasarkan UU No 23 tahun 1999 hubungan Bank Indonesia dengan pemerintah sebagai berikut: 1. Bertindak sebagaiu pemegang kas pemerintah. 2. Untuk dan atas nama pemerintah, BI dapat menerima pinjaman luar negeri, menata-usahakan serta menyelesaikan tagihan dan kewajiban keuangan pemerintah terhadap pihak luar negeri. 3. Pemerintah wajib meminta pendapat Bank Indonesia dan atau mengundang Bank Indonesia dalam siding kabinet membahas maslah ekonomi, perbankan, dan keuangan , yang berkaitan dengan tugas bank Indonesia atau kewenangan Bank Indonesia. 4. Memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah mengenai Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta kebijakan lain yang berkaitan dengan tugas dan wewenang Bank Indonesia. 5. Dalam hal pemerintah menerbitkan surat hutang negara, pemerintah wajib terlebih dahulu berkonsultasi dengan Bank Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat. 6. Bank Indonesia dapat membantu peneribitan surat hutang negara yang diterbitkan pemerintah. 7. Bank Indonesia dilarang memberikan kredit kepada pemerintah. HUBUNGAN DENGAN DUNIA INTERNASIONAL 1. Dapat bekerjasama dengan a. Bank Sentral negara lain b. Organisasi dan Lembaga Internasional. 2. Dalam hal dipersyaratkan bahwa anggota Internasional dan/ atau Lembaga multilateral adalah negara, maka Bank Indonesia dapat bertindak untuk dan atas nama Negara Republik Indonesia sebagai anggota. DAFTAR PUSTAKA • https://www.simulasikredit.com/apa-tugas- dan-fungsi-bank-indonesia-bi-mengapa- harus-ada-bank-indonesia/ • https://artikel.kantorhukum-lhs.com/bank- indonesia-sebagai-lender-of-the-last-resort- dalam-sistem-keuangan-negara. • https://www.bi.go.id/id/fungsi- utama/moneter/default.aspx#:~:text=Kebija kan%20nilai%20tukar%20ditempuh%20Ba nk,tetap%20mendorong%20bekerjanya%20 mekanisme%20pasar. AKTIFITAS Sebutkan kebijakan-kebijakan Bank Indonesia: • Krisis ekonomi di tahun 1998 • Krisis keuangan global 2008 • Masa pandemi Covid-19
Ekonomi makro menjadi sederhana, berinvestasi dengan menafsirkan pasar keuangan: Cara membaca dan memahami pasar keuangan agar dapat berinvestasi secara sadar berkat data yang disediakan oleh ekonomi makro