MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Insani
Dosen Pengampu: Nila Nopianti, SE., M.E
Oleh
MUTI ATUL HASANAH
1961206004
Segala puji Allah SWT karena berkat limpah Rahmat dan Karunia-Nya
yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas Manajemen Sumber Daya Insani tentang Kompensasi. Selain itu tujuan dari
penyusunan makalah ini juga untuk menambah wawasan tentang pengetahuan
Manajemen secara meluas.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Nila Nopianti, SE., M.E
selaku dosen Manajemen Sumber Daya Insani yang telah membimbing saya agar
dapat menyelesaikan makalah ini. Akhirnya saya menyadari bahwa makalah ini
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati,
saya menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya menjadi
lebih baik. Untuk itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya
tulis ini bermanfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................4
A. Definisi dan Tujuan Kompensansi...............................................4
B. Kompensansi Dalam Ajaran Islam..............................................6
C. Gaji atau Upah...............................................................................7
D. Kaidah Islam yang Berkaitan dengan Gaji atau Upah...............9
PENUTUPAN.......................................................................................13
A. Kesimpulan....................................................................................13
B. Saran...............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................15
ii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kompensasi merupakan salah satu bidang menajemen sumber daya
manusia yang paling sulit dan menantang karena mengandung banyak unsur dan
memiliki dampak yang cukup panjang bagi tujuan strategi organisasi. Jika
dikelola secara tepat, kompensasi atau balas jasa, dapat membantu organisasi
dalam mencapai tujuan-tujuannya dan mendapatkan, memelihara, serta
mempertahankan pekerja-pekerja unggul dan produktif. Kompensasi yang
meliputi pembayaran uang tunai secara langsung, imbalan tidak langsung dalam
bentuk maslahat tambahan (benefit), pelayanan, dan insentif untuk memotivasi
pekerja agar mencapai produktivitas yang lebih tinggi.
Pentingnya kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasan dalam
bekerja sulit ditaksir, karena pandangan-pandangan karyawan mengenai uang atau
imbalan langsung nampaknya sangat subjektif dan barang kali merupakan sesuatu
yang sangat khas dalam industri. Tetapi pada dasarnya dugaan adanya
ketidakadilan dalam memberikan gaji merupakan sumber ketidakpuasan karyawan
terhadap kompensasi yang pada akhirnya bisa menimbulkan perselisihan dan
semangat rendah dari karyawan itu sendiri.
Tidak mudah merancang dan mengelola sebuah sistem kompensasi atau
sistem imbalan yang efektif. Kompensasi dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
seperti faktor pasar tenaga kerja, kompetisi, kesepakatan kerja, peraturan
pemerintah, dan filosofi manajemen puncak mengenai pemberian gaji atau upah
dan maslahat serta berbagai faktor lain. Implementasi manajemen dan sistem
kompensasi juga seringkali menjadi isu yang peka dalam sebuah organisasi,
karena pada dasarnya tujuan yang hendak dicapai adalah terwujudnya imbalan
yang adil dan layak bagi seluruh anggota organisasi.
Keberadaan sumber daya manusia di dalam suatu organisasi memegang
peranan sangat penting. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam
perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu
memberikan output optimal. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi
oleh kinerja individu pegawai nya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan
1
2
selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan organisasi akan tercapai. Dalam meningkatkan kinerja
karyawannya organisasi menempuh beberapa cara salah satunya melalui
pemberian kompensasi yang layak. Melalui proses tersebut, pegawai diharapkan
akan lebih memaksimalkan tanggung jawab atas pekerjaan mereka.
Setiap anggota dari suatu organisasi mempunyai kepentingan dan tujuan
sendiri ketika ia bergabung pada organisasi tersebut. Bagi sebagian pegawai,
harapan untuk mendapatkan uang adalah satu-satunya alasan untuk bekerja,
namun yang lain berpendapat bahwa uang hanyalah salah satu dari banyak
kebutuhan yang terpenuhi melalui kerja. Seseorang yang bekerja akan merasa
lebih dihargai oleh masyarakat di sekitarnya, dibandingkan yang tidak bekerja.
