DI SUSUN OLEH :
1
KATA PEGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Teori Biaya Produksi” sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Teori Ekonomi
Mikro.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen dan semua teman-teman yang telah memberikan
motivasi juga inspirasi kepada kami sehingga tugas Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro ini dapat
diselesaikan. Dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana teori produksi berlaku kepada para
pelaku produksi barang atau jasa.
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
memerlukan kritik dan saran yang bermanfaat untuk lebih baiknya pembuatan makalah di masa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan seluruh
masyarakat Indonesia.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
pemahaman dan pengetahuan serta menambah wawasan kita bersama terhadap teori biaya
produksi
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah. Dengan kata lain, produktivitas dan biaya
mempunyai hubungan terbalik. Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan semakin
rendah. Begitu juga sebaliknya. Perilaku biaya juga berhubungan dengan periode produksi. Dalam
jangka pendek ada factor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang
besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi. Dalam jangka panjang, karena semua factor
produksi adalah variable, biaya juga variable. Artinya, besarnya biaya produksi dapat disesuaikan
dengan tingkat produksi.
Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas
disbanding dalam jangka pendek. Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya
produksi, sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah. Pola pergerakan biaya rata-
rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang. Untuk perusahaan yang
ber”skala hasil menarik” (Increasing return to scale atau IRS), penambahan tingkat produksi justru
menurunkan biaya produksi. Sebaliknya dengan perusahaan yang ber”skala hasil menurun”
(decreasing return to scale atau DRS).
6
Biaya Tetap Total adalah biaya yang tetap harus dikeluarkan walaupun perusahaan tidak
berproduksi. Biaya tetap merupakan biaya setiap unit waktu untuk pembelian input tetap.
Misalnya: gaji pegawai, biaya pembuatan gedung, pembelian mesin-mesin, sewa tanah dan lain-
lain. Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus
menghitung biaya total. Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC FC = TC – VC
Keterangan: TC = Biaya Total (Total Cost)
FC = Biaya Tetap (Fixed Cost)
VC = Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya tetap (FC) adalah biaya yang besarnya tidak berubah seiring dengan berubahnya
jumlah produksi (Q). Berapapun jumlah produksi apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
maka jumlah biaya (P) yang dikeluarkan adalah tetap.
7
Biaya Total (TC) adalah penjumlahan biaya tetap dan biaya variabel. Kurva TC memiliki
bentuk yang persis sama dengan bentuk kurva Biaya Variabel (VC), serta antara keduanya terpisah
oleh suatu jarak vertikal yang selalu sama.
d. Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost / AFC)
Biaya Tetap Rata-Rata adalah hasil bagi antara biaya tetap total dan jumlah barang yang
dihasilkan. Rumus :
AFC = FC / Q
Keterangan: FC = Biaya Tetap Total
Q = Kuantitas
8
2.4 Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek
9
• Kurva Biaya Rata-rata
Kurva dalam gambar dibawah berdasarkan kepada angka-angka yang terdapat dalam kurva biaya
tetap rata-rata berbentuk menurun darikiri atas ke kanan bawah. Bentuk yang demikian disebabkan
karna ia menggambarkan bahwa semakin besar jumlah produksi, semakin kecil biaya tetap rata-
rata.
10
TVC= bQ – cQ2 +dQ3 ; TFC=a
MC>AC>AVC
Perubahan Output menaik dan menurun (Increasing Decreasing Return to input variable);
Fungsi output; Q=bx + cX2 – dX3
Fungsi biaya ; TC= a + bQ –cQ2 +dQ3
TVC= bQ –cQ2 +dQ3 ; TFC=a
mc>AC>AVC
Dalam jangka pendek, bentuk kurva total biaya rata-rata (ATC) berbentuk U. Kurva biaya jangka
pendek rata-rata jatuh di awal, mencapai minimum dan kemudian mulai naik. Alasan untuk biaya
rata-rata turun pada awal produksi adalah bahwa faktor-faktor tetap dari suatu perusahaan tetap
sama. (Ini adalah faktor yang tidak berubah dengan tingkat output) Perubahan hanya terjadi pada
faktor-faktor variabel seperti bahan baku, tenaga kerja, dll. (Ini adalah faktor yang bervariasi
dengan tingkat output).
