PEMBERIAN KOMPENSASI
DI SUSUN OLEH:
Kelompok 4
PERBANKAN SYARIAH
2021/2022
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemberian Kompensasi” sebagai salah satu
syarat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Manajemen
Sumber Daya Insani.
Ucapan terima kasih kami kepada dosen dan semua teman-teman yang telah memberikan
motivasi juga inspirasi kepada kami sehingga tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Insani
ini dapat diselesaikan. Dalam makalah ini dibahas tentang bagaimana pengetahuan mengenai
Pemberian kompensasi.
Dalam penulisan makalah ini banyak sekali kesalahan dan kekurangan, untuk itu penulis
memerlukan kritik dan saran yang bermanfaat untuk lebih baiknya pembuatan makalah di masa
mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca dan seluruh
masyarakat Indonesia.
Penyusun
Kelompok 4
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………......ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….........iii
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………………iv
a. Latar Belakang……………………………………………………………………….............iv
b. Rumusan masalah……………………………………………………………………………iv
BAB II
PEMBAHASAN…………………………………………………………………………………1
a. Definisi Kompensasi…………………………………………………………………………1
b. Jenis-Jenis Kompensasi ………………………………………………………………………2
c. Tujuan Kompensasi …………………………………………………………………………..6
d. Pembiayaan Berdasarkan Prestasi ……………………………………………………………8
e. Prinsip-Prinsip Pemberian Kompensasi ……………..……………………………………….9
f. Sistem Dan Tahapan Penentuan Kompensasi ………………………………………………..10
g. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Kompensasi………………………………………...12
h. Faktor internal Yang Mempengaruhi Kompensasi ………………………………………….14
i. Asas Kompensasi…………………………………………………………………………….15
j. Metode Kompensasi………………………………………………………………………….16
BAB III
PENUTUP……………………………………………………………………………………….19
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………………19
3.2 Saran……………………………………………………………………………………..19
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………. 20
iv
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar belakang
kompensasi dan benefit (tunjangan) menjadi salah satu faktor pendorang utama
engagement (keterikatan) karyawan di perusahaan. Hal itu terungkap dalam hasil survai
Work Asia 2007/2008 yang dilakukan konsultan SDM, Watson Wyatt. Sementara
keterikatan karyawan yang tinggi dapat mendorong pencapaian kinerja keuangan dari
perusahaan, yang selanjutnya menentukan kesuksesan bisnis (Halim, 2007).
Penelitian global tentang opini dan perilaku karyawan yang dilakukan di 11 negara
Asia Pasifik, termasuk Indonesia, Sinagapura, Malaysia, Filipina, Jepang, India, dan
Australia menunjuk- kan tiga faktor pendorong utama engagement di Negara Asia Pasifik,
yaitu fokus kepada pelanggan (65%), kompensasi dan benefit (50%) dan komunikasi
(49%). Faktor tersebut merupakan hasil survei opini dari 6500 responden.
Sistem imbalan, kompensasi atau renumerasi merupakan hal yang krusial. Karena
kompensasi yang memadai akan menimbulkan kepuasan yang dapat membantu
organisasi/perusahaan mem- peroleh, memelihara, dan mempertahankan tenaga kerja yang
produktif. Sebaliknya imbalan yang tidak memadai akan mendatangkan ketidakpuasan
pada karyawan, yang pada gilirannya menim- bulkan penurunan produktivitas dan kualitas
kehidupan kerja. Dalam kondisi yang lebih buruk lagi, ketidakpuasan itu mungkin
menurunkan kinerja, meningkatkan keluhan, pemogokan, mencari pe- kerjaan baru yang
penghasilannya lebih, dan akibat-akibat buruk lain.
b. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINI KOMPENSASI
Dessler (2008) di dalam wekesa dan Nyaroo (2013) mengemukakan bahwa pada dasarnya manusia bekerja
juga ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai
menghargai kerja keras dan semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dank arena itulah
perusahaan memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan jalan memberikan
kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan
kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis & Jackson, 2009).
Kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk manfaat dan insentif untuk memotivasi karyawan
agar produktivitas kerja semakin meningkat. Pembentukan system kompensasi yang efektif merupakan
bagian penting dari manajemen sumber daya manusia karena membantu menarik dan mempertahankan
pekerja-pekerja yang berbakat. Selain itu system kompensasi perusahaan-perusahaan memiliki dampak
terhadap kinerja strategis (Suparno, 2015: 153).
