Disusun Oleh :
KELOMPOK 7 KELAS A1
Ni Putu Yeni Diahandari 1907521052
I Putu Indra Saputra 1907521134
A.A.A Dita Pradnyasuari Devi 1907521191
Ni Putu Ariska Dewi 1907521202
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Ni Luh Putu Wiagustini, S.E., M.Si.
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunianya serta usaha penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini, dengan
makalah yang berjudul “ Teori dan Estimasi Biaya”.
Penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses penyusunan makalah ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan penulis sendiri. Kalaupun pada akhirnya karya ini dapat
terselesaikan tentulah karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini.
Ucapan terimakasih kepada ibu dosen, selaku dosen pengampu, teman-teman dan semua pihak
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Tidak ada yang dapat penulis berikan kepada mereka selain iringan doa yang tulus dan
ikhlas, semoga amal baik mereka diterima dan mendapat balasan yang lebih baik dari Tuhan Yang
Maha Esa. Tidak lupa saran dan kritik yang bersifat membangun sebagai bahan masukan yang
penulis harapkan dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Sekian dan Terima Kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan laba secaramaksimal.
Laba dapat diperoleh dari hasil total penjualan/penerimaan dikurangidengan total
pengeluaran/produksi. Jumlah dari laba total yang didapatkanperusahaan akan
mempengaruhi keputusan apa yang akan diambil oleh perusahaantersebut. Dan salah satu
komponen untuk menghasilkan laba total adalah biaya yangmempengaruhi dalam proses
produksi. Dalam makalah ini kami akan membahasmengenai masalah biaya dan perannya
dalam pengambilan keputusan. Funsi biayasuatu perusahaan diturunkan dari kombinasi input
optimum dengan biaya minimumdalam memproduksi berbagai tingkat output. Dengan begitu
kita akan dapatmengetahui seberapa penting faktor biaya dalam pengambilan keputusan
manajerial
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Konsep Biaya Relevan
1.3.2 Untuk mengetahui Konsep Biaya Kesempatan
1.3.3 Untuk mengetahui Konsep Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit
1.3.4 Untuk mengetahui Konsep Biaya Jangka Pendek dan Jangka Panjang
1.3.5 Untuk mengetahui Analisis Break Even Point (Hubungan Biaya, Volume dan Laba
1.3.6 Untuk mengetahui Penaksiran Kurva Pembelajaran (Learning Curve)
1
BAB II
PEMBAHASAN
Biaya Relevan adalah biaya masa mendatang dalam berbagai alternatif untuk mengambil
keputusan manajemen. Biaya Relevan disebut biaya deferensial atau biaya yang berbeda –beda
akibat adanya tingkat produksi yang berbeda yang mengakibatkan perbedaan biaya tetap.
Kedua jenis biaya hakikatnya sama, yakni berbagai alternatif biaya yang disebabkan oleh
tingkat produksi. Yang termasuk ke dalam relevan cost yaitu biaya produksi (biaya bahan baku,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik) dan biaya non-produksi (biaya pemasaran atau
penjualan dan biaya administrasi).
Sedangkan menurut Sodikin (2015:133) biaya relevan (relevant cost) adalah biaya yang
akan terjadi di masa yang akan datang dan berbeda diantara berbagai alternatif yang sedang
dipertimbangkan di dalam suatu keputusan. Dua kreteria: (1) akan terjadi, dan (2) berbeda,
merupakan satu kesatuan yang harus dipenuhi agar biaya dapat dinamakan biaya relevan.
Maksudnya akan terjadi adalah bahwa alternatif yang ada merupakan perkiraan dari sesuatu
yang akan terjadi dari keputusan yang akan diambil. Sedangkan berbeda artinya alternatif yang
ada harus berbeda antara alternatif satu dengan alternatif yang lainnya.
Biaya relevan merupakan biaya masa datang karena digunakan untuk membantu dalam
menyusun anggaran, perencanaan laba, dan pengendalian kegiatan pada program jangka
pendek dan jangka panjang.