Untuk menjamin tercapainya keselarasan tujuan, pimpinan organisasi bisa
memberikan perhatian dengan memberikan kompensasi, karena kompensasi
merupakan bagian dari hubungan timbal balik antara organisasi dengan sumber
daya manusia
Permasalahan yang terpenting mengenai kompensasi saat ini adalah belum
optimalnya kompensasi yang diterima pegawai apabila dibandingkan dengan
beban kerja yang dilakukan masing-masing pegawai. Dengan dituntutnya pegawai
untuk bekerja lebih profesional, disiplin dan mampu menyelesaikan program kerja
yang ada dengan tepat dan hasil kerja yang baik, sedangkan di sisi lain
kompensasi yang diterima pegawai dirasa belum optimal. Menurut Siagian (2007)
jika pegawai diliputi oleh rasa tidak puas atas kompensasi yang diterimanya
dampaknya bagi organisasi akan sangat bersifat negatif artinya apabila
permasalahan kompensasi tidak dapat terselesaikan dengan baik maka dapat
menurunkan kepuasan kerja pegawai.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan, banyak permasalahan yang
didapatkan. Permasalahan tersebut, diantaranya adalah:
1. Apa Definisi dan Tujuan Kompensansi.
2. Apa saja Kompensansi Dalam Ajaran Islam.
3. Bagiamana Gaji atau Upah.
3
4. Apa pengertian Kaidah Islam yang Berkaitan dengan Gaji atau Upah.
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dari disusunnya makalah ini, diantaranya yaitu
sebagai berikut:
1. Dapat menjelaskan definisi dan tujuan Kompensansi.
2. Dapat mengetahui Kompensansi dalam Ajaran Islam.
3. Dapat menjelaskan Gaji atau Upah.
4. Dapat menjelaskan kaidah Islam yang Berkaitan dengan gaji atau upah.
PEMBAHASAN
A. Definisi Kompensansi dan Tujuan Kompensasi
Pemberian kompensasi menjadi salah satu langkah untuk
mendapatkan pegawai yang bermutu, mempertahankan pegawai yang ada,
menjamin keadilan dan kesamaan, mendorong pegawai bekerja sesuai
dengan yang diinginkan, serta menciptakan, memelihara, dan
mempertahankan produktivitas kerja.
1. Definisi Kompensasi
Kompensasi dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Kompensasi adalah imbalan jasa yang diberikan kepada pegawai karena
yang bersangkutan telah memberikan bantuan untuk mencapai tujuan
organisasi.
b. Kompensasi adalah pembayaran kepada anggota-anggota team kerja untuk
partisipasi mereka.
c. Kompensasi adalah jumlah yang diterima karena telah bekerja untuk suatu
jangka waktu tertentu (Moekijat, 1990:83).
Dengan demikian, kompensasi adalah hal yang diterima oleh pegawai,
baik berupa uang maupun selain uang, sebagai balas jasa yang diberikan atas
upaya atau kontribusi pegawai yang diberikan terhadap organisasi
(Anonimous, 1994:93).
Kasus yang terjadi dalam hubungan kerja mengandung masalah
kompensasi dan berbagai segi yang terkait, seperti tunjangan, kenaikan
kompensasi, struktur kompensasi, dan skala kompensasi. Dalam praktiknya
masih banyak perusahaan yang belum memahami secara benar sistem
kompensasi. Sistem kompensasi membantu dalam memberi penguatan
terhadap nilai-nilai kunci organisasi serta memfasilitasi pencapaian tujuan
organisasi. Kompensasi adalah keseluruhan imbalan yang diberikan kepada
para karyawan sebagai balasan atas jasa atau kontribusi mereka terhadap
organisasi.
2. Tujuan Kompensasi
4
Kompensasi sebenarnya lebih dari sekedar upah atau gaji karena
cakupannya jauh lebih luas bila dibandingkan dengan upah atau gaji. Yang
5
6
َب َو َءاتَ ْي ٰنَهُ َأجْ َر ۥهُ فِى ٱل ُّد ْنيَا ۖ وَِإنَّهۥُ فِى ٱلْ َءا ِخ َر ِة لَ ِمن
َ َوب َو َج َع ْلنَا فِى ُذ ِّريَّتِ ِه ٱلنُّبُ َّوةَ َو ْٱل ِك ٰت
َ ُق َويَ ْعق َ ٰ َو َوهَ ْبنَا لَ ٓۥهُ ِإس
َ ْح
َصلِ ِحين َّ ٰ ٱل
Artinya: “Dan kami anugerahkan kepada Ibrahim, Ishak dan Ya'qub, dan kami
jadikan kenabian dan Al Kitab pada keturunannya, dan kami berikan
kepadanya balasannya di dunia, dan Sesungguhnya dia di akhirat, benar-
benar termasuk orang-orang yang saleh.”(Q.S. Al-`Ankabût (29):27).
