Anda di halaman 1dari 8

Teori Biaya dalam Ekonomi Islam

Tugas ini untuk memenuhi mata kuliah: Ekonomi Mikro

Dosen pengampu: Ahmad Irvani SE. M. Ag

Disusun Oleh:

Puja Dwi Cahya- 2031089


Nurul Hidayah- 2031074
Ummayyah- 2031076

PRODI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
IAIN SAS BANGKA BELITUNG
2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Ekonomi Islam” ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
bapak Ahmad Irvani, SE M.Ag. Pada mata kuliah Ekonomi Mikro program studi Perbankan
Syariah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Teori
Ekonomi Islam bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Sarang Mandi, 27 April 2021

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori biaya merupakan kumpulan dari penalaran, gagasan, dan penjelasan lain yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan  perilaku biaya. Pertama, fokus
pembahasannya adalah beban yang harus ditanggung. Kedua, perilakunnya hampir sama. Jadi
apabila biaya produksi kita gunakan disini sering kali dimaksudkan juga untuk mencakup
biaya pemasaran. Selanjutnya teori biaya biasanya disusun atas dasar anggapan bahwa biaya
penyediaan barang bagi konsumen sebagian besar adalah biaya produksi. Apabila biaya
pemasaran dibedakan dari biaya produksi dan dibahas secara terpisah, tidah akan merusak
pola penalaran yang telah kita letakkan.
Dalam ajaran Islam, pemanfaatan sumber daya  merupakan sesuatu yang telah
diperintahkan oleh Allah. Kegiatan tersebut harus dengan prinsip keadilan tanpa  adanya
unsur eksploitasi. Implementasi dari  pemanfaatan sumber daya yaitu dengan melakukan 
kegiatan produksi. Dalam literatur konvensional, teori  produksi ditujukan untuk memberikan
pemahaman  tentang perilaku perusahaan dalam membeli dan  menggunakan masukan (input)
untuk produksi dan  menjual keluaran (output).  
Secara garis besar perilaku produsen ada dua,  yaitu: 1). maksimalisasi profit dan 2).
minimalisasi biaya.  Dalam melakukan perilaku tersebut produsen  membutuhkan cara paling
efisien dengan memilih jenis  sumber modal. Perusahaan dapat memilih sumber modal  apa
yang cocok untuk mengoptimalkan output  perusahaan, seperti qard (pinjaman tanpa
kompensasi),  mudharabah (bagi hasil atas kesepakatan bersama), meminjam uang ke bank
yang berbasis bunga. 
Setiap sumber modal yang berbeda dapat  memberikan efek yang berbeda pula atas
output yang  dihasikan. Oleh karena itu, perusahaan melakukan  analisis biaya sebagai salah
satu cara untuk  mengestimasi seberapa besar profit yang akan diperoleh. 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Analisis Biaya

Menurut Sudarsono biaya dalam pengertian ekonomi mempunyai pengertian


ekonomi adalah semua beban yang harus ditanggung untuk menyediakan barang agar siap
dipakai konsumen. Jadi dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa analisis biaya
adalah suatu teknik yang digunakan untuk membandingkan berbagai biaya yang terkait
dengan investasi dan manfaat yang ingin di dapatkan.

1. Fungsi Biaya 

Definisi biaya dalam ilmu ekonomi adalah  pengorbanan untuk menghasikan sesuatu,
baik yang  berwujud uang maupun bukan. Analisa biaya berhubungan antara biaya dengan
kegiatan  produksi. Pengertian biaya produksi adalah semua  pengeluaran yang dilakukan
oleh perusahaan untuk  memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan bahan mentah yang
akan digunakan untuk  menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh Teori Biaya Islami
perusahaan. Dari beberapa definisi di atas bisa  disimpulkan biaya adalah semua hal yang 
dikorbankan untuk menghasilkan output dalam  jumlah tertentu sehingga meghasilkan
keuntungan. 
Analisis yang fundamental dalam menerangkan  analisa biaya adalah fungsi hubungan
antara biaya  produksi dengan tingkat output yang akan dicapai dalam satu periode. Faktor
produksi adalah biaya  yang dinilai dengan uang sehingga total biaya  mencerminkan jumlah
faktor produksi yang  dikorbankan. Pembahasan teori biaya menggunakan  dua asumsi, yaitu :
a. Perusahaan bergerak pada pasar persaingan  sempurna. Harga output ditentukan pasar. 
b. Faktor produksi yang digunakan adalah  barang dan modal tenaga kerja. Dalam jangka 
pendek hanya tenaga kerja yang bersifat variabel. 

Seorang produsen secara rasional akan  berproduksi dengan biaya minimum. Oleh
karena  itu, ia harus menganalisis seberapa mampu dalam  mengubah jumlah input yang akan
mempengaruhi  skala produksi. Dalam menganalisis biaya produksi,  seperti yang terdapat
pada teori produksi. Analisis biaya produksi dibedakan menjadi dua, meliputi : 

