Anda di halaman 1dari 32

KONSEP BIAYA PRODUKSI

KELOMPOK 3

KOMANG SAYU HARTAYU 2207511006 ( 07 )


OLIVIA DAMAYANTI GIRSANG 2207511007 ( 08 )
NI KADEK OLIVIA PUTRI PRASANTHI 2207511008 ( 09 )

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PENGANTAR EKONOMI MIKRO – SEMESTER GANJIL 2022/2023

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

Konsep Biaya Produksi| i


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada ke hadirat Ida Sang Hyang Widihi Wasa berkat
rahmatNya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik serta kami mengucapkan terima kasih
kepada dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro Ibu Dra. Ni Putu Martini Dewi,
M.Si yang telah memberikan tuntunan kepada kami tentang bagaimana tata cara dalam
penyusunan makalah ini. Makalah yang kami susun dengan judul “Konsep Biaya Produksi”.
Maksud dan tujuan disusunnya makalah ini agar pembaca dapat memperdalam ilmu tentang
pengantar ekonomi mikro. Dengan rasa ketabahan akhirnya tugas ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu. Hendaknya tugas ini dapat berguna bagi pelajar ataupun, umum khususnya diri kami
sendiri dan semua yang telah membaca makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan terima kasih terhadap
segala kerja sama dan dukungan sehingga makalah ini terselesaikan dengan tepat waktu. Adapun
kata penutup dari kami sebagai penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat kepada para
pembaca. Dan mungkin banyak kesalahan ataupun kekurangan dalam ini, oleh karena itu kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat kami inginkan untuk kelengkapan makalah ini.

Jimbaran, 7 November 2022

Kelompok 3

Konsep Biaya Produksi| ii


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI............................................................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL ...................................................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .............................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Konsep Biaya ............................................................................................................................... 3
2.2 Biaya Produksi Jangka Pendek ................................................................................................. 7
2.3 Pendapatan Total / Penerimaan Total ......................................................................................... 15
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 25
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................................. 25
Lampiran 1. Susunan Pembagian Tugas ................................................................................................ 28

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Berubah Total ............................................... 11
Gambar 2. 2 Biaya Tetap Rata-rata, Biaya Berubah Rata-rata, dan Biaya Total Rata-rata .......... 12
Gambar 2. 3 Hubungan Kurva MC dengan AVC Dan AC........................................................... 13
Gambar 2. 4 Menggambarkan Kurva MC .................................................................................... 14
Gambar 2. 5 grafik TR AR dan MR ............................................................................................. 20
Gambar 2. 6 Penerimaan Perusahaan di Pasar Monopoli ............................................................. 21

Konsep Biaya Produksi | iii


DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Biaya Produksi dalam Jangka Pendek ......................................................................... 10


Tabel 2. 2 Penerimaan Perusahaan .............................................................................................. 17
Tabel 2. 3 Penerimaan Perusahaan di Pasar Persaingan Sempurna .............................................. 19
Tabel 2. 4 Penerimaan Perusahaan di Pasar Monopoli ................................................................. 21

Konsep Biaya Produksi | iv


BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Biaya produksi merupakan faktor utama dalam menentukan jumlah barang atau
jasa yang akan dijual di pasar. Untuk mengetahui penawaran dan jumlah barang yang
ditawarkan harus mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan, di mana berakar dari prinsip
produksi. Konsep biaya produksi yang digunakan dalam analisa ekonomi berbeda dengan
konsep biaya yang biasa digunakan secara umum. Penggunaan kata biaya biasanya
dikaitkan dengan biaya yang harus dipikul oleh suatu perusahaan (produsen), tetapi
pengertian ini sering kabur karena ada pengeluaran yang harus dimasukkan sebagai biaya
dan ada pula yang harus dikeluarkan dalam komponen biaya. Konsep ekonomi mengenai
biaya lebih konsisten dan tetap.

Ide dasar tentang konsep biaya dalam analisa ekonomi berdasar pada prinsip biaya
alternatif (the alternative cost principle). Dalam keadaan full employment dan jika input-
input telah dialokasikan secara efisien di antara barang-barang dan jasa yang dihasilkan,
kenaikan produksi dari suatu output harus diikuti oleh penurunan output alternatif yang
lain atau dengan perkataan lain kenaikan output tertentu harus mengorbankan output yang
lainnya. Misalnya penggunaan tenaga kerja dalam pembuatan (pabrik) mesin cuci dan
lemari es, kenaikan produksi lemari es akan menyebabkan penurunan produksi mesin cuci
karena tenaga kerja yang digunakan di pabrik mesin cuci harus dipindahkan ke pabrik
lemari es karena adanya peningkatan produksi tersebut. Sehingga untuk memproduksi
sesuatu output tertentu harus mengorbankan beberapa alternatif produksi yang lainnya.

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana menafsirkan, menganalisis dan menyimpulkan konsep biaya ?


