Disusun Oleh:
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sri Rahmany,ISTISHADUNA:Jurnal Ilmiah Ekonomi Kita,tahun 2013,diakses tanggal 26 Maret 2021.
2
Peraturan Bank Indonesia No 11/25/PBI/2009.
timbul akibat bank tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendek di masyarakat pada saat
dibutuhkan, yang disebabkan oleh kekurangan likuiditas bank. 3
Giro Wajib Minimum adalah simpanan minimum bank umum dalam giro pada Bank
Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh BI berdasarkan persentase tertentu dari Dana Pihak
Ketiga (DPK). Perhitungan ini berlaku baik untuk GWM dalam rupiah maupun valuta asing.
2. Kliring
Kliring adalah sarana perhitungan utang-piutang antar bank dengan cara saling
menyerahkan surat-surat berharga dan surat-surat dagang guna memperlancar lalu lintas
pembayaran yang terdiri dari pengiriman uang, inkaso, dan pembukaan letter of credit.
Ketentuan mengenai kliring yang berlaku bagi bank umum konvensional berlaku pula bagi
bank umum yng berdasarkan prinsip syariah, dengan beberapa perbedaan dan tambahan.
Ketentuan yang berlaku bagi bank berdasarkan prinsip syariah antara lain meliputi ukuran
besarnya sanksi pelanggaran saldo giro negatif dan tatacara pengenaan sanksi untuk bank-
bank bersaldo negatif.
3. BLBI
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) adalah skema bantuan (pinjaman) yang
diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat
terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia. Skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian
Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis. Pada bulan Desember 1998, BI telah
3
Esy Nur Aisyah, Putri Kurnia Widiati, Artikel El Dinar Vol 2, No 1 (2015), diakses tanggal 26 Maret 2021.
4
Ichsan,Nurul, AL-IQTISHAD,Vol 6,No :Januari 2014, diakses tanggal 27 Maret 2021.
5
Risa, Manajemen Likuiditas Perbankan Syariah, 2010 hlm. 10-12(online), diakses tanggal 27 Maret 2021.
menyalurkan BLBI sebesar Rp 147,7 triliun kepada 48 bank. Selain instrumen diatas juga ada
Instrumen yang saat ini tersedia untuk melakukan manajemen likuiditas bank syariah melalui
pasar uang antar bank syariah.
Di Indonesia, dengan ramainya bank konvensional yang ingin konversi menjadi bank
syariah atau membuka cabang syariah secara utuh, maka bersamaan dengan
diperkenalakannya Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), Giro Wajib Minimum, dan
Kliring. Pada bulan Februari 2000 telah diperkenalkan pula Pasar Uang Antar-Bank
Berdasarkan Prinsip Syariah (PUAS). Sama halnya dengan fungsi Islamic Money Market di
Malaysia, PUAS juga berfungsi sebagai instrumen untuk memungkinkan bank syariah yang
kekurangan likuiditas menerbitkan sertifikat Investasi Mudharabah Antar-Bank (IMA) untuk
memperoleh dana berjangka pendek (maksimum 90 hari) dari bank syariah lainnya yang
kekurangan likuiditas.6
E. Rasio Likuiditas dan Profibilitas dan Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas, Profibilitas, Rasio
Pasar, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Saham
Perbedaan signifikan dalam likuiditas dan profibilitas antara bank konvensional dan bank
syariah. Sumber data berasal dari laporan keuangan bank tahun 2004-2006. Data tersebut
merupakan data sekunder yang dikumpulkan dari perpustakaan Bank Indonesia yang meliputi
Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank NISP, dan Bank Panin. Analisis data
berkaitan dengan rasio keuangan masing-masing bank dan membandingkan rasio ini dengan
kinerja keuangan.
6
Karnaen A. Perwataatmadja dan Hendri Tanjung, Bank Syariah,hlm 52.diakses tangga 27 Maret 2021.