Patton menunjukkan dalam kebijakan kompensasi ada tujuh kriteria keefektivannya. Kom- pensasi
seharusnya:
a. Memadai. Tingkat minimal pemerintahan, serikat kerja dan manajerial seharusnya dipenuhi.
b. Adil. Tiap orang seharusnya diberi imbalan secara adil, sesuai dengan usahanya, kemampuan, dan
pelatihannya.
c. Seimbang. Gaji/upah, tunjangan, dan penghargaan lain seharusnya memberi paket imbalan
menyeluruh yang layak.
d. Efektif-Biaya. Gaji seharusnya tidak berlebihan, mempertimbangkan kemampuan organisasi
membayar.
e. Aman. Gaji/upah seharusnya cukup untuk membantu karyawan merasa aman dan membantunya
dalam memenuhi kebutuhan pokoknya.
f. Menyediakan insentif. Imbalan seharusnya memotivasi kerja yang efektif dan produktif.
g. Dapat diterima karyawan. Karyawan seharusnya memahami sistem imbalan dan merasa bahwa
sistem itu masuk akal bagi perusahaan atau bagi dirinya (Ivancevich, 2001: 287-8).
Kompensasi merupakan segala bentuk pembayaran dan apresiasi yang diberikan oleh organisasi kepada
karyawan, Kompensasi juga dapat berupa Kompensasi secara langsung maupun tidak langsung (Negash
dkk, 2014).
2
Kompensasi penting bagi karyawan sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran
k-arya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan masyarakat (Handoko, 2003).
B. JENIS-JENIS KOMPENSASI
C.
D.
FINANSIAL
E. TIDAK LANGSUNG NON FINANSIAL
F. (TUNJANGAN)
G.
Langsung karena karir
H. vv
I. Proteksi 1. aman pada
J. 1. Asuransi jabatan
Pembayaran
K. Pokok 2. Pesangon 2. peluang promosi
1. Gaji
L. 3. Sekolah Anak 3. pengakuan karya
M.
2. Upah 4. Pensiun 4. temuan baru
N. 5. prestasi istimewa
O.
P. Komisi Luar Jam
Pembayaran
Q. Prestasi
1. Lembur lingkuangn kerja
R.
2. Hari Besar 1. dapat pujian
S.
T.
Pembayaran insentif 3. Cuti Sakit 2. bersahabat
U.
1. Komisi 4. Cuti Hamil 3. nyaman bertugas
V.
2. Bonus 4. menyenangkan
W. 5. kondusif
3. Bagian keuntungan
X. Fasilitas
4. Opsi
Y. saham 1. Rumah,biaya Pindah
2. Kendaraan
Pembayaran tertangguh
1. Tabungan hari tua
2. Saham kumulatif
tabel 2.1
I Gede Putu Kurniawan, 2020, 216
Mathis dan Jackson (2001) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) jenis dari kompensasi, yakni
kompensasi langsung dan kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung meliputi gaji pokok dan gaji
variable, sedangkan kompensasi tidak langsung adalah berupa tunjangan.
3
Gaji pokok adalah kompensasi dasar yang diterima seorang karyawan, gaji merupakan imbalan finansial
yang diberikan kepada karyawan secara teratur, misalnya adalah gaji mingguan, gaji bulanan, gaji
semesteran, dan lainnya. Upah merupakan imbalan langsung yang diberikan kepada karyawan berdasarkan
suatu pencapaian situasional, misalnya upah berdasarkan jumlah jam kerja, upah berdasarkan jumlah
barang yang dihasilkan, dan upah berdasarkan jumlah pelayanan yang diberikan.
Gaji variable adalah bentuk kompensasi yang langsung berhubungan dengan pencapaian kinerja, bentuk
yang paling umum dari gaji variable adalah bonus dan insentif, untuk seorang eksekutif dalam perusahaan,
contoh dari gaji variablenya adalah kepemilikan saham.