Ketika biaya tetap didistribusikan pada output ketika produksi diperluas, maka biaya rata-rata
mulai turun. Ketika perusahaan sepenuhnya menggunakan skala operasinya (ukuran pabrik), biaya
rata-rata adalah minimum. Perusahaan kemudian beroperasi dengan kapasitas optimalnya. Jika
perusahaan dalam jangka pendek meningkatkan tingkat outputnya dengan pabrik tetap yang sama;
ekonomi skala produksi berubah menjadi diseconomies dan biaya rata-rata kemudian mulai
meningkat tajam.
Dalam menggambarkan kurva-kurva biaya rata-rata perlulah disadari dan diingat bahwa kurva
AVC dan AC dipotong oleh kurva MC pada titik terendah dari masing-masing kurva tersebut. Hal
itu harus dibuat agar tidak menyalahi hukum matematik.
Contoh yang berikut dapat memberikan penerangan mengapa sifat perpotongan yang baru
dijelaskan ini harus wujud. Misalkan pada waktu produksi sebesar 10, nilai AVC adalah Rp 100.
Dengan pemisalan ini maka TVC adalah 10 x RP 100 = Rp 1000. Misalkan untuk menambah 1
unit produksi lagi biaya marjinalnya adalah Rp 56. Dengan demikian TVC adalah Rp 1000 + Rp
56 = Rp 1056 dan oleh karenanya AVC adalah Rp 1056/11 = Rp 96. Sekarang kita isalkan pula
11
bahwa biaya marjinal adalah Rp 155. Maka sekarang TVC adalah Rp 1000 + Rp 155 = Rp 1155,
dan oleh sebab itu AVC adalah Rp 1155/11 = Rp 105. Contoh ini pada hakikatnya menunjukan
bahwa:
❖ Apabila MC < AVC, maka nilai AVC menurun (berarti kalau kurva MC di bawah kurva
AVC maka kurva AVC sedang menurun).
❖ Apabila MC > AVC, maka nilai AVC akan semakin besar (berarti kalau kurva MC di atas
AVC maka kurva AVC sedang menaik).
Sebagai akibat keadaan yang dinyatakan dalam (1) dan (2) maka kurva AVC dipotong oleh kurva
MC di titik terendah dari kurva AVC.
12
• CARA MEMINIMKAN BIAYA DALAM JANGKA PANJANG
Dalam jangka panjang perusahaan dapat memperluas kapasitas produksinya, ia harus
menentukan besarnya kapasitas pabrik (plant size) yang akan meminumkan biaya produksi.
Dalam analisis ekonomi kapasitas pabrik digambarkan oleh kurva biaya total rata-rata (AC).
Dengan demikian analisis mengenai bagaimana bagaimana produsen menganalisis kegiatan
produksinya dalam usahanya meminimumkan biaya dapat dilakukan dengan memperhatikan
kurva AC untuk kapasitas yang berbeda-beda.
13
kapasitas yang paling efisien, dan akan meminimumkan biaya produksi, untuk produksi di bawah
130 unit. Untuk produksi di antara 130 dan 240 unit, kapasitas 2 adalah yang paling efisien, karena
biaya produksi adalah paling minimum dengan menggunakan kapasitas tersebut. Ini dapat dilihat
misalnya untuk produksi sebanyak 160 unit. Seperti dapat dilihat dalam gambar. AC1 berada di
atasAC2, yang berarti dengan menggunakan kapasitas satu biaya akan lebih tinggi daripada
menggunakan kapasitas 2. Untuk produksi melebihi 240 unit, misalnya 275 unit, kapasitas 3 adalah
yang harus digunakan produsen. Penggunaan ini akan meminimumkan biaya.
Dari contoh ini dapat disimpulkan bahwa peminimumman biaya jangka panjang tergantung
kepada 2 faktor berikut:
·Tingkat produksi yang ingin dicapai
·Sifat dari pilihan kapasitas pabrik yang tersedia.
Kurva LRAC bukanlah dibentuk berdasarkan kepada beberapa kurva AC saja, tetapi
berdasarkan kepada kurva AC yang tidak tehingga banyaknya. Yaitu ia tidak dibentuk oleh tiga
kurva AC, akan tetapi oleh kurva AC yang sangat banyak, yaitu ia tidak dibentuk oleh tiga kurva
AC, akan tetapi oleh kurva AC yang sangat banyak, oleh karena kurva AC banyak jumlahnya
maka kurva LRAC adalah suatu kurva yang berupa garis lengkung yang berbentuk U. Kurva
14
LRAC tersebut merupakan kurva yang menyinggung beberapa kurva AC jangka pendek. Titik-
titik persinggungan tersebut merupakan biaya produksi yang paling optimum/minimum untuk
berbagai tingkat produksi yang akan dicapau pengusaha di dalam jangka panjang.
