KOMPENSASI
KELOMPOK 10
Disusun Oleh :
Aulia Septiana Maherna (221010550659)
Erissa Meylina (221010551040)
Muhammad Soleh Al Badru (221010551576)
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul "MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA "KOMPENSASI" KELOMPOK 10" ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas yang diberikan oleh Ibu Dr. Endang Sugiarti, S.E., M.M., pada mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang KOMPENSASI bagi para pembaca dan juga bagi
kami.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Endang Sugiarti, S.E.,
M.M., selaku Dosen Pengampu pada mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
namun kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi positif
dalam bidang studi yang kami tekuni. Kami juga berharap agar makalah ini dapat
menjadi bahan referensi yang berguna bagi pembaca yang ingin mendalami lebih
lanjut topik yang dibahas dalam makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan kami mohon maaf jika terdapat
kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ........................................................................................................
B. Saran ..................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dari pada perusahaan serta hasil kerja dari pada karyawan dalam
memberikan kemampuan kerja yang baik dalam perusahaan. Melalui
pemberian kompensasi terhadap karyawan diharapkan mampu
memberikan hasil yang maksimal kepada perusahaan serta tingkat
produktivitas lebih baik yang dihasilkan oleh karyawan tersebut.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kompensasi
3
Menurut Hasibuan (2018) pengertian kompensasi adalah semua
bentuk penghasilan baik dalam bentuk uang, barang langsung, atau barang
tidak langsung yang diterima atau didapatkan oleh karyawan sebagai
penghargaan atas jasa yang diberikan kepada perusahaan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kompensasi merupakan fungsi manajemen yang penting dan harus
dilakukan oleh organisasi atas pengembalian jasa yang dilakukan oleh
pegawai berdasarkan kontribusi maupun kinerja yang dilakukan terhadap
suatu organisasi tersebut. Selain itu, kompensasi yang diberikan bisa
berupa fisik maupun non-fisik yang harus dihitung sesuai dengan
pengorbanan yang diberikan oleh para pegawai untuk organisasinya.
Kompensasi juga bukan hanya itu saja, kompensasi yang diberikan kepada
karyawan dapat berupa tunjangan – tunjangan, kenaikan upah atau bonus
upah, bisa juga berupa upah lembur jika pegawai tersebut bekerja
menambah jam kerja yang sudah ditentukan dalam artian mengambil
lembur untuk menyelesaikan tugasnya.
Pada hakikatnya, pemberian kompensasi adalah salah satu dari
langkah dalam meningkatkan kinerja pegawai. Dengan pemberian
kompensasi yang benar, para pegawai akan lebih terpuaskan dan
termotivasi dalam mencapai sasaran. Kompensasi sangat penting bagi
pegawai, karena besarnya kompensasi yang diberikan akan mencerminkan
nilai bagi mereka, keluarga, dan masyarakat.
B. Jenis - Jenis Kompensasi
4
1. Kompensasi Langsung
Perusahaan memberikan kompensasi dalam bentuk finansial secara
langsung kepada karyawan. Contoh kompensasi dari perusahaan yang
ditentukan oleh performance karyawan adalah gaji atau upah. Selain
itu, kompensasi langsung juga dapat berupa insentif komisi, bonus,
laba, dan bayaran tertangguh.
2. Kompensasi Tidak Langsung
Perusahaan tidak memberikan kompensasi dalam bentuk finansial
secara langsung. Contoh kompensasi tidak langsung meliputi asuransi,
cuti berbayar, fasilitas perusahaan, dan lain sebagainya.
3. Kompensasi Non-finansial
Kompensasi non-finansial berarti pemberian kompensasi ini
bukanlah dalam bentuk uang. Contoh kompensasi non-finansial adalah
proyek kerja, lingkungan kerja yang nyaman, pelatihan dan
pengembangan karyawan, jabatan, dan sebagainya.
1. Kompensasi Normatif
Kompensasi normatif adalah kompensasi minimum yang harus
diterima, yang terdiri dari gaji atau upah dan komponen tetap lainnya,
seperti tunjangan kesehatan dan tunjangan hari raya.