1.2.2 Bagaimana menafsirkan, menganalisis dan menyimpulkan biaya produksi jangka
pendek ?
1.2.3 Bagaimana menafsirkan, menganalisis, dan menyimpulkan pendapatan total ?

Konsep Biaya Produksi | 1


1.3.Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini yaitu sebagai berikut.

1.3.1 Mampu menafsirkan, menganalisis dan menyimpulkan konsep biaya


1.3.2 Mampu menafsirkan, menganalisis dan menyimpulkan biaya produksi jangka
pendek
1.3.3 Mampu menafsirkan, menganalisis, dan menyimpulkan pendapatan total

Konsep Biaya Produksi | 2


BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Biaya
Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua pengeluaran
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-
bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan
perusahaan tersebut.

Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan faktor-faktor produksi seperti


bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua faktor-faktor produksi
yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga berfungsi
sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang. Input yang digunakan untuk
memproduksi output tersebut sering disebut biaya oportunis. Biaya oportunis sendiri
merupakan biaya suatu faktor produksi yang memiliki nilai maksimum yang menghasilkan
output dalam suatu penggunaan alternatif.

Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.


2. Bahan-bahan pembantu atau penolong.
3. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
4. Penyusutan peralatan produksi.
5. Uang modal, sewa.
6. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik,
biaya keamanan dan asuransi.
7. Biaya pemasaran seperti biaya iklan.
8. Pajak. Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung,
biaya-biaya historis, dan biaya-biaya lainnya.

Maka definisi biaya menurut ahli ekonomi setiap sumber daya adalah pembayaran
yang diperlukan supaya sumber daya tersebut pada penggunaannya yang sekarang. Dengan
kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya tersebut pada alternatif kesempatan
penggunaannya yang terbaik Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang

Konsep Biaya Produksi | 3


digunakan untuk menghitung harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir
periode akuntansi masih dalam proses.

Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-
elemen utama dari biaya produksi, meliputi:

a. Biaya bahan baku (direct material cost)


Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labour cost)
Merupakan biaya-biaya bagi para tenaga kerja langsung ditempatkan dan
didayagunakan dalam menangani kegiatan-kegiatan proses produk jadi secara langsung
diterjunkan dalam kegiatan produksi menangani segala peralatan produksi dan usaha
itu dapat terwujud.
c. Biaya overhead pabrik (factory overhead cost)
Umumnya didefinisikan sebagai bahan tidak langsung, tenaga kerja tidak langsung dan
biaya pabrik lainnya, seperti ; biaya pemeliharaan pabrik, yang tidak secara mudah
didefinisikan atau dibebankan pada suatu pekerjaan.

Biaya produksi yang di keluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :

1. Biaya eksplisit (explicit cost) merupakan jenis biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau bisnis dalam melakukan kegiatan operasional atau proses produksi. Biaya ini
disebut juga sebagai biaya nyata dan berhubungan langsung dengan berbagai
pengeluaran yang muncul dalam proses produksi. Biaya eksplisit dapat menentukan
nilai laba rugi sehingga berdampak langsung pada profitabilitas perusahaan. Biaya
eksplisit meliputi biaya tenaga kerja, persediaan, sewa, utilitas, hipotek, produksi dan
mesin produk perusahaan.
2. Biaya implisit (implisit cost) ialah biaya atau pengeluaran tidak terduga yang tidak
tercatat dalam catatan keuangan atau kas perusahaan. Biaya ini disebut juga sebagai
biaya yang tidak terlihat karena tidak dikeluarkan dalam bentuk kas di mana tidak
terjadi proses pertukaran uang atau bentuk transaksi lainnya. Selain itu, biaya ini juga
dapat berupa biaya peluang yang dimanfaatkan dalam sumber daya internal suatu

Konsep Biaya Produksi | 4


perusahaan. Biaya implisit tidak akan ditampilkan di dalam laporan keuangan atau
pada umumnya dilaporkan sebagai biaya yang terpisah. Contoh biaya implisit seperti
penyusutan harga properti perusahaan, penyusutan alat/mesin. hingga penghematan
dan pengeluaran yang tidak tercatat dalam biaya transaksi.

Perbedaan antara biaya eksplisit dan implisit menyoroti suatu hal penting ekonom
tertarik untuk mempelajari bagaimana perusahaan membuat keputusan-keputusan
mengenai biaya produksi dan harga. Karena keputusan tersebut didasarkan atas biaya
eksplisit dan implisit, para ekonom mengikutsertakan kedua biaya ini untuk menghitung
biaya total perusahaan.

Sebaliknya, para akuntan bertugas menelusuri jumlah uang yang masuk dan
keluar perusahaan. Sebagai hasilnya, mereka hanya menghitung biaya eksplisit dan
mengabaikan biaya implisit.