a. Biaya Jangka pendek  

Jangka pendek adalah periode waktu dimana produsen tidak dapat merubah kuantitas
input yang digunakan, bisa ukuran  hari, minggu, bulan dan sebagainya. Dalam  jangka
pendek, konsep biaya biaya terdiri atas : 
1) Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost / TFC) 
Yaitu biaya yang jumlahnya tidak  tergantung atas besar kecilnya kuantitas  produksi yang
dikeuarkan apabila  produsen dalam waktu sementara produksi  dihentikan, maka biaya tetap
ini harus  dibayar dalam jumlah yang sama. Contohnya adalah pembelian gedung,  mesin,
sewa gedung, pajak, dan lain-lain. 
2) Biaya Variabel Total (Total Variable Cost /  TVC) 
Yaitu biaya yang jumlahnya berubah-ubah  sesuai dengan perubahan kuantitas produk 
yang dihasilkan makin besar kuantitas  produksi maka makin besar produk yang  dihasilkan.80
Contohnya adalah pembelian  bahan baku, biaya tenaga kerja, dan sebagainya. 
3) Biaya Total (Total Cost / TC) 
Yaitu jumlah dari biaya tetap total dan  biaya variabel total.
4) Biaya marjinal (Marginal Cost/MC) 
Yaitu berapa besar perubahan biaya total  yang dikeluarkan perusahaan apabila 
jumlah output yang diproduksi berubah  satu unit.
5) Biaya tetap rata-rata (average fixed  cost/AFC) 
Yaitu biaya variabel yang dibebankan  kepada kepada setiap unit output. 
6) Biaya variabel rata-rata (average variable  cost/AVC) 
Yaitu biaya variabel yang dibebankan  kepada kepada setiap unit output. 
7) Biaya rata-rata (average cost/AC)
Yaitu biaya diproduksi yang  diperhitungkan untuk setiap unit output.

b. Biaya Jangka Panjang 


Dalam jangka panjang, memungkinkan produsen untuk mengubah jumlah semua
input yang digunakan sehingga tidak ada input tetap. Produsen dapat menambah semua 
faktor produksi yang digunakannya. Sehingga tidak ada perbedaan antara biaya tetap dan 
biaya variabel. Oleh karena itu, produsen bisa  memilih kombinasi input yang paling efisien 
untuk mempeoleh biaya terendah.

2. Dampak Sistem Bunga Vs Bagi Hasil dalam Analisis Biaya 


Karakteristik sistem bunga dalam analisis  biaya produksi adalah biaya bunga yang
harus dibayarkan produsen bersifat tetap. Oleh karena itu, biaya bunga merupakan bagian dari
fixed cost, maka biaya bunga akan meningkatkan total biaya. Jika pada sistem bunga total
cost mengalami  perubahan, berbeda halnya dengan sistem bagi  hasil. Dalam sistem bagi
hasil akan mempengaruhi  total revenue (TR).

  B. Minimalisasi Biaya untuk Produksi dalam Jumlah  yang Sama 

Menurut Adiwarman A Karim untuk membandingkan hal ini, kita menggunakan


kurva total cost yang membandingkan antara total cost sistem bunga dengan total cost sistem
bagi hasil.

Efisiensi produksi dilakukan dengan minimalisasi  biaya produksi dalam jumlah yang
sama. Yaitu dengan  membandingkan antara total cost sistem bunga dengan  total cost bagi
hasil. Total cost sistem bunga akan lebih  tinggi daripada total cost bagi hasil. Produksi
dengan sistem bagi hasil lebih efisien dibandingkan dengan menggunakan sistem bunga. 

C. Maksimalisasi Produksi tanpa Perubahan Biaya


Maksimalisasi produksi tanpa perubahan biaya  atau dengan kata lain disebut
optimalisasi, dengan  menggunakan kurva total cost. Yaitu membandingkan total cost sistem
bunga dengan total cost sistem bagi hasil. Dari analisa kurva yang menunjukkan biaya yang 
sama, jumlah produksi yang dihasikan sistem bagi hasil lebih efisien dibandingkan sistem
bunga. Menurut Robert H. Franks dan Ben S. Bernanke meskipun beragam motif, sebagian
besar barang dan jasa yang ditawarkan untuk dijual dalam ekonomi pasar yang dijual oleh
perusahaan swasta yang alasan utama adalah untuk yang ada adalah untuk mendapatkan
keuntungan bagi pemiliknya. Keuntungan perusahaan adalah perbedaan antara total
pendapatan yang diterima dari save produk dan semua biaya itu menimbulkan dalam
memproduksi itu.

  
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori biaya merupakan kumpulan dari penalaran, gagasan, dan penjelasan lain yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan  perilaku biaya.

Pengertian biaya produksi adalah semua  pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan
untuk  memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan bahan mentah yang akan digunakan
untuk  menciptakan barang-barang yang diproduksi oleh Teori Biaya Islami perusahaan.
Analisis biaya produksi dibedakan menjadi dua, meliputi : 

1. Biaya jangka pendek


2. Biaya jangka panjang

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini. Harapan kami dengan adanya makalah ini
bisa menjadikan kita untuk lebih memahami tentang Teori Biaya dalam ekonomi Islam. Serta
dengan harapan semoga dapat difahami dan bermanfaat bagi para pembaca. Kritik dan saran
sangat kami harapkan, mengingat makalah masih jauh dari kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Sudarsono, Pengantar Ekonomi Mikro, (Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesi, 1995), hal 187
Soeharno, Ekonomi Manajerial, (Yogyakarta: C.V Andi Offset, 2007), hal. 145
Sadono Sukirno, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta : Rajawali Pers 2009), hal. 208
Yoopi Abimanyu, Ekonomi Manajerial, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hal 65
Ibid, hal. 65
Adiwarman A Karim, Ekonomi Mikro Islami, (Jakarta: Rajawali Pers,  2015), hal 138
Ibid, hal 138
David C Colander, Microeconomics, (New York: MC Grow Hill, 2004), hal 228
Al-Qur’an, 5 (Al-Maidah): 1
Robert H. Franks dan Ben S. Bernanke, Principles of Micro Economics, (NewYork: MC
Grow Hill, 2004), hal 145
  

Anda mungkin juga menyukai