Kurva LRAC tidak menyinggung kurva-kurva AC pada bagian (di titik) yang terendah dari
kurva AC. Dalam Gambar diatas hanya kurva ACx yang disinggung oleh kurva LRAC pada bagian
kurva ACx yang paling rendah, yaitu titik B. Kurva AC yang terketak di sebelah kiri dari ACx
disinggung oleh kurva LRAC di bagian yang lebih tinggi dan di sebelah kiri dari titik terendah.
Perhatikanlah misalnya kurva AC2. Jelas kelihatan bahwa titik A bukanlah titik terendah pada
kurva AC2. Titik tersebut terletak di sebelah kiri dari titik terendah AC2. Kurba AC yang terletak
di sebelah kanan dari kurva ACx disinggung oleh kurva LRAC juga di bagian yang terletak lebih
tinggi dari minimum pada AC yang bersangkutan, dan titik singgung tersebut terletak di sebelah
kanan dari titik yang terendah. Titik C pada kurva AC3 jelas menggambarkan keadaan tersebut.
Di dalam jangka panjang titik terendah dari suatu AC tidak menggambarkan biaya
yang paling minimum untuk memproduksi suatu tingkat produksi. Terdapat kapasitas produksi
lain (AC lain) yang dapat meminimumkan biaya. Sebagai buktinya perhatikanlah AC1 dan AC2.
Titik A1 adalah titik terendah pada AC1. Dengan demikian dalam jangka pendek, produksi
sebesar QA dapat diproduksikan dengan biaya yan lebih rendah dari titik mana pun pada AC1.
Tetapi dalam jangka panjang biaya itu belum merupakan biaya yang paling minimum, karena
apabila kapasitas produksi yang berikut digunakan (AC2), produksi sebesat QA akan
mengeluarkan biaya sebanyak seperti ditunjukan oleh titik A pada AC2. Dari contoh ini dapat
disimpulkan bahwa kurva LRAC, walaupun tidak menghubungkan setiap titik terendah dari AC,
menggambarkan biaya minimum perusahaan dalam jangka panjang.
15
), keuangan (memperoleh beban bunga yang lebih rendah saat meminjam dari bank dan memiliki
akses ke berbagai instrumen keuangan yang lebih besar), pemasaran (mengalokasikan biaya iklan
selama rentang yang lebih besar di pasar media output), dan teknologi (mengambil keuntungan
dari hasil skala dalam fungsi produksi). Setiap factor ini mengurangi biaya rata-rata produksi
jangka panjang ( LRAC ) dengan mengubah kurva biaya total rata-rata jangka pendek ( SRATC )
ke bawah dan ke kanan. Skala ekonomis ini sebagian juga berasal dari belajar sambil melakukan.
Skala ekonomis adalah sebuah konsep praktis yang penting untuk menjelaskan fenomena
dunia nyata seperti pola-pola perdagangan internasional, jumlah perusahaan di pasar, dan
bagaimana perusahaan bisa “terlalu besar untuk gagal”. Pemanfaatan skala ekonomi membantu
menjelaskan mengapa perusahaan tumbuh besar di beberapa industri. Ini juga merupakan
pembenaran untuk kebijakan perdagangan bebas, karena beberapa skala ekonomi mungkin
memerlukan pasar yang lebih besar daripada yang mungkin dalam suatu negara tertentu –
misalnya, tidak akan efisien bagi pembuat Liechtenstein untuk memiliki mobil sendiri, jika mereka
hanya akan menjual untuk pasar lokal mereka. Sebuah produsen mobil satunya mungkin
menguntungkan, namun, jika mereka ekspor mobil untuk pasar global selain menjual ke pasar
lokal. Skala ekonomi juga berperan dalam monopoli “alamiah.”
• Monopoli Alami
Monopoli alami sering didefinisikan sebagai perusahaan yang menikmati skala ekonomis
untuk ukuran perusahaan yang wajar, karena itu selalu lebih efisien bagi satu perusahaan untuk
memperluas daripada mendirikan perusahaan baru, monopoli alami tidak memiliki
saingan. Karena tidak memiliki saingan, maka kemungkinan monopoli memberikan kekuatan
pasar yang signifikan. Oleh karena itu, beberapa industri yang dikategorikan sebagai monopoli
alami telah diatur atau dimiliki oleh Negara.