Faktor-Faktor Biaya Produksi Faktor produksi adalah segala sesuatu yang


dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Faktor produksi yang bisa digunakan
dalam proses produksi yaitu :

a. Sumber Daya Alam Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh
alam yang dapat dimanfaatkan manusia/ persahaan untuk memenuhi kebutuhannya.
Sumber daya alam di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi.
b. Sumber Daya Manusia (Tenaga Kerja Manusia) Tenaga kerja manusia adalah segala
kegiatan manusia baik jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi
untuk menghasilkan barang dan jas.
c. Sumber Daya Modal Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil
produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut.
d. Sumber Daya Pengusaha Sumber daya ini disebut juga kewirausahaan. Pengusaha
berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi dalam rangka
meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif dan efisien. Faktor yang akan
menentukan kapasitas produksi yang digunaan adalah tingkat produksi yang ingin
dicapai.

Skala Ekonomi dan Skala Tidak Ekonomi

Konsep Biaya Produksi | 5


Dalam periode produksi jangka panjang ada kecenderungan bahwa pada tingkat
permulaan dengan semakin diperluasnya skala usaha akan meningkatkan efisiensi usaha,
tetapi mulai titik tertentu perluasan usaha yang lebih lanjut akan berakibat semakin
menurunnya efisiensi usaha secara keseluruhan. Skala usaha di mana tingkat efisiensi
perusahaan mencapai nilai tertinggi disebut dengan skala usaha yang optimal (optimum
scale of plant).

Skala usaha yang optimal secara grafis terlihat pada saat kurva biaya total per satu
unit output jangka panjang (LRAC) mencapai nilai minimum. Jumlah output di mana
LRAC mencapai nilai minimum disebut tingkat output optimal (optimum rate of output).

1. Skala Ekonomi Skala kegiatan produksi jangka panjang dikatakan bersifat mencapai
skala ekonomi apabila pertambahan produksi menyebabkan biaya produksi rata-rata
menjadi semakin rendah. Produksi yang semakin tinggi menyebabkan perusahaan
menambah kapasitas produksi, dan pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan
produksi bertambah efisien. Pada kurva LRAC keadaan ini ditunjukkan oleh bagian
kurva yang semakin menurun apabila produksi bertambah.

Beberapa faktor penting yang menimbulkan skala ekonomi adalah:

a. Spesialisasi Faktor-faktor Produksi


b. Pengurangan harga bahan mentah dan kebutuhan produksi lain
c. Memungkinkan produk sampingan (by – products) diproduksi
d. Mendorong perkembangan usaha lain
e. Penggunaan intensif personil dengan keahlian tinggi yang lebih banyak dan
penggunaan modal yang lebih banyak (misalnya dengan jadwal shift).

2. Skala Tidak ekonomi Skala tidak ekonomi terjadi ketika ukuran perusahaan
berlebihan. Perusahaan memang bisa meningkatkan ukurannya untuk memperoleh
keuntungan dari skala ekonomis, tetapi keuntungan menghilang ketika perusahaan
mencapai ukuran tertentu. Skala tidak ekonomi termasuk jangka panjang dan secara
jelas harus dibedakan dari pendapatan yang semakin berkurang yang timbul dalam
jangka pendek. Seringkali diperdebatkan bahwa skala tidak ekonomi adalah jarang -

Konsep Biaya Produksi | 6


sesungguhnya jika - diamati dalam industri karena perusahaan akan kembali
memotong ukuran mereka.

Beberapa kemungkinan penyebab skala tidak ekonomi adalah:

a. Kesukaran pengendalian dan pengawasan


b. Pembuatan keputusan yang lamban sehubungan dengan kelebihan ukuran
administrasi
c. Kekurangan motivasi karyawan. Perubahan dalam permintaan memiliki dampak
yang berbeda jika terjadi pada jangka waktu yang berbeda pula.

Pada jangka pendek, peningkatan permintaan meningkatkan harga dan membawa


keuntungan, sementara turunnya permintaan akan menurunkan harga dan membawa
kerugian. Tetapi, jika perusahaan dapat masuk atau keluar pasar dengan mudah, maka
dalam jangka panjang jumlah perusahaan akan selalu berubah hingga tercapai
keseimbangan utama ada keuntungan di pasar tersebut.

2.2 Biaya Produksi Jangka Pendek


Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya. Teori – teori biaya produksi dalam jangka
pendek, yakni:

A. Dalam hubungannya dengan tujuan biaya


1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung
pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu. Sebagai contoh adalah biaya
bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Begitu
juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung
ditelusuri pada departemen tertentu.
2. Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Konsep Biaya Produksi | 7


Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi
secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya
lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.