Tunjangan adalah bentuk dari kompensasi yang bersifat tidak langsung, dimana karyawan menerima nilai
terukur dari kompensasi tanpa menerima secara tunai. Tunjangan umumnya bersifat implisit, sarana dan
fasilitas yang diberikan oleh perusahaan merupakan contoh tunjangan, asuransi kesehatan, tempat tinggal
dan mobil dinas juga merupakan tunjangan (Murty & Hudiwinarsih, 2012).
Dessler (2009:45) menyebutkan dua komponen kompensasi, yaitu: pembayaran keuangan langsung dalam
bentuk gaji, upah, insentif, serta pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan seperti asuransi dan
uang hiburan.
1. Gaji
Sebagai salah satu aspek atau komponen kompensasi terkait dengan analisis gaji dimana karyawan
dibayar secara sistematis atas usaha-usaha yang disumbangkan kepada organisasi.
2. Upah
Merupakan imbalan finansial langsung yang diberikan kepada para pekerja berdasarkan jam kerja,
jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Kesesuaian pemberian
upah karyawan dapat memberikan dampak yang diharapkan yang akan memperkuat tingkah laku.
3. Insentif
Sebagai perangsang atau pendorong yang diberikan secara sengaja kepada para pekerja agar dalam
diri pekerja timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi dalam organisasi.
4. Tunjangan
Adalah untuk membuat karyawan mengabdikan hidupnya pada organisasi dalam jangka panjang.
Dalam rangka pencapaian tujuan itu, maka tunjangan dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis,
yaitu :
Pembayaran untuk waktu tidak bekerja, yang mencakup beberapa periode istirahat yang
dibayar, periode makan siang yang dibayar, waktu bersiap-siap, cuti dan hari-hari libur,
4
Berdasarkan manfaatnya bagi karyawan, kompensasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
(Veithzal & Ella, 2010)
a. Kompensasi langsung
Merupakan kompensasi yang secara langsung dapat dirasakan oleh orang yang
menerima kompensasi tersebut, macam-macam bentuk dari kompensasi langsung
adalah gaji, upah, dan insentif.
Gaji
Merupakan balas jasa yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari
kedudukannya sebagai seorang karyawan yang memberikan sumbangan
tenaga dan pikiran dalam mencapai tujuan perusahaan, atau dapat juga
dikatakan sebagai bayaran tetap yang diterima seseorang dari
keanggotaannya dalam sebuah perusahaan.
Upah
Merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan berdasarkan jam
kerja, jumlah barang yang dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang
diberikan. Upah berbeda dengan gaji yang jumlahnya relative tetap,
besarnya upah dapat berubah-ubah tergantung dari keluaran yang
dihasilkan.
Insentif
Merupakan kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu, karena
keberhasilan prestasinya diatas standar yang ditentukan.
b. Kompensasi Tidak Langsung
Merupakan kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh
karyawan, yakni benefit dan services (tunjangan pelayanan). Benefit dan Services
adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha
5
C. TUJUAN KOMPENSASI
Program kompensasi atau balas jasa pada umumnya bertujuan untuk kepentingan perusahaan,
karyawan, dan pemerintah/masyarakat. Secara rinci tujuan kompensasi meliputi :
Secara khusus, Sigit (2010) mengemukakan beberapa tujuan dari pemberian kompensasi, antara lain :
Menurut Hasibuan (2008) dalam Suparno (2015) tujuan dari pemberian kompensasi adalah :
1) Ikatan Kerja Sama
7
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara pimpinan dan
karyawannya. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan
pimpinan wajib membayar kompensasi.
2) Kepuasan Kerja
Karyawan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya dengan pemberian kompensasi oleh
perusahaan.
3) Pengadaan Efektif
Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified
untuk perusahaan lebih mudah.
4) Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan lebih mudah memotivasi
bawahannya.
5) Stabilitas Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensinya
yang kompetitif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn over yang relative
kecil.
6) Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.
7) Pengaruh serikat buruh
Dengan program kompensasi yang baik, pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan
karyawan akan konsentrasi pada pekerjaannya.
8) Pengaruh Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (Seperti
batas upah minimum), maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
Kompensasi bisa memainkan peran penting sebagai investasi yang akan mendukung
keberhasil- an jangka panjang organisasi, seperti ditunjukkan oleh Frannery et al
(dalam Armstrong dan Murlis, 2003: 9):
"Organisasi mulai memahami bahwa penggajian tidak terkait antara pekerjaan tertentu
dan hasil finansialnya. Kompensasi mau tidak mau harus dikaitkan dengan orang,
kinerjanya, visi dan misi organisasi yang didukung oleh kinerja orang-orang tersebut.