Salah satu tugas manager adalah membuat keputusan berdasarkan informasi akuntansi
yang relevan. Pengambilan keputusan tersebut terdiri dari keputusan rutin dan sehari-hari
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen (pemasaran, produksi, dan keuangan). Contohnya
pembuatan order pembelian, pemeliharaan, penggajian bulanan, dll. Selain itu, terdapat juga
keputusan khusus yaitu misalnya keputusan tentang:
- Penggantian aktiva tetap
Sumber daya ekonomi mempunyai nilai karena sumber daya tersebut bisa
digunakan untuk memproduksi barang-barang dan jasa untuk konsumsi. Ketika sebuah
perusahaan menggunakan suatu sumber daya untuk memproduksi sebuah produk tertentu
perusahaan tersebut juga menawarkan sumber daya tersebut kepada para pemakai
alternatif. Oleh karena itu konsep biaya kesempatan menunjukkan kenyataan bahwa
semua keputusan didasarkan pada pilihan diantara tindakan alternatif. Biaya kesempatan
sebuah sumber daya ditentukan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik dari sumber daya
tersebut. Jadi Biaya kesempatan adalah nilai biaya yang hilang dan didapatkan dalam
mengambil sebuah keputusan.
BIAYA EKSPLISIT
Pengeluaran aktual perusahaan untuk mempekerjakan tenaga kerja, menyewa atau
membeli input yang dibutuhkan dalam produksi. Termasuk di dalamnya adalah upah tenaga
kerja, harga sewa modal, perlengkapan, gedung, dan harga pembelian bahan mentah serta
bahan setengah jadi.
3
BIAYA IMPLISIT
Nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam aktivitas produksinya
sendiri. Meskipun perusahaan tidak mengeluarkan sejumlah biaya aktual tertentu dalam
menggunakan input tersebut, input-input itu tidaklah gratis, karena perusahaan dapat menjual
atau menyewakan input yang dimilikinya kepada perusahaan lain.
Dalam mengukur biaya produksi, perusahaan harus memasukkan biaya alternatif atau
biaya oportunitas seluruh input, baik yang dimiliki atau dibeli perusahaan:
Biaya ekonomis merupakan biaya saat itu. Jika seseorang membeli mesin dengan harga Rp
20.000.000 lalu pada 10 tahun kemudian jika dijual harganya tinggal Rp 5.000.000 maka Rp
Biaya tambahan (marginal cost) merupakan berapa tambahan biaya jika terjadi penambahan
satu unit output yang dihasilkan/dijual
Biaya terhindarkan adalah biaya yang dapat dihindari dengan diambilnya suatu alternatif
keputusan.
Biaya terbenam (Sunk cost) merupakan biaya yang tidak perlu diperhitungkan saat
pengambilan keputusan karena biaya tersebut sudah dikeluarkan di masa lalu. Contohnya
adalah biaya penyusutan.
(tidak dapat diubah dengan mudah, kecuali dengan beban yang besar). Kewajiban total
perusahaan per periode waktu untuk seluruh input tetap disebut biaya tetap total (total fixed
cost/TFC). Biaya ini meliputi pembayaran bunga terhadap modal yang dipinjam, pengeluaran
sewa terhadap pabrik yang disewa dan perlengkapan (atas depresiasi yang diasosiasikan
4
dengan lamanya waktupemilikan pabrik dan perlengkapan), pajak kepemilikan benda-benda
dan gaji (termasuk untuk top manajemen) yang tetap karena kontrak, yang harus dibayar
selama umur kontrak tanpa melihat apakah peruahaan berproduksi atau tidak, Biaya variabel
total ( total variable cost/TVC), di sisi lain, adalah kewajiban total perusahaan per periode
waktu untuk seluruh input variabel yang digunakan. Input variabel adalah input yang dapat
dengan mudah diubah oleh perusahaandalam waktu yang singkat. Termasuk dalam biaya
variabel pembayaran adalah untuk bahan mentah, bahan bakar, depresiasi yang dikaitkan
dengan penggunaan pabrik dan peralatan, sebagian besar biaya tenaga kerja, pajak dan lain-
lain. Biaya total (total cost/TC) sama dengan biaya tetap total (TFC) ditambah dengan biaya
variabel total (TVC) Artinya :
TC = TFC + TVC
Dengan keterbatasan yang ditimbulkan oleh pabrik dan peralatan yang ada, perusahaan
dapat mengubah-ubah outputnya dalam jangka pendek dengan melakukan variasi penggunaan
input variabel. Hal ini menyebabkan meningkatnya fungsi TFC, TC, dan TVC di perusahaan.
