KOMPENSASI
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Kami tentunya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya
kiritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga dapat
menjadikan makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
membantu terselesaikannya makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan baru dan bermanfaat bagi pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kompensasi ................................................................................................. 3
B. Karakteristik Perencanaan Kompensasi Insentif...................................... 9
C. Insentif untuk Pejabat Kantor Pusat (Korporat) dan Manajer Unit
Bisnis ............................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ................................................................................................. 32
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia sebagai salah satu unsur yang sangat menentukan
keberhasilan organisasi, di sisi lain juga sebagai makhluk yang mempunyai
pikiran, perasaan, kebutuhan dan harapan-harapan tertentu. Hal ini sangat
memerlukan perhatian tersendiri karena faktor-faktor tersebut akan
mempengaruhi prestasi, dedikasi dan loyalitas serta kecintaan terhadap
pekerjaan dan organisasinya. Untuk mencapai hal tersebut, maka organisasi
harus mampu menciptakan kondisi yang dapat mendorong dan
memungkinkan karyawan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kemampuan serta ketrampilan yang dimiliki secara optimal. Karyawan harus
menerima hak-haknya sebagai karyawan yaitu imbalan atau kompensasi
setelah mereka menjalankan kewajiban. Kompensasi adalah segala sesuatu
yang diterima karyawan sebagai balasan jasa untuk kerja mereka, dalam
suatu organisasi masalah kompensasi merupakan suatu yang sangat
kompleks, namun paling penting bagi karyawan maupun organisasi itu
sendiri.
Salah satu upaya yang dapat ditempuh organisasi untuk menciptakan kondisi
tersebut adalah dengan memberikan kompensasi yang memuaskan. Dengan
memberikan kompensasi, organisasi dapat meningkatkan prestasi kerja,
motivasi dan kepuasan kerja karyawan.
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai individu,
karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau ukuran nilai
1
pekerjaan karyawan itu dan kepuasan kerja karyawan. Apabila kompensasi
diberikan secara tepat dan benar para karyawan akan memperoleh kepuasan
kerja dan akan termotivasi untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Akan
tetapi bila kompensasi itu diberikan tidak memadai atau kurang tepat,
perestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja karyawan akan menurun.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai kompensasi, temuan riset terhadap
insentif, karakteristik perencanaan kompensasi insentif, insentif untuk pejabat
kantor pusat (korporat) maupun manajer unit bisnis serta teori agensi tentang
insentif - suatu pendekatan untuk memutuskan jenis rencana kompensasi
insentif terbaik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalahnya yaitu:
1. Apa definisi kompensasi
2. Apa saja temuan riset terhadap insentif
3. Apa karakteristik perencanaan kompensasi insentif
4. Bagaimana pembagian insentif untuk pejabat kantor pusat (korporat)
maupun manajer unit bisnis
5. Apa teori agensi tentang insentif
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi kompensasi
2. Untuk mengetahui penemuan riset terhadap insentif
3. Untuk mengetahui karakteristik perencanaan kompensasi insentif
4. Untuk mengetahui pembagian insentif untuk pejabat kantor pusat
(korporat) maupun manajer unit bisnis
5. Untuk mengetahui teori agensi tentang insentif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kompensasi
1. Pengertian Kompensasi
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kompensasi adalah
imbalan yang berupa uang atau bukan uang (natura), yang diberikan
kepada karyawan dalam perusahaan atau organisasi. Istilah ini amat
sangat berhubungan dengan imbalan finansial (financial reward) yang
diberikan kepada seseorang atas dasar hubungan pekerjaan.
3
diabdikan seorang karyawan kepada perusahaan. Jadi, keadilan dalam
pemberian upah, bonus, insentif, dll dalam perusahaan mutlak
dipertimbangkan oleh perusahaan.
