Anda di halaman 1dari 4

BANK SENTRAL YANG ADA DI INDONESIA

A. SEJARAH DAN PENGERTIAN BANK SENTRAL


Sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.
Pada masa itu terdapat beberapa pihak bank yang memegang peranan penting di Hindia
Belanda, Bank-bank yang ada itu antara lain, De Javasche Bank NV, De Post Poar Bank,
De Algemenvolks Crediet Bank, dan Nederland Handles Maatscapi. De Javaasche Bank
NV pada masa itu bertindak sebagai bank sirkulasi yang mencetak dan meredarkan uang
dan menjadi cikal bakal bank sentral di Indonesia. Istilah bank sentral sebenarnya bukan
hal baru karena sudah ada sejak 1946 dan sudah tercantum dalam UUD 1945. Adapun yang
dimaksud dengan bank sentral pada saat itu adalah Bank Nasional Indonesia 1946 yang
didirikan dengan perpu No. 2 tahun 1946 tentang Bank Negara Indonesia. Pada saat itu
BNI 1946 mempunyai fungsi rangkap, yaitu baik sebagai bank komersial maupun sebagai
bank sentral. Dengan demikian, bank sentral pertama yang dimiliki oleh Indonesia adalah
BNI 1946 namun demikian, sejarah menunjukkan bahwa BNI 46 belum dapat
melaksanakan fungsinya sebagai bank sentral dengan baik karena fungsi rangkap yang
diembannya. Untuk mengatasi persoalan tersebut, pihak berwenang mengeluarkan UU No.
11 Tahun 1953 Tentang Pokok Bank Indonesia. Salah satu pasalnya menyatakan “didirikan
bank Indoneia merupakan bank sentral sebagai pengganti de javasche bank NV sebagai
bank nasional kepunyaan Negara”. Dengan didirikannya bank Indonesia dan dijadikan pula
bank sentral, sejak saat itu dalam struktur ketatanegaraan Indonesia dikenal 2 buah bank
sentral, yaitu BNI 1946 dan Bank Indonesia.
Dualisme bank Sentral tersebut berlangsung selama 2 tahun. dan baru berakhir dengan
dikeluarkannya UU No. 2 Tahun 1955. Sejak saat itu, di Indonesia hanya dikenal satu bank
sentral yaitu Bank Indonesia.
Bank sentral dapat didefinisikan sebagai sebuah badan keuangan, yang pada umumnya
dimiliki pemerintah, yang bertugas untuk mengatur kesetabilan badan-badan keuangan,
serta menjamin agar kegiatan badan-badan keuangan terseut dapat menciptakan tingkat
kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 968 pada Pasal 7 dapat diketahui:

1. Bank Indonesia adalah bank sentral sebagaimana dimaksudkan 1945.


2. Bank Indonesia adalah milik Negara.
3. Bank Indonesia sebagai bank sentral berbentuk badan hokum.
4. Bank Indonesia adalah pembantu pemerintah.
5. Bank Indonesia diangkat dan diperhentikan oleh presiden.

Bank sentral di Indonesia adalah Bank Indonesia (BI). Menurut Undang-Undang


Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia, bank Indonesia adalah
lembaga Negara yang independan dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas
dari campur tangan pemerintah dan /atau pihak lain, kecuali untukhal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang.
Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal,
yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini
mengandung 2 aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta
kestabilan terhadap mata uang Negara lain. (Eko Prasetyo, 2009:106-107)
Tujuan bank sentral seperti tertuang dalam UU RI No. 23 Tahun1999 Bab 3 Pasal 7
adalah untuk mencapai dan memelihara kestabilan rupiah. Adapun maksud dari kestabilan
rupiah dan diinginkan oleh bank sentral adalah :

1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau
tercermin dari perkembangan laju inflansi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang Negara lain. Hal ini dapat diukur
dengan atau tercermin dari perkembangan nilai tukar

rupiah dengan mata uang Negara lain. (Kasmir, 1998:169-170) Dengan stabilnya nilai mata
uang rupiah, maka akan sangat banyak
manfaat yang akan diperoleh terutama untuk mendukung pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

B. FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG BANK SENTRAL

a. Fungsi Bank Sentral


Dari segi otoritas moneter, peran dan fungsi bank sentral di Indonesiaa adalah sangat
dominan dan strategis. Dalam UU Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, telah
ditegaskan bahwa untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah
diperlukan bank sentral yang memiliki kedudukan untuk mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No.3 tahun 2004 pasal 7
tentang Bank Indonesia. Artinya, fungsi dan peran Bank Indonesia sebagai bank sentral
sangat dibutuhkan dan semakin independen;guna mendukung terwujudnya perekonomian
nasional sebagaimana tersebut diatas dan sejalan dengan keuangan yang semakin maju serta
perekonomian internasional yang semakin kompetitif dan terintegrasi, kebijakan moneter
harus dititikberatkan pada upaya untuk memelihara stabilitas nilai rupiah. (Eko Prasetyo,
2009:106)
b. Tugas-Tugas Dan Wewenang Bank Sentral
Bank Indonesia mempunyai tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang
tugas ini adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, men gatur dan menjaga
kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan di Indonesia.
Ketiganya perlu diintegrasi agar tujuan mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah
dapat dicapai secara efektif dan efisien. . (Eko Prasetyo, 2009:107)
Secara garis besar ada tiga tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah sepertti yang telah diungkapkan diatas. Berikut ini akan diuraikan
tugas Bank Indonesia seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 23 tahun 1999.

1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter


Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter Bank Indonesia
berwenang:
a. Menetapkan sasaran-sasaran moneter denganmemperhatikan sasaran laju inflasi
yang ditetapkannya.
b. Melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara yang termasuk,
tetapi tidak terbatas pada:

 Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik mata uang Rupiah maupun
valas
 Penetapan tingkat diskonto
 Penetapan cadangan wajib minimum
 Pengaturan kredit atau pembiayaan
 Memberikan kredit berdasarkan prinsip syariah, paling lama 90 hari
kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan jangka pendek bank
yang bersangkutan.

c. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan system nilai tukar yang telah
ditetapkan.
d. Mengelola cadangan devisa
e. Menyelenggarakan survey secara berkala yang dapat bersifat makro dan mikro.

2. Mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran Dalam tugas mengatur dan
menjaga system pembayaran, Bank Indonesia berwenang:
a. Melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
system pembayaran
b. Mewajibkan penyelenggara jasa system pembayaran untuk menyampaikan
laporan kegiatannya.
c. Menetapkan penggunaan alat pembayaran
d. Mengatur system kliring bank baik dalam aupun asing
e. Menyelenggharakan penyelasaian akhir transaksi pembayaran bank
f. Menetapkan macam harga ciri uang yang akan dikeluarkan, bahan yang
digunakan, dan tanggal mulai berlakunya sebagai alat pembayaran yang sah.

3. Mengatur dan Mengawasi bank


Dalam hal Mengatur dan Mengawasi bank mempunyai wewenang:

a. Menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip-prinsip kehati-


hatian
b. Memberi dan meyabut izin bank
c. Memberikan izin dan pembukuan, penutupan, dan pemindahan kantor bank.
d. Memberikan persetujuan atas kepemilikan, dan kepengurusan bank
e. Memberikan izin pada bank untuk menaympaikan laporan, keterangan, dan
penjelasan sesuai dengan tata cara yang ditetapkan bank Indonesia
f. Mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan, keterangan, dan penjelasan
sesuai dengan tata cara yang ditetapkan Bank Indonesia.
g. Melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun setiap waktu
apabila diperlukan.
h. Memerintahkan bank untuk menghentikan sementara sebagian atau seluruh
kegiatan transaksi tertentu apabila menurut penilaian Bank Indonesia transaksi
patut diduga merupakan tindak pidana di bidang perbankan.
i. Mengatur dan mengembangkan informasi antar bank
j. Mengambil tindakan terhadap sutu bank sebagaimana diatur dalam undang-
undang tentang perbankan yang berlaku apabila menurut penilaian Bank
Indonesia dapat membahayakan kelangsungan usaha bank yang bersangkutan dan
atau membahayakan perekonomian nasional.
k. Tugas mengawasi bank akan dilakukan bank oleh lembaga pengawasan sector
jasa keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-undang.
(Kasmir,1998:170-174)

Anda mungkin juga menyukai