Dalam bentuk materi, kompensasi dapat berupa barang. Nabi
Muhammad SAW, ketika melakukan perjalanan dagang untuk Khadijah,
mendapatkan upah berupa dua ekor unta betina dewasa. Pernah pula Nabi
Muhammad SAW menerima bagian keuntungan yang lebih besar dari
yang telah mereka sepakati sebelumnya karena Nabi Muhammad SAW
telah memberikan keuntungan yang jauh lebih besar kepada Khadijah
dibanding pedagang yang lainnya. Jadi, Nabi menerima bonus dari niaga
yang dijalankannya.
C. Gaji atau Upah
1. Perbedaan Gaji Dan Upah
Pada umumnya, gaji dan upah selalu dikaitkan dengan status karyawan
(tetap atau tidak tetap) dan sistem pembayarannya (berkala atau spontan)
sehingga, dalam command sense, gaji selalu dikaitkan dengan karyawan tetap
yang mendapat imbalan secara berkala, misalnya bulanan. Adapun upah
biasanya dikaitkan dengan karyawan tidak tetap yang memperoleh imbalan
secara spontan setelah pekerjaan diselesaikan.
Menurut Dewan Penelitian Perubahan Nasional, dalam Ahmad S. Ruky
(2001:7), upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pemberi kepada
penerima kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dan akan dilakukan
yang berfungsi sebagai jaminan kelangsungan hidup yang layak bagi
kemanusiaan dan produksi yang dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang
yang ditetapkan menurut suatu persetujuan, undang-undang, dan peraturan
dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pemberi dan penerima
kerja. Sedangkan hasil konvensi ILO Nomor 100 menyatakan bahwa upah
atau gaji biasa, pokok atau minimum, dan setiap emolumen tambahan yang
9
dibayarkan langsung atau tidak langsung, apakah dalam bentuk uang tunai
atau barang oleh pengusaha kepada pekerja dalam kaitan dengan hubungan
kerja (Ruky, 2001:9), itulah yang dimaksud dengan gaji atau upah. Ketika
memberikan imbalan berupa uang, ada empat hal yang perlu diperhatikan,
yakni:
a. Tingkat imbalan cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ini yang
dimaksud dengan prinsip adil dan layak dalam penentuan besaran gaji.
b. Adil diukur pada pasar kerja eksternal. Artinya manajemen perusahaan
melakukannya secara terbuka dan jujur dengan memahami kondisi internal
dan situasi eksternal kebutuhan karyawan terhadap pemenuhan kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
c. Adil dari ukuran organisasi (keadilan internal). Artinya, manajemen
perusahaan perlu melakukan perhitungan maksi-maksi besaran gaji yang
sebanding dengan besaran nishab zakat.
d. Pengaturan dengan karyawan menurut kebutuhan mereka.
Manajemen perusahaan perlu melakukan revisi perhitungan besaran
gaji, baik pada saat perusahaan mendapat laba maupun merugi, dan
mengkomunikasikannya kepada karyawan (Jusmaliani, 2011:117).
2. Gaji Atau Upah Dalam Ajaran Islam
Dalam terminologi Islam, Gaji adalah balas jasa dalam bentuk uang
yang diterima karyawan sebagai konsekuensi dari kedudukannya sebagai
seorang karyawan yang memberikan sumbangan tenaga dan pikiran dalam
mencapai tujuan perusahaan.
ت َحمۡ ٍل فَا َ ۡنفِقُوا َعلَ ۡي ِه َّن
ِ ن ؕ َواِ ۡن ُك َّن اُواَل َّ ضيِّقُ ۡوا َعلَ ۡي ِه
َ ُضٓارُّ ۡوه َُّن لِت َ ُث َس َك ۡنـتُمۡ ِّم ۡن ُّو ۡج ِد ُكمۡ َواَل ت ُ اَ ۡس ِكنُ ۡوه َُّن ِم ۡن َح ۡي
ۤٗض ُع لَه ٍۚ ُن ۚ َو ۡاتَ ِمر ُۡوا بَ ۡينَ ُكمۡ بِ َم ۡعر ُۡو
ِ ف َواِ ۡن تَ َعا َس ۡرتُمۡ فَ َستُ ۡر َّ ض ۡعنَ لَـ ُكمۡ فَ ٰا تُ ۡوه َُّن اُج ُۡو َره
َ ُن ۚ فَا ِ ۡن اَ ۡر َ ََح ٰتّى ي
َّ ض ۡعنَ َحمۡ لَه
اُ ۡخ ٰرى
Artinya: “Kemudian jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu, maka
berikanlah kepada mereka upahnya (Q.S. Al-Thalâq (65):6).