4) Mengefisiensi Biaya
Tujuan yang satu ini dimaksudkan, jika sebuah perusahaan
merencanakan atau mengadakan program kompensasi yang rasional,
maka akan membantu perusahaan atau organisasi tersebut
mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusia pada
tingkat biaya yang layak. Dengan upah, insentif, bonus, dll yang
kompetitif, perusahaan akan memperoleh keseimbangan dari etos
kerja karyawan yang meningkat.
5) Memenuhi Administrasi Legalitas
Dalam administrasi kompensasi yang seharusnya ada di setiap
perusahaan juga terdapat batasan legalitas yang diatur oleh
pemerintah dalam sebuah undang-undang. Jadi, pengadaan
administrasi ini dalam sebuah perusahaan juga bertujuan untuk
memenuhi administrasi legalitas.
6) Memicu Adanya Perubahan Perilaku dan Sikap yang Semakin Baik
Tujuan yang diharapkan perusahaan dari adanya kompensasi yang
layak dan adil kepada karyawan adalah karyawan dapat memiliki sikap
dan perilaku yang baik dan dapat menguntungkan serta
mempengaruhi produktivitas kerja. Kerja yang baik, kesetiaan,
pengalaman, tanggung jawab dan perilaku-perilaku lainnya yang dapat
meningkat berkat dihargai melalui fasilitas yang efektif dari
perusahaan/organisasi.
4
2) Kompensasi Tidak Langsung
Jenis yang satu ini juga berwujud uang yang diberikan perusahaan,
namun tidak secara langsung kepada para karyawan, melainkan
melalui pihak ketiga. Misalnya, perusahaan mengikutsertakan
para karyawannya dalam program perlindungan sosial dan kesehatan.
Jadi, perusahaanlah yang membayarkan premi atas asuransi yang
disediakan perusahaan untuk para karyawannya seperti asuransi jiwa,
asuransi kesehatan, asuransi ketenagakerjaan, sehingga karyawan
dapat menikmati manfaat dari program-program tersebut. Selain itu,
fasilitas seperti mobil dinas, akses internet, voucher, keanggotaan klub,
dll.
3) Kompensasi Non-Finansial
Kompensasi jenis ini tidak ada kaitannya dengan uang, melainkan
kompensasi yang dapat bernilai positif dan berharga untuk karyawan.
Misalnya, perusahaan menyediakan pelatihan kecakapan karyawan,
lingkungan kerja yang nyaman, memiliki supervisi yang profesional dan
kompeten, tim kerja yang solid dan suportif, jenjang karier yang pasti,
cuti lebih banyak, jam kerja yang fleksibel, dan penghargaan terhadap
prestasi karyawan.
Selain itu, nama besar dari sebuah perusahaan pun dapat menjadi
kompensasi non-finansial bagi karyawan. Hal itu karena reputasi
perusahaan dapat meningkatkan kredibilitas individual itu sendiri.
5
Untuk menaksir berapa harga yang layak diberikan sebagai
kompensasi, perusahaan biasanya melihat tingkat kesulitan,
kerumitan, serta keahlian yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan. Tidak hanya itu, perusahaan juga bisa membandingkan
kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain untuk tipe kerja yang
sama.
2) Sistem kompensasi
Setelah menentukan harga pekerjaan, perusahaan biasanya membuat
sistem kompensasi yang lebih mendetail. Dasar sistem kompensasi di
sini adalah prestasi dan waktu. Dengan menggunakan prestasi
sebagai dasar kompensasi, dapat memberikan motivasi bagi para
karyawan untuk meningkatkan performa kinerja masing-masing
karyawan. Sedangkan dengan sistem waktu, karyawan akan
mendapatkan kompensasi jika mereka bekerja melebihi jam kerja yang
telah ditentukan, misalnya uang lembur.
