Kelompok 10 :
Kelas : Ps 2C
1. Rahn
Transaksi hukum gadai dalam fikih Islam disebut al-rahn. Rahn mempunyai banyak
definisi, salah satunya dalam bahasa Arab rahn memiliki pengertian tetap dan berkelanjutan.1
Secara syara, rahn adalah menyendera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan
secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. 2
Akad rahn bertujuan agar pemberi lebih mempercayai pihak yang berhutang.
Pemeliharaan dan penyimpanan barang gadaian pada hakekatnya adalah kewajiban pihak
yang meggadaikan (rahn), namu juga dapat dilakukan oleh pihak yang menerima barang
gadai (murtahin) dan biayanya harus ditanggung rahn. Besarnya biaya ini tidak boleh
ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.
Dalam rahn, barang gadaian tidak otomatis menjadi milik pihak yang menerima gadai
(pihak yang memberi pinjaman) sebagai pengganti piutangnya. Dengan kata lain fungsi rahn
di tangan murtahin (pemberi utang) hanya berfungsi sebagai jaminan utang dari rahin (orang
yangberutang). Namun, barang gadaian tetap milik orang yang berutang.
2. Pencegahan praktik ijon, pegadaian gelap, dan pinjaman tidak wajar lainnya.
1
https://Sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article. Diakses pada tanggal 8 Mei 2021.
2
Tawazun : Journal of Sharia Economic Law Vol. 1 No. 2 2018
3. Pemanfaatan gadai bebas bunga pada gadai syariah memiliki efek jaring pengaman social
karena masyarakat yang butuh dana mendesak tidak lagi dijerat pinjaman/pembiayaan
berbasis bunga.
1. Bagi nasabah : tersedianya dana dengan prosedur yang relative lebih sederhana dan dalam
waktu yang lebih cepat dibandingkan dengan pembiayaan/kredit perbankan. Di samping itu,
nasabah juga mendapat manfaat penaksiran nilai suatu barang bergerak secara professional.
Mendapatkan fasilitas penitipan barang bergerak yang aman dan dapat dipercaya.
a. Penghasilan yang bersumber dari sewa modal yang dibayarkan oleh peminjam dana.
b. Penghasilan yang bersumber dari ongkos yang dibayarkan oleh nasabah memperoleh jasa
tertentu. Bagi bank syariah yang mengeluarkan produk gadai syariah dapat mendapat
keuntungan dari pembebanan biaya administrasi dan biaya sewa tempat penyimpanan emas.
c. Pelaksanaan misi perum pegadaian sebagai BUMN yang bergerak dibidang pembiayaan
berupa pemberian bantuan kepada masyarakat yang memerlukan dana dengan prosedur yang
relative sederhana.
3
Tawazun: Journal of Sharia Economic Law Vol. 1 No. 2 2018
Rukun dan Ketentuan Syariah
1. Pelaku, terdiri atas: pihak yang menggadaikan (rahin) dan pihak yang menerima gadai
(murtahin).
2. Objek akad berupa barang yang digadaikan (marhun) dan utang (marhun bih).
2. Sharf
Pertukaran mata uang asing dalam istilah bahasa Inggris dikenal dengan money changer
atau foreign exchange, dalam bahasa arab sering disebut dengan kata al-sharf . Dalam kamus
al-Munjid fi al-Lughah disebutkan bahwa al-sharf berarti menjual uang dengan uang lainnya.
Secara bahasa, pertukaran mata uang asing atau al-sharf mempunyai arti Al-Ziyadah
(tambahan), penukaran,penghindaran, atau transaksi jual beli.4
Sedangkan secara istilah atau terminology, terdapat beberapa definisi, dari beberapa
ulama’ sebagai berikut:
1. Wahbah Al-Zuhaili mengatakan, Al-Sharf ialah pertukaran mata uang dengan
mata uang lainya baik satu jenis maupun lain jenis, seperti uang dolar dengan uang rupiah
atau uang rupiah dengan uang ringgit.5
2. Abd. Al-Rahman Al-Jazairi mengatakan, Al-Sharf ialah pertukaran mata uang asing
dengan uang rupiah, emas dengan emas, perak dengan perak, atau salah satu dari keduanya.6
Mata uang kertas wajib menggantikan fungsi emas dan perak, yang mana emas dan perak
inilah yang dulu dipakai sebagai alat tukar. Dengan demikian mata uang kertas menjadi satu-
satunya satuan hitung dan sarana perantara dalam tukar-menukar. Mata uang kertas menjadi
nilai harga sebagaimana halnya emas dan perak.
4
Hasan, Ahmad. Mata Uang Islami. (Jakarta: PT. Grafindo Persada. 2005), hal 76.
5
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh’ Al-Islami wa Adillatuh, (Damsyik: Dar Al-Fikr, 1985), hal 636.
6
Abd. Al-Rahman Al-Jazairi, Al-Fiqh’ Ala Al- Madzahib Al-Arba’ah, (Bairut: Dar Al-Kutub Al-
Ilmiyah, 2006), Cet. III, hal 505.
Oleh sebab itu hukum tukar menukar mata uang kertas dalam hukum Islam diistilahkan
dengan kata al-sharf sebagaimana halnya emas dan perak.
Macam-Macam Al-Sharf
Dalam Fatwa MUI (Majelis Ulama Indonesia) telah menjelaskan tentang macam-macam
pertukaran, antara lain:8
1. Transaksi Spot
2. Transaksi Forward
3. Transaksi Swap
4. Transaksi Option
3. Ujra
Dasar Hukum
1. Al-Quran
2. Al-Hadits
DAFTAR PUSTAKA