Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGANTAR EKONOMI

“BIAYA PRODUKSI”

Dosen Pengampu :
Akhmad Jafar, SE., MM

Disusun Oleh :
Kelompok 11

Aisyah Mayvhira S. 90200123073

Irham Nawir 90200123080

Nugrah Syahraeni 90200123095

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami ucapkan atas Kehadirat Allah SWT. karena dengan Rahmat dan
Karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan Makalah “BIAYA
PRODUKSI”. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Akhmad Jafar, SE.,
MM. selaku Dosen Mata Kuliah Pengantar Ekonomi yang telah membimbing kami agar
dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang persoalan ongkos
ongkos atau biaya produksi yang kami sajikan berdasarkan materi yang kami dapatkan.
Makalah ini di susun oleh kelompok 11 dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan
dari Allah SWT. akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat buat teman-teman sekalian, khususnya pada diri
saya sendiri dan teman sekelompok saya. Mudah-mudahan juga dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya.

Terima kasih
Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR............................................................................................ 2

DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................. 4

A. LATAR BELAKANG.......................................................................... 4

B. RUMUSAN MASALAH..................................................................... 4

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH.................................................. 4

BAB 2 PEMBAHASAN.................................................................................... 5

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI.................................................. 5

B. KLASIFIKASI BIAYA....................................................................... 6

BAB 3 PENUTUP............................................................................................. 13

A. KESIMPULAN...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau jasa
yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan
harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan, di mana berakar dari prinsip produksi.
Konsep biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan konsep
biaya yang biasa digunakan secara umum. Penggunaan kata biaya biasanya dikaitkan dengan
biaya yang harus dipikul oleh suatu perusahaan (produsen), tetapi pengertian ini sering kabur
karena ada pengeluaran yang harus dimasukkan sebagai biaya dan ada pula yang harus
dikeluarkan dalam komponen biaya. Konsep ekonomi mengenai biaya lebih konsisten dan
tetap.
Ide dasar tentang konsep biaya dalam analisa ekonomi berdasar pada prinsip biaya
alternatif (the alternative cost principle). Dalam keadaan full employment dan jika input-input
telah dialokasikan secara efisien diantara barang-barang dan jasa yang dihasilkan, kenaikan
produksi dari suatu output harus diikuti oleh penurunan output alternatif yang lain atau
dengan kata lain kenaikan output tertentu harus mengorbankan output yang lainnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan biaya produksi?
2. Apa saja klasifikasi biaya produksi?

C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Agar pembaca memahami konsep dari biaya produksi dan mengetahui macam-macam
biaya, yakni biaya tetap, biaya variabel, dan biaya total, serta demikian pula dengan nilai nilai
rata-rata ketiga konsep diatas, dan juga biaya marginal atau biaya tambahan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BIAYA PRODUKSI


Biaya produksi adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh pengusaha untuk dapat
menghasilkan output. Produksi dapat dilaksanakan apabila tersedia faktor-faktor produksi.
Seorang pengusaha (entrepreneur) yang ingin melakukan produksi tentu harus terlebih
dahulu menyediakan faktor-faktor produksi itu. Semua faktor produksi itu tidak dapat
diperoleh dengan cuma-cuma, melainkan harus dibeli karena tidak ada satu faktor produksi
pun yang merupakan barang bebas, semuanya adalah barang ekonomi yang jumlah atau
tersedianya adalah langka sehingga untuk mendapatkannya tentu harus dilakukan
pengorbanan. Adapun bentuk pengorbanan ini, yang paling jelas adalah pembelian.
Dengan demikian, biaya produksi tidak lebih dan tidak kurang daripada penjumlahan
harga-harga faktor produksi atau input itu. Sekalipun besarnya biaya produksi untuk setiap
output tidak semata-mata hanya tergantung pada harga pembelian input ini. Jelasnya, biaya
produksi adalah nilai semua faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan
(memproduksi) output. Maksud istilah nilai di dalam batasan di atas itu adalah bahwa semua
faktor-faktor produksi yang dipergunakan untuk menghasilkan output itu haruslah dinilai
dengan uang, jadi harus dapat ditetapkan harganya.
Suatu tingkat output tertentu yang dihasilkan dengan sesuatu tingkat teknologi tertentu,
katakanlah 1.000 buah sepeda seminggu, oleh sebuah perusahaan sepeda, misalnya, tentu
akan mempergunakan serangkaian input atau faktor produksi yang dipergunakan untuk
menghasilkannya—sekian banyak jam kerja dari berbagai jenis pekerja, pengawas, manajer
dan ahli-ahli teknik, sekian banyak besi dan baja, kawat-kawat, cat, biaya listrik dan air serta
jasa-jasa lain, kaca, serta sekian banyak lagi jam kerja mesin yang semuanya mencerminkan
serta membutuhkan pembiayaan. Untuk mengetahui biaya bagi segala macam penggunaan
input ini, maka nilai setiap input itu diukur dengan uang. Jumlahnya merupakan biaya total
(total cost) pembuatan 1.000 buah sepeda itu dalam seminggu.
Oleh karena itu, biaya produksi setiap output itu tergantung sepenuhnya pada dua hal,
yaitu sebagai berikut :
1. Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan input,
yakni harga input.