Dalam mendefinisikan biaya, seluruh input dinilai atas dasar biaya oportunitasnya, yang
mencakup baik yang eksplisit maupun implisit. Harga input diasumsikan tetap konstan dengan
mengabaikan kuantitas yang diminta pada masing-masing input oleh perusahaan.
Dari fungsi biaya tetap total, biaya variabel dan biaya total, kita dapat menurunkan
fungsi biaya per unit (biaya rata-rata, rata-rata variabel, variabel total dan marginal).
Biaya tetap rata-rata (average fixed cost /AFC) sama dengan biaya tetap total (TFC)
dibagi dengan tingkat output (Q). Biaya variabel rata-rata (avarege variable cost/AVC) sama
dengan biaya variabel total (TVC) dibagi dengan output. Biaya total rata-rata juga sama dengan
biaya tetap rata-rata ditambah dengan biaya variabel rata-rata. Terakhir, biaya marginal
(marginal cost/MC) adalah perubahan biaya total atau perubahan dalam biaya variabel total
5
(TVC) akibat perubahan dalam jumlah output per unit.
TFC adalah $60 maka berapapun tingkat outputnya TFC akan tetap. Sementara TVC
mengikuti jumlah output yang dihasilkan. Panel bawah menunjukkan kurva AVC, ATC dan
MC yang berbentuk U. AFC = ATC – AVC dan menurun secara kontinyu dengan peningkatan
output. Kurva MC mencapai minimum sebelum kurva AVC dan ATC mencapai minimum dan
6
memotong kedua kurva tersebut dari bawah pada titik terendahnya.
Bentuk U dari kurva AVC dapat dijelaskan debagai berikut. Dengan tenaga kerja
sebagai satu-ssatunya input variabel, TVC untuk setiap tingkat output (Q) sama dengan tingkat
upah (w yang diasumsikan tetap) dikalikan dengan kuantitas tenaga kerja (L) yang digunakan,
jadi:
Karena produk fisik rata-rata tenaga kerja (APL atau Q/L) biasanya meningkat pertama
kali mencapai maksimum, dan kemudian menurun, hal tersebut diikuti kurva AVC juga
pertama kali menurun, mencapai minimum, dan kemudian naik. Karena kurva AVC berbentuk
U, kurva ATC juga berbentuk U. Kurva ATC berlanjut turun setelah kurva AVC mulai naik
selama penurunan AFC melebihi peningkatan kurva AVC. Bentuk U dari kurva MC dapat
dijelaskan secara serupa sebagai berikut:
Karena produk marginal tenaga kerja (MPL atau ∆Q/∆L) pertama kali meningkat,
mencapai maksimum, kemudian menurun, kurva MC juga pertama kali menurun, mencapai
minimum dan kemudian meningkat. Sehingga, bagian yang naik dari kurva MC mencerminkan
operasi hukum hasil yang menurun.