Penggajian merupakan alat yang penting untuk mengomunikasikan dan memperkuat
nilai-nilai dan pelaku baru, mendukung pertanggungjawaban terhadap hasil dan
memberi imbalan pada pencapaian sasaran kinerja baru."
hamper semua karyawan percaya bahwa seyogyanya seseorang yang bekerja lebih keras dan
menghasilkan harus mendapat imbalan yang lebih baik daripada karyawan yang biasa. Jika mereka melihat
bahwa pembayaran diberikan tanpa memperhatikan tingkat prestasi yang dicapai oleh seseorang artinya
yang berprestasi di masa mendatang. Oleh karena itu, pembayaran berdasarkan pertimbangan prestasi perlu
dilakukan oleh suatu perusahaan yang ingin maju. Dalam hal ini ada berbagai cara pembayaran berdasarkan
prestasi yang perlu diketahui antara lain :
Model ini dipilih biasanya pada perusahaan yang besar, bila antar unit organisasi saling bergantung,
bila kondisi pasar fluktuaktif, digunakan sebagai pelengkap dari model-model pembayaran yang
lain. (Suparno 2015: 164)
Kompensasi harus berarti bagi individu, dan secara langsung terkait pada strategi dan
arah keberhasilan organisasi. (Armstrong dan Murlis, 2003; Rosen dan Wilson, 2007).
Agar kompensasi yang diberikan memiliki nominal sesuai bagi pencapaian kinerja tertentu agar tidak
mengecewakan dan membuat karyawan menjadi tidak termotivasi, perlu dilakukan berbagai upaya, salah
satunya adalah dilakukan survey kompensasi, survey kompensasi merupakan cara yang bisa dilakukan
perusahaan untuk memastikan bahwa system kompensasi yang sedang digunakan saat ini telah memenuhi
syarat external equity sehingga perusahaan menjadi kompetitif untuk mampu menarik kandidat-kandidat
terbaik guna bekerja diperusahaan kita. Tujuan utama survey kompensasi adalah memberikan bank
informasi bagi manajemen mengenai besaran setiap jenis kompensasi berdasarkan tingkat jabatan dan
berdasarkan jenis pekerjaan dari beberapa perusahaan lain, survey kompensasi akan lebih bermanfaat bila
dalam prakteknya mampu mengkategorikan antara kompensasi perusahaan secara umum, perusahaan yang
berbeda focus bisnis dan perusahaan-perusahaan yang memiliki focus bisnis yang sama. Setelah bank
informasi kompensasi terdata dengan baik, maka perusahaan akan tahu apakah besaran kompensasi yang
diberikan saat ini berada pada kisaran di atas rata-rata atau dibawah rata-rata. Bila kompensasi yang
dibayarkan berada di atas rata-rata, kondisi ini disebut dengan higher market level. Bila kompensasi yang
diberikan berada dibawah kisaran kompensasi perusahaan lainnya, maka kondisi ini disebut dengan below
market level.
Menurut Gary Dessler (2008) terdapat 5 (lima) tahapan dalam menentukan tingkat kompensasi,
yakni sebagai berikut :
11
Menurut Hasibuan, system pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah system waktu,
system hasil dan system boronga. Berikut adalah uraian singkat mengenai 3 (tiga) system tersebut:
Sistem Waktu
Kompensasi ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu atau bulan
Kelebihan system ini adalah mudah dalam hal administrasi, kekurangan system ini adalah
produktivitas dan kinerja pada periode tersebut tidak mempengaruhi kompensasi, sebagai
contoh seorang karyawan yang malasan pada tahun tersebut tidak tidak memengaruhi gaji
yang diterima pada bulan tersebut.
Sistem hasil
Kompensasi ditetapkan atas jumlah unit yang dihasilkan pekerja. Jumlah kompensasi yang
dibayarkan didasarkan atas beberapa banyak hasil yang dikerjakan.
Sistem Borongan
Kompensasi ditetapkan berdasarkan volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.