7
Rencana Insentif Jangka Pendek
1) Total Kantong Bonus
“Kantong bonus” merupakan jumlah total dari bonus yang akan
dibayarkan ke sekelompok karyawan yang memiliki kualifikasi dalam
satu tahun tertentu. Dalam suatu rencana kompensasi insentif jangka
pendek, pemegang saham memberikan suara atas rumus yang akan
digunakan untuk menghitung jumlah tersebut. Biasanya, rumus ini
berkaitan dengan profitabilitas organisasi secara keseluruhan di tahun
berjalan. Dalammemutuskan besarnya kantong bonus ini, masalah
yang penting adalah memastikan bahwa kompensasi total yang
dibayarkan kepada para eksekutif adalah kompetitif.
8
- Metode tersebut dapat mengurangi besarnya fluktuasi yang terjadi
ketika pembayaran bonus hanya didasarkan pada jumlah yang
dihasilkan dari rumus yang dihitung setiap tahunnya.
3) Kompensasi Ditunda
Meskipun jumlah bonus dihitung secara tahunan, pembayaran ke
penerima akan disebar ke suatu periode (bianyanya lima tahun).
Dalam sistem ini, para eksekutif hanya menerima seperlima dari bonus
merekadi tahun dimana bonus tersebut diperoleh. Empat per lima sisanya
dibayar merata selama empat tahun ke depan. Dengan demikian, setelah
para eksekutif tersebut bekerja selama lima tahun, maka bonusnya
akan terdiri dari seperlima bonus tahun berjalan plus (ditambah)
seperlima bonus yang diterima di masing-masing tahun dari empat
tahun sebelumnya.
9
Rencana Insentif Jangka Panjang
1) Opsi Saham
Opsi saham adalah hak untuk membeli sejumlah lembar saham pada atau
setelah tanggal tertentu di masa depan (tanggal pelaksanaan) pada harga
yang telah disetujui pada tanggal pemberian opsi (biasanya harga pasar
sekarang atau 95 persen dari harga pasar sekarang). Manfaat
motivasional dari rencana opsi saham adalah rencana tersebut akan
mengarahkan energi manajer ke arah kinerja jangka panjang maupun
jangka pendik dari organisasi. Namun demikian, kebanyakan opsi
saham adalah untuk saham terbatas. Manajer tidak diperbolehkan
menjual saham ini selama periode waktu tertentu setelah saham tersebut
diperoleh.
2) Saham Fantom
Saham fantom adalah memberikan sejumlah saham kepada
manajer untuk tujuan pembukuan saja. Di akhir periode yang
telah ditentukan (misalkan lima tahun) eksekutif/manajer tersebut
berhak untuk menerima penghargaan yang setara dengan apresiasi
pada nilai pasar dari saham tersebut sejak tanggal penghargaan.
Penghargaan tersebut dapat berbentuk uang tunai, lembar saham, atau
keduanya. Diakhir periode yang telah ditentukan eksekutif tersebut berhak
untuk menerima suatu penghargaan yang setara dengan apresiasi dinilai
dari pasar saham tersebu sejak tanggal penghargaan.
3) Hak Apresiasi Saham
Suatu hak apresiasi saham adalah suatu hak untuk menerima
pembayaran uang tunai berdasarkan peningkatan dalam nilai saham dari
saat pemberian penghargaan sampai suatu tanggal tertentu di masa
depan.
10
4) Saham Kinerja
Saham kinerja adalah memberikan sejumlah saham kepada
manajer, ketika cita-cita/tujuan jangka panjang tertentu telah
terpenuhi. Keunggulan dari saham kinerja dibandingkan opsi
saham adalah eksekutif/manajer dapat mengendalikan rencana
insentif jangka panjang ini (paling tidak sebagian).
Saham kinerja memilik keterbatasan dari mendasarkan bonus pada
ukuran-ukuran kinerja akuntansi. Dalam beberapa kondisi, ada
kemungkinan tindakan yang diambil eksekutif/manajer untuk
memperbaiki laba per lembar saham tidak memberikan kontribusi
pada nilai ekonomi organisasi.