• Skala ekonomis dan Skala Hasil
Skala ekonomi terkait dengan betapa mudahnya menjadi bingung dengan gagasan ekonomi
teoritis terhadap skala hasil. Di mana skala ekonomi mengacu pada biaya suatu perusahaan, skala
hasil menggambarkan hubungan antara input dan output dalam jangka panjang (semua input
16
variabel) fungsi produksi. Sebuah fungsi produksi memiliki skala hasil konstan jika proporsi
peningkatan semua input dan output aadalah sama. Hasil akan mengalami penurunan jika,
katakanlah, penggandaan hasil input kurang dari dua kali lipat output, dan meningkat jika input
dua kali lipat lebih dari output. Jika fungsi matematika digunakan untuk mewakili fungsi produksi,
dan jika fungsi produksi adalah homogen ( sama ), maka skala hasil yang diwakili oleh tingkat
homogenitas fungsi. fungsi produksi homogen dengan skala hasil konstan adalah homogenitas
tingkat pertama, peningkatan skala hasil yang diwakili oleh derajat homogenitas lebih besar dari
satu, dan penurunan skala hasil dengan derajat homogenitas yang kurang dari satu.
Jika perusahaan merupakan pesaing sempurna di semua pasar input, dan dengan demikian
harga unit per dari semua input tidak terpengaruh oleh berapa banyak masukan pembelian yang
dilakukan perusahaan, maka dapat ditampilkan bahwa pada tingkat output tertentu, perusahaan
memiliki skala ekonomi jika dan hanya jika skala hasil meningkat, dan memiliki skala
disekonomis jika dan hanya jika skala hasil mengalami penurunan, dan tidak memiliki skala
ekonomi maupun disekonomis jika skala hasilnya konstan. Dalam hal ini, dengan persaingan
sempurna di pasar output ekuilibrium jangka panjang, maka akan melibatkan semua perusahaan
yang beroperasi pada titik minimum kurva jangka panjang mereka rata-rata biaya (yaitu, di
perbatasan antara skala ekonomi dan skala disekonomis).
Namun, jika perusahaan pesaing tidak sempurna berada di pasar input, maka kesimpulan di
atas berubah. Misalnya, jika kembali terjadi peningkatan skala hasil dalam beberapa rentang
tingkat produksi, namun perusahaan nya begitu besar dalam satu atau lebih pasar input yang
meningkatkan pembelian atas input yang meningkatkan biaya input per-unit, maka perusahaan
bisa memiliki skala disekonomis di berbagai tingkat output. Sebaliknya, jika perusahaan mampu
mendapatkan diskon besar dari pembelian input, maka ia bisa memiliki skala ekonomi dalam
beberapa rentang tingkat output meskipun ia mengalami penurunan hasil produksi di rentang
output.
17
2.7 Skala Non Ekonomi
Skala non ekonomis adalah kebalikan dari skala ekonomis. Apabila kenaikan skala produksi
perusahaan menyebabkan biaya rata-rata menjadi lebih rendah, perusahaan tersebut
memperlihatkan hasil yang menaik saat skala bertambah, atau skala ekonomi. Apabila biaya rata-
rata tidak berubah saat skala prouksi bertambah, perusahaan tersebut memperlihatn hasil yang
konstan saat skala bertambah. Apabila kenaikan skala produksi perusahaan menyebabkab biaya
rata-rata menjadi lebih tinggi, perusahaan itu menperlihatkan hasil yang menurun saat skala
bertambah atau skala disekonomi.
Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) perusahaan memperlihatkan biaya yang
berkaitan dengan berbagai skala yang dapat dipilih perusahaan itu untuk beroperasi dalam jangka
panjang.
Perbedaan antara skala non ekonomi internal dengan skala disekonomis eksternal
Sebagaimana skala ekonomi, skala disekonomis juga terbagi ke dalam dua kategori:
Di bawah skala disekonomis internal, naiknya biaya rata-rata adalah karena faktor internal
perusahaan. Jadi, itu hanya berlaku pada perusahaan tersebut, tidak pada perusahaan lainnya.
Sebaliknya, dalam skala disekonomis eksternal, penyebab kenaikan biaya per unit berasal dari
faktor eksternal. Perusahaan tidak memiliki kontrol atas faktor-faktor tersebut. Selain itu,
kenaikan biaya terjadi pada semua perusahaan di dalam industri.