(Suparno 2015: 158)
Milkovitch dan Newman (2008) mengemukakan terdapat 4 (empat) dasar yang harus
dipertimbangkan manajemen dalam menentukan kebijakan terkait kompensasi yakni
Internal alignments, External alignment, Employee contribution, dan Management.
Berikut adalah uraian singkat dari 4 jenis pertimbangan tersebut:
I. Interval Alignment (Kesamaan Internal)
Pertimbangan ini mengacu pada analisa mengenai posisi jabatan dan keahlian
setiap individu dalam perusahaan. Karyawan yang menempati posisi dan jabatan
eksekutif belum tentu menerima kompensasi yang sama atau hamper sama.
Manajer keuangan belum tentu menerima gaji setipe dengan manajer pemasaran,
karena akan dilakukan analisa berdasarkan keahlian dan hasil kerjanya juga.
Sesama karyawan dalam satu department belum tentu menerima kompensasi yang
sama, bisa jadi seorang karyawan menerima kompensasi lebih besar dari rata-rata
SDM di department tersebut karena seringnya mengikuti pelatihan sehingga
12
Dalam menentukan besaran kompensasi sering kali aturan dan kebijakan perihal kompensasi yang
diputuskan oleh manajemen bank di pengaruhi oleh hal-hal diluar organisasi atau factor eksternal,
secara umum terdapat 5 (lima) factor eksternal yang memiliki peran memengaruhi penetapan
kompensasi, yakni pasar tenaga kerja, peraturan pemerintah, kondisi ekonomi, serikat pekerja dan
pertumbuhan bisnis. Berikut adalah uraian singkat mengenai 5 (lima) factor eksternal tersebut:
13
tidak peduli terhadap adanya tenaga kerja di bawah umur tentu perusahaan akan dapat menekan
biaya upah tenaga kerja karena memiliki peluang dan legal dalam mempekerjakan tenaga kerja
dibawah umur.
1.4 Serikat pekerja
Serikat pekerja bergerak untuk menjadi wadah bagi peningkatan kesejahteraan buruh yang menjadi
anggotanya. Berbagai studi dan penelitian mengungkapkan bahwa serikat pekerja mampu
menaikkan kompensasi di perusahaan swasta. Serikat buruh terkadang bertindak radikal dan frontal
terhadap usaha pencapaian tuntutannya. Berbagai alasan yang menyebabkan bergeraknya serikat
buruh adalah perbedaan gaji dan upah yang signifikan antara satu perusahaan dan perusahaan
lainnya, adanya tindakan yang sewenang-wenang dari manajemen terhadap buruh, kenaikan biaya
hidup sehingga memaksa untuk menyampaikan pendapatnya melalui penyesuaian kompensasi.
1.5 Pertumbuuhan bisnis
Pertumbuhan bisnis competitor akan berdampak pada ekspansi bisnis dan pertumbuhan unit bisnis
dari para competitor, dibutuhkan SDM berkualitas untuk mengisi dan menjadi motor operasi bisnis
dalam rangka espansi tersebut. Hal ini akan mengakibatkan meningkatnya jumlah permintaan bila
tidak diimbangi sisi suplai yang baik maka daya tawar tenaga kerja atas gaji akan menjadi tinggi.
(Hendy Tannady, 2017: 132)
Tidak hanya hal-hal yang bersumber dari luar organisasi yang mampu memberikan dampak
terhadap kebijakan pemberian kompensasi. Sedikitnya terhadap 2 (dua) hal yang bersumber dari
internal organisasi yang mampu memengaruhi kebijakan dalam menetapkan besaran kompensasi,
yaitu besarannya dana untuk tenaga kerja dan pihak yang terlibat dalam menentukan besarnya
kompensasi.