5
2. Kompensasi Kebijakan
Kompensasi yang didasari kebijakan atau karena pertimbangan
khusus, seperti tunjangan profesional, tunjangan makan dan transport,
bonus, uang cuti, dan liburan.
C. Tujuan Kompensasi
6
3) Pengadaan Efektif
Pengadaan efektif dapat diperoleh jika proses pengadaan yang
dimulai dari rekrutmen, seleksi, pengenalan, dan penempatan dengan
kompensasi yang ditawarkan kompetitif sehingga akan banyak pelamar
yang berkualitas yang akan mendaftar di organisasi tersebut.
4) Motivasi
Motivasi dari manajer dapat secara efektif memengaruhi kinerja
pegawai jika kompensasi yang ditawarkan kepada pegawai nilainya
layak dan adil.
5) Stabilitas Pegawai
Stabilitas pegawai yang ditandai dengan kinerja yang tinggi dan
tingkat perputaran pegawai yang rendah, hal ini dapat terjadi jika
kompensasi yang ditawarkan kepada pegawai bersaing dengan
organisasi sejenis, ditambah dengan program pemeliharaan tenaga
kerja yang memadai.
6) Disiplin
Disiplin merupakan ketaatan pegawai atas peraturan, kebijakan,
dan perintah atasan atas pekerjaan. Kedisiplinan semakin tinggi jika
ada kompensasi di dalamnya.
7) Pengaruh Serikat Buruh
Pengaruh serikat buruh beberapa dekade ini sangat kuat
pengaruhnya, dimana dengan pemberian kompensasi yang layak dan
ditambah dengan program pemeliharaan tenaga kerja, maka organisasi
akan mendapatkan sumber daya manusia yang baik.
8) Pengaruh Pemerintah
Yang berarti bahwa semua organisasi yang berlokasi di Indonesia
harus mengikuti peraturan perundang-undangan negara Republik
Indonesia dan juga mengikuti Peraturan Pemerintahan setempat atau
yang biasa disingkat Perda. Dengan mematuhi peraturan ini maka
7
perizinan organisasi akan berjalan lancar dan menyebabkan organisasi
dapat berjalan dengan pengamanan pemerintah.
8
organisasi sedang mengadakan rekrutmen pegawai dengan kompensasi
yang ditawarkan.
9
Pemberian kompensasi oleh organisasi dipengaruhi berbagai
macam faktor. Faktor – faktor ini merupakan tantangan bagi setiap
organisasi untuk menentukan kebijakan pemberian kompensasi. Menurut
Priansa (2018:332) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kompensasi.
Faktor – faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1) Kinerja dan Produktivitas Kerja
Setiap organisasi pasti menginginkan keuntungan yang optimal
atas bisnisnya. Keuntungan ini dapat berupa keuntungan material
maupun keuntungan non-material. Organisasi tidak mungkin
membayar atau memberikan kompensasi yang melebihi kontribusi
pegawai terhadap kompensasi.
2) Kemampuan Membayar
Pemberian kompensasi tergantung kepada kemampuan organisasi
dalam membayar. Organisasi tidak akan mungkin membayar
kompensasi pegawainya melebihi kemampuan organisasi tersebut
dalam memberikan kompensasi. Sebab jika organisasi memberikan
kompensasi diatas kemampuan organisasi, maka organisasi itu akan
terancam bangkrut.
3) Kesediaan Membayar
Kesediaan membayar akan berpengaruh terhadap kebijakan
pemberian kompensasi bagi pegawai. Banyak organisasi yang mampu
memberikan kompensasi tinggi, tetapi tidak semua organisasi bersedia
memberikan kompensasi tinggi.
4) Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja
Banyak sedikitnya tenaga kerja dipasar kerja akan mempengaruhi
sistem pemberian kompensasi. Bagi karyawan yang tidak memiliki
kemampuan diatas rata – rata pada umumnya, maka akan diberikan
kompensasi yang rendah.