B. Dalam hubungannya dengan volume kegiatan


1. Biaya Tetap Total (Total Fixed Cost/FC)
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan
tidak berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian
input tetap. Misalnya: gaji pegawai, biayapembuatan gedung, pembelian mesin-
mesin, sewa tanah dan lainlain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya
variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total. Penurunan rumus
tersebut, adalah :
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Biaya total (Total Cost)
FC = Biaya tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
2. Biaya Tetap Total (TFC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi (input)
yang tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Membeli mesin,
mendirikan bangunan pabrik adalah contoh dari faktor produksi yang dianggap
tidak mengalami perubahan dalam jangka pendek.
3. Biaya Berubah Total (TVC)
Keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi yang dapat
diubah jumlahnya dinamakan biaya berubah total. Dimisalkan bahwa faktor
produksi yang dapat berubah jumlahnya adalah tenaga kerja. Bahan-bahan mentah
merupakan variabel yang berubah jumlah dan nilainya dalam proses produksi.
Semakin tinggi produksi, semakin banyak bahan mentah yang diperlukan. Oleh
sebab itu, perbelanjaan ke atas bahan mentah semakin bertambah. Dalam analisis
biasanya biaya untuk memperoleh bahan mentah diabaikan. Oleh sebab itu, biaya

Konsep Biaya Produksi | 8


berubah biasanya merupakan perbelanjaan untuk membayar tenaga kerja yang
digunakan.
4. Biaya Tetap Rata-rata (AFC)
Apabila biaya tetap total (TFC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q)
dibagi dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya tetap
rata-rata. Dengan demikian, rumus untuk menghitung biaya tetap rata-rata atau
AFC adalah:
𝑇𝐹𝐶
AFC =
𝑄
5. Biaya Berubah Rata-rata (AVC)
Apabila biaya berubah total (TVC) untuk memproduksi sejumlah barang (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya berubah rata-
rata. Biaya berubah rata-rata dihitung dengan rumus:
𝑇𝑉𝐶
TVC =
𝑄
6. Biaya Total Rata-rata (AC)

Apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi
dengan jumlah produksi tersebut, nilai yang diperoleh adalah biaya total rata-rata.
Nilainya dihitung menggunakan rumus di bawah ini:
𝑇𝐶
AFC = atau AC = AFC + AVC
𝑄
7. Biaya Marjinal (MC)
Kenaikan biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak
satu unit dinamakan biaya marjinal. Dengan demikian, berdasarkan kepada definisi
ini, biaya marjinal dapat dicari dengan menggunakan rumus :
MC = TCn – TCn-1
Di mana MC adalah biaya marjinal produksi ke-n, TC, adalah biaya total pada
waktu jumlah produksi adalah n, dan TC, adalah biaya total pada waktu jumlah
produksi adalah n-1. Akan tetapi pada umumnya pertambahan satu unit faktor
produksi akan menambah beberapa unit produksi.

Konsep Biaya Produksi | 9


Apabila rumus seperti yang telah diterangkan sebelum ini tidak dapat digunakan,
rumu yang akan digunakan untuk menghitung biaya marjinal adalah:
∆𝑇𝐶
ATC =
∆𝑄

di mana MC, adalah biaya marjinal produksi ken, ATC adalah pertambahan jumlah
biaya total dan AQ adalah pertambahan jumlah produksi. Berikut ini ditunjukkan
satu contoh lain untuk menghitung biaya marjinal.

C. Contoh Tabel Biaya Produksi dalam Jangka Pendek

Jumlah Jumlah Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya


Pekerja Produksi Tetap Berubah Total Marjinal Tetap Berubah Total
(1) (2) Total Total (5) (6) Rata- Rata-rata Rata-
(3) (4) rata (8) rata
(7) (9)
0 0 50 0 50 - - - -
1 2 50 50 100 25 25 25 50
2 6 50 100 150 12,5 12,5 16,7 25
3 12 50 150 200 8,3 8,3 12,5 16,7
4 20 50 200 250 6,25 6,25 10 12,5
5 27 50 250 300 7,1 7,1 9,3 11,1
6 33 50 300 350 8,3 8,3 9,1 10,6
7 36 50 350 400 10 10 9,2 10,6
8 42 50 400 450 12,5 12,5 9,5 10,7
9 45 50 450 500 16,7 16,7 10 11,1
10 47 50 500 550 25 25 10,6 11,7
11 48 50 550 600 50 50 11,5 12,5

Tabel 2. 1 Biaya Produksi dalam Jangka Pendek

Konsep Biaya Produksi | 10


D. Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
1. Kurva Biaya - Biaya Total

Gambar 2. 1 Biaya Total, Biaya Tetap, dan Biaya Berubah Total

Grafik yang menggambarkan kurva-kurva tersebut akan dibedakan kepada


dua bagian, yaitu yang menggambarkan (1) kurva-kurva biaya total dan (i) kurva-
kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal. Dalam Gambar 10.1 dilukiskan tiga jenis
kurva yang termasuk dalam golongan (i), yaitu:
• Kurva TFC, yang menggambarkan biaya tetap total.
• Kurva TVC, yang menggambarkan biaya berubah total.
• Kurva TC, yang menggambarkan biaya total.