7
Khalid Abdul Murad, Islamic Market Instruments: Regulatory and Liquidity Devices of the Central Bank,
proceeding of the 9th Expert-level Conference on Islamic Banking, Bank Indonesia in cooperation with the
International Association of Islamic Banks, Jakarta, Indonesia, April,1995,hlm,128. Diakses tanggal 27 Maret
2021.
Dalam pengujian hipotesis dengan alat statistik nonA-parA<<metrik yaitu uji Mann-
Whitney8. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada
rasio likuiditas antara bank konvensional dan syariah. Perbedaan ini melibatkan rasio cepat
dan rasio simpanan pinjaman. Rasio profibilitas kedua bank tidak berbeda secara signifikan.
Hal tersebut juga menunjukkan bahwa banyaknya pinjaman likuid di bank syariah tidak
berarti meningkatkan pendapatan bank syariah.
Profibilitas, rasio pasar, dan ukuran perusahaan memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap harga saham. Sebagian, likuiditas dan solvabilitas berpengaruh negatif teradap harga
saham, sedangkan profibilitas, rasio pasar, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
harga saham.9 Sebagai contoh, Ivabilitas dan likuiditas terhadap profibilitas perusahaan
pertanbangan batubara yang terdaftar di bursa efek Indonesia periode 2012-2016. Rasio
aktivitas menggunakan inventory Turnover, Workin Capital Turnover, Total Asset Turnover
dan Receivable Turnover sedangkan rasio solvabilitas menggunakan Debt to Equity Ratio
dan rasio likuiditas menggunakan Current Ratio. Populasidalam penelitian tesebut adalah
seluruh perusahaan pertambangan batubara yang terdaftar di BEI sebanyak 22 perusahaan.
Terdapat 8 perusahaan yang dipilih dengan metode purposive sampling.
F. Strategi Likuiditas
Dalam menjalankan aktifitasnya manajemen dapat melakukan beberapa strategi agar
likuiditas bank tetap berjalan dengan baik, strategi tersebut diantaranya:
1. Strategi Preventif
Strategi preventif adalah likuiditas dikelola dengan menjauhi unsur-unsur spekulatif
sehingga masalah likuiditas dapat dijauhi. Untuk itu, kaidah-kaidah dalam pengendalian
likuiditas harian dan jangka menengah perlu dipenuhi. Adapun prosesnya dapat dijelaskan
dibawah ini:
8
Puspitaningrum, Ferry dkk, Bawal Widya Riset Akuntansi Kontemporer,vol 9,No 1 (2008).
9
Silviana Agustami, Nita Fitriani Arifin, Bawal Widya Riset Akuntansi dan Keuangan,Vol 4. No 3(2016), diakses
tanggal 27 Maret 2021.
a.Pengendalian harian
b.Pengendalian jangka menengah
c.Pengendalian jangka panjang
Teori tentang manajemen likuiditas perbankan ini relatif hampir sama dengan ilmu
perbankan. Ada empat teori likuiditas perbankan yang dikenal yaitu sebagai berikut:
Teori ini beranggapan bahwa bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat
dagang jangka pendek yang dapat dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing). Self
Liquiditing berarti pemberian pinjaman mengandung makna untuk pembayaran kembali.
Shiftability Theory.
Shiftability theory teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan dan teori ini
beranggapan bahwa likuiditas sebuah bank tergantung pada kemampuan bank memindahkan
aktivanya ke pada orang lain dengan harga yang dapat diramalkan, misalnya dapat diterima
bagi bank utnuk berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek dalam portofolio aktivanya.
Jika dalam keadaan ini sejumlah depositors harus memutuskan untuk menarik kembali uang
mereka, bank hanya tinggal menjual investasi tersebut, mengambil yang diperoleh (atau
dibeli), dan membayarnya kembali kepada depositornya.