5) Serikat Pekerja
Serikat pekerja biasanya memperjuangkan anggotanya untuk
memperoleh kompensasi yang adil, layak, serta wajar.
10
Menurut Hasibuan (2020:127) faktor-faktor yang mempengaruhi
kompensasi yaitu:
1) Penawaran dan Permintaan Tenaga Kerja
Dalam hal ini jika penawaran yang ada itu lebih besar dari
lowongan pekerjaan maka tingkat kompensasi relatif kecil, begitupun
sebaliknya jika terdapat penawaran lebih kecil sedangkan lowongan
pekerjaan itu lebih besar maka kompensasi yang ditawarkan akan
relatif lebih besar.
2) Kemampuan dan Kesediaan Perusahaan
Dalam hal ini apabila jika perusahaan atau suatu organisasi tersebut
mampu dan bersedia memberikan kompensasi dengan baik maka
tingkat kompensasi semakin besar, begitu pun sebaliknya apabila
perusahaan atau suatu organisasi tersebut hanya mampu memberikan
kompensasi rendah maka tingkat kompensasi pun rendah.
Produktivitas Kerja Pegawai atau Karyawan.
Dalam hal ini jika produktivitas kerja yang dilakukan pegawai atau
karyawan tersebut baik, maka tingkat kompensasi yang akan
didapatkan akan semakin besar, begitupun sebaliknya jika
produktivitas yang dilakukan pegawai atau karyawan buruk, maka
kompensasi yang akan didapatkan pun rendah.
3) Biaya Hidup
Dalam hal ini biaya hidup dapat menentukan tinggi rendahnya
tingkat kompensasi. Yang dimana jika biaya hidup di daerah tersebut
tinggi maka tingkat pendapatan kompensasi juga akan tinggi begitupun
dengan sebaliknya.
4) Kondisi Perekonomian Nasional
Dalam hal ini tinggi atau rendahnya tingkat pemberian kompensasi
yang dilakukan perusahaan kepada pegawai juga dapat disebabkan
oleh kondisi perekonomian saat itu. Jika perekonomian sedang tinggi
maka kompensasi yang akan diberikan pun akan tinggi, sebaliknya jika
11
perekonomian sedang merosot maka kompensasi yang akan diberikan
pun akan rendah.
12
Kompensasi dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara
besarnya kompensasi dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh
pegawai yang bersangkutan. Sedikit banyaknya kompensasi tersebut
tergantung pada sedikit banyaknya hasil yang dicapai pegawai dalam
waktu tertentu. Cara ini dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur
secara kuantitatif. Cara ini dapat mendorong pegawai yang kurang
produktif menjadi lebih produktif. Cara ini akan sangat
menguntungkan bagi pegawai yang dapat bekerja cepat dan
berkemampuan tinggi.
2. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti
Jam, Hari, Minggu, Bulan. Besarnya kompensasi ditentukan oleh
lamanya pegawai melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan.
Umumnya cara ini digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan
cara kompensasi berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah:
a) Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan
pegawai.
b) Membutuhkan pengawasan yang ketat agar pegawai sungguh
- sungguh bekerja.
c) Kurang mengakui adanya prestasi kerja pegawai.
Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah:
a) Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih
kasih, diskriminasi, maupun kompetisi yang kurang sehat.
b) Menjamin kepastian penerimaan kompensasi secara periodik.
c) Tidak memandang rendah pegawai yang cukup lanjut usia.
3. Sistem Kontrak/Borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak/borongan
didasarkan atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan
yang sesuai dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan
13
ketentuan mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan
tidak sesuai dengan perjanjian baik secara kuantitas, kualitas maupun
lamanya penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk
jenis pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh pegawai
tetap atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh pegawai
tetap.
G. Masalah – Masalah Dalam Kompensasi
14
Dengan memenuhi internal equity alias keadilan internal, tidak ada
kesenjangan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya, terutama
pada posisi serta keterampilan sejenis. Sebaliknya, jika ini tidak
terpenuhi maka SDM akan merasa tidak puas.