Kurva TFC bentuknya adalah horisontal karena nilainya tidak berubah


walau berapa pun banyaknya barang yang diproduksikan. Sedangkan kurva TVC
bermula dari titik O dan semakin lama semakin bertambah tinggi. Ini
menggambarkan bahwa (1) pada ketika tidak ada produksi TVC-0, dan (ii) semakin
besar produksi semakin besar nilai biaya berubah total (TVC). Bentuk kurva TVC
yang pada akhirnya semakin tegak menggambarkan bahwa produksi dipengaruhi
oleh hukum hasil lebih yang semakin berkurang
Hukum tersebut menimbulkan efek berikut ke atas kurva TVC: (1) pada
permulaannya, apabila jumlah faktor berubah adalab sedikit, produksi marjinal

Konsep Biaya Produksi | 11


ningkat dan menyebabkan TVC berbentuk agak landai (lihat bagian ab) tetapi, (ii)
apabila produksi sudah semakin banyak, produksi marjinal semakin berkurang dan
menyebabkan kurva TVC semakin tegak (lihat bagian be). Kurva TC adalah hasil
dari penjumlahan kurva TFC dan TVC Oleh sebab itu kurva TC bermula dari
pangkal TFC, dan kalau ditarik garis tegak di antara TVC dan TC (misalnya garis.
de) panjang garis itu adalah sama dengan jarak di antara TFC dengan sumbu datar.
Di samping dengan menjumlahkan TFC dan TVC, kurva TC dapat juga dibuat
berdasarkan angka-angka biaya total dalam kolom (5) dari Tabel.

2. Kurva Biaya Rata – Rata

Gambar 2. 2 Biaya Tetap Rata-rata, Biaya Berubah Rata-rata, dan Biaya Total Rata-rata

Kurva-kurva biaya tetap rata-rata (AFC), biaya berubah rata-rata (AVC),


biaya total rata-rata (ATC atau AC), dan biaya marjinal (MC) dapat dilihat dalam
Gambar 10.2, 10.3 dan 10.4. Kurva kurva dalam Gambar 10.2 dilukis berdasarkan
kepada angka-angka yang terdapat dalam Tabel 10.1. Kurva biaya tetap rata-rata
berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian
disebabkan karena ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi
semakin kecil biaya tetap rata-rata.

Konsep Biaya Produksi | 12


3. Hubungan Kurva MC dengan AVC Dan AC

Gambar 2. 3 Hubungan Kurva MC dengan AVC Dan AC


Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan
diingat bahwa kurva AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari
masing-masing kurva tersebut. Hal itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum
matematik.
Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat
perpotongan yang baru dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi
sebesar 10, nilai AVC adalah Rp100. Dengan pemisalan ini maka TVC adalah
10R_{D} * 100 = R_{D} 1000. Misalkan untuk menambah 1 unit produksi lagi
biaya marjinalnya adalah Rp 56. Dengan demikian TVC adalah Rp 1000+ Rp 56 =
Rp 1056 dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1056/11 = Rp 96. Sekarang kita
misalkan pula bahwa biaya marjinal adalah Rp 155. Maka sekarang TVC adalah
R_{D} 1000+ Rp 155 Rp 1155, dan oleh sebab itu AVC adalah Rp 1155/11 = Rp
105. Contoh ini pada hakikatnya menunjukkan bahwa:
1. Apabila MC < AVC maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di
bawah kurva AVC, maka kurva AVC sedang menurun).
2. Apabila MC > AVC maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva
MC di atas AVC maka kurva AVC sedang menaik).

Konsep Biaya Produksi | 13


Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC
dipotong oleh kurva MC di titik terendah dari kurva AVC. Dengan cara yang sama
dapat dibuktikan bahwa kurva AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah
kurva AC. Secara grafik hubungan di antara MC dengan AVC dan AC adalah
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 10.3.

4. Menggambarkan Kurva MC

Gambar 2. 4 Menggambarkan Kurva MC


Kurva MC menimbulkan sedikit masalah dalam menggambarkan, karena ia
menunjukkan pertambahan biaya kalau produksi naik satu unit. Dengan demikian
ada dua tingkat produksi yang berkaitan dengan nilai tersebut, tingkat produksi
sebelum dan sesudah kenaikan produksi. Disebabkan oleh hal ini, titik-titik yang
menggambarkan biaya marjinal harus digambarkan di antara kedua-dua tingkat
produksi tersebut. Ini berarti, sebagai contoh, titik yang menggambarkan biaya
marjinal naik dari 0 unit menjadi 1 unit harus dibuat di tengah-tengah unit produksi
0 dan L. Contoh lain, untuk menggambarkan biaya marjinal pada waktu produksi
naik dari 6 unit menjadi 12 unit, harus dibuat di atas tingkat produksi sebanyak 9
unit (karena unit produksi ke-9 adalah di tengah-tengah 6 unit dan 12 unit).
Keadaan ini digambarkan oleh titik A. Mengambil contoh lain, perhatikan cara
menentukan titik pada MC pada ketika jumlah produksi bertambah dari 33 unit

Konsep Biaya Produksi | 14


menjadi 38 unit. Untuk kenaikan produksi ini MC- Rp 10 ribu. Keadaan ini
digambarkan oleh titik B. Gambar 104 secara khusus menunjukkan kurva MC yang
dilukis berdasarkan data biaya marjinal pada Tabel 10.1.