5) Unit Kinerja
Unit kinerja adalah membayarkan sejumlah bonus tunai kepada
manajer, ketika target/tujuanjangka panjang tertentu telah terpenuhi.Unit
kinerja menggabungkan aspek-aspek dari hak apresiasi saham dan
saham kinerja. Unit kinerja berguna di organisasi yang hanya memilik
sedikit atau tidak sama sekalisaham yang diperdagangkan di publik.
C. Insentif untuk Pejabat Kantor Pusat (Korporat) dan Manajer Unit Bisnis
1. Insentif untuk Corporate Officer (Pejabat Korporat)
Setiap corporate officer (pejabat korporat), kecuali chief executive officer
(CEO), dalam suatu perusahaan harus ikut bertanggung jawab terhadap
kinerja perusahaan, baik itu secara keseluruhan maupun sebagian.
Pejabat-pejabat tersebut diberikan motivasi dan berhak untuk
mendapatkan suatu bonus atas kinerjanya yang baik, meskipun sebagian
dari kinerja mereka tidak bisa diukur. Sebagai pendorong motivasi
tersebut, biasanya CEO akan merekomendasikan penghargaan kepada
komite dewan komisaris dengan mendasarkan pada perhitungan kinerja
yang telah dilakukan oleh masing-masing orang dan penilaian tersebut
bersifat subjektif.
Kompensasi CEO
Kompensasi CEO biasanya didiskusikan oleh komite kompensasi dewan
komisaris setelah CEO tersebut selesai melakukan presentasi mengenai
11
rekomendasi untuk kompensasi bawahannya. Presentasi yang dilakukan
menunjukkan sikap dasar CEO terhadap persentase tertentu untuk
kompensasi insentif yang akan diberikan nantinya. Pada kondisi umum,
komite kompensasi mungkin hanya menerapkan persentase yang sama
untuk kompensasi CEO tersebut. Namun, komite tersebut mungkin akan
memberi tanda-tanda penilaian berbeda untuk kinerja CEO dengan
memutuskan untuk memberikan persentase lebih tinggi atau lebih rendah.
Hal tersebut merupakan suatu tanda penting mengenai bagaimana dewan
komisaris menilai kinerja CEO.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pejabat korporat ketika
melakukan kegiatan demi kepentingan pemegang saham, yaitu:
a. Pejabat korporat tidak diperkenankan untuk menjual sahamnya.
b. Menetapkan batasan masa jabatan.
c. Melakukan evaluasi kinerja pejabat korporat secara berkala.
d. Menghindari adanya pejabat korporat yang melakukan rangkap jabatan
sebagai dewan komisaris.
12
(bonus intensif) dalam total kompensasi manajemen. Yang pertama,
perusahaan merekrut orang yang baik, membayarnya dengan baik, dan
kemudian mengharapkan kinerja yang baik.Perusahaan yang menganut
paham ini menekan pada gaji bukan bonus intensif. Hal ini disebut dengan
sistem pembayaran tetap. Paham yang kedua, perusahaan merekrut
orang yang baik, mengharapkan mereka untuk berkinerja dengan baik,
dan membayar mereka dengan baik jika kinerja mereka benar-benar
actual. Perusahaan yang menganut filosofi ini mempraktikkan pembayaran
berdasarkan kinerja, mereka menekan pada bonus intensif bukan gaji.
Perbedaan fundamental antara kedua filosofi ini muncul dari fakta bahwa
kompensasi ada lebih dahulu dan kinerja datang kemudian dalam
pembayaran tetap. Sebaliknya, kinerja ada labih dahulu kemudian
kompensdasi datang kemudian dalam pembayaran berdasarkan kinerja.
Kedua filosofi ini memiliki limplikasi motivasional yang berbeda bagi
manajer. Karena gaji adalah pendapatan yang dijamin, menekan pada gaji
dapat menekan konservatisme dan kepuasan diri. Menekan bonus intensif
di pihak lain, cenderung untuk memotivasi manajer untuk melakukan
usaha maksimum. Untuk alasan ini, banyak perusahaan menggunakan
bonus intensif untuk manajer unit.