Jangka panjang merupakan suatu periode dimana seluruh input adalah variabel
(perusahaan tidak menghadapi biaya tetap). Lamanya periode jangka panjang perusahaan
tergantung pada lamanya periode waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk dapat
melakukan variasi pada seluruh input. Cara meminimumkan biaya dalam jangka panjang dapat
memperluas kapasitas produksinya, ia harus menentukan besarnya kapasitas pabrik (plan size)
yang akan meminimumkan biaya produksi dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik dapat
digambarkan kurva biaya rata-rata. (AC). Sehingga analisis men genai bagaimana produsen
7
menganalisis kegiatan produksinya dalam usaha meminimumkan biaya dapat dilakukan
dengan memperhatikan kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
Faktor yang akan menentukan kapasitas produksi yang digunakan yaitu tingkat
produksi yang akan dicapai serta sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
Bisa disebut perencanaan jangka panjang adalah yang menghubungkan titik-titik biaya rata-rata
minimum (kurva AC) pada berbagai tingkat output.
• LTC = LVC
• LAC = LTC/Q
• LMC = ∂LTC/∂Q
Keterangan:
- L pada LTC, LVC dan LMC menunjukkan dimensi waktu
8
- topologi (∂) = batas
2.5 Analisis Break Even Point (Hubungan Biaya, Volume dan Laba)
Biaya volume laba atau analisis titik impas (cost volume profit or breakeven analysis)
membahas hubungan antara penerimaan total. Biaya volume laba atau analisis titik impas
sering digunakan para eksekutif bisnis untuk menentukan volume penjualan yang diperlukan
bagi perusahaan untuk mencapai titik impas.
Analisis ini digunakan untuk menentukan volume penjualan yang diperluka bagi
perusahaan untuk mencapai titik impas, laba total dan kerugian pada tingkat penjualan lainnya.
Penerimaan total adalah sama dengan harga jual (P) per unit dikalikan kuatitas output
penjualan (Q):
TR = P x Q
Biaya Total sama dengan penerimaan total ditambah biaya variable total (TVC). Karena TVC
sama dengan biaya variable rata – rata per unit (AVC) dikali jumlah output:
Dengan menetapkan peneriamaan total sama dengan biaya total dan mensubtitusikan QB
untuk Q:
TR = TC
9
Tuasan operasi menagcu pada rasio biaya tetap total dengan biaya variabel total pada
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi tausan suatu perusahaan. Apabila
erusahaan menjadi lebih otomatis atau makin tinggi tausan (mengganti biaya Variabel dengan
biaya tetap), biaya tetap total perusahaan naik tetai biaya variabel turun. Karena tingginya biaya
overhead, maka tinggkat outut balik modal perusahaan naik.
C = aQb
Keterangan :
C = biaya input rata-rata untuk unit output ke-Q
a = biaya rata-rata dari unit output yang pertama
b akan negatif karena biaya input rata-rata menurun seiring meningkatnya output total secara
kumulatif. Semakin besar nilai absolut b, semakin cepat penurunan biaya input rata-rata.
Dengan mencari logaritma dari kedua sisi persamaan, kita memperoleh:
3.1 Kesimpulan
Teori produksi merupakan teori pemilihan atas berbagai alternatif, terutama menyangkut
keputusan yang diambil oleh seorang produsen dalam menentukan pilihan atas alternatif-
alternatif yang ada. Produsen berusaha dalam memaksimalkan produksi yang dapat dicapainya
dengan suatu kendala biaya tertentu agar dapat dihasilkan keuntungan yang maksimal.
Penggunaan faktor-faktor produksi secara efisien terutama yang berasal dari sumber daya
bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam. Penentuan upah harus didasarkan pada beberapa
kriteria seperti kebutuhan hidup, produktivitas dan kemampuan perusahaan.
3.2 Saran
Setiap kegiatan produksi hendaknya ditujukan untuk meningkatkan manfaat dari suatu
materi. Produksi harus memerhatikan tata cara dan prosedur agar proses produksi dapat berjalan
lancar dan menguntungkan. Dan ada target-target tertentu yang harus dicapai.
11
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Empat
12