Maksud teori ini adalah bagaimana bank dapat mengelola pasivanya sedemikian rupa
sehingga pasiva itu dapat menjadi sumber likuiditas. Likuiditas yang diperlukan bagi bank
adalah:
1. Likuiditas Rupiah
Likuiditas minimum yang wajib dipelihara. Berikut rumus untuk mengukur likuiditas
minimum yang wajib dipelihara, dengan standar ketentuan 2%: 2%.
Komponen – komponen alat likuid. Terdiri dari kas dan giro pada BI,
Komponen dana pihak ketiga. Giro, Deposito berjangka, Sertifikat deposito, deposito
on call, Tabungan, serta Kewajiban jangka pendek lainnya,
Masa laporan dan masa pengisian laporan,
Kewajiban penyampaian laporan,
Batas waktu penyampaian laporan.
Dalam efek komitmen atau perusahaan publik tercatat di Bursa Efek di Indonesia dan
Bursa Efek di negara lain, dimana ketentuan batas waktu penyampaian laporan tahunan yang
ditetapkan Bapepam dan LK berbeda dengan ketentuan yang ditetapkan oleh otoritas pasar
modal di negara lain tersebut, maka:
Batas waktu penyampaian laporan tahunan kepada Bapepam dan LK dapat dilakukan
mengikuti batas waktu penyampaian laporan tahunan kepada otoritas pasar modal di
negara lain,
Penyampaian laporan tahunan kepada Bapepam dan LK dilakukan pada tanggal yang
sama dengan penyampaian laporan kepada otoritas pasar modaldi negara lain,
Laporan tahunan yang disampaikan kepada Bapepam dan LK dan disampaikan
kepada otoritas pasar modal di negara lain wajib memuat informasi yang sama,
Dalam hal batas waktu penyampaian laporan tahunan jatuh pada hari libur, maka
laporan tahunan wajib disampaikan pada satu hari kerja berikutnya,
Tempat penyampaian laporan,
Pengenaan bunga pelanggaran dan kewajiban karena terlambat menyampaikan
laporan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Manajemen likuiditas adalah kemampuan manajemen bank dalam menyediakan dana yang
cukup untuk memenuhi semua kewajiban-kewajiban maupun komitmen yang telah
dikeluarkan kepada nasabahnya setiap saat.
Bagi perbankan syariah di Indonesia telah tersedia beberapa instrumen seperti (IMA)
Sertifikat Investasi Mudhorobah Antar Bank, (PUAS) Peraturan Perbankan Pasar Antar Bank
Syariat, (SWBI) Bank. Ada instrumen-instrumen likuiditas yang dapat dijalankan bank
syari’ah dalam rangka memenuhi kewajiban likuiditas, yaitu: Giro Wajib Minimum (GWM),
Kliring dan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Pengelolaan likuiditas dilakukan
untuk mengukur posisi likuiditas pada bank sedang berjalan dan juga untuk memeriksa
kebutuhan dana pada berbagai skenario jika terjadi kondisi yang berbeda.
BAB III
DAFTAR PUSTAKA
http://risaariani6.blogpot.com/2012/06/manajemen-likuiditas-perbankan-syariah.html
/manajemen-likuiditas-bank.html
Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009.
Buku Bank Syariah; Teori, praktik, dan peranannya. Oleh Karnaen A. Perwataatmadja dan
Hendri Tanjung.
Silviana Agustami, Nita Fitriani Arifin, Bawal Widya Riset Akuntansi dan Keuangan,Vol 4.
No 3 (2016).
Puspitaningrum, Ferry dkk, Bawal Widya Riset Akuntansi Kontemporer,vol 9,No 1 (2008).
Khalid Abdul Murad, Islamic Market Instruments: Regulatory and Liquidity Devices of the
Central Bank, proceeding of the 9th Expert-level Conference on Islamic Banking, Bank
Indonesia in cooperation with the International Association of Islamic Banks, Jakarta,
Indonesia, April,1995.