1. Inefisiensi birokrasi. Ketika perusahaan menjadi besar, operasi menjadi lebih kompleks
dan mengarah pada komunikasi yang kurang efektif. Perusahaan tidak bisa
18
mengandalkan metode lama untuk beroperasi pada skala yang lebih besar. Mereka
memerlukan transformasi.
2. Menurunnya motivasi dari manajemen dan karyawan. Kompleksitas kerja
mengurangi fokus dan menguras banyak energi. Tanpa kompensasi yang memadai
(misalnya cuti lebih panjang dan gaji lebih besar), itu dapat mengarah pada demotivasi.
3. Duplikasi pekerjaan dan fungsi bisnis. Ketika operasi menjadi lebih besar, perusahaan
mungkin membentuk beberapa divisi baru. Namun, tanpa pemetaan dan pembagian kerja
yang jelas, itu hanya akan mengarah pada duplikasi.
4. Meningkatnya biaya pengaturan khusus. Misalnya, ketika jumlah output besar,
perusahaan memerlukan pengaturan pembuangan limbah secara khusus. Pengaturan
tersebut seringkali mahal.
1) Inefisiensi birokrasi
Perusahaan yang lebih besar membutuhkan pengembangan hirarki manajerial yang luas.
Transisi semacam itu tidak selalu berakhir dengan sukses. Ketika skala operasi kecil,
perusahaan mengadopsi struktur organisasi yang lebih fleksibel. Dan ketika skala operasi
menjadi lebih besar, perusahaan mengadopsi struktur organisasi yang lebih tinggi (tall
organizational structure) dengan beberapa lapis rantai komando. Tapi, transisi semacam itu
seringkali gagal karena karyawan dan manajemen tidak bisa beradaptasi. Mereka terbiasa
dengan struktur datar tanpa beberapa rantai komando. Rantai komando yang lebih kompleks
menghasilkan distorsi informasi. Maksud saya, pengambil keputusan atas tidak menerima
pesan yang sama persis dengan informasi operasional di tingkat paling bawah. Itu karena
informasi mengalir melalui sejumlah lapisan manajerial. Pada akhirnya, itu menghasilkan
pengambilan keputusan yang buruk. Selain itu, operasi yang lebih besar meningkatkan
prosedur administrasi dan birokrasi. Itu seringkali menghambat pengambilan keputusan
yang cepat. Perusahaan lebih mengandalkan bentuk komunikasi tertulis seperti papan
pengumuman dan memo. Dan, komunikasi semacam itu memiliki kelemahan karena tidak
memungkinkan umpan balik.
19
2) Kapasitas optimum
3) Demotivasi
4) Kurangnya koordinasi
Ukuran bisnis yang semakin besar membuat koordinasi dan pemberdayaan karyawan
menjadi lebih sulit. Manajer lebih sulit berhubungan sehari-hari dengan para pekerja dan
membangun lingkungan kerja yang kondusif seperti mendengarkan aspirasi mereka.
Sehingga, manajer menghadapi kesulitan untuk mengkoordinasikan operasi dan
memastikan bahwa setiap orang memainkan peran mereka secara efektif.
20
Penyebab skala disekonomis eksternal
Ketika ukuran output industri meningkat, itu akan menghasilkan beberapa persoalan, yang mana
menyebabkan kenaikan biaya per unit bagi semua perusahaan di industri.
Beberapa input tersedia secara lebih terbatas. Peningkatan produksi menciptakan lebih
banyak permintaan terhadap input tersebut. Ketika permintaan begitu besar sedangkan
jumlah sumber daya relatif terbatas, itu akan mengarah pada kelangkaan di pasar.
Akibatnya, harga input secara perlahan akan bergerak naik. Dampaknya mungkin tidak
hanya terhadap satu perusahaan tetapi seluruh perusahaan di industri. Misalnya, laju
pertumbuhan industri eCommerce yang pesat meningkatkan permintaan terhadap
programmer untuk menangani big data. Pasokan menjadi kendala karena kualitas tenaga
kerja lokal yang rendah dan tidak memenuhi kualifikasi. Kemudian, perusahaan di
industri merekrut programmer asing untuk memenuhi kebutuhan. Akhirnya, mereka harus
membayar lebih tinggi untuk merekrut tenaga kerja asing. Di sisi lain, programmer asing
juga memiliki posisi tawar yang lebih kuat. Ketika menyadari pasar tenaga kerja tidak
mencukupi, mereka kemungkinan akan menegosiasikan gaji yang lebih tinggi.
b. Eksternalitas negatif
21
• Penyesuaian jangka panjang terhadap kondisi jangka pendek
Apabila ada laba jangka pendek dalam sebuah industri, perusahaan baru akan masuk dan
peusahaan yang sudah ada akan mengembangkan usahanya. Peristiw itu menggeser kurva
penawaran industri tersebut ke kana. Apabila itu terjai, harga turun an pada akhirnya laba hilang.