2.3 Pendapatan Total / Penerimaan Total


A. Pengertian Peneerimaan
Kita ketahui bahwa proses produksi yang dilakukan oleh seorang produsen
akan menghasilkan sejumlah barang, atau produk. Produk inilah yang merupakan
jumlah barang yang akan dijual dan hasilnya merupakan jumlah penerimaan bagi
seorang produsen. Jadi pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima
oleh perusahaan atas tenjualan produk yang dihasilkan.Dalam ilmu ekonomi
penerimaan diistilahkan.
Anda bisa melihat sekitar lingkungan tempat tinggal Anda, seperti
seseorang menjajakan goreng pisang atau lainnya, maka akan diterima sejumlah
uang daripenjualan goreng pisang tersebut dan ini merupakan penerimaan bagi
orangersebut.
Dari contoh di atas misalkan penjual pisang goreng tersebut
memperoleh uang Rp 20.000 dan harga pisang goreng perbuah Rp 500 jumlah
pisang goreng yang dijual sebanyak 40 pisang goreng. Oleh sebab itu
jumlah penerimaan ditentukan oleh dua faktor, yaitu jumlah produk (barang
yang dihasilkan) dan harga produk tersebut. Jadi semakin banyak jumlah
barang yang dijual semakin besar jumlah penerimaan.

B. Macam Macam Penerimaan


1. Penerimaan Total (TR = Total Revenue)
Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari
hasilpenjualan sejumlah produk (barang yang dihasilkan). C ara untuk
menghitung penerimaan total dapat dilakukan dengan mengalikan
jumlah produk dengan harga jual produk per unit. Jika dirumuskan
sebagai berikut:

Konsep Biaya Produksi | 15


Keterangan:

TR = Penerimaan total perusahaan

Q = Jumlah produk yang dihasilkan

P = Harga jual per unit

Contoh :

Anda menghasilkan suatu barang sebanyak 5 unit dan harga per unit Rp
20.000 maka berapakah jumlah penerimaan total?

Jawab :

Q= 5 unit P=Rp 20.000 TR=?

TR= QxP= 5x20.000= 100.000

2. Penerimaan Rata-rata (AR = Average Revenue)


Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual.
Bentukmenghitung penerimaan rata-rata dapat dilakukan dengan cara
membagi penerimaan total dengan jumlah produk (barang) yang terjual.
Jika dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan:

AR = Peerimaan rata rata

TR = penerimaan total

Q = jumlah produk yang dihasilkan

Perhatikan Contoh berikut:


Suatu perusahaan memperoleh penerimaan total sebesar Rp. 250.000 dari
penjualan sebesar 10 unit, berapakah penerimaan rata-ratanya ?
Jawab :
Diketahui TR = 250.000 dan Q = 10 unit,

Konsep Biaya Produksi | 16


AR = ?
AR = TR/Q = 250.000/10 = 25.000
Sebenarnya penerimaan rata-rata selalu sama dengan harga perunit.

3. Penerimaan Marginal (MR = Marginal Revenue)


Penerimaan marginal revenue adalah penerimaan tambahan dari
adanya tambahan per unit produk yang terjual. Cara menghitung
penerimaan marginal dengan membagi tambahan penerimaan total
dengan tambahan jumlah produk yang terjual. Jika dirumuskan sebagai
berikut :
Perhatikan contoh di bawah ini

Tabel Penerimaan Perusahaan

Tabel 2. 2 Penerimaan Perusahaan


Dari tabel di atas berapakah penerimaan marginal pada
penambahan produksebesar

( Q=2)?

