Sebelum melangkah kepada tugas atau fungsi Bank Indonesia, terlebih dahulu kita melihat tugas
atau fungsi bank. Secara umum dapat dilihat dari sudut pandang peraturan perundang-
undangan yang diatur dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas
Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Fungsi utama perbankan adalah sebagai
penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Dalam UU No 13 Tahun 1999 (UU-BI), bahwa
tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, artinya BI harus
menjaga agar nilai mata uang atas barang dan jasa tetap stabil.
Dengan melihat laju inflasi (kenaikan secara terus-menerus) BI juga menjaga kestabilan nilai
rupiah dari mata uang asing (kurs). kestabilan itu sangat penting mendukung pembangunan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kenaikan harga secara terus menerus akan
menurunkan daya beli masyarakat khususnya pendapatan masyarakat tetap, sehingga tingkat
kesejahteraan menurun, khususnya barang dan jasa yang di import dari luar negeri lebih dari
ketidakstabilan nilai tukar rupiah mengakibatkan pada pelaku ekonomi mengalami kesulitan
menyusun perencanaan usaha pada akhirnya mengakibatkan perekonomian buruk pada
kesejahteraan masyarakat.
Adapun maksud dari kestabilan rupiah yang diinginkan oleh Bank Indonesia adalah:
1. Kestabilan nilai rupiah terhadap barang dan jasa yang dapat diukur dengan atau tercermin
dari perkembangan laju inflasi.
2. Kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang negara lain. Hal ini dapat diukur dengan atau
tercermin dari perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang negara lain.
Dalam rangka mencapai tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank
Indonesia didukung oleh tiga pilar yang merupakan 3 (tiga) bidang utama tugas Bank Indonesia
yaitu:
Untuk mencapai tujuan Bank Indonesia dalam menjaga kestabilan nilai rupiah, pasal 10 UU
BI menegaskan bahwa Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melaksanakan kebijakan
moneter melalui penetapan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi
serta melakukan pengendalian moneter melalui berbagai cara antara lain:
a) Operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
b) Penetapan cadangan wajib minimum
c) Pengaturan kredit atau pembiayaan
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
Dalam mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, Bank Indonesia berwenang
untuk melaksanakan dan memberikan persetujuan dan izin atas penyelenggaraan jasa
sistem pembayaran, mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk
menyampaikan laporan kegiatannya, serta menetapkan penggunaan alat pembayaran. Agar
penyelenggaraan jasa sistem pembayaran oleh pihak lain memenuhi persyaratan,
khususnya persyaratan keamanan dan efisiensi. Kewajiban penyampaian laporan berlaku
bagi setiap penyelenggara jasa sistem pembayaran, agar Bank Indonesia dapat memantau
penyelenggaraan sistem pembayaran.
Dalam Pasal 13 UU‐BI dirumuskan bahwa Bank Indonesia mengelola cadangan devisa.
Dalam rangka pengelolaan cadangan devisa tersebut, Bank Indonesia melaksanakan
berbagai jenis transaksi devisa serta dapat menerima pinjaman luar negeri.
5) Penyelenggaraan Survei
Bank Indonesia berwenang mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah
dan/atau valuta asing yang meliputi sistem kliring domestik dan lintas negara.
Pengaturan dan Pengawasan Bank merupakan salah satu tugas Bank Indonesia
sebagaimana ditentukan dalam Pasal 8 UU‐BI. Dalam rangka melaksanakan tugas ini,
Bank Indonesia menetapkan peraturan, memberikan dan mencabut izin atas
kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu bank, melasankan akan pengawasan bank,
serta mengenakan sanksi terhadap bank. Selain itu, Bank Indonesia berwenang
menetapkan ketentuan‐ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati‐hatian.