Besarnya dana untuk tenaga kerja
Kebutuhan akan SDM baik dalam jumlah dan kualitas tertentu sering kali membuat
organisasi, baik itu tradisional atau modern lalai dalam mengatur biaya demi ingin cepatnya
operasional perusahaan berjalan di tangan SDM yang tepat. Namun sebagian besar
perusahaan mampu membatasi dan mengendalikan biaya dalam merekrut dan membayar
tenaga kerja berdasarkan anggaran SDM yang telah dirumuskan pada awal tahun anggaran,
sehingga pengeluaran seputar SDM akan selalu berada dalam batas kendali dan tidak
mengakibatkan deficit anggaran. Besarnya anggaran ini umumnya dipengaruhi oleh fungsi
15
I. ASAS KOMPENSASI
Salah satu asas penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan dan implementasi
kebijakan kompensasi adalah keadilan. Keadilan (equality) dalam konteks kompensasi finansial
adalah cara treatment fair pay untuk karyawan sebagaimana kita lihar, organisasi dan individu
melihat fairness dari beberapa presfektif. Idealnya, kompensasi akan dibuat rata untuk semua pihak
terkait dan pegawai akan mempersepsikan ini sebagai equality. Akan tetapi, ini adalah tujuan yang
sangat sulit untuk dipahami. Ingat bahwa faktor nonfinansial dapat mengubah persepsi orang akan
equality. Keadilan eksternal (eksternal equality) ada ketika pegawai organisasi menerima bayaran
sepadan dengan pekerja yang melakukan kerja serupa di organisasi lain. Survey kompensasi
membantu organisasi menentukan sejauh mana keadilan eksternal itu dicapai. Keadilan internal
(internal equality) ketika ada pegawai menerima bayaran menurut nilai relatif pekerjaan mereka
didalam organisasi yang sama. Evaluasi kerja adalah cara primer untuk menentukan internal
equality.
Sementara itu keadilan para pekerja ( employee equality) adalah kondisi yang ada ketika
individu yang melakukan pekerjaan serupa untuk organisasi yang sama menerima bayaran menurut
faktor unik bagi karyawan, seperti level kinerja atau senioritas . Team equity adalah equeity yang
dicapai ketika tim mendapatkan reward berdasarkan atas produktivitas grup mereka. Level kinerja
untuk tim dan juga individu, dapat ditentukan melalui sistem performance appraisal. Ketidakadilan
(inequity) dalam segala jenis dapat menghasilkan problem moral. Apabila pegawai merasa bahwa
kompensasi mereka tidak fair, mereka dapat meninggalkan organisasi. Bahkan kerusakan lebih
16
besar dapat dihasilkan bagi organisasi jika karyawan memilih tidak meninggalkan, tetapi tinggal
dan mengganggu membatasi usaha mereka.
organisasi harus menetapkan program-program kompensasi yang didasarkan atas asas
keadilan, serta asas kelayakan dan kewajaran, dengan memperhatikan undang-undang
ketenagakerjaan yang berlaku. Asas keadilan merujuk pada bagaiman kompensasi mempengaruhi
perilaku pegawai di organisasi sehingga memberikan kompensasi yang tidak berdasarkan asas
keadilan akan mempengaruhi kondisi kerja pegawai. Asas keadilan ini ialah konsistensi imbalan
bagi pegawai yang memiliki tugas dengan bobot yang sama. Kompensasi yang baik haruslah
seminimal mungkin mengurangi keluhan atau ketidakpuasan yang timbul dari pegawai. Apabila
pegawai mengetahui bahwa kompensasi yang diterimanya tidak sama dengan pegawai yang lain
dengan bobot pekerjaan yang sama maka pegawai akan mengalami kecemburuan, yang berpotensi
untuk mengganggu iklim kerja organisasi dan produktivitas kerja pegawai.
Sementara itu, asas kelayakan dan kewajaran berhubungan dengan bagaimana kompensasi
yang diterima pegawai harus dapat memenuhi kebutuhan dirinya beserta keluarganya pada
tingkatan yang layak dan wajar. Artinya besaran kompensasi yang akan diberikan akan
mencerminkan status, pengakuan, dan tingkatan pemenuhan kebutuhan yang akan dinikmati oleh
pegawai beserta keluarganya. Hal ini penting dengan perkembangan lingkungan eksternal yang
berlaku. Hal ini penting agar semangat kerja pegawai tetap tinggi dan terhindar dari risiko
timbulnya tuntutan dari pegawai yang akan mengancam keberlangsungan bisnis tersebut. (Prof. Dr
Lijan Poltak Sinambela, 2016,220)
J. METODE KOMPENSASI
program ini memberikan gambaran sejauh mana organisasi berkepentingan pegawai
terhadap organisasi, sebab pemberian kompensasi bukanlah sekedar memberikan dan membagikan
upah atau gaji kepada pegawai, melainkan harus memperhitungkan kemampuan organisasi serta
kinerja dan produktivitas kerja pegawai dan aspek lainnya. salah satunya ialah bagaimana metode
pemberian kompensasi, sebagai berikut :
Metode Penjelasan
Metode Tunggal
Metode tunggal ialah metode penetapan gaji pokok yang hanya
didasarkan atas ijazah atau pendidikan formal terakhir yang
ditempuh pegawai, jadi tingkat golongan dan gaji pokok seseorang
hanya ditetapkan atas ijazah sebagai standarnya.