Konsep Biaya Produksi | 17


C. Tabel dan Grafik Jenis jenis Penerimaan
Untuk lebih jelas kita akan terapkan melalui tabel di bawah ini

Konsep Biaya Produksi | 18


Tabel 2. 3 Penerimaan Perusahaan di Pasar Persaingan Sempurna
Penjelasan:
1. Kolom harga menunjukkan besar yang sama, ini merupakan ciri
persaingan sempurna dimana produsen dan konsumen tunduk pada
harga pasar, jadi berapapun barang dijual tidak akan mempengaruhi
harga.
2. Kolom penerimaan total TR diperoleh dari jumlah produk Q dikalikan
harga per unit.
3. Kolom penerimaan rata-rata AR diperoleh dari penerimaan total TR
dibagi jumlah produk Q atau sama dengan harga per unit
4. Kolom penerimaan marginal diperoleh dari perubahan penerimaan total
(TR)

Untuk membuat grafik dibutuhkan dua sumbu yaitu sumbu tegak untuk
penerimaantotal, penerimaan rata-rata dan penerimaan marginal dan sumbu
mendatar untuk jumlah produk. Dari tabel 2 di atas grafik TR AR dan MR
akan terlihat seperti grafikberikut:

Konsep Biaya Produksi | 19


Gambar 2. 5 grafik TR AR dan MR
Keterangan:

1. Kurva TR berbentuk garis lurus, yang menunjukkan semakin banyak


jumlahproduk dijual semakin besar penerimaan totalnya.
2. Grafik AR = MR = P berbentuk garis mendatar, berarti grafik AR berimpit
dengan grafik MR dan berimpit dengan grafik harga
3. Untuk membuat TR AR dan MR hubungkan setiap data yang ada ditabel
sesuai dengan hubungannya sehingga mendapatkan titik-titik dan
hubungkan setiap titik.

Dalam kenyataannya Anda tentu sering mendapatkan keadaan harga


barang berubah dalam periode tertentu. Apakah keadaannya sama dengan
penerimaan dipasar persaingan sempurna!.
Untuk lebih jelas perhatikan tabel penerimaan perusahaan di bawah ini

Konsep Biaya Produksi | 20


Tabel 2. 4 Penerimaan Perusahaan di Pasar Monopoli
Keterangan:

1. Kolom harga per unit berubah, ini menunjukkan ciri dari pasar monopoli
di mana produsen mempunyai kekuatan menentukan harga terhadap
barang yang dijual.
2. Penerimaan total berubah turun naik, sesuai perubahan harga yang
dilakukan produsen. Dari tabel di atas penerimaan total meningkat
dan pada penjualanproduk selanjutnya mengalami penurunan.
3. penerimaan rata rata pada prinsipnya sama dengan harga per unit (AR=P)
4. Penerimaan marginal (MR) semakin besar penjualan menunjukkan
penurunan, hal ini menunjukkan kecenderungan perusahaan akan
mengalami kerugian, bahkan pada tingkat harga (P) yang terlalu rendah
MR akan menjadi negatif. Lihat pada saat Q sama dengan 4.
Kurva dari data tabel 2. Seperti grafik berikut:

Gambar 2. 6 Penerimaan Perusahaan di Pasar Monopoli


Keterangan:

Konsep Biaya Produksi | 21


1. Kurva TR membentuk garis lengkung ( cembung) seperti huruf U
yang terbalik, grafik TR terlihat naik turun, penurunan TR terjadi
pada produk Q = 4 dan seterusnya.
2. Grafik AR dan MR bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah,
hal ini disebabkan penurunan harga (P). Grafik MR terlihat ada di
bawah grafik AR dan MR memiliki nilai di bawah sumbu Q pada
jumlah produk 4 dan seterusnya.

Contoh: memaksimasi total pendapatan *total re6enue+

Harga jual barang P $ 2/ 2B, tentukan berapa output yang harus


diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan maksimum.

Jawab:

Fungsi total pendapatan

P = -2Q+16

R = P.Q = (-2Q=16)Q

R= -2Q^+ 16Q

Langkah pertama menCari turunan pertama Fungsi total pendapatan kemudian


dibuat = 0

R’ = -4Q+16=0

4Q = 16

Q=4

Agar dijamin bahwa jika menjual sebanyak Q = 4 maka akan diperoleh total
pendapatan maksimum, maka lakukanlah langkah kedua yaitu menCari turunan
kedua fungsi total pendapatan:

R” = -4

Konsep Biaya Produksi | 22


Ternyata R” = -4 < 0 sehingga diperoleh nilai maksimum

Jadi output yang harus diproduksi dan dijual agar diperoleh total pendapatan
maksimum yaitu sebanyak 4.

Total pendapatan maksimumnya:

R = 2Q^ + 16Q

R = -2(4)^ + 16(4)

R = 32

Jadi ketika menjual produk sebanyak 4, maka akan diperoleh total pendapatan
maksimum sebesar 32.