َفَلَ َّما َجٓا َء ال َّس َح َرةُ قَالُ ۡوا لِفِ ۡرع َۡونَ اَ ِٕٮ َّن لَـنَا اَل َ ۡجرًا اِ ۡن ُكنَّا ن َۡحنُ ۡال ٰغلِبِ ۡين
Artinya: “Maka tatkala ahli-ahli sihir datang, merekapun bertanya kepada Fir'aun:
10
ini pernah dialami misalnya oleh para sahabat ketika mereka harus
menetapkan berapa gaji khalifah Abû Bakr al-Shiddiq, seorang pengusaha
yang saat itu memangku jabatan khilafah Islam yang pertama. Beberapa
prinsip penting dalam penggajian atau memberikan upah menurut Islam
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Gaji atau upah yang diberikan dapat memenuhi kebutuhan pokok
Tujuan utama pemberian upah adalah agar para pegawai mampu memenuhi
kebutuhan pokok mereka sehingga mereka tidak terdorong untuk melakukan
tindakan yang tidak dibenarkan sekedar untuk memenuhi nafkah diri dan
keluarganya. Dalam sejarah Islam, Nabi memberikan gaji kepada `Itab ibn
Usayd sebagai pemimpin di Makkah sebesar satu dirham setiap hari.
Atas gaji tersebut, `Itab tidak lagi membutuhkan bantuan dari yang lain.
Memberikan gaji yang tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sama dengan
mengeksploitasi tenaga kerja dan membuka peluang melakukan
penyimpangan. Khalifah Ali ibn Abû Thâlib menyampaikan: “Kemudian
sempurnakan gaji yang mereka terima karena gaji atau upah itu akan
memberikan kekuatan bagi mereka untuk memperbaiki diri, menjauhkan diri
mereka dari melakukan tindakan “koruptif” dengan kekuasaan yang dimiliki,
dan bisa menjadi alasan jika mereka melakukan perlawanan atau berkhianat
padamu” (Sinn, 2006:111).
2. Manusiawi
Menurut Al-Māwardī, dalam Effendi (2003:56), dasar penetapan upah
pekerja adalah standar cukup, namun gagasan ini banyak menerima “catatan”
dari para penulis lain sebab standar cukup dapat melahirkan standar
minimum; standar yang dijadikan pijakan oleh kaum kapitalis untuk
menentukan upah. Kaum kapitalis menetapkan standar upah yang wajar,
yakni biaya hidup dengan batas minimum. Standar upah dengan
menggunakan batas minimum ini telah menyisakan persoalan, yaitu tidak
memperhatikan dan mengesampingkan jasa atau manfaat tenaga yang
diberikan.
3. Sesuai dengan kesepakatan
12
15
terpenuhi dengan baik. Ada beberapa hal yang perlu diingat oleh
organisasi dalam pemberian kompensasi. Pertama, kompensasi yang
diberikan harus dapat dirasakan adil oleh pegawai. Kedua, besarnya
kompensasi tidak jauh berbeda dengan yang diharapkan oleh pegawai.
Apabila
16
17
dua hal ini dapat dipenuhi, maka pegawai akan merasa puas. Kepuasan akan
memicu pegawai untuk terus meningkatkan kinerjanya, sehingga tujuan organisasi
maupun kebutuhan pegawai akan tercapai secara bersama. Untuk mencapai
keadilan sebagaimana diharapkan oleh pegawainya, maka organisasi harus
mempertimbangkan kondisi eksternal, kondisi internal dan kondisi individu.
Kompensasi harus diusahakan sebanding dengan kondisi di luar organisasi.
Kompensasi juga harus memperhatikan kondisi individu, sehingga tidak
memberikan kompensasi dengan pertimbangan subyektif dan diskriminatif.
Untuk memenuhi harapan pegawai, hendaknya kompensasi yang
diberikan oleh organisasi dapat memuaskan berbagai kebutuhan pegawai.
Kompensasi yang diberikan berdasarkan pekerjaan atau senioritas tanpa
memperhatikan kemampuan dan keterampilan seringkali membuat
pegawai yang mempunyai keterampilan dan kinerja baik menjadi frustasi
dan meninggalkan organisasi. Sebab, kompensasi yang diberikan oleh
organisasi dirasakan tidak adil dan tidak sesuai dengan harapan mereka.
Sebaliknya kompensasi ini akan membuat pegawai yang tidak berprestasi
menjadi benalu bagi organisasi. Kompensasi yang diberikan berdasarkan
kinerja dan keterampilan pegawai nampaknya dapat memuaskan pegawai
sehingga diharapkan pegawai termotivasi untuk meningkatkan kinerja dan
mengembangkan keterampilannya. Hal ini disebabkan karena pegawai
yang selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja dan keterampilannya
akan mendapatkan kompensasi yang semakin besar.
DAFTAR PUSTAKA
18