17
Metode Jamak
Metode jamak adalah metode dalam pemberian gaji pokok
berdasarkan atas beberapa pertimbangan, seperti ijazah, sifat
pekerjaan, pendidikan informal, serta pengalamannya yang dimiliki.
jadi, standar gaji pokok yang pasti tidak ada. ini terdapat pada
organisasi swasta yang didalamnya masih sering terdapat
diskriminasi. berikut ini tiga cara pemberian kompensasi menurut
metode jamak.
tabel 2.2
(Prof. Dr Lijan Poltak Sinambela, 2016 hal 234)
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompensasi adalah bentuk pembayaran dalam bentuk manfaat dan insentif untuk
memotivasi karyawan agar produktivitas kerja semakin meningkat. Pembentukan system
kompensasi yang efektif merupakan bagian penting dari manajemen sumber daya manusia
karena membantu menarik dan mempertahankan pekerja-pekerja yang berbakat. Dalam
Pemberian kompensasi terdapat beberapa jenis Kompensasi diantaranya yaitu Kompensasi
langsung, Tidak langsung, dan Non Finansial. Menurut Handoko tujuan dari pemberian
kompensasi adalah sebagai berikut :
a. Memperoleh personalia yang qualified
b. Mempertahankan karyawan yan ada sekarang
c. Menjamin keadilan
d. Menghargai perilaku yang diinginkan
e. Mengendalikan biaya-biaya
f. Memenuhi peraturan legal
B. Saran
Kami sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat jauh dari
kesempurnaan. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu pada sumber yang
dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
tentang pembahasan makalah di atas.
20
DAFTAR PUSTAKA
Halim, lilis. 2007. Kompensasi pendorong utama keterikatan karyawan. Dalam majalah human capital edisi
45 Desember 2007.
Amstrong, micchael dan helen murlis. 2003. Reward manajement ( buku pertama ). Jakarta: Gramedia.
Kaswan. 2012. Manajemen sumber daya manusia untuk keunggulan bersaing organisasi (edisi pertama).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Prof.Dr. H. Suparyadi, S.IP., M.M. 2015. Manajemen sumber daya manusia menciptakan keunggulan
bersaing berbasis kompetensi SDM. Yogyakarta: CV. ANDI AFFSET.
I Gede Putu Kurniawan, 2020. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) perusahaan. Bali. (UNHI) press.
216
I Prof. Dr Lijan Poltak Sinambella. 2016. Manajemen sumber daya manusia (membangun tim kerja yang
solid untuk meningkatkan kinerja) . Jakarta. PT. Bumi Aksara. 220
I Prof. Dr Lijan Poltak Sinambella. 2016. Manajemen sumber daya manusia (membangun tim kerja yang
solid untuk meningkatkan kinerja). Jakarta. PT. Bumi Aksara. 232
I Prof. Dr. Lijan Poltak Sinambella, 2016, Manajemen sumber daya manusia (membangun tim kerja yang
solid untuk meningkatkan kinerja). Jakarta. PT. Bumi Aksara. 234
I Gede Putu Kurniawan, 2020, Manajemen sumber daya manusia (MSDM) perusahaan. Bali. (UNHI) press.
218
Manajemen Kompensasi oleh Dr. Siti Mujanah, MBA. Ph.D 2019, Hal 18. Surabaya
Manajemen Kompensasi oleh Dr. Siti Mujanah, MBA. Ph.D 2019, Hal 19. Surabaya
Manajemen Sumber Daya Manusia oleh Priyono dan Marnis, 2008, Hal 223. Taman Sidoarjo
Manajemen Sumber Daya Manusia oleh Priyono dan Marnis, 2008, Hal 225. Taman Sidoarjo