15
Apakah mereka mendapatkan kompensasi secara adil dan
bervariasi berdasarkan keterampilannya. Namun, pada umumnya
kesimpulan yang dibuat karyawan cenderung dibuat menurut
perbandingan dengan rekan kerja pada pekerjaan serta industri yang
sama.
Perceived equity dapat menimbulkan ketidakpuasan karyawan.
Ketidakpuasan tersebut tentunya menjadi masalah tersendiri karena
dapat berimbas langsung terhadap kualitas kinerja mereka dalam
menjalankan pekerjaannya.
Misalnya motivasi kerja menurun, produktivitas berkurang, dan
lain sebagainya. Oleh sebab itu, penting sekali bagi departemen yang
mengelola sumber daya manusia yaitu HRD untuk mengelola
ekspektasi karyawan seputar kompensasi.
Dengan pengelolaan ekspektasi yang baik dan optimal, SDM di
organisasi akan merasakan koneksi lebih kuat serta loyalitas lebih
besar kepada organisasi.
4) Executive Compensation
Masalah kompensasi yang perlu mendapat pertimbangan lebih
yaitu kompensasi eksekutif. Ini dapat didefinisikan sebagai kompensasi
yang diberikan kepada tenaga kerja di jajaran eksekutif.
Tenaga kerja pada tingkat eksekutif serta senior manajemen
memiliki peran penting dalam perusahaan. Mereka berperan dalam
menciptakan visi yang strategi serta membuat keputusan-keputusan
penting yang bersifat vital untuk kepentingan bisnis.
Hasil kinerja serta produktivitas perusahaan yang baik tentu tidak
terlepas dari peran vital para jajaran eksekutif. Sehingga, penting sekali
bagi perusahaan untuk mempertahankan keberadaan mereka di
organisasi.
Untuk itu, pastikan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan
kepuasan karyawan tingkat eksekutif. Masalah kompensasi eksekutif
16
dapat ditangani dengan, misalnya, menyusun paket kompensasi
keseluruhan secara tepat.
Meski begitu, membangun sistem paket kompensasi eksekutif
secara adil memang cukup sulit. Karena perusahaan harus berpikir
bagaimana caranya membuat karyawan eksekutif sekaligus jajaran
pemegang saham tetap senang dengan keputusan tersebut.
17
6) Pertumbuhan Upah
Saat ini kita sedang berada di pasar yang didorong oleh kandidat,
dalam konteks ini yaitu tenaga kerja. Kandidat kerja memiliki
keuntungan lebih dalam hal negosiasi kontrak serta gaji.
Atmosfer industri modern di mana pasar didorong oleh tenaga
kerja terjadi karena banyak alasan. Namun alasan utamanya adalah
karena permintaan akan tenaga kerja dengan keterampilan berkualitas
di semua industri terus meningkat.
Kondisi semacam ini berpotensi menimbulkan tantangan terkait
masalah kompensasi. Karena menyebabkan kenaikan gaji cukup
signifikan bagi tenaga kerja baru. Sementara pegawai lama justru
melihat pertumbuhan upah cenderung lebih rendah.
Agar tidak menimbulkan kesenjangan di antara para karyawan,
perusahaan dan tim HRD perlu menetapkan seberapa sering dan kapan
tenaga kerja di perusahaan tersebut mendapatkan kenaikan gaji.
Tim perusahaan juga harus memastikan bahwa semua karyawan,
baik yang baru ataupun lama memperoleh gaji secara adil. Di samping
itu, penting juga pertimbangkan juga kenaikan inflasi untuk evaluasi.
H. Cara Memperbaiki Masalah Kompensasi
1) Riset Pasar
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menjalankan riset pasar.
Anda dapat memanfaatkan beragam sumber daya untuk memperoleh
informasi terkait gaji dan tunjangan. Misalnya menggunakan data
statistik UMR, dan sumber lainnya.