5
2. Efisiensi perusahaan yang bersangkutan dalam mempergunakan inputnya. Dua perusahaan
yang memiliki input yang sama persis, tetapi yang satu bekerja dengan lebih efisien
(dengan efisiensi yang lebih besar) dari yang lain, maka sudah barang tentu bahwa
perusahaan yang bekerja dengan lebih efisien itulah yang dapat lebih menekan biaya
produksinya.

B. KLASIFIKASI BIAYA
1. Biaya-Biaya Total
Secara keseluruhan, biaya itu ada dua macam, yakni biaya langsung (direct cost) dan
biaya tak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah biaya yang langsung berhubungan
dengan proses produksi, seperti biaya bahan mentah, bahan pembantu, bahan bakar (jika
proses produksi menggunakan bahan bakar), dan sebagainya. Biaya langsung ini juga disebut
biaya prima (prime cost) dan biaya yang dapat dipisahkan (separable cost). Biaya tak
langsung adalah biaya yang tidak langsung berhubungan dengan proses produksi. Biaya ini
terbagi jadi dua, yakni biaya overhead tetap (fixed overhead cost) dan biaya overhead
variabel (variable overhead cost). Biaya overhead tetap adalah biaya yang tak langsung
berhubungan dengan proses produksi serta jumlahnya pun senantiasa tetap. Contohnya adalah
biaya penyusutan, gaji, dan sebagainya. Biaya overhead variabel adalah biaya yang tak
langsung berhubungan dengan proses produksi, namun jumlahnya berubah seiring dengan
berubahnya jumlah output, seperti biaya listrik, pajak, dan sebagainya.
a. Fixed Cost (Biaya Tetap)
Biaya tetap (fixed cost atau FC) adalah biaya overhead tetap. Fixed cost adalah biaya
untuk fixed resources. Dengan demikian, karena perusahaan tidak dapat mengubah-ubah
jumlah sumber itu dalam proses produksinya, fixed cost itupun akan tetap saja besarnya tidak
perduli berapapun jumlah output yang dihasilkan.
Contoh-contoh bagi fixed cost ini dalam kenyataan adalah misalnya sewa, asuransi, biaya
pemeliharaan, biaya penghapusan atau penyusutan barang-barang modal biaya bagi hasil,
gaji, dan sebagainya. Kesemua biaya yang tergolong dalam fixed cost bersifat independen
(tidak tergantung) terhadap besarnya output yang dihasilkan.

6
Gambar 1.1
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya
jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi akan mengalami kenaikan atau penurunan,
maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.
b. Variable Cost (Biaya Variabel)
Biaya variabel adalah biaya langsung ditambah dengan biaya overhead variabel. Variable
cost merupakan biaya untuk pengadaan atau pembelian sumber-sumber variabel atau variable
resource, sesuai dengan sebutannya sebagai biaya variabel. Maka besarnya variable cost
itupun akan berubah-ubah pula seiring dengan berubahnya-ubahnya jumlah output yang
dihasilkan. Biaya variabel atau variable cost (VC) akan naik jika jumlah output yang
dihasilkan bertambah dan akan turun jika jumlah output yang dihasilkan berkurang, besarnya
biaya variabel berbanding lurus (atau berjalan searah) dengan besarnya jumlah output yang
dihasilkan.
Contoh-contoh variable cost, misalnya pembayaran-pembayaran untuk upah buruh,
bahan-bahan mentah, bahan bakar, pengangkutan, dan sebagainya.