Apabila terdapat kerugian jangka pendek dalam sebuah industri, sejumlah peusahaan keluar
dan sejumlah perusahaan mengurangi skala. Peristiwa itu menggeser kurva penawaran industri
tersebut ke kiri, sehingga menaikkan harga dan menghilangkan kerugian. Ekuilibrium persaingan
jangka panjang tercapai apabila P = SRMC = SRAC = LRAC dan laba = nol. Dalam pasar yang
efisien, modal investasi mengalir menuju ke peluang-peluang laba.
Peningkatan jumlah produksi dari Q ke Q2 menyebabkan turunnya biaya produksi per unit
dari C ke C.
Sifat skala ekonomi dan skala tidak ekonomi dari kegiatan berbagai perusahaan merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan jumlah perusahaan di suatu industri. Keadaan ini
juga akan mempengaruhi bentuk kurva biaya total rata-rata jangka panjang yang dihadapi oleh
setiap perusahaan. Secara kasar dapat dibedakan tiga bentuk kurva LRAC (Long Run Average
Cost) sebagaimana yang akan dipampangkan berikut ini.
22
Beberapa Kemungkinan Kapasitas Pabrik dan Kurva LRAC
Pada grafik (i) kurva LRAC sangat cepat penurunannya, tetapi ia sangat cepat pula mengalami
kenaikan. Ini berarti kenaikan produksi yang sedikit saja telah menimbulkan skala ekonomi yang
sangat menguntungkan, tetapi pada tingkat produksi yang relatif rendah, skala tidak ekonomi
sudah mulai terlihat. Industri yang LRAC-nya berbentuk demikian pada umumnya terdiri dari
banyak perusahaan, dan masing-masing perusahaan tersebut berukuran kecil.
Sedangkan pada grafik (ii), pada permulaannya skala ekonomi juga sangat menguntungkan,
tetapi ia juga tidak berlangsung lama karena diikuti oleh kurva LRAC yang datar setelahnya. Hal
ini mengindikasikan bahwa pada mulanya skala tidak ekonomi belum lagi menguasai kegiatan
perusahaan.
Mulai berlakunya skala tidak ekonomi ditunjukkan oleh tingkat produksi yang tinggi. Industri
yang mempunyai kurva LRAC yang berbentuk demikian terdiri dari beberapa perusahaan besar
dan beberapa perusahaan kecil. Jadi, besarnya perusahaan-perusahaan dalam industri tersebut
tidak seragam meskipun jumlahnya relatif besar.
Kemudian, apabila kurva LRAC seperti yang ditunjukkan pada grafik (iii), maka industri
biasanya terdiri dari perusahaan-perusahaan yang sangat besar ukurannya, dan jumlah perusahaan
dalam industri tersebut relatif sedikit. Dengan kata lain, hanya ada beberapa perusahaan saja yang
23
terdapat pada industri tersebut. Hal ini dapat terjadi karena skala ekonomi tetap wujud hingga ke
jumlah produksi yang sangat banyak.
24
BAB III
PENUTUP
Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh
faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-
barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Untuk menghasilkan barang atau jasa diperlukan
faktor-faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, modal, dan keahlian pengusaha. Semua
faktor-faktor produksi yang dipakai adalah merupakan pengorbanan dari proses produksi dan juga
berfungsi sebagai ukuran untuk menentukan harga pokok barang.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur seperti: Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan
setengah jadi; Bahan-bahan pembantu atau penolong; Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli
hingga direktur; Penyusutan peralatan produksi, uang modal / sewa; biaya penunjang seperti biaya
angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya keamanan dan asuransi; Biaya
pemasaran seperti biaya iklan; dan Pajak.
Biaya produksi jangka pendek adalah jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah
faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses prooduksi. Sedangkan dalam biaya produksi
jangka panjang semua biaya adalah variable.
25
DAFTAR PUSTAKA
26