Riset pasar untuk memperbaiki masalah kompensasi juga dapat
dilakukan dengan menggunakan layanan dari pihak ketiga. Jadi, Anda
perlu mengalokasikan anggaran untuk membayar perusahaan yang
melakukan analisis pasar bagi organisasi Anda.
2) Melakukan Analisis Kesetaraan Gaji
Penting sekali bagi perusahaan untuk membayar gaji karyawan
secara adil, tidak ada kesenjangan, dan tanpa diskriminasi. Oleh karena
18
itu, tim HRD perlu melakukan analisis kesetaraan gaji dalam
perusahaan setidaknya satu kali dalam setahun.
3) Melacak Metrik Kompensasi
Langkah perbaikan juga perlu dengan pelacakan metrik-metriknya.
Metrik-metrik ini sangat penting dalam proses evaluasi seberapa baik
sistem kompensasi memenuhi tujuan organisasi.
Melalui pelacakan ini, perusahaan dapat melihat apakah kebijakan
sistem kompensasi yang berjalan perlu ditingkatkan. Metrik pelacakan
seperti perbandingan rasio serta kisaran gaji akan membantu Anda
dalam menemukan masalah kompensasi karyawan.
4) Mempertimbangkan Gaji Berbasis Kompetensi
Gaji berbasis kompetensi adalah gaji, termasuk kompensasi, yang
diberikan kepada tenaga kerja berdasarkan skill (keterampilan),
pengetahuan, latar belakang, serta pengalaman mereka, bukan
berdasarkan jabatannya saja.
Melalui sistem ini, karyawan akan terdorong untuk meningkatkan
skill serta kinerja sehingga memperoleh gaji sebagaimana diinginkan.
Di samping itu, sistem ini juga berkontribusi dalam memperbaiki
masalah kompensasi karena pembayaran lebih transparan.
Pembayaran berbasis kompetensi juga mendorong SDM di
organisasi lebih memahami apa yang bisa mereka dapatkan. Mereka
juga mengetahui apa yang harus dilakukan agar mendapatkan kenaikan
gaji.
5) Perencanaan Kompensasi
Perencanaan kompensasi dapat diartikan sebagai pendekatan
strategis secara jangka panjang untuk menarik, mempertahankan, serta
memberikan penghargaan (reward) kepada karyawan. Tentunya harus
sejalan dengan tujuan keuangan perusahaan.
Rencana tersebut antara lain dapat mencakup skema pembayaran
perusahaan, struktur bonus, serta kapan pegawai mendapat kenaikan
19
gaji. Perencanaan strategis sangat penting dalam memperbaiki masalah
kompensasi.
Di sisi lain, perencanaan yang baik juga membantu perusahaan
tetap kompetitif pada pasar serta dapat mempertahankan sumber daya
manusia terbaik sebagai aset berharga perusahaan.
6) Menyewa Konsultan Kompensasi
Jika perusahaan tidak memiliki tim khusus yang menangani
persoalan kompensasi, tidak ada salahnya menyewa jasa konsultan.
Perusahaan konsultan tentu memiliki kualifikasi dan pengalaman lebih
dalam hal ini.
Konsultan membantu organisasi dalam menetapkan gaji serta
menetapkan nilai untuk posisi baru, melakukan riset dan analisis
seputar data perbandingan upah, hingga memberikan rekomendasi
struktur bonus.
5. Komunikasi yang Transparan
Untuk meningkatkan perceived equity (pandangan tentang
kesetaraan), HRD perlu melakukan komunikasi secara terbuka dengan
para pekerja terkait strategi kompensasi. Itu dia beberapa penjelasan
tentang masalah yang sering ditemui beserta cara memperbaikinya.
Dengan transparansi komunikasi, kepuasan karyawan akan lebih
terjaga. Sehingga tidak akan ada masalah kompensasi.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
23
Julyanto, M. D., & Indah, D. Y. (2023). PENGARUH KOMPENSASI
DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA
CV. KIRANA FIRST COMPANIES J&T EXPRESS JATINANGOR (Doctoral
dissertation, Unuversitas Pasundan).
24
Kabupaten Karo (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS QUALITY
BERASTAGI).
25