7
Gambar 1.2
Biaya variabel (VC) adalah biaya yang besarnya berubah searah dengan berubahnya
jumlah produksi. Itulah sebabnya kurva VC ini mengarah ke kanan atas.
c. Total Cost (Biaya Total)
Biaya total (total cost) merupakan penjumlahan semua jenis biaya yang ada. Total cost
(TC) merupakan penjumlahan seluruh biaya yang dikeluarkan, baik untuk fixed resources
maupun untuk variable resources. Dengan demikian, total cost adalah jumlah fixed cost dan
variable cost. Dituliskan dengan cara yang lebih singkat, maka keterangan di atas akan
terlihat sebagai :
TC = FC + VC (1)
dengan TC adalah total cost, FC adalah fixed cost, dan VC adalah variable cost.
Karena biaya variabel merupakan unsur biaya total, biaya total itu pun memiliki sifat
sebagaimana yang juga dimiliki oleh biaya variabel, yakni bahwa besarnya biaya total itu
berubah-ubah seiring dengan berubah-ubahnya jumlah output yang dihasilkan. Kenyataan
bahwa biaya tetap juga merupakan unsur biaya total tidaklah mengubah sifat dan bentuk
kurva biaya total itu sebab biaya tetap merupakan biaya yang tetap tidak berubah karena
adanya perubahan jumlah output yang dihasilkan. Sesuatu yang tetap, apabila digabungkan
dengan sesuatu yang lain namun yang memiliki sifat yang berubah-ubah, yang tetap itu akan
“terbawa” untuk mengikuti sifat yang berubah-ubah itu sehingga secara keseluruhan
keduanya akan mempunyai sifat variabel (berubah-ubah). Demikian pula dengan biaya total
ini, walaupun sendiri dari anasir biaya tetap dan biaya variabel hasil akhirnya merupakan
biaya total yang besarnya berubah-ubah seiring dengan perubahan output yang dihasilkan.

8
Gambar 1.3
Biaya total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki
bentuk yang sama persis dengan bentuk kurva VC, serta antara keduanya terpisah oleh suatu
jarak vertikal yang selalu sama.

2. Matematika Biaya
Ketiga jenis biaya diatas, yakni biaya tetap, biaya variabel, dan total biaya, dapat
dinyatakan sebagai fungsi-fungsi matematis. Biaya tetap, karena nilainya selalu tetap saja,
secara matematis dinyatakan :
FC = a (2)
dengan a menunjukkan nilai FC.
Berikutnya, biaya variabel, karena bentuknya adalah sebuah garis melengkung yang
berbelok dua kali, secara matematis ia merupakan sebuah fungsi pangkat tiga, yakni :
VC = bQ - cQ2 + dQ3 (3)
dengan b, c, dan d adalah nilai-nilai konstanta.
Biaya total adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Oleh karena itu, secara
matematis, biaya total merupakan penjumlahan persamaan (2) dan (3), yakni :
TC = a + bQ – cQ2 + dQ3 (4)
Dari persamaan (4) dapat dengan mudah diketahui bahwa a adalah biaya tetap,
sedangkan sisanya adalah biaya variabel, seperti yang telah disampaikan dalam persamaan
(2) dan (3).
3. Biaya Rata-Rata
Ketiga konsepsi biaya yang telah diuraikan di atas adalah biaya yang berlaku untuk
seluruh output yang dihasilkan. Jadi, apabila, misalnya, disebutkan bahwa pada saat jumlah
output 6 satuan, fixed cost adalah 200 juta, hal itu berarti bahwa biaya sebesar RP200 juta itu
merupakan biaya tetap untuk menghasilkan seluruh output yang berjumlah enam satuan itu.

9
Baik biaya tetap, biaya variabel, maupun biaya total, ketiga-tiganya dapat dicari nilai
rata-ratanya. Dimaksud perkataan rata-rata sebenarnya adalah kata lain saja untuk perkataan
per unit output atau untuk setiap satuan output.
a. Average Fixed Cost (Biaya Tetap Rata-rata)
Average fixed cost adalah biaya tetap untuk setiap satuan output yang dihasilkan. Dengan
demikian, biaya tetap rata-rata atau AFC didapat dengan cara membagi biaya tetap dengan
jumlah output, yakni :
𝐹𝐶
AFC = (5)
𝑄

dengan AFC adalah biaya tetap rata-rata, FC adalah biaya tetap, dan Q adalah jumlah output
yang dihasilkan.
b. Average Variable Cost (Biaya Variabel Rata-rata)
Sebagaimana dengan average fixed cost yang diperoleh dengan cara membagi biaya tetap
dengan jumlah output, average variable cost diperoleh pula dengan cara yang sama, yakni
membagi biaya variabel dengan jumlah output, yakni :
𝑉𝐶
AVC = (6)
𝑄

dengan AVC adalah biaya variabel rata-rata, VC adalah biaya variabel, dan Q adalah jumlah
output yang dihasilkan.
Biaya variabel rata-rata adalah besarnya biaya variabel untuk setiap satuan output, atau
dengan perkataan lain, besarnya biaya variabel yang ditanggung bersama oleh setiap satuan
output yang dihasilkan.
c. Average Cost (Biaya Rata-rata)
Terjemahan istilah average cost adalah biaya rata-rata atau biaya persatuan output. Dilihat
dari kenyataan ini saja, sudahlah jelas bahwa ini bukan biaya tetap rata-rata dan bukan biaya
variabel rata-rata. Average cost adalah jumlah keduanya, sehingga :
AC = AFC + AVC (7)
Melihat persamaan (7) ini, maka dapat dimengerti bahwa average cost sebenarnya adalah
average total cost, hanya saja penyebutan yang terakhir itu kurang begitu populer. Dapatlah
dirumuskan bahwa :
𝑇𝐶
AC = (8)
𝑄

yakni biaya rata-rata, AC, adalah sebesar biaya total, TC, dibagi jumlah output, Q.