Jenis-Jenis Revenue

Secara umum, ada 2 jenis revenue, yakni:


1. Operating revenue
Operating revenue adalah revenue yang didapat dari aktivitas bisnismu. Misalnya, kamu
menawarkan jasa desain grafis. Lalu, ada orang yang membeli jasamu. Nah, uang kamu dapat
adalah operating revenue.
2. Non-operating revenue
Sementara itu, non–operating revenue merupakan uang yang tidak didapat dari aktivitas
bisnis contoh non-operating revenue adalah: penjualan aset perusahaan bunga investasi dan
lain-lain

Faktor yang Memengaruhi Revenue


1. Jumlah pelanggan
Semakin banyak orang yang membeli produkmu, pemasukanmu tentu makin besar. Itu
berarti, revenue-mu meningkat.
2. Ukuran transaksi
Faktor kedua yang memengaruhi revenue adalah ukuran transaksi. Kalau
ingin revenue besar, coba buat pelangganmu beli lebih banyak produk. Kamu juga bisa

Konsep Biaya Produksi | 23


menawarkan layanan yang lebih mahal kepada customer. Mengutip Oberlo, teknik ini
disebut dengan upselling.

3. Frekuensi transaksi per pelanggan

Misalnya, pelangganmu membeli produkmu tiap seminggu sekali. Lantas,


kamu membuat pelanggan tersebut membeli produk yang sama harganya
setiap hari. Ini tentu memengaruhi revenue-mu.

4. Harga barang/jasa yang kamu jual

Tentu saja, ketika harga barang/jasamu naik, revenue-mu juga akan naik.

Konsep Biaya Produksi | 24


BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Biaya Produksi merupakan semua beban yang harus dikeluarkan oleh produsen
untuk dapat menghasilkan suatu barang/produksi. Dalam Teori ini, dikenal
berbagai macam biaya dan dibedakan menurut jangka waktunya yakni jangka
pendek dan jangka panjang.
3.1.2 Biaya dalam pengertian produksi ialah semua beban yang harus ditanggung oleh
produsen untuk menghasilkan suatu produksi. Biaya produksi adalah semua
pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor
produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan
barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.
3.1.3 Dalam jangka pendek perusahan adalah jangka waktu di mana sebagian faktor
produksi tidak dapat di tambah jumlahnya Dalam jangka pendek penggolongan
biaya produksi dibedakan kepada biaya total dan biaya rata-rata.
3.1.4 Jenis-jenis biaya total dibedakan kepada tiga jenis biaya:
a. Biaya tetap total (TFC): yang meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor-
faktor produksi yang tetap jumlahnya.
b. Biaya berubah total (TVC): meliputi semua perbelanjaan yang digunakan
untuk memperoleh faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya.
c. Biaya total (TC) meliputi semua perbelanjaan ke atas faktor-faktor produksi
yang digu nakan, yang meliputi faktor produksi yang tetap jumlahnya dan yang
dapat berubah. Dalam persamaan :
TC = TFC + TVC
3.1.5 Biaya rata-rata dibedakan kepada tiga jenis biaya berikut:
a. Biaya tetap rata-rata (AFC); biaya ini merupakan biaya tetap yang dibelanjakan
untuk menghasilkan setiap unit produksi.
b. Biaya berubah rata-rata (AVC); biaya ini merupakan biaya variabel yang
dibelanjakan untuk menghasilkan setiap unit produksi.
c. Biaya total rata-rata: biaya ini meliputi keseluruhan biaya yang digunakan
untuk menghasil kan setiap unit produksi.

Konsep Biaya Produksi | 25


3.1.5 Di samping ketiga-tiga jenis biaya di atas, dalam analisis perlu juga digunakan satu
konsep baya yang lam, yaitu biaya marjinal Definisi biaya marjinal ialah tambahan
biaya yang diperlukan untuk menambah satu unit produksi.
3.1.6 Pengertian penerimaan adalah sejumlah uang yang diterima oleh perusahaan atas
tenjualan produk yang dihasilkan.Dalam ilmu ekonomi penerimaan diistilahkan.
3.1.7 Macam-macam penerimaan adalah
a. Penerimaan total adalah jumlah seluruh penerimaan perusahaan dari
hasilpenjualan sejumlah produk (barang yang dihasilkan).
b. Penerimaan rata-rata adalah penerimaan per unit produk yang terjual.
c. Penerimaan marginal revenue adalah penerimaan tambahan dari
adanyatambahan per unit produk yang terjual.

Konsep Biaya Produksi | 26


DAFTAR PUSTAKA

Erusyana. (2017). Makalah Penerimaan Total Revenue. Tasikmalaya.


Mankiw, N. (2019). Pengantar Ekonomi Mikro (7 ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Muhayani, N. (2016, October 7). Teori Biaya Produksi. Academia, pp. 3-17.
Sakirno, S. (2016). Teori Pengantar Mikroekonomi (3 ed.). Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Konsep Biaya Produksi | 27


Lampiran 1. Susunan Pembagian Tugas

No. Nama Aanggota Uraian Tugas

1 Komang Sayu Hartayu → Mencari materi Biaya Produksi Jangka Pendek

2 Olivia Damayanti Girsang → Mencari materi Pendapatan Total

3 Ni Kadek Olivia Putri Prasanthi → Mencari materi Konsep Biaya

Konsep Biaya Produksi | 28

Anda mungkin juga menyukai