Tingkat Batas
Suatu rencana bonus mungkin memiliki tingkat batas atas dan tingkat
batas bawah. Batas atas adalah tingkat kinerja dengan mana bonus
maksimum dicapai. Batas bawah adalah tingkat bawah dimana tidak ada
penghargaan bonus yang akan diberikan. Kedua batas tersebut dapat
menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, ketika manajer unit
bisnis menyadari bahwa bonus maksimum telah dicapai atau tidak ada
bonus sama sekali, maka sistem bonus dapat bekerja berlawanan dengan
cita-cita perusahaan. Dari pada berusaha untuk megoptimalkan laba
diperiode-periode sekarang, manajer mungkin termotivasi untuk
menurunkan profitabilitas disatu tahun dengan melakukan pengeluaran
yang berlebihan dalam beban diskresioner untuk menciptakan suatu
peluang akan bonus yang tinggi ditahun berikutnya.
13
Dasar bonus
Bonus intensif seorang manajer unit bisnis dapat didasarkan hanya pada
total laba perusahaan atau pada unit bisnis atau campuran keduanya.
Salah satu argumen untuk meningkatkan bonus kinerja unit adalah bahwa
keputusan dan tindakan manajer tersebut lebih berdampak secara
langsung pada unit sendiri dan bukan pada unit bisnis yang lain. Tetapi,
pendekatan semacam itu dapat sangat menghambat kerja sama antarunit.
Kriteria Kinerja
1) Kriteria Keuangan
Jika unit bisnis tersebut adalah suatu pusat laba, memilih kriteria
keuangan dapat mencakup margin kontribusi, laba langsung unit
bisnis, laba unit bisnis yang dapat dikendalikan, laba sebelum pajak,
dan laba bersih. Jika unit bisnis tersebut adalah pusat investasi, maka
keputusan perlu dibuat di tiga area, yaitu: definisi laba, definisi
investasi, dan pilihan antara tingkat pengembalian atas investasi dan
eva.
2) Penyesuaian untuk Faktor-Faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan
Selain memilih kriteria keuangan, perusahaan harus menunjukkan
penyesuaian apa yang akan mereka lakukan untuk faktor-faktor yang
tidak dapat di kendalikan. Biasanya, mereka menyesuaikan terhadap
dua jenis pengaruh. Penyesuaian yang satu menghilangkan beban
yang diakibatka oleh keputusan yang dibuat oleh eksekutif diatas
tingkat unis bisnis.
3) Manfaat dan Kekurangan Target Keuangan Jangka Pendek
Gagasan yang bagus untuk mengaitkan bonus manajer unit bisnis ke
pencapaian target keuangan tahunan. Hal itu mendorong manajer
14
untuk mencari cara baru guna melaksanakan operasi saat ini dan
menciptakan aktivitas baru guna memenihi target keuangan.
4) Mekanisme untuk Mengatasi Bias Jangka Panjang
Mekanisme intensif dapat mengatasi orientasi jangka pendek dari cita-
cita keuangan tahunan. Meskipun ini memiliki keunggulan yang jelas
dari pelunasan horizon waktu manajer.
5) Tolok Ukur untuk Perbandingan
Kinerja manajer unit bisnis dapat dinilai dengan membandingkan hasil
actual dengan anggaran laba, kinerja masa lalu, kinerja pesaing.
Praktik yang umum adalah mengevaluasi manajer unit bisnis terhadap
anggaran laba.
6) Tidak Dapat Diamatinya Tindakan Agen
Perbedaan preferensi yang terkait dengan kompensasi dan tambahan
timbul manakala principal tidak dapat dengan udah memantau
tindakan agen. Pemegang saham tidak berada dalam posisi untuk
memantau aktivitas CEO setiap harinya untuk memastikan bahwa ia
bekerja untuk kepentingan mereka.
15
itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat keputusan kepada agen
tersebut.
16