10
d. Marginal Cost (Biaya Marginal)
Istilah marginal selalu diartikan sebagai additional atau extra, yakni tambahan. Jika output
yang dihasilkan oleh suatu perusahaan bertambah, niscaya bertambah pula biaya
produksinya. Bertambahnya biaya total untuk setiap pertambahan satu satuan output disebut
biaya marginal atau marginal cost.
Demikianlah, marginal cost adalah tambahan biaya total (TC) untuk setiap tambahan satu
satuan output. Marginal cost dapat dikemukakan dengan rumus :
Δ𝑇𝐶
MC = (9)
Δ𝑄

atau
𝑇𝐶2 −𝑇𝐶1
MC = 𝑄2 −𝑄1

dengan MC adalah biaya marginal, TC adalah biaya total, dan Q adalah jumlah output.
4. Matematika Biaya Rata-Rata
Dari persamaan (2), (3), dan (4) telah diketahui fungsi matematika biaya tetap, biaya
variabel, dan biaya total. Dari ketiganya itu, dapat diketahui nilai rata-rata masing-masing
konsep biaya tersebut. Dari persamaan (2), kita ketahui :
FC = a (2)
karena, sesuai dengan persamaan (5), biaya tetap sama dengan FC/Q, berdasarkan persamaan
(2) dapat ditulis :
𝑎
AFC = 𝑄 (11)

Selanjutnya, dari persamaan (3) kita ketahui bahwa biaya variabel adalah :
VC = bQ - cQ2 + dQ3 (3)
dari sini, berdasarkan persamaan (6), kita ketahui bahwa biaya variabel rata-rata adalah biaya
variabel dibagi jumlah output VC/Q. Dengan demikian :
𝑏𝑄−𝑐𝑄 2 +𝑑𝑄 3
AVC = 𝑄

atau
AVC = b – cQ + dQ2 (12)
Kini kita berpindah pada biaya rata-rata atau AC. Dari persamaan (4), kita ketahui bahwa
biaya total atau total cost adalah
TC = a + bQ – cQ2 + dQ3 (4)
dengan a adalah biaya tetap, sedangkan sisanya adalah biaya variabel. Nilai rata-ratanya,
sesuai dengan persamaan (8) adalah
𝑇𝐶
AC = (8)
𝑄

11
jadi, dengan memerhatikan persamaan (4) dan (8) itu, kita dapatkan
𝑎
AC = 𝑄 + b – cQ + dQ2 (13)

atau
AC = aQ-1 + b – cQ + dQ2 (14)
Hal yang terakhir dari pembicaraan matematika kurva biaya rata-rata ini adalah
mengenai biaya marginal atau marginal cost. Secara matematis, biaya marginal adalah
turunan pertama fungsi TC maupun VC. Dari persamaan (3), telah kita ketahui persamaan
fungsi VC itu, yakni :
VC = bQ - cQ2 + dQ3 (3)
jika demikian, dari fungsi VC, biaya marginal atau marginal cost adalah
dVC
MC = dQ

atau
MC = b – 2cQ + 3dQ2 (15)

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ada dua jenis biaya yang telah dipelajari, yakni biaya tetap (fixed cost – FC) yang
besarnya tidak tergantung kepada besarnya output dan biaya variabel (variable cost – VC)
yang besarnya tergantung kepada besarnya output yang dihasilkan. Jika keduanya
dijumlahkan, didapatkanlah biaya total (total cost – TC). Dengan demikian :
TC = FC + VC
Semua jenis biaya itu merupakan biaya total. Jika jumlah mereka masing-masing dibagi
dengan jumlah output, didapatkanlah biaya-biaya rata-rata. Demikianlah, biaya tetap rata-rata
(average fixed cost – AFC) adalah
𝐹𝐶
AFC = 𝑄

Berikutnya, biaya variabel rata-rata (average variable cost – AVC) adalah


𝑉𝐶
AVC = 𝑄

Terakhir, biaya total rata-rata atau biaya rata-rata (average cost – AC) adalah
𝑇𝐶
AC = 𝑄

Biaya marginal (marginal cost – MC) adalah tambahan biaya total untuk setiap satuan
output, nilai biaya marginal ini diperdapat dengan rumus
Δ𝑇𝐶
MC = AQ

13
DAFTAR PUSTAKA

Muhayani, N. 2016. Teori Biaya Produksi (Online).


https://www.academia.edu/29216628/Teori_Biaya_Produksi

Rosyidi, S. 2017. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan
Makro. Jakarta: Rajawali Pers

14

Anda mungkin juga menyukai